Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Rovi Choiriyah M
(P27220014100)
(P 27220014
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Struma adalah tumor (pembesaran) pada kelenjar tiroid, biasanya dianggap
membesar
bila
kelenjar
tiroid
lebih
dari
dua
kali
ukuran
normal
B. Etiologi
Menurut Djokomoeljanto (2006) penyebab stroma nodosa non toksik adalah
1. Defisiensi iodium
2. Autoimmun thyroiditis :hashimoto atau postpartum thyroiditis
3. Kelebihan iodium (efek wolff-chaikoff) atau ingesti lithium, dengan penurunan
pelepasan hormon tiroid.
4. Stimulasi reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisi, resistensi, dan tiroidstimulating immunoglobulin.
5. Inborri errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis
hormon tiroid.
6. Terpapar radiasi
7. Penyakit deposisi
8. Resistensi hormon tyroid
9. Tiroiditid sub akut
10. Agen-agen infeksi dan keganasan tiroid
C. Klasifikasi
tremor
pada
tungkai
bagian
atas,
mata
melotot
(eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.
2. Berdasarkan klinis
a. Struma toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan
struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada
perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar
luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa
akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih
benjolan (struma multinoduler toksik).
b. Struma non toksik
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi
struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik
disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut
sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering
ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium
dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.
D. Anatomi Fisiologi
Menurut Jomson (2005) Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher,
terdiri dari 2 lobus yang dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakea 2
dan 3. Setiap lobus tiroid berukuran panjang 2,5-4 cm, lebar 1,5-2 cm dan tebal 11,5 cm. Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan asupan yodium.
Pada orang dewasa berat normalnya antara 10-20 gram.
Pada sisi posterior melekat erat pada fasia pratrakea dan laring melalui
kapsul fibrosa, sehingga akan ikut bergerak kea rah cranial sewaktu menelan.Pada
sebelah anterior kelenjar tiroid menempel otot pretrakealis (m. sternotiroid dan m.
sternohioid) kanan dan kiri yang bertemu pada midline. Pada sebelah yang lebih
superficial dan sedikit lateral ditutupi oleh fasia kolli profunda dan superfisialis
yang membungkus m. sternokleidomastoideus dan vena jugularis eksterna. Sisi
lateral berbatasan dengan a. karotis komunis, v. jugularis interna, trunkus
simpatikus dan arteri tiroidea inferior. Dari a. Subklavia dan a. Tiroidea ima berasal
dari a. Braktuosefalik salah satu cabang arkus aorta (Solymosi, 2007).
Aliran darah dalam kelenjar tiroid berkisar 4-6 ml/gram/menit, kira-kira 50
kali lebih banyak dibanding aliran darah di bagian tubuh lainnya. Pada keadaan
hipertiroidisme, aliran darah ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop
terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar.Setiap folikel
tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler dan limfatik, sedangkan system venanya
berasal dari pleksus parafolikuler yang menyatu di permukaan membentuk vena
tiroidea superior, lateral dan inferior.Secara anatomis dari dua pasang kelenjar
paratiroid, sepasang kelenjar paratiroid menempel di belakang lobus superior tiroid
dan sepasang lagi
berhubungan secara bebas dengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini ke
arah nodus pralaring yang tepat berada di atas ismus menuju ke kelenjar getah
bening brakiosefalik dan sebagian ada yang langsung ke duktus torasikus.
Hubungan getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang
berasal dari kelenjar tiroid (Johan, 2006).
bagian
dari
tirosin
yang
terdapat
dalam
tiroglobulin
sebagai
kalsium,
yaitu
menurunkan
kadar kalsium
serum,
melalui
Iodide trapping
Iodium masuk ke dalam tiroid dan mengalami oksidasi
Iodinasi tirosin
Perangkaian iodotironil
Hidrolisis
Tiroksin dan triodotirosin
MIT dan DIT
E. Patofisiologi
Menurut Solymosi (2007), Struma terjadi karena kegagalan sintesa hormon
yang berhubungan dengan pengurangan hormon T3 dan T4. Pengurangan ini
mencegah inhibisi umpan balik TSH yang normal. Kadar TSH yang meningkat
akan menyebabkan peningkatan massa tyroid. Pembesaran tyroid dapat
menimbulkan hyperplasia tetapi tidak semua menunjukkan kadar TSH. Hipotesis
lainmenyatakan bahwa struma disebabkan karena stimulus kelenjar tyroid oleh
growth imunoglobulin, struma dapat berupa defus atau noduler dan nodul
disebabkan oleh adenoma, karsinoma, atau proses inflamasi. Pembesran tyroid
yang tidak berhubungan dengan hypertiroidisme, malignasi atau inflamasi sering
kali terjadi pada wanita yang timbul pada saat pubertas atau selama kahamilan
disebut dengan simpel goiter. Pada tiap orang dapat dijumpai masa dimana
kebutuhan terhadap tiroxin bertambah terutama masa pertumbuhan, menstruasi
pubertas, kehamilan, laktasu, menopause, infeksi dan stress. Pada masa tersebut
akan menimbulkan modularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat
berlanjut pada berkurangnya aliran darah.
F. Pathway
G. Tanda dan Gejala
Menurut Djokomoeljanto (2006), beberapa penderita stroma nodosa non toksik
tidak memiliki gejala sama sekali. Jika struma cukup besar akan menekan area
trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga esofhagus
tertekan sehingga terjadi gangguan menelan dan gangguan lain seperti,
1. Peningkatan jantung seperti berdebar-debar
2. Gelisah
3. Berkeringat
4. Tidak tahan cuaca dingin
5. Kelelahan
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk struma nodosa menurut Solymosi (2007),
antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan tes fungsi hormon T4 atau T3, dan
TSH
2. Pemeriksaan radiologi
a. Foto rontgen
Dapat memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesran struma yang
pada umumnya secara klinis sudah bisa diduga, foto rontgen pada leher
lateral diperlukan untuk evaluasi kondisi jalan nafas.
b. Pemeriksaan USG, manfaat USG dalam pemeriksaan tiroid, yaitu :
1) Untuk menentukan jumlah nodul
2) Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kestik
3) Dapat mengukur volume dari nodul tiroid
4) Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan
dilakukan biopsi terarah
5) Pemeriksaan sidik tiroid, hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah
tentang ukuran
3. Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy), dilakukan khusus
pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan.
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan struma menurut Jamson (2005), dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
1. Penatalaksanaan konservatif
a. Pemberiantiroksin dan obat
anti-tiroid,
tiroksin
digunakan
untuk
6. Pemeriksaan fisik
a. KU
b. Tanda-tanda vital : TD, N, RR, dan S
c. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
2) Mata
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut dan gigi
6) Leher
7) Ekstermitas atas dan bawah
8) Dada
9) Abdomen
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d agen injuri fisik (luka post operasi).
2. Gangguan komunikasi verbal b.d cedera pita suara atau kerusakan laring,
edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
3. Resiko infeksi b.d adanya port de entri kuman atau bakteri
C. Intervensi Keperawatan
No.
Dx
1.
Tujuan dan KH
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...X24 jam
diharapkan nyeri pasien
berkurang dengan KH :
a. Skala nyeri 1-3
b. Pasien mampu mengontrol
nyeri
c. TTV dalam batas normal
Intervensi
a. Kaji TTV dan KU
pasien terhadap
Rasional
a. Mengetahui cara
efektif mengatasi
nyeri
b. Kaji nyeri secara
nyeri
b. Mengetahui tingkat
komprehensif
c. Ajarkan teknik
nyeri pasien
c. Mengurangi nyeri
relaksasi nafas
dalam
d. Atur posisi tidur
pasien pada posisi
senyaman mungkin
e. Edukasi tentang
aktivitas yang dapat
dan memberikan
rasa nyaman
d. Memposisikan
pasien dalam posisi
nyaman
e. Memberi alternatif
menurnkan nyeri
mengangkat dan
menurunkan nyeri
f. Kolaborasi dengan
f. Mengurangi nyeri
pasien
dokter pemberian
2.
analgetik
a. Kaji fungsi bicara
periodik
a. Membantu
memenuhi
diharapkan gangguan
kebutuhan pasien
komunikasi verbal
dikarenakan suara
tenggorokan akibat
KH :
b. Pertahankan
untuk pemenuhan
komunikasi yang
kebutuhanya.
sederhana, beri
pertanyaan yang
hanya memerlukan
jawaban ya tau tidak
c. Memberikan metode
kerusakan karena
pembedahan pada
syaraf laringeal.
b. Menurunkan
kebutuhan berespon,
mengurangi bicara
komunikasi
alternatif yang
sesuai, seperti papan
tulis, kertas tulis
d. Antisipasi
kebutuhan sebaik
mungkin
e. Pertahankan
lingkungan yang
tenang
c. Memfasilitasi
ekspresi yang
dibutuhkan
d. Menurunnya asietas
dan kebutuhan
pasien untuk
berkomunikasi
e. Menurunkan
kerasnya suara yang
harus diucapkan
pasien untuk
3.
didengar
a. Mengetahui
peningkatan suhu
mungkin timbul
pada luka)
c. Mempercepat proses
penyembuhan luka
sehari
d. Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
intake nutrisi TKTP
e. Edukasi pasien dan
keluarga untuk
dan mencegah
terjadinya infeksi
d. Meningkatkan status
imunitas pasien
e. Mencegah terjadinya
menjaga personal
hygiene
f. Kolaborasi dengan
pertumbuhan kuman
f. Mencegah terjadinya
dokter dalam
infeksi
pemberian antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
AME/AACE Guideline. 2006. American Assosiation of Clinical Endocrinologis and
Assosiation Medici Endocrinologi, Medikal Guidelnus For Clinical Pratice For the
Diagnosis and Management of Thyroid Nodule. Endocrine Practice Vol 12 No.1 .
Mei/24/2016
Daniel. 2008. Jeli dan Practice Menghadapi Kelainan Tiroid. Jakarta
Gordon. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, ed.3. Jakarta : EGC
Jonson, L. 2005. Disease of Tyroid Gland. Harrisons Principels of Internal Medicine, 16th
edition, Mc graw-Hill Medical Publishing Division.
Johan, S.M. 2006. Nodul Tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV.
Jakarta
: FKUI