Vous êtes sur la page 1sur 22

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PROYEK BANGUNAN UTAMA PLTU JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
Dina Arifianthy Fadilah

1113030032

Mutiara

1113030023
Kelas 3 Gedung 2 Pagi

Dosen Pembimbing :
Wahyuni Susilowati, ST, Msi

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DEPOK
2016
KATA PENGANTAR
1

Puji Syukur Kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah untuk tugas pada mata kuliah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini di susun mengingat semakin maraknya intensitas kegiatan
industri yang meningkatkan kadar kerusakan lingkungan. Selain itu makalah ini di susun
sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa maupun masyarakat umum, serta sebagai
salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Pengantar Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan pada semester VI ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi
maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan penulisan
berikutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Sekian dan terima
kasih.

Depok, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Perumusan Masalah
1.4
Pembatasan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
2.2 Metode Dalam Penilaian ANDAL
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi Proyek
3.2 Metodologi Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
4.2 Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
4.3 Prakiraan Dampak Penting
4.4 Evaluasi Holistik terhadap Dampak Lingkungan
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan

i
ii
iii
iv
1
1
2
2
2
2
2
4
5
6
7
8
10
13
14
15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lokasi Proyek PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya terdapat berbagai
macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan hidup juga merupakan penunjang
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang ada. Lingkungan
yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat serta untuk peningkatan produktifitas
warga sekitar, PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI) merencanakan pembangunan PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Jawa Tengah dengan kapastias 2 x 1.000 MW yang
berlokasi diwiliyah Pantai Utara, Kabupaten Batang, tepatnya di Desa Ujungnegoro dan Desa
Karanggeneng di Kecamatan Kandeman, dan Desa Ponowareng di Kecamatan Tulis,
Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, untuk menunjang pasokan tenaga listrik di Jawa,
Bali, dan Madura.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012 tentang Jenis Usaha
dan/ Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) dinyatakan bahwa kegiatan pembangunan PLTU dengan kapasitas > 100 MW
merupakan tergolong wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL.
Dalam penulisan ini penulis akan membahas mengenai Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (ANDAL) yang merupakan salah satu dokumen yang harus dimiliki AMDAL.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang diambil adalah:
1. Penyusunan dokumen ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan Hidup) pada
proyek pembangunan PLTU Jawa Tengah dengan kapasitas 2 x 1.000 MW
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka identifikasi masalah yang diambil adalah:
1. Bagaimana penyusunan dokumen ANDAL berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012 pada proyek Bangunan Utama PLTU Jawa
Tengah ?
1.4 Pembatasan Masalah
Mengingat akan keterbatasan waktu dalam penelitian ini, maka Penulis membatasi
permasalahan yang hanya mencakup pada penyusunan dokumen ANDAL berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012 pada proyek Bangunan Utama
PLTU Jawa Tengah.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana penyusunan dokumen ANDAL berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012 untuk proyek Bangunan Utama
PLTU Jawa Tengah.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana tahapan penyusunan dokumen
(Analisis Dampak Lingkungan Hidup) ANDAL berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012.
2. Makalah ini dapat menjadi referensi bagi perencanaan pembangunan proyek
konstruksi lainnya.
3. Bagi civitas akademik juga dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi
tentang kajian mengenai ANDAL.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini disusun dalam beberapa bab dan dari setiap bab dibagi menjadi
beberapa Sub bab sehingga mempermudah pembaca dalam memahami isi dari makalah ini,
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
2

BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat dan sistematika penulisan makalah ini.
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini dibahas menjelaskan teori yang berhubungan dengan (Analisis Dampak
Lingkungan Hidup) ANDAL.
BAB III Metodologi
Dalam bab ini menjelaskan tentang lokasi dan data data yang akan digunakan dalam
menganalisis penyusunan dokumen ANDAL yang benar pada proyek pembangunan PLTU
Jawa Tengah.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini berisi analisis dan pembahasan penyusunan dokumen ANDAL berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012 pada proyek Bangunan Utama PLTU
Jawa Tengah.
Bab V Kesimpulan
Dalam bab ini berisi kesimpulan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012 pengertian Analisis
Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan secara cermat
dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana Usaha dan/atau kegiatan.
Andal disusun dengan tujuan untuk menyampaikan telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan. Hasil kajian
dalam Andal berfungsi untuk memberikan pertimbangan guna pengambilan keputusan
kelayakan atau ketidaklayakan dari rencana usaha dan/ atau kegiatan yang diusulkan. Muatan
Dokumen ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan Hidup) antara lain ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pendahuluan
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
Prakiran Dampak Penting
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak Lingkungan
Daftar Pustaka, dan
Lampiran
Peranan ANDAL dalam bidang Pengelolaan Lingkungan adalah aktivitas pengelolaan

lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah dapat disusun rencana pengelolaan
lingkungan, sedang rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun apabila telah diketahui
dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang akan
dibangun.
2.2 Metode Dalam Penilaian ANDAL
Ada beberapa metode yang digunakan dalam melakukan Penilaian ANDAL,
antara lain :
1) Metoda Leopold (Matriks Leopold)
2) Metode Matriks Dampak dari Moore
3) Metode Sorenson
4) Metode Mac Harg
5) Metode Fisher dan Davies

1) Metoda Leopold (Matriks Leopold)


Metoda ini dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek
konstruksi yang berada di suatu wilayah yang relative masih alami. Metoda ini sangat baik
untuk memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas, menunjukan hasil
secara kuantitatif, dan mengkomunikasikan hasil. Penerapan metode ini seperti pembangunan
4

rumah sakit pada daerah pedesaan yang masih alami dan belum ada aktivitas proyek dan
lainnya.
2) Metode Matriks Dampak dari Moore
Metoda ini memperlihatkan dampak lingkungan dilihat dari sudut dampak pada
kelompok-kelompok yang sudah atau sedang dimanfaatkan oleh manusia. Penerapan metode
ini contohnya pada pembangunan gedung pada daerah yang sudah pernah ada aktivitas
proyek sebelumnya, namun tidak begitu pesat pertumbuhan pembangunannya pada proyek
tersebut.
3) Metode Sorenson
Metoda ini merupakan analisa network yang pertama disusun untuk digunakan pada
proyek pengerukan dasar laut. Contohnya pada pembuatan jembatan penghubung antar pulau
seperti jembatan Suramadu, dll.
4) Metoda Mac Harg
Metoda ini menggunakan berbagai peta yang digambarkan dalam lembar-lembar
transparansi.

Penerapan metode ini contohnya pada rencana pembuatan jalan, gedung

dengan acuan peta situasi pada wilayah yang akan dibangun.


5) Metoda Fisher dan Davies
Metoda ini dikenal sebagai matriks dari fisher dan davies. Fisher and Davies
mengembangkan metoda ini untuk mengidentifikasi memprediksi dan mengevaluasi dampak
suatu pembangunan pada suatu wilayah yang kondisinya berubah sangat cepat.
Seperti halnya metoda matriks yang lain dalam memperkirakan dampak, metoda
Fisher-Davies juga melakukan interaksi antara kegiatan pembangunan dan parameter
komponen lingkungan. Baik komponen kegiatan yang diduga menimbulkan dampak maupun
parameter yang diduga terkena dampak diperoleh dari pelingkupan (scooping). Penerapan
metode ini biasanya pada daerah yang pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya relatif
cepat. Seperti di Jakarta, Surabaya, dan Kota-Kota besar lainnya.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi Proyek
Berikut adalah lokasi proyek pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Umum) Jawa Tengah dengan kapastias 2 x 1.000 MW yang akan dibangun diwiliyah Pantai
Utara, Kabupaten Batang, tepatnya di Desa Ujungnegoro dan Desa Karanggeneng di
5

Kecamatan Kandeman, dan Desa Ponowareng di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang,


Provinsi Jawa Tengah, untuk menunjang pasokan tenaga listrik di Jawa, Bali, dan Madura.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW


Gambar 3.1 Lokasi Proyek PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW

3.2 Metodologi Penelitian

Proyek Pembangunan
PLTU Jawa Tengah

1. Pendahuluan
2. Deskripsi Rinci
Rona
Lingkungan
Hidup Awal
3. Prakiraan
Dampak Penting
4. Evaluasi secara
Holistik
terhadap
Dampak
Lingkungan

Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup
No. 16 tahun 2012

Kesimpulan

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1

Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan


Lokasi PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW terletak di Desa Ujungnegoro dan Desa

Karanggeneng Kecamatan Kandeman dan sebagian lagi terletak di Desa Ponowareng


Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sedangkan untuk jalur transmisi akan
7

melewati Desa Karanggeneng dan Desa Wonokerso di Kecamatan Kandeman, sedangkan


Desa Ponowareng, Desa Kenconorejo, Desa Simbangjati, Desa Beji, Desa Tulis, dan Desa
Wringin Gintung di Kecamatan Tulis.
Lingkup rencana kegiatan ini menguraikan secara singkat komponen kegiatan yang
ditelaah berkaitan dengan dampak yang akan ditimbulkannya, dan kegiatan-kegiatan yang
ada di sekitar rencana PLTU. Lingkup rencana kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
merupakan hasil pelingkupan yang sudah tercantum dalam Kerangka Acuan yang sudah
disetujui berdasarkan Surat Keputusan Komisi Penilai AMDAL Provinsi Jawa Tengah No.
660.1/BLH.II/0470/ tanggal 5 Maret 2013. Kegiatan yang diuraikan tersebut di bawah
mengacu pada desain yang telah disiapkan oleh PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI).
4.1.2

Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang di Telaah / di Kaji


Diagram Alir Proses Pelingkupan Dampak pada Bagan 4.1 (dilampirkan).

1. Bangunan Utama (Power Block) PLTU


a. Tahap Pra Konstruksi
1) Survei
Kegiatan survei yang dimaksud adalah meliputi survei yang terkait dengan pekerjaan
pengukuran lapangan, penyelidikan tanah, dan survei lingkungan untuk lokasi
pembangunan PLTU.
2) Pengadaan Lahan
Kebutuhan lahan Power Block termasuk sarana dan prasarananya diperkirakan sekitar
226,4 Ha.

b. Tahap Konstruksi
1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada kondisi puncak sekitar 10.400 orang berdasarkan
ketrampilan yang dimilikinya dengan memperhatikan potensi tenaga kerja lokal yang
tersedia.
2) Mobilisasi Material dan Peralatan
Mobilisasi material dan perlataan berat dengan kapasitas angkut 20 - 50 ton melalui
jalan darat akses timur melalui Desa Simbangjati, sedangkan peralatan lainnya
8

melalui jalur laut dengan menggunakan fasilitas temporary jetty dan construction
jetty.
c. Tahap Operasi
1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Kebutuhan tenaga kerja dengan berbagai spesifikasi sesuai dengan kebutuhan, yaitu
sekitar 450 orang tenaga kerja dengan berbagai keahlian.
2) Operasional Unit PLTU
Batubara sebagai bahan bakar utama, energi panas yang dihasilkan dari pembakaran
batubara digunakan untuk memanaskan sistem perpipaan dalam boiler dan mengubah
air menjadi uap. Uap yang sangat panas dilepaskan dari tungku pembakaran
selanjutnya diteruskan ke turbin uap. Turbin uap mengubah energi panas menjadi
energi gerak menggerakkan sudu turbin. Putaran turbin disambungkan ke generator
untuk menghasilkan listrik.
4.1.3

Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

1. Batas Wilayah Proyek


Batas proyek yang disajikan dalam Gambar 4.2 (lampiran) adalah Kegiatan
Pembangunan Bangunan Utama (Power Block) meliputi pemanfaatan lahan seluas 226,4
Ha yang akan digunakan pembangunan ruang pembangkit, penimbunan batubara,
penimbunan abu batubara, pengolahan limbah cair dan fasilitas lainnya seperti pipa
intake, dan outfall.
2. Batas Administratif
Secara administratif Power Block Jawa Tengah terletak di Desa Ujungnegoro dan Desa
Karanggeneng Kecamatan Kandeman dan sebagian lagi terletak di Desa Ponowareng
Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, lebih rinci lihat Gambar 4.3
(lampiran).
3. Batas Ekologis
Prakiraan batas ekologis lokasi dumping didasarkan pada kecepatan arus dan kecepatan
jatuh (settling velocity) sedimen tersuspensi. Batas ekologis untuk lokasi dumping adalah
5 km dari titik buangan ke suluruh penjuru arah (berbentuk lingkaran) lebih rinci lihat
Gambar 4.4 (lampiran).
4. Batas Sosial

Batas sosial yang disajikan dalam Gambar 4.5 (lampiran) akan terkait secara langsung
dengan kegiatan PLTU mencakupi kelompok masyarakat yang bermukim di desa desa
tersebut.
4.2 DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
4.2.1

Fisik Kimia

1. Iklim
Data iklim sekitar rencana lokasi PLTU diperoleh dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Semarang yang berjarak sekitar 80 km dari
lokasi rencana tapak PLTU, dan data tersebut diasumsikan cukup mewakili kondisi iklim di
sekitar rencana PLTU karena kesamaan kondisi morfologi wilayahnya.
2. Kualitas Udara Ambien
Hasil pengukuran kualitas udara pada Desa Ujungnegoro di Kecamatan Kandeman,
pada periode Februari sampai Mei 2011. Secara umum hasil tersebut masih berada di bawah
baku mutu kualitas lingkungan udara ambien yang tertera pada Keputusan Gubernur Provinsi
Jawa Tengah No. 8 tahun 2001. Secara lengkap hasil pengukuran kualitas udara seperti tertera
pada Tabel 4.1 (lampiran).
3. Kebisingan
Lokasi pengukuran intensitas kebisingan di lokasi rencana proyek dan sekitarnya
sama dengan lokasi pengukuran kualitas udara ambien. Hasil pengukuran intensitas
kebisingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2a, b, dan c (lampiran). Berdasarkan hasil
pengukuran rata-rata kebisingan selama 3 (tiga) kali pengamatan kualitas kebisingan di
sekitar lokasi rencana PLTU tercatat rata-rata sebesar 55,3 dBA, sehingga dapat dikatakan
kondisi saat ini termasuk kategori sedang (Skala 3).
4. Getaran
Getaran yang terus menerus dapat mempengaruhi emosi manusia serta mempengaruhi
efisiensi kerja. Hasil pengukuran getaran untuk kenyamanan dan kesehatan di rencana lokasi
tapak proyek dan sekitarnya seperti terlihat pada Tabel 4.3a dan b (lampiran). Berdasarkan
hasil pengukuran nilai simpangan getaran yang disajikan pada Gambar 4.6 (lampiran)
menunjukkan bahwa tingkat getaran masih berada di areal masih diizinkan, artinya termasuk
kriteria tidak mengganggu (Skala 5).
4.2.2

Geologi

1. Geologi
10

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan skala 1 : 100.000


lokasi PLTU Jawa Tengah menempati bentang alam yang dibentuk oleh Endapan Alluvium
(Qa), yang terdiri dari perselingan kerikil pasir, lanau dan lempung, serta endapan sungai dan
rawa. Secara regional endapan alluvial mencapai ketebalan 150 m, yaitu pada dataran
Pekalongan dan sekitarnya. Berdasarkan hasil rekonstruksi penampang geologi dari peta
geologi regional, di tapak proyek ketebalan endapan alluvial ini diperkirakan mencapai
sekitar 30 m yang menjari dengan endapan koluvial dan menumpang tidak selaras di atas
breksi dan batu pasir dar iFormasi Damar.
2. Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah ditelaah dengan melakukan sampling dan analisis laboratoriun air
sumur yang digunakan penduduk di sekitar lokasi PLTU Jawa Tengah. Hasil analisis
kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Air sumur penduduk
diambil di 4 lokasi sampling. Hasil analisis kualitas air sumur dapat dilihat pada Tabel 4.4
(lampiran). Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar kualitas fisik dan kimia
air sumur masih baik kecuali pH pada AT-2 dan AT-3 yang lebih asam. Air sumur yang
diambil terlihat jernih, tidak berasa dan tidak berbau dan tidak terlihat berwarna.
4.2.3

Biologi

1. Flora
Tipe dan pola vegetasi tertentu menentukan keanekaragaman hayati yang berada di
dalamnya. Vegetasi di area studi dikelompokkan menjadi tanaman keras dan tanaman lunak
dapat dilhat pada Tabel 4.5 (lampiran). Berdasarkan skala kualitas lingkungan flora darat,
nilai keanekaragaman (H') vegetasi dari habitus pohon adalah 2,458 yaitu stabilitas
komunitas vegetasi pohon relatif moderat atau berada pada nilai 4 (rentangan 1,5 < H < 2)
yaitu pada kondisi baik. Kerapatan flora habitus pohon sebesar 86,08 ind/ha berdasarkan
skala kualitas masuk dalam nilai dan rentangan Skala 3 yang berarti dalam katagori sedang.

2. Fauna
Jenis fauna berdasarkan informasi penduduk dan pengamatan yang dijumpai terdiri
atas fauna alami (satwa liar) dan fauna budidaya (ternak). Jenis fauna alami yang ditemukan
adalah jenis-jenis Mamalia, Avesseperti dll yang terlihat pada Tabel 4.6 4.7 (lampiran).
4.2.4

Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

11

1. Kependudukan
Lokasi rencana pembangunan PLTU Jawa Tengah di Kabupaten Batang terletak di 2
kecamatan yakni Kecamatan Kandeman dan Kecamatan Tulis. Dikaji dari jumlah penduduk,
Kecamatan Kandeman pada akhir tahun 2011 tercatat mempunyai jumlah penduduk 30.951
jiwa sedangkan penduduk Kecamatan Tulis tercatat 35.417 jiwa. Secara rinci kepadatan
penduduk pada lokasi kajian di kecamatan Kandeman dan Tulis dapat dilihat pada Tabel 4.8
(lampiran).
2. Mata Pencaharian Penduduk Desa
Sektor-sektor yang ditekuni oleh penduduk meliputi pertanian, industri, perdagangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, angkutan, dan jasa. Dari aspek ini maka kesempatan
kerja masih terbatas karena banyak sektor lain yang belum berkembang. Secara rinci
persentase penduduk menurut bidang pekerjaan utama dapat dilihat pada Tabel 4.9
(lampiran).
3. Pola Hubungan Sosial
Tradisi desa masih dipegang teguh oleh masyarakat di desa-desa yang diamati. Lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10 (lampiran). Total skor dari adalah 2.371; dengan
demikian kualitas lingkungan dari parameter adat istiadat atau tradisi masuk pada kategori
baik (Skala 4).
4.2.5

Kesehatan Masyarakat

1. Pola Penyakit
Data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Tulis dan Puskesmas Kandeman dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir, urutan 5 besar penyakit terdiri dari 3 jenis merupakan penyakit
infeksi dan 2 jenis merupakan penyakit non infeksi atau penyakit degeneratf. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan 12 (lampiran).
2. Pelayanan Kesehatan
Akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan medis di Puskesmas cukup
memprihatinkan, karena 1 Puskesmas dengan 2 tenaga medis digunakan untuk melayani
46.497 orang. Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan tolok ukur kinerja pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di daerah. Untuk selanjutnya, hasil pencapaian indikator kinerja
SPM untuk Puskesmas Tulis dan Puskesmas Kandeman disajikan pada Tabel 4.13
(lampiran). Diketahui bahwa indikator kinerja SPM yang mencapai target di bawah 80%
(termasuk dalam kategori kurang). Hal ini berarti kinerja Puskesmas terutama untuk
pelayanan kesehatan promotif dan preventif kurang baik.
12

4.2.6

Kegiatan Lain dan Karakteristirk Fisik disekitar Lokasi Rencana PLTU

Di kawasan pesisir sekitar lokasi pembangunan pembangkit selain terdapat sejumlah


kegiatan lain yaitu aktivitas nelayan, pertanian sawah tadah hujan, sawah irigasi, dan
pemukiman penduduk, permukiman nelayan, serta pelabuhan perikanan di Klidang Lor dan
Roban. Dalam radius 2 km dari rencana lokasi power block terdapat jenis kegiatan
masyarakat yaitu permukiman, tempat ibadah, sekolah, kantor desa, sawah, kebun
masyarakat, dan penggilingan padi. Batas ujung sebelah barat terdapat 2 lokasi wisata, yakni
wisata pantai dan wisata religius. Informasi lainnya adalah adanya rencana Jalan Tol
Semarang - Pekalongan, lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 4.6 (lampiran).
4.3 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Berdasarkan Kerangka Acuan yang telah disepakati, teridentifikasi beberapa Dampak
Penting Hipotetis (DPH) yang akan timbul terhadap lingkungan hidup sebagai akibat adanya
rencana kegiatan pembangunan Bangunan Utama (power Block) PLTU. Dampak-dampak
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Keresahan Masyarakat (dilampirkan pada Tabel 4.14)
b. Munculnya Spekulan Tanah (dilampirkan pada Tabel 4.15)
2. Tahap Konstruksi
a. Penurunan Kualitas Udara (dilampirkan pada Tabel 4.16)
b. Perubahan Pola Mata Pencaharian (dilampirkan pada Tabel 4.17)
3. Tahap Operasi
a. Gangguan terhadap Biota Laut (dilampirkan pada Tabel 4.18)
b. Gangguan Kesehatan Masyarakat (dilampirkan pada Tabel 4.19)

4.4 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN


1. Tahap Pra Konstruksi
a. Keresahan Masyarakat
Kekhawatiran perubahan profesi petani penggarap dan buruh tani akibat aktivitas
pengadaan lahan diprediksikan dapat menimbulkan keresahan masyarakat di tapak Blok
PLTU. Keberadaan sikap masyarakat terhadap rencana kegiatan dibarengi dengan informasi
13

awal tentang rencana pembangunan PLTU yang diperoleh oleh warga lebih banyak dari
sumber di luar pemrakarsa. Hal tersebut cukup memunculkan ketidak-akuratan informasi,
akibatnya informasi yang berkembang seringkali kurang jelas dan kurang benar.
b. Munculnya Spekulan Tanah
Rencana pembebasan tanah menjadi isu yang besar karena lahan tapak Blok PLTU
(terletak di Desa Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Desa Ponowareng) dimana sebagian besar
adalah sawah irigasi semi teknis milik penduduk yang pada umumnya menjadi mata
pencaharian utama. Dari hasil kajian lapangan, sebagian besar responden mengutarakan
bahwa masyarakat yang peka akan orang luar selalu menaruh rasa curiga dengan menanyakan
langsung maksud dan tujuan orang luar tersebut datang ke desa. Kondisi ini yang memuat
ruang gerak spekulan tanah menjadi tertutup untuk masuk ke desa-desa tersebut. Spekulan
yang pernah muncul di tiga desa tersebut di atas sekitar 9 orang atau 1,8% dari total pemilik
lahan yang terkena dampak untuk power blok PLTU.
2. Tahap Konstruksi
a. Penurunan Kualitas Udara
Pada kegiatan mobilisasi alat dan material diperkirakan akan melibatkan kendaraan
pengangkut berbahan bakar solar sebanyak 230 kendaraan per hari. Jika dalam 1 hari waktu
operasional adalah selama 8 jam, maka dalam 1 jam kendaraan yang melewati jalur
transportasi adalah sebanyak 29 buah truck, dengan jarak tempuh dari tapak PLTU menuju
jalan raya adalah sepanjang 5,4 km. Parameter kunci yang perlu diperhatikan adalah debu,
NO2, dan SO2.
Pada periode tertentu dimana pematangan lahan dan mobilisasi kendaran terjadi
secara bersamaan, maka akan terakumulasi kontribusi konsentrasi debu menjadi 333,65
g/Nm3. Bila dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara berdasarkan SK Gubernur Jawa
Tengah No. 08 tahun 2001 (untuk konsentrasi debu : 230 g/Nm3) maka konsentrasi debu di
rencana tapak proyek nilainya telah melampaui baku mutu.

b. Perubahan Pola Mata Pencaharian


Kegiatan pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitas penunjangnya telah
diprediksikan dapatmemberi dampak positif dan negatif bagi masyarakat di sekitarnya.
Dampak positif adalah pada saat penerimaan tenaga kerja berupa perubahan pola mata
pencaharian bagi masyarakat yang dapat terserap sebagai tenaga kerja selama masa
konstruksi. Di samping itu ada peluang pola mata pencaharaian lain bagi masyarakat yang
14

semula hanya mengandalkan sektor pertanian dapat mengembangkan dalam sektor industri
maupun sektor jasa lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan pekerja selama proyek
pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitas penunjangnya berlangsung.
3. Tahap Operasi
a. Gangguan terhadap Biota Laut
Gangguan terhadap biota air laut pada saat tahap operasional PLTU merupakan
dampak turunan dan juga merupakan dampak langsung terhadap biota laut akibat adanya
peningkatan suhu sebesar 40 C yang keluar dari sistem pendingin PLTU pada saat operasi.
Sementara itu rona awal suhu di sekitar Karang Kretek dan Karang Maeso berkisar antara 31
- 32,5 C. Kisaran suhu ini tidak cukup mendukung kehidupan dan pertumbuhan plankton
dan benthos. Dengan adanya kegiatan operasional PLTU yang dapat meningkatkan suhu
perairan dari sistem pendingin akan semakin menurunkan kondisi kelimpahan plankton dan
benthos. Dampak kegiatan operasional PLTU terhadap biota air laut bersifat langsung pada
komponen biologi dan selanjutnya dapat menimbulkan dampak pada lingkungan sosial
ekonomi lainnya serta dampak balik pada kegiatan operasional PLTU .
b. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Dampak gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan (sekunder) dari
penurunan kualitas udara akibat operasional PLTU. Senyawa-senyawa pencemar udara di
dalam gas cerobong dapat meyebabkan iritasi saluran pernafasan. Untuk jangka waktu yang
pendek, keadaan ini dapat saja menjadi penyebab penyakit rhinitis dan faringitas. Dalam
waktu yang relatif cukup lama kondisi tersebut dapat berkembang dan dapat mengakibatkan
terjadinya bronchitis dan pneumonia. Pengaruh bahan pencemar dapat meningkatkan resiko
atau penyakit pada seseorang atau sekelompok orang. Pengaruh ini dapat diperberat oleh
beberapa faktor seperti umur dan ada tidaknya penurunan kapasitas paru dan jantung. Anakanak dan para lanjut usia rentan terhadap infeksi saluran nafas oleh karena kapasitas, fungsi
parunya dan imunitasnya kurang sempurna.

BAB V
KESIMPULAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan
secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana Usaha dan/atau kegiatan.
Andal disusun dengan tujuan untuk menyampaikan telaahan secara cermat dan mendalam

15

tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan. Hasil kajian dalam Andal
berfungsi untuk memberikan pertimbangan guna pengambilan keputusan kelayakan atau
ketidaklayakan dari rencana usaha dan/ atau kegiatan yang diusulkan.
Telaah terhadap dampak penting secara holistik pada saat pembangunan Bangunan
Utama (Power Block) PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Jawa Tengah 2 x 1.000 MW
menimbulkan dampak negatif, namun dampak negatif yang ditumbulkan relatif dapat
ditangani, baik melalui pendekatan teknologi, pendekatan kelembagaan, maupun pendekatan
sosial ekonomi, dan dampak positif yang ditimbulkan cukup signifikan.
Dalam penyusunan dokumen ANDAL oleh PT BPI (Bhimasena Power Indonesia)
untuk proyek pembangunan Bangunan Utama PLTU Jawa Tengah telah disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012.

HASIL DISKUSI
Penanya : Satrio Dwi Nugroho (Kelompok 8)
1. a. Siklus Kerja PLTU seperti apa ?
b. Menurut anda bagaimana penurunan kualitas udara pada tahap operasi
PLTU ?
16

a. Batubara sebagai bahan bakar utama diangkut menggunakan alat berat dan ditampung pada
lokasi penampungan. Batubara akan ditransfer, melalui beberapa menara transfer dan
penghancur batubara. Kemudian batubara dimasukkan ke mill bunker dan melalui coal feeder
mengatur aliran batubara untuk dihancurkan menjadi serbuk batu bara dan dibakar. Energi
panas yang dihasilkan dari pembakaran batubara digunakan untuk memanaskan sistem
perpipaan dalam boiler dan mengubah air menjadi uap. Uap yang sangat panas dilepaskan
dari tungku pembakaran selanjutnya diteruskan ke turbin uap. Turbin uap mengubah energi
panas menjadi energi gerak menggerakkan sudu turbin. Putaran turbin disambungkan ke
generator sehingga menghasilkan listrik.
b. Dari segi lingkungan, diketahui bahwa jumlah emisi CO2 per satuan kalori dari batubara
adalah yang terbanyak bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, dengan
perbandingan untuk batubara, minyak dan gas adalah 5:4:3. Sehingga berdasarkan uji coba
yang mendapatkan hasil bahwa kenaikan efisiensi panas sebesar 1% akan dapat menurunkan
emisi CO2 sebesar 2,5% akibat pembakaran batubara tersebut. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa teknologi pembakaran (combustion technology) pada peng-operasian PLTU
sangat mempengaruhi kualitas udara didaerah sekitarnya.
Penanya : Ahmad Syaifudin (Kelompok 8)
2. Apa dampak pada Air Laut saat tahap Operasi PLTU, bagaimana solusinya ?
Dampak dampak terhadap Air Laut yang ditimbulkan pada tahap operasi PLTU,
salah satunya adalah terganggunya Biota Laut terutama disekitar Karang Kretek yang
disebabkan oleh limbah cair yang berasal dari outlet IPAL pembangkit. Dampak ini dapat
diminimalisir dengan cara, limbar cair yang telah terpisahkan minyaknya, digunakan kembali
untuk penyiraman di lokasi penimbunan batubara dan abu batubara tanpa diolah terlebih
dahulu. Limbah cair hasil penyiraman tadi ditampung bersama air hujan. Selanjutnya
dimasukkan dan diolah sehingga limbah cair menjadi jernih dan memenuhi baku mutu
lingkungan.

Penanya : Achmad Fuadi (Kelompok 3)


3. Metode apa yang tepat untuk digunakan pada proyek pembangunan PLTU
Jawa Tengah 2 x 10.000 MW ?
Telaah dampak penting pada pembangunan PLTU Jawa Tengah 2 x 10.000 MW
secara holistik, tepat menggunakan Matriks Leopold.
17

Penanya : Afif Nawawi (Kelompok 3)


4. a. Apakah ada Badan Pengawas untuk ANDAL ?
b. Jika ada keluhan dari masyarakat mengenai pembangunan sebuah proyek
yang tidak sesuai dengan rencana awal, hingga dokumen ANDAL dicabut.
Apakah proyek tersebut masih dapat berjalan ?
a. Dalam penyusunan dokumen ANDAL tidak ada pihak ataupun badan yang mengawasi,
namun setelah penyusunan selesai dokumen ANDAL dinilai oleh Komisi Penilai Amdal.
b. Perlu adanya negosiasi dan komunikasi yang lebih baik dari pihak proyek terhadap
masyarakat agar mendapatkan kembali kepercayaan dan simpatik dari mereka sehingga
proyek dapat berjalan tanpa adanya kendala.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 tahun 2012.
Chafid F, 2000. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar, dan
Penerapannya dalam Pembangunan Edisi Revisi. Liberty. Yogyakarta.

18

Djajadiningrat, Surna T. ed, 1990. Kualitas Lingkungan di Indonesia 1990. Kantor


Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Otto, S.,1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

19

Vous aimerez peut-être aussi