Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Typhoid merupakan penyakit infeksi yang di jumpai secara luas di
daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai
dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah, angka kejadian pada penderita
yang mengalami penyakit typhoid cukup tinggi. Hal ini ditunjang oleh
kelembaban daerah tropis yang cukup tinggi serta masyarakat yang heterogen
dalam hal tingkat sosial ekonomi maupun pengetahuan tentang kesehatan diri
dan lingkungan yang masih relatif rendah. Penyakit tropis umumnya merupakan
penyakit infeksi yang mudah menular melalui feses dan urin (Rohim, 2002).
Jumlah penduduk dunia yang menderita demam typhoid setiap tahunya
bisa mencapai sekitar 15-30 juta dan 600.000 diantaranya meninggal. Hasil riset
kesehatan dasar tahun 2008 di Indonesia, penyakit typhoid 500 orang per
100.000 penduduk dengan laju kematian antara 0,6 - 5% (Wahanudin, 2009).
Dari jumlah penderita thypoid tersebut ada beberapa penderita yang
tidak tertolong, hal tersebut disebabkan karana terjadinya komplikasi pada
penderita typhoid seperti perdarahan usus, perforasi usus, dan peritonitis.
Melihat kompleknya masalah dan komplikasi pada klien dengan penyakit
typhoid maka diperlukan asuhan keperawatan secara menyeluruh baik yang
melalui aspek promotif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga
(Rohim, 2002).
apabila penyakit Typhoid ini tidak segera ditangani akan terjadi komplikasi
yang lebih lanjut seperti pendarahan usus, perforasi usus dan peritonitis.
Sedangkan pada aspek rehabilitatif berupa istirahat ditempat tidur tanpa
aktifitas yang berat, mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan kalori,
tidak boleh makan makanan yang mengandung banyak serat dan gas serta tidak
boleh makan makanan yang merangsang lambung, seperti makanan pedas dan
asam (Rampengan, 2007).
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari Typoid?
2. Bagaimana konsep keperawatan dari Typoid?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari Typoid.
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari Typoid.
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1.Definisi
Typhoid merupakan penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala
demam satu minngu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Penyakit ini disebabkan oleh
salmonella typhosa dan hanya didapatkan pada manusia. Penularan penyakit ini
hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Rampengan, 2007).
Typhoid (enteric fiver) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai sistem pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam, dkk, 2008).
Typhoid
biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu
minggu dan terdapat gangguan kesadaran (Suriadi & Yulianni, 2006).
2.2.Etiologi
Penyebab Typhoid menurut Rampengan (2007) disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella typhosa/Eberthella typosa yang merupakan kuman gram
negatif, motil dan tidak menghasilkan sepora. Kuman ini dapat hidup baik sekali
pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati
pada suhu 700 C ataupun oleh antiseptic. Sampai saat ini, di ketahui bahwa
kuman inihanya menyerang manusia.
Salmonella typhosa mempunyai antigen tiga macam antigen yaitu:
1. Antigen O = Ohne Hucneh = antigen somatik (tidak menyebar)
2. Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flagela dan bersifat
tromolabil
3. Antigen V1 = Kapsul = merupakan kapsul meliputi tubuh kuman dan
melindungi antigen O terhadap fagositosis
2.4.Pathway
Saluran Pencernaan
Usus
Perdarahan dan
perforasi intestinal
Proses Infeksi
Lamina propia
Merangsang
Peristaltik Usus
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
Pelepasan zat
pyrogen
Peradangan
Jaringan tubuh
Kelemahan fisik
Keterbatasan aktivitas
Proses termoregulasi
tubuh
Demam
Peradangan usus
Nyeri tekan
Hipermetabolisme
Output berlebihan
NYERI AKUT
KELETIHAN
HIPERTERMI
5
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
2.5.Manifestasi
Gejala dapat timbul secara tiba tiba atau berangsur angur yaitu antara
10 sampai 14 hari. Mulanya samar samar, bersama nyeri kepala, malaise,
anoreksia dan demam, rasa tidak enak diperut dan nyeri diseluruh badan.
Minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada
umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, konstipasi/diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan epistaksis.
Pada minggu kedua gejala gejala menjadi lebih jelas, yaitu : demam,
bradikardi relative, lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah, dan
tremor), hepatomegaly, splenomegaly, meteorismus, gangguan mental.
2.6.Komplikasi
Komplikasi demam typhoid menurut Rampengan 2007 dapat dibagi atas dua
bagian:
1. Komplikasi pada usus halus (perdarahan, perforasi, peritonitis).
2. Komplikasi diluar usus halus (bronkhitis, bronkopneumonia, ensefalopati,
kolesititis, meningitis, miokarditis, karier kronik).
2.7.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan typhoid menurut Rampengan (2007)
adalah
sebagai berikut:
1. Perawatan
Klien diistirahatkan 7 hari sampai bebas demam atau kurang lebih 14 hari
untuk mencegah komplikasi perdarahan usus. Mobilisasi bertahap bila tidak
ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
Kualitas makanan disesuaikan dengan kebutuhan baik kalori, protein,
elektrolit, mineral, serta disesuaikan makanan yang rendah/bebas selulosa,
dan menghindarai makanan yang sifatnya iritatif. Pada penderita dengan
gangguan kesadaran pemasukan makanan harus lebih diperhatikan.
3. Obat obatan
Demam typoid merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian
tertinggi sebelum ada obat-obatan anti mikroba (10-15%) sejak adanya obat
tiamphenycol,
kotrimosasol,
amphisilin,
amoxilin,
2.8.Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi
a) Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi perdarahan
usus atau perforasi.
b) Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal
atau tinggi
c) Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.
d) LED ( Laju Endap Darah ) : Meningkat
e) Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).
2. Kimia Klinik
a) Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran
peradangan sampai hepatitis Akut.
3. Imunologi
a) Uji Widal
Pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi
(didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi (reagen).
Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering
diminta terutama di negara dimana penyakit ini endemis seperti di Indonesia.
Sebagai uji cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif
dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal
sebagai Febrile agglutinin.Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Hasil positif
palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan
vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi
anamnestik (pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF). Hasil negatif
palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan
Metode ini mulai banyak dipergunakan. Pada cara ini di lakukan perbanyakan
DNA kuman yang kemudian diindentifikasi dengan DNA probe yang spesifik.
Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit
(sensitifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Spesimen yang
digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi.
(Wong, 2008).
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1.Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan
diagnosa medik.
2. Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turunturun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke
dalam tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi dan metabolisme
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan
muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak
makan sama sekali.
b) Pola eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring
lama. Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya
warna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam thypoid
terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar
dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
c) Pola aktivitas dan latihan
10
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak
terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
d) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.
e) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit
anaknya.
f) Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan
umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham
pada klien.
g) Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di
rumah sakit dan klien harus bed rest total.
h) Pola penanggulangan stress
Biasanya orang tua akan nampak cemas
7. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38 410C, muka
kemerahan.
b) Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).
8. Review Of Sistem
a) Sistem respirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan
gambaran seperti bronchitis.
b) Sistem kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah.
c) Sistem integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak
kusam
11
d) Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas),
mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak
enak, peristaltik usus meningkat.
e) Sistem muskuloskeletal
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
f) Sistem abdomen
Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi
lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut
kembung serta pada auskultasi peristaltik usus meningkat.
3.2.Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi (00007)
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
2) Kekurangan Volume Cairan (00027)
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 5 : Hidrasi
3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. (00002)
Domain : 2. Nutrisi
Kelas : 1. Makan
4) Nyeri Akut (000132)
Domain 12: Kenyamanan
Kelas 1: Kenyamanan Fisik
5) Keletihan (0093)
Domain 4: Aktifitas / istrahat
Kelas 3: Keseimbangan energi
12
Diagnose Keperawatan
NOC
Hipertermi (00007)
Domain 11
NIC
NOC
:
Rasional
Observasi
Termoregulation
1. Monitor
Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
Tujuan
Definisi :
Observasi
secara
1. Untuk
mengetahui
adanya
suhu kulit
2. Monitor
secara
perubahan
klien
Untuk
rentang normal
jam
output
keseimbangan
Batasan karakteristik :
teratasi
masalah
hipertermi
3. Monitor
1. Konvulsi
2. Kulit kemerahan
3. Peningkatan suhu tubuh diatas
periodik
Kriteria hasil :
-
kisaran normal
4. Kejang
5. Takikardi
Suhu
tubuh
dalam
4. Pahami
tekanan 3.
rentang normal
5. Indentifikasi
kecemasan
6. Takipnea
Agar
darah,nadi,
prespektif
intake
dan output
darah,nadi, dan RR
rentang normal
-
secara
mengetahui
tingkat
tekanan
dan
RR
klien
dapat
dipertahankan
dalam
rentang normal
4.
Untuk
mengetahui
13
Tidak
ada
perubahan Mandiri
berhubungan :
pusing
5.
1. Penurunan respirasI
paha
dan
Untuk
mengetahui
tingkat
kecemasan
pasien
aksila klien
2. Dehidrasi
7. Anjurkan
asupan Mandiri
3. Penyakit
2 liter sehari.
pasien
menggunakn
teknik
relaksasi.
mencegah
mengurangi
rasa ketidaknyamanan
situasi
klien
menimbulkan
9. Agar
kecemasan.
10. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
14
7. Untuk
pasien
mengenal
yang
mengurangi
demam
8. Instruksikan
9. Bantu
6. Untuk
dapat
mengurangi
tingkat
kecemasan klien
10. Untuk
mengetahui
perasaan, ketakutan,
tingkat
keberhasilan
presepsi
terapi
keperawatan
klien.
Health Education
12. Ajarkan
dan
terapi
mengurangi
ketidaknyamanan klien
12. Agar
klien
bisa
Jelaskan
terjadi demam
semua
prosedur
dan
apa
yang
dirasakan
13. Instruksikan
pasien
menggunakn
teknik
relaksasi
secara
mandiri
dan
nonfarmakologi.
selama prosedur.
15
11. Untuk
Health Education
klien
keluarga
dilakukan
13. Agar
klien
saat
kapat
mengatasi
ketidaknyamanan
secara mandiri
Kolaborasi
14. Untuk
menurunkan
15. Untuk
Kolaborasi
14. Berikan
antipiretic
obat
mengurangi
kecemasan.
sesuai
Kekurangan
Volume
Cairan NOC
Observasi
Observasi
(00027)
Keseimbangan elektrolit
Domain 2 : Nutrisi
Keseimbangan cairan
dan
Kelas 5 : Hidrasi
Hidrasi
kehilangan cairan.
frekuensi
2. Pantau perdarahan
Definisi :
3. Identifikasi
Tujuan
factor
1. Untuk
warna
frekuensi
mengetahui
dan
jumlah
pada
saat
kehilangan cairan
2. Untuk
mencegah
pengaruh
terhadap
bertambah buruknya
mengatasi banyaknya
dehidrasi.
cairan teratasi
16
Kekurangan
volume
Batasan Karakteristik
a. Subjetif :
1. Haus
b. Objektif :
bertambahnya
6. Manajemen
asam
basa
akan
hipovolemik
dehidrasi
Mandiri
7. Terapi intravena
4. Meningkatkan
membrane
keseimbangan
8. Anjurkan
4. Kelemahan
Faktor yang berhubungan
cairan
asam
Health Education :
volume
mengatasi
penyebab
basa
dan
mukosa kering
1. Kehilangan
asam
5. Manajemen elektrolit
dicapai.
dan
4. Manajemen
Keseimbangan elektrolit
3. Untuk
Mandiri
pasien
komplikasi
akibat
untuk
ketidakseimbangan
menginformasikan
asam basa
aktif
5.
Meningkatkan
keseimbangan
Kolaborasi :
9. Kolaborasikan
pemberian cairan IV
elektrolit
dan
mencegah komplikasi
akibat
dari
kadar
17
6.
Mengembangkan
volume
cairan
intravaskuler
pada
pasien dehidrasi
7.
Agar
Health Education
8. Untuk
meningkatkan
pengetahuan
pasien
Kolaborasi
9. Agar cairan pada tubuh
pasien dapat terpenuhi
dengan baik
18
Ketidakseimbangan
nutrisi
: NOC
(00002)
Domain : 2 Nutrisi
Kelas : 1 Makan
Definisi :
Observasi
Status nutrisi
1. Kaji
dan
derajat
menelan
Nutritional
status
kesulitan
menelan
2. Untuk
nutrient intake
2. Monitor pertumbuhan
Weight contro
dan perkembangan
3. Monitor
kalori
dan
intake nutrisi
Tujuan
keperawatan
pucat,
kekeringan
pada
kebutuhan
kurang
tubuh
konjungtiva
dapat 5. Monitor
teratasi
rambut
kekeringan
kusam,
dan
7. Monitor
makanan
adanya
19
dan
perkembangan
tingkat
mengetahui
kalori
dan
intake nutrisi.
4. Untuk
mengetahui
pada
konjungtiva.
5. Untuk
tingkat
tidaknya
perubahan
mudah patah
4. Kerapuhan kapiler
5. Ketidakmampuan
dari
normal
3. Untuk
dan
...x24
mengetahui
pertumbuhan
kemerahan,
kesulitan
tingkat
jam
ideal
mengetahui
dokumentasikan
1. Untuk
Observasi
mengetahui
nutrisi
pada
rambut
6. Untuk
mengetahui
Kriteria Hasil
8. Monitor
tipe
dan
7. Untuk
mengetahui
terpenuhi
8. Nyeri abdomen
badan
biasa di lakukan
tujuan
1. Faktor biologis
2. Faktor ekonomi
3. Gangguan psikososial
sesuai
dengan
9. Pantau
masukan
tidaknya
8. Untuk
mengetahui
dan
akibat aktifitas
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
laporkan
Tidak
ada
tanda-tanda
timbang
berat
adanya
malnutrisi
9. Untuk
mengetahui
jumlah
asupan
makanan
dan
bertambah
4. Ketidakmampuan makan
Mandiri
5. Ketidakmampuan
10. Dorong
mencerna
makanan
berat badan.
klien
makan
untuk
dan Mandiri
meningkatkan jumlah
makanan
11. Beri
makan
lunak
tinggi
kalori
20
10. Untuk
menjaga
dengan menggunakan
makan
tidaknya
selalu terpenuhi
11. Untuk
memudahkan
12. Beri
atau
makanan
tawarkan
cepat
kesukaan
memproses makanan
klien
13. Ubah
dalam
pasien
untuk
memudahkan menelan
menghindari
ketidakefektifan pasien
dalam menelan
Health Education
Health Education
14. Anjurkan
keluarga
untuk
membuat
makanan
kesukaan
oleh keluarga
klien
Kolaborasi
15. Agar terpenuhinya diet
Kolaborasi
15. Konsultasikan dengan
ahli
gizi
untuk
21
yang
kalori,
vitamin.
tinggi
protein
akan
dan
kalori,
protein
dan
vitamin
16. Hal
ini
akan
menyebabkan
16. Pemberian
suplementasi
penurunan
iodium
melalui mulut
ukuran
gondoknya.
17. Agar
pasien dapat
menelan
dengan
normal kembali
4
NOC
Observasi
Pain Level
1. Kaji
Pain Control
komprehensif,
Comfort Level
termasuk
lokasi, 2. Untuk
Definisi :
karakteristik,
durasi,
memperngaruhi respon
faktor presipitasi.
nyeri
...x24
jam 2. Kaji
Observasi
nyeri
kultur
yang 3. Agar
mempengaruhi respon
nyeri
22
kultur
mengetahui
yang
mengetahui
nyeri
dari
TD,
nadi,
RR
ringan hingga berat dengan akhir 2. Melaporkan bahwa nyeri 4. Monitor TD, nadi, RR
yang
setelah aktivitas
dapat
diantisipasi
atau
berkurang
dengan
menggunakan manajemen
dari 6 bulan
nyeri
setelah aktivitas
5. Untuk
paradoksus
mencegah
Batasan Karakteristik:
1. Perubahan selera makan
irama pernapasan
5. Laporan isyarat
9. Monitor
6. Diaforesis
Penurunan SVR
Dispneu
Peningkatan PVR
pola
pernapasan abnormal
7. Perilaku distraksi:
23
denyut pasien
7. Aritmia atau takikardi
pernapasan
mencegah
ketidaknormalan
irama jantung
frekuensi
anterans
7. Monitor jumlah dan
kemungkinan
dapat
menyebabkan
nyeri
akut
8. Nyeri
akut
membuat
dapat
status
pernapasan berubah
sianosis 9. Nyeri
akut
dapat
menyebabkan
pola
Peningkatan SVR
Mandiri
Poliguria
12. Gunakan
Pengisian
kapiler
pernapasan
tekhnik
menjadi
abnormal
memanjang
untuk
pengalaman
pasien
tekanan darah
mengetahui
pengalaman
menandakan
bahwa
pasien
daerah tersebut
11. Adanya sianosis perifer
Batuk
seseorang
dan
nyeri
Ortopneu
dukungan
Dispneu
paroksismal
dapat
13. Evaluasi
8. Perubahan kontraktilitas:
nyeri
mungkin
15. Kontrol
dan
menemukan
dapat
menyebabkan
mengalami
lingkungan Mandiri
nokturnal
yang
Penurunan LVSWI
mempengaruhi
nyeri
Penurunan SVI
mengungkapkan
Bunyi S3
pencahayaan
masalah kesehatannya
Bunyi S4
kebisingan
9. Perilaku/Emosi
24
dan
pasien
terbyka
dapat
dalam
Ansietas, Gelisah
lengan
dan
bandingkan
17. Identifikasi
mengetahui
pengalaman
nyeri
dapat
sign
berkurang
4. Perubahan kontraktilitas
15. Suhu
5. Perubahan preload
Health Education
18. Instruksikan
yang
panas
dapat
terlalu
pasien
untuk
menginformasikan
berbeda,
disebabkan
karena
dapat tercapai
kontribusi
darah
19. Informasikan
hal
itu
kepada
yang
dapat
menyebabkan nyeri
meningkatkan
nyeri
25
ruangan
koping
ditawarkan
dapat
20. Berikan
informasi
menyebabkan
nyeri akut
tentang nyeri
21. Ajarkan
teknik
farmakologis
perawat
membantu
dapat
dalam
mengurangi nyerinya
Kolaborasi
22. Berikan obat analgetik
dapat
menghindari
faktoryang
faktordapat
menimbulkan nyeri
20. Agar
pasien
dapat
menghindari penyebab
nyeri
21. Untuk
menghindari
penggunaan
26
teknik
farmakologi
yang
berlebih
Kolaborasi
22. Untuk
mengurangi
Keletihan (0093)
NOC :
Observasi
Endurace
1. Observasi
Concentration
periodik
Energy conservation
pembatasan
dalam
Definisi :
Rasa letih luar biasa dan penurunan
Observasi
secra 1. Membuat klien tidak
adanya
klien 2. Memberikan
melakukan
aktivitas
cepat letih
dalam
batasan
melakukan
aktivitas
adanya
menerus
menyebabkan
Batasan karakteristik
masalah
kelelahan.
1. Gangguan konsentrasi
teratasi
keletihan
dapat
3. Monitor
faktor
yang
sumber
terpenuhi
dan 5. Pasien
2. Penurunan performa
tidur
keletihan
27
energy
yang
kurang
menyebabkan
4. Mengantuk
5. Peningkatan keluhan fisik
6. Peningkatan
kebutuhan
istrahat
7. Kurang energi
periodik
peningkatkan energy
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
Menjelaskan
penggunaan
untuk
untuk
secara Mandiri
Memverbalisasikan
8. Letargi, lesu
tambahan
4. Monitor
Kriteria Hasil
respon 6. Mengetahui
5. Monitor
energy
mengatasi
kelelahan
penyebab
pasien letih
7. Memudahkan
secara
pasien
dalam beraktivitas
8. Agar
orang
terdekat
Kecemasan menurun
gejala keletihan
Kualitas
hidup 6. Dukung
pasien
dan 9. Dapat
meningkat
keluarga
Istirahat cukup
mengungkapkan
Mempertahankan
kemampunan
dengan
untuk
berkonsentrasi
jawab
28
untuk
memenegeman
makanan
keletihan
untuk klien.
asupan
yang
baik
14. Mengatakan
tidak
mempertahankan
mampu
aktivitas
hari
tidak
mempertahankan
mampu
rutinitas
Health Education
8. Ajarkan
tidak
dengan
kebutuhan.
yang biasanya
16. Mengatakan
sesuai
mampu
pasien
orang
dan
terdekatnya
tidur sekalipun.
pengurangan aktivitas.
9. Ajarkan
management
Ansietas, depresi
untuk
2. Fisiologis
-
Peningkatan kelemahan
membutuhkan
teknik
waktu
mencegah
keletihan
fisik
Kolaborasi :
buruk
29
untuk
3. Lingkungan
-
Kelembapan,
meningkatkan asupaan
makanan
suhu,
berenergi tinggi
cahaya, kebisingan
30
yang
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa demam thypoid
adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman salmonela typhosa
yang ditandai dengan demam 1 minggu. Penyakit ini dapat ditularkan melalui
makanan, kuku, lalat, feses, mulut, atau minuman yang terkontaminasi oleh
kuman Salmonella thypii.
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala mrnyerupai penyakit
infeksi akut pada umumnya seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual,
muntah, diare, serta suhu badan yang meningkat terutama malam hari.
Komplikasi biasanya terjadi pada peradangan usus halus,namun hal
tersebut jarang terjadi. Komplikasi pada usus halus ini dapat berupa pendarahan
usus, perforasi yang tidak disertai peritonitis, peritonitis, komplikasi diluar
usus.
Dalam penatalaksanaan medis yang dapat kita lakukan yaitu dengan
cara perawatan, terapi obat-obatan dan diet atau makanan.
4.2.Saran
Setelah mengetahui kesimpulan dari asuhan keperawatan penyakit
typoid pada anak maka kami menyarankan pencegahan dan penanganan pada
typoid pada anak sebagai berikut :
1) Usaha untuk lingkungan hidup yang sehat
2) Pengawasan terhadap rumah, makanan dan penjual makanan
3) Usaha terhadap manusia
4) Memberikan pendidikan kesehatan
5) Segera melakukan tindakan keperawatan
31