Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
P ENDAHULUAN
harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat
tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam
pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non
bank.
Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah Islam,
yakni bagian muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama manusia.
Pengaturan lembaga perbankan dalam syariah Islam dilandaskan pada kaidah dalam
ushul fiqih yang menyatakan bahwa “ maa laa yatimm al – wajib illa bihi fa huwa wajib
“, yakni sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib
diadakan. Mencari nafkah ( yakni melakukan kegiatan ekonomi ) adalah wajib diadakan.
Oleh karena pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa
adanya lembaga perbankan, maka lembaga perbankan ini pun menjadi wajib untuk
diadakan.1
menghimpun dana dari masyarakat. Fungsi inilah yang lazim disebut sebagai
1
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006,
hal. 14 - 15
1
intermediasi keuangan (financial intermediary function). Hal ini diatur dalam pasal 1 ayat
maupun Bank Syariah. Sistem bunga yang diterapkan dalam perbankan konvensional
telah mengganggu hati nurani umat Islam di dunia tanpa kecuali umat Islam di Indonesia.
Bunga uang dalam fiqih dikategorikan sebagai riba yang demikian merupakan sesuatu
yang dilarang oleh syariah ( haram ). Alasan mendasar inilah yang melatarbelakangi
lahirnya lembaga keuangan bebas bunga, salah satunya adalah Bank Syariah.
halal saja
Pengawas Syariah
2
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press dan Tazakia
Cendikia, Jakarta, 2001, hal. 34
2
Dalam operasionalnya, Bank Syariah memberi jasa-jasa dalam bentuk yang
terbagi menjadi :
1. Musyarakkah
Adalah pembiayaan sebagian dari modal usaha, yang mana pihak bank dapat
2. Murabahah
Adalah Akad jual beli atas barang tertentu dengan memperoleh keuntungan.
3. Mudharabah
Adalah bank menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja secara
yaitu :
a. Harga sewa
c. Obyek sewa
Dalam transaksi sewa – menyewa ini tidak ada peralihan hak milik, artinya jika
masa sewa berakhir maka barang obyek sewa dikembalikan pada pemilik sewa sehingga
pada umumnya tidak membutuhkan jasa suatu lembaga pembiayaan. Akan tetapi lain
halnya dalam praktek perbankan Syariah karena dikenal Pembiayaan Berdasarkan Akad
3
Sewa – Menyewa yang disebut Ijarah. Oleh karenanya timbul pertanyaan kenapa pada
transaksi sewa – menyewa yang pada umumnya tidak disertai pemindahan hak milik
sehingga tidak diperlukan pembiayaan dalam praktek perbankan syariah disertai dengan
pembiayaan ?
B. Perumusan Masalah :
4
Dari latar belakang di atas menyangkut perkembangan perbankan syariah di
Indonesia khususnya di Indonesia khususnya dalam penerapan prinsip ijarah, maka dapat
Perbankan Syariah ?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini, maka tujuan
BAB II
PE M BAHASAN
5
A. Tinjauan Umum Bank Syariah.
1. Bank sentral yaitu Bank Indonesia sebagaimana dalam UU No.13 Tahun 1968
tentang Bank Sentral, kemudian dicabut dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia.
2. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Yang
pembangunan perumahan.3
Tahun 1992, pada peraturan perundang-undangan ini belum secara tegas menganut bahwa
3
Zulfi Chairi, Pelaksanaan Kredit Perbankan Syari’ah Menurut UU No.10 Tahun 1998, e-usu Repository,
2005, hal. 3
6
prinsip syariah dalam perbankan diperbolehkan akan tetapi sudah mulai disinggung
secara implisit. Hal ini dapat dilihat dari pasal 6 huruf b dan m Undang-Undang No.7
Selain itu juga diatur dalam salah satu kegiatan usaha bank perkreditan rakyat yaitu “
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah “4, akan tetapi
dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1992 masih menganut single banking system yang
usaha secara konvensional saja atau bagi hasil saja, jadi tidak boleh dalam suatu bank
melakukan pelayanan memakai dua prinsip secara bersamaan. Pada tahun 1998
7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dalam undang-undang ini baru secara tegas dikatakan
bahwa sektor perbankan di Indonesia terdiri dari dua macam yaitu bank konvensional dan
bank berdasarkan prinsip syariah baik pada bank umum maupun bank perkreditan rakyat
4
Abdul Ghofur Anshori, Perkembangan Hukum Perbankan di Indonesia, Materi kuliah Perbankan Syariah,
Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, 2006, hal. 5-6
7
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
(a). Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi,
produksi;dan
barang.
tersebut.kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar)
dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang,
seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti
8
pendidikan dasar dan pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan
tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari
kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti makanan dan minuman, pakaian/perhiasan,
bangunan rumah, kendaraan dan sebagainya, maupun berupa jasa, seperti pendidikan,
pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang sah,
seperti rumah dan kendaraan bermotor, yang kemudian menjadi barang jaminan utama
(main collateral). Adapun untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan
berupa barang lain yang dapat diikat sebagai collateral.sumber pembayaran kembali atas
pembiayaan tersebut berasal dari sumber pendapatan lain dan bukan dari eksploitasi
1. Al-Bai’bitsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual beli dengan
angsuran.
9
4. Ar-Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa.
Dalam penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari nasabah atau masyarakat,
1. Pembiayaan Mudharabah
Adalah Bank menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja secara
atau ditanggung bersama antara bank dan nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakatan
dari nasabah, baik dalam bentuk tabungan atau deposito dan juga untuk melakukan
pembiayaan.
Rukun Mudharabah:
10
2. Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan sebagian dari modal usaha,yang mana
pihak bank dapat dilibatkan dalam proses manajemennya.modal yang disetor dapat
berupa uang, barang perdagangan (trading asset), property, equipment atau intangible
asset (seperti hak paten dan goodwiil) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai
dengan uang.
3. Pembiayaan Murabahah dalam istilah fiqh ialah akad jual beli atas barang
yang diperjual belikan termaksud harga pembelian dan keuntungan yang diambil .
Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual beli antara bank selaku
penyedia bank dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Adapun rukun
Rukun Murabahah:
a. Penjual
b. Pembeli
d. Harga dan
e. Ijab-qabul
barang dengan cicilan.syarat-syarat dasar dari produk ini hampir sama dengan
11
pembayaran, dimana pada pembiayaan murabahah pembayaran ditunaikan setelah
cicilan baru dilakukan setelah nasabah penerima barang mampu memperlihatkan hasil
usahanya.
dilakukan dengan dua cara,yakni pihak produsen ditentukan oleh bank atau pihak
produsen ditentukan oleh nasabah.pelaksanaan salah satu dari kedua cara tersebut
7. Pembiayaan sewa beli (ijarah wa iqtina atau ijarah muntahiyyah bi tamlik) adalah
akad sewa suatu barang antara bank dengan nasabah, dimana nasabah diberi
kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha
dikenal dengan finance lease Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama diawal
perjanjian. Dalam pembiayaan ini yang menjadi obyek sewa diisyaratkan harus
barang yang bermanfaat dan dibenarkan oleh syariat dan nilai dari manfaat dapat
diperhitungkan atau diukur.pembiayaan sewa beli ini dapat dilakukan dengan cara:
Islam membeli aset yang akan dibeli oleh nasabah, setelah terbeli maka, lembaga
tersebut menyewakan aset itu dalam jangka waktu dan harga yang ditentukan dalam
12
8. Hiwalah
Hiwalah adalah produk perbankan syari’ah yang disediakan untuk membantu suplier
dan mendapatkan modal tunai agar melanjutkan produksinya. dalam hal ini Bank akan
mendapatkan imbalan (fee) atas jasa pemindahan piutang. Besarnya imbalan yang akan
diterima Bank ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antar Bank dengan nasabah.
9. Rahn
Produk perbankan ini disediakan untuk membantu nasabah dalam pembiyaan kegiatan
multiguna. Rahn sebagai produk pinjaman berarti Bank hanya memperoleh imbalan
berkenaan dengan hal tersbut maka, produk Rahn hanya digunakan bagi keperluan
D. Pembiayaan Ijarah
Al-Ijarah berasal dari kata Al – Ajru yang berarti Al’Iwadhu atau berarti ganti.
Dalam Bahasa Arab, Al-Ijarah diartikan sebagai suatu jenis akad untuk mengambil
manfaat dengan jalan penggantian sejumlah uang.8 Definisi mengenai prinsip Ijarah
juga telah diatuir dalam hukum positif Indonesia yakni dalam Pasal 1 ayat 10 Peraturan
7
Zulfi Chairi, Op.cit, hal. 12
8
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 13, alih bahasan Kamaluddin A. Marzuki, PT. Alma’arif, Bandung,
1995, hal. 15
13
transaksi sewa – menyewa atas suatu barang dan atau upah – mengupah atas suatu usaha
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa. ”
Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan syariah masih terfokus pada
Natural certainty contracts, dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli. yang
pembiayaan murabahah, yang menjadi objek transaksi adalah barang, misalnya rumah,
mobil dan sebagainya. sedangkan dalam pembiayaan ijarah, objek transaksinya adalah
jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja. Jika dengan
pembiayaan murabahah, Bank syariah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah untuk
memiliki barang, sedangkan nasabah yang membutuhkan jasa tidak dapat dilayani.
Dengan skim Ijarah, bank syariah dapat pula melayani nasabah yang hanya
membutuhkan jasa.9
Pada dasarnya ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau
jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan demikian dalam akad ijarah
tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang
9
Adiwarman A. Karim, Op.cit, hal. 137
14
Dalam kegiatan perbankan Syariah pembiayaan melalui Ijarah dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Didasarkan atas periode atau masa sewa biasanya sewa peralatan. Peralatan itu
disewa selama masa tanam hingga panen. Dalam perbankan Islam dikenal sebagai
Operating Ijarah.
Wa Iqtina’ yang artinya sama juga yaitu sama juga yaitu menyewa dan setelah itu
Oleh karena Ijarah adalah akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa
leasing. Hal ini disebabkan karena kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada hal –
yang artinya perjanjian untuk memanfaatkan ( sewa ) barang antara Bank dengan nasabah
dan pada akhir masa sewa, maka nasabah wajib membeli barang yang telah disewanya.
Barang yang disewakan kepada nasabah umumnya berjenis aktiva tetap atau
15
1. Rukun
e. Ijab Qabul
2. Syarat
Dalam lapangan hukum perdata prinsip Ijarah dikenal dengan istilah prinsip sewa
– menyewa. Definisi sewa menyewa yang diberikan oleh Pasal 1548 KUH Perdata adalah
12
Ibid, hal. 94
16
“ suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak lainnya kenikmatan dari sesuatu barang selama satu waktu tertentu dan
dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi
pembayarannya. “
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak
guna ( manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa / upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.13
untuk berbagai produk perbankan syariah baik berupa penghimpunan dana maupun
penyaluran dana. Dibidang penghimpunan dana telah diatur simpanan yang bersifat
titipan, yakni giro wadi’ah, dan tabungan wadi’ah juga simpanan bersifat investasi, yakni
Pada bidang penyaluran dana, Peraturan Bank Indonesia dimaksud telah mengatur
bahwa produk – produk penyaluran dana dalam perbankan syariah yaitu Mudharabah,
Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna’, Ijarah dan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik
serta Qardh.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia, sewa menyewa yang disebut
juga ijarah diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
13
Adiwarman A. Karim, Op.cit, hal. 138
17
pasal 28 yang menyebutkan bahwa bank wajib menerapkan Prinsip Syariah dalam
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Praktek sewa – menyewa dalam transaksi umum masyarakat tidak disertai dengan
pemindahan hak milik. Apabila disertai dengan pemindahan hak milik maka transaksinya
disebut perjanjian sewa – beli. Terhadap perjanjian sewa – beli ( leasing ) umumnya
pemberian jasa pembiayaan diberikan oleh lembaga keuangan non – bank / finance . Pada
praktek perbankan syariah, akad sewa – menyewa disebut Ijarah. Akad sewa – menyewa
18
pemindahan hak milik yang disebut sebagai Ijarah Muntahiyyah Bit – Tamlik ( IMBT ).
Walaupun seperti terlihat mirip dengan Leasing pada praktek pembiayaan konvensional,
tetapi pada perbankan syariah terdapat pembedaan, yaitu jika objek leasing hanya berlaku
pada manfaat barang saja, sedangkan pada Ijarah Muntahiyyah Bit – Tamlik obyeknya
19