Vous êtes sur la page 1sur 14

Mata Kuliah Manajemen

Energi

APLIKASI KEBIJAKAN
ENERGI

Latar
belakang
Penggunaan energi di Indonesia semakin meningkat

Jumlah penduduknya yang meningkat.


Energi sendiri merupakan hal yang perlu
dimanfaatkan secara tepat dan maksimal mengingat
keterbatasan yang dimiliki.
Diperlukannya sebuah kebijakan dalam penggunaan
energi

Kebijakan
Energi
Aplikasi
Kebijakan
Energi
(Program
35.000 MW)

Feed in Tarif

Pembahasan
Subsidi
Energi

Diversifikasi
Energi

Konservasi
Energi

Kebija
kan
Energi
9
Kebija
kan
Pendu
kung

5
Kebija
kan
Utama

Program 35.000 MW
Program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas
35 GW selama periode 2015 hingga 2019
Proyek pembangunan pembangkit listrik
60
50
40
30
20
10
0

74 proyek pembangunan
pembangkit listrik
berkapasitas 25 GW yang
dikerjakan dengan skema
pengembang listrik swasta
(Independent Power
Producer/IPP) dalam lima
tahun ke depan

35 proyek lainnya berdaya


10 GW dikerjakan PLN

Diversifikasi
Energi
Kementerian ESDM menetapkan Permen
ESDM No.12/2015 dengan campuran
biodiesel mencapai 15% (usaha mikro,
transportasi, dan industri) dan 25% untuk
pembangkit listrik pada April 2015 dan
meningkat menjadi 30% mulai Januari
2025.

Sektor rumah tangga, pemerintah


membangun jaringan gas ke rumah
tangga untuk mensubstitusi konsumsi
minyak tanah dan atau LPG dengan gas
bumi (Permen ESDM 20/2015 dan
Kepmen ESDM 3337.K/12/MEM/2015)

Pada tahun 2014, Kementerian ESDM


juga menetapkan kebijakan penugasan
kepada PT Pertamina (Persero) dan PT
PGN (Persero) untuk menyediakan dan
mendistribusikan
BBG
untuk
transportasi.

Konservasi Energi
Pemerintah
menetapkan
Permen
ESDM
18/2014
tentang pembubuhan label
tanda hemat energi untuk
lampu swaballast dengan
tujuan untuk mengetahui
kualitas lampu swaballast
yang dibeli.

Permen
ESDM
07/2015
tentang penerapan standard
kinerja energi minimum dan
pembubuhan tanda hemat
energy
untuk
piranti
pengkondisi udara. Permen
07/2015
inijuga
mencantumkan rasio efisiensi
energi
(dengan
batas
minimum sebesar 8,53)
PP
14/2015
tentang
Rencana
Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
2015-2035. PP 14/2015 disusun sebagai
amanat UU 3/2014 tentang Perindustrian.
Dalam PP 14/2015 juga diatur tentang road
map potensi pemanfaatan teknologi efisien
pada 10 kelompok industri prioritas untuk
dikembangkan hingga tahun 2035.

Subsidi Energi
Sampai tahun 2014 sebagian
pemanfaatan energi di Indonesia
masih disubsidi, antara lain bensin
premium,minyak solar, biofuel
untuk transportasi, minyak tanah
untuk konsumen tertentu, paket
LPG tabung 3 kg, dan listrik.

Pada tahun anggaran 2015 dilaksanakan


kebijakan pengendalian subsidi, khususnya
subsidi
energi
melalui
kebijakan
penyesuaian harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi dan tarif dasar listrik,
serta volume konsumsi BBM bersubsidi.

FEED In Tariff
Merupakan upaya kementerian ESDM untuk
mendorong pemanfaatan energi terbarukan
Regulasi FiT dimulai tahun 2009 dengan
ditetapkannya Permen ESDM 31/2009 tentang harga
pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energy
terbarukan skala kecil dan menengah atau kelebihan
tenaga listrik

5 Kebijakan Utama

a.
Diversifikasi

c. Konservasi

b.
Intensifikasi

d. Penetapan
harga ratarata energi
secara
bertahap

e. Aspek
lingkungan
dalam
pembangunan

9 Kebijakan Pendukung
meningkatkan
investasi
memberikan insentif
dan disinsentif
standardisasi dan
sertifikasi
pengembangan
infrastruktur
peningkatan
kualitas SDM
pengelolaan
sistem infomasi
penelitian dan
pengembangan
pengembangan
kelembagaan
pengaturan

KESIMPULAN
Tujuan Kebijakan Energi adalah
untuk
menciptakan
keamanan
pasokan energi (energy security of
supply)
nasional
secara
berkelanjutan
dan
pemanfaatan
energi secara efisien.

Aplikasi Kebijakan Energi yaitu :


Program 35.000 MW, Diservikasi Energi,
Konservasi Energi, Subsidi Energi dan Feed In
Tarif.

Vous aimerez peut-être aussi