Vous êtes sur la page 1sur 15

22

BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Tn. L dengan Gangguan Jiwa
Resiko Perilaku Kekerasan
A. Pengkajian
Ruang Rawat
Tanggal Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku/ Bangsa
Alamat
No. RM
Diagnosa medis
Penanggung Jawab
Tanggal MRS

: Ruang Enggang
: 25 Mei 2016
: Tn. L
: 25 Tahun
: Laki Laki
: Kristen Protestan
: Dayak / Indonesia
: Dsn. Dawar RT 005 / RW 003 Ds. Pisak Kec.
Tujuh Belas
: 0078xx
: Skizofrenia Paranoid
: Tn. K
:

2. Alasan Masuk
Saat pengkajian tanggal 25 Mei 2016, klien mengatakan sebelum
masuk RSJP klien memukul temannya karena kesal meminjam motor
kepada temannya sering tidak diberikan dan dibilang motor temannya
sudah dijual dan saat klien memukul teman-temannya warga mengeroyok
klien, dan dibawa oleh bapaknya ke RSJP karena perilaku kekerasan
yang klien lakukan. Keluarga klien mengatakan klien suka marah-marah
tanpa sebab, dan sering berkelahi.
MK : Perilaku kekerasan
3. Faktor Predisposisi
a. Riwayat gangguan jiwa di masa lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah 2x masuk RSJ pertama kali
masuk saat itu pada tahun 2012 dikarenakan klien tidak dapat
mengendalikan dirinya dengan baik, klien sering marah-marah dan
bahkan sampai memukuli orang lain. Klien mengatakan pernah
mengkonsumsi sabu.
b. Pengobatan sebelumnya
Klien dibawa lagi ke RSJ karena klien putus obat lebih dari 4 bulan,
sehingga klien mudah marah hingga memukul orang lain hanya

23

karena masalah kecil dan merasa orang-orang yang berada


disekitarnya membicarakan dirinya.
MK : ketidakefektifan regimen traupetik : individu
c. Trauma
Klien mengatakan mengalami trauma dimasa lalu saat menjelang
kecil sering dipukul oleh bapaknya, klien mengatakan bapaknya
sangat garang, sering memukul dan sering marah-marah kepada
klien. Klien juga mengatakan pernah menjadi saksi kalau bapaknya
juga sering memukul adik perempuannya pakai kayu. Klien marah
atas perlakuan bapaknya kepada adik perempuannya.
MK : Sindroma Pasca Trauma
MK : Resiko perilaku kekerasan
d. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak ada di dalam keluarganya yang mengalami
gangguan jiwa.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan sering dipukul oleh bapaknya dari kecil. Klien juga
mengatakan

bapaknya

perempuannya.

Klien

sering

memukul

abangnya

dan

adik

mengatakan bapaknya pilih kasih lebih

menyayangi 2 saudaranya yang sedang kuliah dari 5 bersaudara,


karena 2 saudaranya jarang dimarahi dan dipukul bapaknya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
TD
= 120/80 mmHg
N
= 88 x/menit
RR
= 21 x/menit
S
= 36,7 oC
b. Ukur
TB
= 158 cm
BB
= 52 Kg
c. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan, saat ini klien dalam keadaan
sehat tubuhnya.
5. Psikososial
a. Genogram

24

Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Laki laki sudah meningggal
: Perempuan sudah meninggal
: Pasien
: Garis keturunan
: tinggal dalam 1 rumah
Penjelasan :
Klien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara. Tidak ada anggota
keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan
ayahnya sering marah-marah dan sering memukuli anaknya. Yang
biasa mengambil keputusan dalam keluarga adalah bapak dan ibu
klien.
b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya.
2) Identitas
Klien adalah anak kedua dari lima bersaudara, saat ini klien
mampu melakukan aktivitas secara mandiri serta arahan, dan
klien menerima dirinya sebagai seorang laki-laki.
3) Peran
Klien bekerja berkebun, menanam sayur-sayuran dan dijual
keperbatasan untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Klien
juga mengatakan hasil dari jualan sayurnya digunakan klien untuk
membantu membangun rumah keluarganya.
4) Ideal diri
Klien mengatakan bercita-cita ingin jadi polisi, maka dari itu klien
merasa dirinya harus kuat dan berani seperti polisi. Itulah klien
kadang sering memukul temannya dan merasa dirinya kuat. Klien
mengatakan tidak bisa masuk polisi karena tidak memiliki uang

25

yang banyak. Klien juga berharap ingin segera pulang ke rumah,


karena klien merasa sudah sembuh.
5) Harga diri
Klien merasa dirinya harus kuat dan pemberani. Klien mengatakan
beberapa orang merasa takut kepadanya karena sikapnya yang
sering marah-marah. Klien mudah marah, membentak dan
memukul. Apalagi saat klien marah, klien akan mengamuk dan
menghancurkan barang, Saat ini di RSJ klien dapat berinteraksi
dengan baik dengan orang lain.
MK : Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
c. Hubungan Sosial
1) Orang terdekat
Klien mengatakan orang terdekat klien adalah ibunya yaitu
sebagai tempat mengadu, bicara dan minta bantuan.

2) Peran dalam kegiatan kelompok / masyarakat


Klien mengatakan pernah mengikuti kegiatan

kelompok

masyarakat yaitu gotong royong dan kegiatan budaya warga di


tempat tinggalnya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan hambatan dirinya dalam berhubungan dengan
orang lain karena klien mudah marah dan bahkan sering hingga
memukul orang lain.
MK : Resiko Perilaku kekerasan
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama Kristen dan sering ikut ibadah
pada hari Minggu.
2) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan masih tetap beribadah, meskipun di dalam RSJ.
6. Status Mental
a. Penampilan
Pada saat pengkajian klien tampak rapi, klien menggunakan baju
pasien RSJ, klien tampak merasa kuat dan pemberani.
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada tinggi dan cepat, seperti mau marah,
tidak ada hambatan selama berbicara, saat klien ditanya tentang
perlakuan bapak klien kepadanya. Klien tampak marah ketika
berbicara menceritakan perlakuan bapaknya. Tatapan mata klien
tajam

26

MK : Resiko Perilaku kekerasan


MK : Koping individu tidak efektif
c. Aktivitas Motorik
Klien dapat bergerak secara normal, tampak agresif, dan merasa kuat
dan pemberani
d. Alam Perasaan
Klien tampak seperti sedang kesal. Klien mengatakan kesal dengan
bapaknya dan keluarganya karena ia dibawa ke RSJ
e. Afek
Klien labil dan mudah marah, dan menunjukkan perubahan ekspresi

f.

sesuai dengan suasana yang tidak menyenangkan.


MK : Resiko perilaku kekerasan
Interaksi Selama Wawancara
Saat awal berinteraksi dengan klien kurang kooperatif, tetapi dengan
pendekatan dan rasa empati yang dilakukan oleh kelompok klien aktif
dan

mau

terbuka

selama

wawancara

dan

menceritakan

pengalamannya.
g. Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori
h. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan pada bentuk, arus maupun isi pikir
i. Tingkat Kesadaran
Klien dalam keadaan sadar penuh dapat berbicara dengan baik, klien
j.

tidak mengalami disorientasi waktu, orang dan tempat


Daya Ingat ( memori )
Klien dapat mengingat nama perawat yang mengajaknya berbicara
dan masih ingat masa lalunya. Klien tidak mengalami gangguan daya

ingat.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berhitung dengan lancar, hanya saja klien sulit
konsentrasi ketika suasana sedang ribut dan malah memancing
l.

emosi klien untuk marah.


Insight ( daya tilik diri )
Meskipun klien selalu meminta pulang, ia mengakui diri yang
sekarang masih sering marah-marah dalam menghadapi masalah.
Klien mengatakan dirinya tidak mengalami gangguan jiwa. Klien juga
mengatakan keadaan yang dialaminya ini dikarenakan bapaknya
sering memukulinya dari kecil.

7. Kebutuhan Persiapan pulang

27

a. Makan
Klien dapat makan secara mandiri sesuai jadwal dan menu dari RSJ
b. BAB/BAK
Klien BAB kurang lebih 1x sehari pada tempatnya ( toilet), dn BAK
kurang lebih 7-8x sehari
c. Mandi
Klien dapat mandi secara mandiri sesuai jadwal yang diarahkan
perawat
d. Berpakaian
Klien dapat berpakaian dan menggunakan pakaian ganti yang
disediakan setiap selesai mandi secara mandiri
e. Istirahat dan tidur
Klien jarang tidur siang, sedangkan pada malam hari tidur 7-8
f.

jam/hari. Klien tidak mengalami gangguan tidur.


Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur, sesuai dengan anjuran yang
diberikan dokter. Klien dapat minum obat tanpa bantuan untuk
meminumnya.

8. Mekanisme koping
a. Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain.
b. Klien mampu mengatasi masalah ringan seperti menjaga kebersihan
diri.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien merasa bersalah kepada teman dan masyarakat ditempat
tinggalnya karena sering marah-marah dan memukul.
b. Masalah dengan pekerjaan
Klien bekerja sebagai penjual sayuran
c. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan masalah disekitar perumahannya bapaknya sering
marah-marah dan memukul klien, klien pun juga sering marah-marah
kepada ibunya.
10. Pengetahuan
Klien tidak mengetahui tentang gangguan kejiwaan (perilaku kekerasan)
yang dialaminya, sehingga klien tidak tahu cara menangani penyakit yang
dialaminya.
MK : Kurang pengetahuan
11. Aspek medis
a. Diagnosa Medik

: Skizofrenia Paranoid

28

b. Terapi medik
:
- Risperidone
- Lodomer 2 mg
- Hexymer

2 x 2mg
2 x 2mg
2 x 2mg

12. Daftar masalah Keperawatan


a. Resiko perilaku kekerasan
b. ketidakefektifan regimen traupetik : individu
c. sindroma pasca trauma
d. Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
e. Koping individu tidak efektif
f.

Kurang pengetahuan

B. Analisa Data
No. Data
Masalah keperawatan
1.
Ds :
Resiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan sebelum masuk
RSJ

dirinya

karena

memukul

temannya

temannya

tidak

meminjamkan motor dan menjual


motornya.
- Keluarga klien mengatakan klien
suka marah-marah tanpa sebab dan
sering berkelahi.
- Klien mengatakan dirinya memang
mudah marah
Do :

29

- Pandangan mata pasien tampak

2.

tajam
- Pasien marah ketika pasien lain ribut
Ds :
Koping individu tidak efektif
- Klien mengatakan dirinya mudah
marah hanya karena masalah kecil.
Do :
- Klien tampak marah menceritakan
masa

lalunya

yang

tidak

menyenangkan ketika dipukul oleh


bapaknya.

30

C. Rencana Asuhan Keperawatan


No.
1.

Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

Tujuan dan kriteria hasil


Intervensi
Setetelah dilakukan tindakan SP 1P
- Identifikasi
penyebab
selama
3x
interaksi
perilaku kekerasan
diharapkan.
- Identifikasi tanda dan
- Klien dapat mengidentifikasi
gejala perilaku kekerasan
penyebab prilaku kekerasan
- Identifikasi
perilaku
- Klien dapat mengidentifikasi
kekerasan yang dilakukan
tanda dan gejala prilaku
- Identifikasi akibat perilaku
kekerasan
kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi
- Bantu
pasien
cara
perilaku kekerasan yang
mengontrol
perilaku
dilakukan
kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi
- Membantu
pasien
akibat perilaku kekerasan
mempraktekkan
latihan
- Klien dapat mengidentifikasi
cara
mengontrol
PK
cara mengontrol perilaku
secara fisik I : latihan
kekerasan
- Mempraktekkan
cara
nafas dalam
- Menganjurkan
klien
mengontrol PK dengan cara
memasukkan
kedalam
fisik
- Memasukan
cara
jadwal harian

Rasional
- Sebagai langkah awal
dalam

menyusun

strategi berikutnya
- Deteksi dini dapat
mencegah

tindakan

yang

dapat

membahayakan

klien

dan lingkungan
- Melihat
mekanisme
koping

klien

dalam

menyelsaikan
masalah

yang

dihadapi
- Membantu

klien

melihat dampak yang


ditimbulkan
perilakuk

akibat
kekerasan

yang dilakukan klien


- Menurunkan perilaku

mengontrol PK dengan cara

destruktif yang akan

fisik

mencederai klien dan

harian

kedalam

kegiatan

lingkungan sekitar
- Nafas dalam dapat
mengurangi keinginan
klien untuk melakukan

31

tindakan kekerasan
- Sebagai upaya untuk
membiasakan
melatih

diri
dan

mengaplikasikan cara
fisik I saat marah
Setetelah dilakukan tindakan SP 2P
- Evaluasi
sangat
- Evaluasi jadwal kegiatan
selama
3x
interaksi
penting
untuk
harian klien
diharapkan.
membuat
rencana
- Latih
klien
untuk
- Klien dapat memasukkan
selajutnya
mengontrol PK dengan
latiha fisik II kedalam jadwal
- Memukul beda yang
cara fisik II
kegiatan harian
empuk berupa bantal
- Anjurkan
klien
untuk
- Klien dapat mengontrol PK
atau
guling
dapat
memasukkan
jadwal
dengan cara fisik I
mengurangi
klien
- Memasukkan latihan fisik II
kegiatan harian
untuk melakukan PK
kedalam jadwal kegiatan
- Sebagai
upaya
harian
membiasakan
diri
melatih
mengaplikasikan cara
fisik

saat

klien

marah
Setetelah dilakukan tindakan SP 3P
- Evaluasi
sangat
- Evaluasi jadwal kegiatan
selama
3x
interaksi
penting
untuk
harian klien
diharapkan.
membuat
rencana
- Latih klien mengontrol PK
- Klien dapat memasukkan
selajutnya
dengan dengan verbal
latiha fisik II kedalam jadwal
- Cara verbal dapat
(mengungkapkan/menola
kegiatan harian
mengurangi keinginan

32

- Klien dapat mengontrol PK


dengan cara verbal
- Klien dapat memasukkan
latihan
dengan

mengontrol
cara

PK

k dengan baik)
- Anjurkan
klien
memasukkan

untuk melakukan PK
untuk - Sebagai
upaya
jadwal

kegiatan harian

membiasakan

diri

melatih
mengaplikasikan cara

verbal

kedalam jadwal harian

verbal

saat

klien

marah
- Evaluasi

Setetelah dilakukan tindakan SP 4P


sangat
- Evaluasi jadwal kegiatan
selama
3x
interaksi
penting
untuk
harian klien
diharapkan.
membuat
rencana
- Latih klien mengontrol PK
- Klien dapat memasukkan
selajutnya
dengan
dengan
cara
latihan cara verbal kedalam
- Cara spiritual dapat
spiritual
jadwal kegiatan harian
mengurangi keinginan
- Anjurkan
klien
untuk
- Klien dapat mengontrol PK
untuk melakukan PK
memasukkan
jadwal
dengan cara spiritual
- Sebagai
upaya
- Klien dapat memasukkan
kegiatan harian
membiasakan
diri
latihan
mengontrol
PK
melatih
dengan
cara
spiritual
mengaplikasikan cara
kedalam jadwal harian
spiritual saat klien
marah
- Evaluasi

Setetelah dilakukan tindakan SP 5P


selama

3x

interaksi - Evaluasi jadwal kegiatan

diharapkan.
harian klien
- Klien dapat memasukkan - Latih klien mengontrol PK
latiha

spiritual

kedalam

dengan

dengan

jadwal kegiatan harian


minum obat
- Klien dapat mengontrol PK - Anjurkan
klien

sangat

penting
membuat

untuk
rencana

selajutnya
minum
cara - Cara
dapat

untuk

keinginan

obat

mengurangi
untuk

33

dengan cara minum obat


- Klien dapat memasukkan
latihan

mengontrol

memasukkan

jadwal

kegiatan harian

PK

melakukan PK
- Sebagai
upaya
membiasakan

diri

dengan cara minum obat

melatih

kedalam jadwal harian

mengaplikasikan cara
minum obat saat klien
marah

D. Implementasi dan Evaluasi


No.
1.

Tanggal

Implementasi
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku

Evaluasi
S : klien mengatakan dirinya merasa

Kekerasan

senang bisa mengetahui cara mengontrol

SP 1 :

perilaku

1. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan


R/: klien mengatakan dirinya memang mudah O : - Klien sangat kooperatif
marah meskipun hanya karena hal sepele.
Klien mengatakan pernah marah hanya tidak
ada garam di dapur.

- Klien mengikuti instruksi dengan


baik

Paraf

34

2. Identifikasi tanda dan gejala perilaku A : SP 1 Pasien Tercapai


kekerasan
R/: pandangan klien tampak tajam, tubuh P : intervensi dilanjutkan
klien tampak kaku & tegang, klien sering
mengepalkan tangan dan berteriak kepada
pasien lain yang rebut.
3. Identifikasi

perilaku kekerasan yang

dilakukan
R/: klien mengatakan dirinya pernah marahmarah

hingga

memukul

temannya

dan

merusak barang-barang di rumah.


4. Identifikasi akibat perilaku kekerasan
R/: klien mengatakan setelah dia memukul
temannya, ia dikeroyok oleh warga, dan
kemudian dijauhi warga di lingkungan tempat
tinggalnya.
5. Bantu pasien cara mengontrol perilaku
kekerasan
R/: klien tampak mendengarkan
6. Membantu pasien mempraktekkan latihan
cara mengontrol PK secara fisik I : latihan
nafas dalam
R/: klien mengikuti instruksi dengan baik.
7. Menganjurkan

klien

kedalam jadwal harian

memasukkan

Latih SP 2

35

2.

R/: klien sangat kooperatif


Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku

S : klien mengatakan dirinya sudah bisa

Kekerasan

sedikit

SP 2 :

marah

mengontrol

emosinya

ketika

1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien


R/:

klien

dapat

mempraktekkan

secara O : - Klien sangat kooperatif

mandiri

- Klien mengikuti instruksi dengan

2. Latih klien untuk mengontrol PK dengan

baik
- Klien tampak lebih rileks

cara fisik II
R/: klien mengikuti instruksi dengan baik
3. Anjurkan klien untuk memasukkan jadwal

A : SP 2 Pasien Tercapai

kegiatan harian
P : intervensi dilanjutkan

R/: klien sangat kooperatif


3.

Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku

- Latih SP 3
S : klien mengatakan dirinya sudah dapat

Kekerasan

mengontrol emosinya.

SP 3 :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
R/:

klien

dapat

mempraktekkan

O : - Klien sangat kooperatif

secara

- Klien mengikuti instruksi dengan

mandiri

baik
- Klien tampak lebih rileks

2. Latih klien mengontrol PK dengan dengan


verbal (mengungkapkan/menolak dengan
baik)

A : SP 3 Pasien Tercapai

R/: klien mengikuti instruksi dengan baik


3. Anjurkan klien untuk memasukkan jadwal
kegiatan harian

P : intervensi dilanjutkan
-

Latih SP 4

36

4.

R/: klien sangat kooperatif


Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku

S : klien mengatakan dirinya sudah dapat

Kekerasa

mengontrol secara mandiri dengan baik

SP 4 :
1. Evaluasi hasil latihan SP 1, SP 2, dan SP 3

O : - Klien sangat kooperatif

R/: klien dapat mempraktekkan dengan baik

- Klien mengikuti instruksi dengan

2. Latih klien mengontrol PK dengan dengan

baik
- Klien tampak rileks

cara spiritual
R/: klien mengikuti instruksi dengan baik
3. Anjurkan klien untuk memasukkan jadwal

A : SP 4 Pasien Tercapai

kegiatan harian
R/: klien sangat kooperatif

P : intervensi dihentikan

Vous aimerez peut-être aussi