Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Tn. L dengan Gangguan Jiwa
Resiko Perilaku Kekerasan
A. Pengkajian
Ruang Rawat
Tanggal Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku/ Bangsa
Alamat
No. RM
Diagnosa medis
Penanggung Jawab
Tanggal MRS
: Ruang Enggang
: 25 Mei 2016
: Tn. L
: 25 Tahun
: Laki Laki
: Kristen Protestan
: Dayak / Indonesia
: Dsn. Dawar RT 005 / RW 003 Ds. Pisak Kec.
Tujuh Belas
: 0078xx
: Skizofrenia Paranoid
: Tn. K
:
2. Alasan Masuk
Saat pengkajian tanggal 25 Mei 2016, klien mengatakan sebelum
masuk RSJP klien memukul temannya karena kesal meminjam motor
kepada temannya sering tidak diberikan dan dibilang motor temannya
sudah dijual dan saat klien memukul teman-temannya warga mengeroyok
klien, dan dibawa oleh bapaknya ke RSJP karena perilaku kekerasan
yang klien lakukan. Keluarga klien mengatakan klien suka marah-marah
tanpa sebab, dan sering berkelahi.
MK : Perilaku kekerasan
3. Faktor Predisposisi
a. Riwayat gangguan jiwa di masa lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah 2x masuk RSJ pertama kali
masuk saat itu pada tahun 2012 dikarenakan klien tidak dapat
mengendalikan dirinya dengan baik, klien sering marah-marah dan
bahkan sampai memukuli orang lain. Klien mengatakan pernah
mengkonsumsi sabu.
b. Pengobatan sebelumnya
Klien dibawa lagi ke RSJ karena klien putus obat lebih dari 4 bulan,
sehingga klien mudah marah hingga memukul orang lain hanya
23
bapaknya
perempuannya.
Klien
sering
memukul
abangnya
dan
adik
24
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Laki laki sudah meningggal
: Perempuan sudah meninggal
: Pasien
: Garis keturunan
: tinggal dalam 1 rumah
Penjelasan :
Klien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara. Tidak ada anggota
keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan
ayahnya sering marah-marah dan sering memukuli anaknya. Yang
biasa mengambil keputusan dalam keluarga adalah bapak dan ibu
klien.
b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya.
2) Identitas
Klien adalah anak kedua dari lima bersaudara, saat ini klien
mampu melakukan aktivitas secara mandiri serta arahan, dan
klien menerima dirinya sebagai seorang laki-laki.
3) Peran
Klien bekerja berkebun, menanam sayur-sayuran dan dijual
keperbatasan untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Klien
juga mengatakan hasil dari jualan sayurnya digunakan klien untuk
membantu membangun rumah keluarganya.
4) Ideal diri
Klien mengatakan bercita-cita ingin jadi polisi, maka dari itu klien
merasa dirinya harus kuat dan berani seperti polisi. Itulah klien
kadang sering memukul temannya dan merasa dirinya kuat. Klien
mengatakan tidak bisa masuk polisi karena tidak memiliki uang
25
kelompok
26
f.
mau
terbuka
selama
wawancara
dan
menceritakan
pengalamannya.
g. Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori
h. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan pada bentuk, arus maupun isi pikir
i. Tingkat Kesadaran
Klien dalam keadaan sadar penuh dapat berbicara dengan baik, klien
j.
ingat.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berhitung dengan lancar, hanya saja klien sulit
konsentrasi ketika suasana sedang ribut dan malah memancing
l.
27
a. Makan
Klien dapat makan secara mandiri sesuai jadwal dan menu dari RSJ
b. BAB/BAK
Klien BAB kurang lebih 1x sehari pada tempatnya ( toilet), dn BAK
kurang lebih 7-8x sehari
c. Mandi
Klien dapat mandi secara mandiri sesuai jadwal yang diarahkan
perawat
d. Berpakaian
Klien dapat berpakaian dan menggunakan pakaian ganti yang
disediakan setiap selesai mandi secara mandiri
e. Istirahat dan tidur
Klien jarang tidur siang, sedangkan pada malam hari tidur 7-8
f.
8. Mekanisme koping
a. Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain.
b. Klien mampu mengatasi masalah ringan seperti menjaga kebersihan
diri.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien merasa bersalah kepada teman dan masyarakat ditempat
tinggalnya karena sering marah-marah dan memukul.
b. Masalah dengan pekerjaan
Klien bekerja sebagai penjual sayuran
c. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan masalah disekitar perumahannya bapaknya sering
marah-marah dan memukul klien, klien pun juga sering marah-marah
kepada ibunya.
10. Pengetahuan
Klien tidak mengetahui tentang gangguan kejiwaan (perilaku kekerasan)
yang dialaminya, sehingga klien tidak tahu cara menangani penyakit yang
dialaminya.
MK : Kurang pengetahuan
11. Aspek medis
a. Diagnosa Medik
: Skizofrenia Paranoid
28
b. Terapi medik
:
- Risperidone
- Lodomer 2 mg
- Hexymer
2 x 2mg
2 x 2mg
2 x 2mg
Kurang pengetahuan
B. Analisa Data
No. Data
Masalah keperawatan
1.
Ds :
Resiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan sebelum masuk
RSJ
dirinya
karena
memukul
temannya
temannya
tidak
29
2.
tajam
- Pasien marah ketika pasien lain ribut
Ds :
Koping individu tidak efektif
- Klien mengatakan dirinya mudah
marah hanya karena masalah kecil.
Do :
- Klien tampak marah menceritakan
masa
lalunya
yang
tidak
30
Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
Rasional
- Sebagai langkah awal
dalam
menyusun
strategi berikutnya
- Deteksi dini dapat
mencegah
tindakan
yang
dapat
membahayakan
klien
dan lingkungan
- Melihat
mekanisme
koping
klien
dalam
menyelsaikan
masalah
yang
dihadapi
- Membantu
klien
akibat
kekerasan
fisik
harian
kedalam
kegiatan
lingkungan sekitar
- Nafas dalam dapat
mengurangi keinginan
klien untuk melakukan
31
tindakan kekerasan
- Sebagai upaya untuk
membiasakan
melatih
diri
dan
mengaplikasikan cara
fisik I saat marah
Setetelah dilakukan tindakan SP 2P
- Evaluasi
sangat
- Evaluasi jadwal kegiatan
selama
3x
interaksi
penting
untuk
harian klien
diharapkan.
membuat
rencana
- Latih
klien
untuk
- Klien dapat memasukkan
selajutnya
mengontrol PK dengan
latiha fisik II kedalam jadwal
- Memukul beda yang
cara fisik II
kegiatan harian
empuk berupa bantal
- Anjurkan
klien
untuk
- Klien dapat mengontrol PK
atau
guling
dapat
memasukkan
jadwal
dengan cara fisik I
mengurangi
klien
- Memasukkan latihan fisik II
kegiatan harian
untuk melakukan PK
kedalam jadwal kegiatan
- Sebagai
upaya
harian
membiasakan
diri
melatih
mengaplikasikan cara
fisik
saat
klien
marah
Setetelah dilakukan tindakan SP 3P
- Evaluasi
sangat
- Evaluasi jadwal kegiatan
selama
3x
interaksi
penting
untuk
harian klien
diharapkan.
membuat
rencana
- Latih klien mengontrol PK
- Klien dapat memasukkan
selajutnya
dengan dengan verbal
latiha fisik II kedalam jadwal
- Cara verbal dapat
(mengungkapkan/menola
kegiatan harian
mengurangi keinginan
32
mengontrol
cara
PK
k dengan baik)
- Anjurkan
klien
memasukkan
untuk melakukan PK
untuk - Sebagai
upaya
jadwal
kegiatan harian
membiasakan
diri
melatih
mengaplikasikan cara
verbal
verbal
saat
klien
marah
- Evaluasi
3x
diharapkan.
harian klien
- Klien dapat memasukkan - Latih klien mengontrol PK
latiha
spiritual
kedalam
dengan
dengan
sangat
penting
membuat
untuk
rencana
selajutnya
minum
cara - Cara
dapat
untuk
keinginan
obat
mengurangi
untuk
33
mengontrol
memasukkan
jadwal
kegiatan harian
PK
melakukan PK
- Sebagai
upaya
membiasakan
diri
melatih
mengaplikasikan cara
minum obat saat klien
marah
Tanggal
Implementasi
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku
Evaluasi
S : klien mengatakan dirinya merasa
Kekerasan
SP 1 :
perilaku
Paraf
34
dilakukan
R/: klien mengatakan dirinya pernah marahmarah
hingga
memukul
temannya
dan
klien
memasukkan
Latih SP 2
35
2.
Kekerasan
sedikit
SP 2 :
marah
mengontrol
emosinya
ketika
klien
dapat
mempraktekkan
mandiri
baik
- Klien tampak lebih rileks
cara fisik II
R/: klien mengikuti instruksi dengan baik
3. Anjurkan klien untuk memasukkan jadwal
A : SP 2 Pasien Tercapai
kegiatan harian
P : intervensi dilanjutkan
- Latih SP 3
S : klien mengatakan dirinya sudah dapat
Kekerasan
mengontrol emosinya.
SP 3 :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
R/:
klien
dapat
mempraktekkan
secara
mandiri
baik
- Klien tampak lebih rileks
A : SP 3 Pasien Tercapai
P : intervensi dilanjutkan
-
Latih SP 4
36
4.
Kekerasa
SP 4 :
1. Evaluasi hasil latihan SP 1, SP 2, dan SP 3
baik
- Klien tampak rileks
cara spiritual
R/: klien mengikuti instruksi dengan baik
3. Anjurkan klien untuk memasukkan jadwal
A : SP 4 Pasien Tercapai
kegiatan harian
R/: klien sangat kooperatif
P : intervensi dihentikan