Vous êtes sur la page 1sur 8

Accounting Theory

Chapter 10
Adryan Virgandhie
Archifa Hadikara
Bayu Putro
Christopher Bryan
Raihan Fadhilah

Immediate Recognition
Prinsip untuk mengakui dan mengukur beban dapat dilihat sebagai salah satu akun untuk
kemungkinan lain yang tidak ter-cover dengan dua prinsip lainnya. Contohnya adalah
pengakuan beban iklan. Efek dari iklan mungkin punya keuntungan jangka panjang, tetapi sulit
ditentukan. Biaya iklan diakui segera sebagai beban. IAS 38 / AASB 138 Intangibe Assets juga
mengakui segera pengeluaran riset sebagai beban.
Beban Impairment juga diakui secara langsung. Meskipun aset nyata dan tidak nyata
merupakan subjek untuk didepresiasi atau amortisasi, proses alokasi mungkin menyebabkan
eror dalam judgement yang diakibatkan dari kejadian tidak terduga. Ketika asset recoverable
dipertimbangkan lebih rendah daripada carrying value, beban segera diakui pada laporan laba
rugi sesuai dengan IAS 36/ AASB 136 Impairment of Assets. Sehingga, beban impairment
timbul karena penurunan nilai dari asset, konsisten dengan definisi Framework dari beban.
Critics for Allocation
Patton dan Littleton mengaitkan pencocokan biaya terhadap pendapatan dengan gagasan yang
cocok. Mereka melihat proses bisnis sebagai aliran biaya yang pasti berakhir pada laporan laba
rugi Sprouse menunjukkan proses pencocokan membuat simpanan biaya yang belum berakhir
dan menunggu waktu untuk berakhir pada laporan laba rugi. Pendekatan ini mengurangi
kegunaan balance sheet untuk pengambilan keputusan. Praktik sekarang ini juga dikritik oleh
Thomas yang menganggap alokasi secara teoritikal tidak tepat. Agar tepat, ada 3 kriteria yang
disarankan:

Aditivitas: Proporsi harus sesuai dengan total. Ketika alokasi ditambahkan, total

harus sama sebelum alokasi.


Tidak Ambigu: Harus ada metode yang jelas

Pertahanan : Metode yang ditetapkan harus dapat menyediakan argumen yang

meyakinkan
Akuntan mempertahankan alokasi dengan dua argumen. Yang pertama adalah jasa yang
diberikan pada masa saat ini maipun periode akan datang serta alokasi biaya mencerminkan
biaya servis yang diterima pada periode tertentu. Argumen lainnya, alokasi data menyediakan
tujuan yang berguna pada pembaca laporan keuangan.
Thomas beranggapan bahwa pola jasa atau kontribusi tidaklah eksis pada dunia luar, hanya
dalam pikiran akuntan. Hal lainnya adalah invalid alokasi karena interaksi dari input. Kontribusi
individual input terhadap output atau pendapatan atau cash inflow pada periode tertentu tidak
dapat diketahui karena semua input berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga
menghasilkan total output yang berbeda dan terpisah. Pada poin ya ia buat, Tomas
menekankan korelasi divisi pada jasa yang diesdiakan dengan penggunaan aset yang aktual
seperti jam yang digunakan, kilometer yang ditemput dapat diargumentasikan karena divisi
tersebut memiliki referensi kenyataan. Oleh karena iitu, alokasi adalah hal yang bijaksana dan
rasional. Namun dalam tingkat tertentu, dia menntukan pola kontribusi individual tidaklah
berguna tanpa adanya interaksi.
Argumentasi kedua mengenai alokasi data yang menyediakan tujuan yang berguna ditentang
oleh Thomas. Thomas menyarankan laporan current exit price atau net quick asset funds
statement. Meskipun begitu, pembuat standar tetap mengajukan proposal alokasi. Alokasi
merupakan hal yang penting dalam akuntanasi. Bahkan definisi dari aset sendiri mengartikan
alokasi. Sebuah aset dilihat sebagai satu kesatuan dari jasa yang akan datang, dan jasa
diberikan selama periode masa saat ini dan masa depan.
Defence of allocations
Alasan yang kuat yang mendukung metode alokasi adalah objektifnya, dimana objektif dari
metode alokasi adalah untuk menentukan laba dari proses matching. Alokasi tidak selalu benar,
namun metode tersebut mengalokasikan harga perolehan ke dalam periode-periode yang
diestimasikan telah mengkonsumsi biaya tersebut. Oleh karena itu, meskipun metode alokasi
menggunakan estimasi, namun biaya yang dialokasikan sudah berdasarkan transaksi yang
terjadi dan mempunyai bukti terhadap transaksi tersebut. Lebih dari itu, metode alokasi juga
penting bila biaya-biaya susah dicari di pasar sehingga sulit untuk menggunakan nilai wajar.

Pengukuran Beban
Dalam mengukur beban dalam suatu periode, beberapa keputusan harus diambil untuk
menentukan bagaimana beban harus dialokasikan pada pendapatan periode-periode
berikutnya. Terdapat beberapa standar akuntansi yang memberikan bimbingan dalam hal-hal
tersebut, namun menawarkan pilihan dalam metode pembagian beban dan pendapatan.
Contohnya, IAS 16/AASB 16 tentang aset tetap memperbolehkan nilai aset terdepresiasi untuk
diukur dalam berbagai cara setelah pengakuan seperti model biaya dan model revaluasi serta
memperbolehkan metode depresiasi alternatif seperti metode garis lurus, metode unit produksi,
dan lain-lain. Kriteria keputusan didukung oleh konsep akuntansi akrual yaitu mencocokkan
beban dengan pendapatan pada periode tergabungnya.
Dalam Framework IASB/ AASB paragraf ke-95 disebutkan bahwa beban diakui di
laporan laba rugi dengan dasar hubungan langsung antara biaya yang dikeluarkan dengan
pendapatan yang diterima. Proses pencocokan mencakup pengakuan bersamaan atau
gabungan dari pendapatan dan beban yang merupakan hasil dari transaksi yang sama tau
kejadian lain. Masalah utama dalam pencocokan pendapatan dan biaya adalah menemukan
petunjuk hubungan

antara pendapatan dengan pengurangan pada pendapatan. Hubungan

secara fisik yang dapat diamati dapat memberikan cara pelacakan namun harus ditekankan
bahwa pengukuran beralasan lebih baik daripada pengukuran fisik. Untuk mengatasi masalah
yang berhubungan dengan menentukan dan mengukur biaya yang dibebankan dan diteruskan
ke periode berikutnya, terdapat 3 metode pencocokan. Metode-metode tersebut adalah
menghubungkan sebab dan akibat, alokasi sistematis dan rasional, serta pengakuan segera.
Cara ideal dalam mencocokkan beban dengan pendapatan adalah dengan cara
menghubungkan sebab dengan akibat. Hubungan sebab akibat sulit dibuktikan namun
berdasarkan pengamatan beralasan akuntan memutuskan bahwa barang dan jasa yang
digunakan harus pasti membantu dalam pembuatan pendapatan dalam periode. Contohnya
adalah biaya penjualan, gaji, dan komisi penjualan. Dalam prinsip pengakuan pendapatan, tidak
mungkin ada biaya penjualan apabila tidak ada penjualan. Contohnya, dalam kontrak konstruksi
jangka panjang, tidak ada biaya konstruksi yang dicatat apabila tidak ada pendapatan
konstruksi yang diakui. Ketika proyek diselesaikan dan dijual, biaya terakumulasi di akun aset
ditransfer ke akun beban untuk dicocokkan dengan pendapatan. Asumsinya adalah pada saat
itu usaha yang diwakili sebagai beban membantu dalam pembuatan pendapatan.
Pada prakteknya, penghubungan sebab dan akibat sulit untuk diaplikasikan. Paton dan
Littleton mengatakan bahwa dalam situasi yang biasa terjadi tingkat kelangsungan aktivitas

mencegah penemuan dasar afinitas yang mengijinkan klasifikasi meyakinkan , dan tidak semua
biaya dapat secara mudah dialokasikan dengan pendapatan. Sebenarnya, akuntan tidak
mencocokkan biaya dengan pendapatan namun mencocokkan biaya dengan interval waktu.
Asumsi dibuat yang menyatakan bahwa biaya yang dialokasikan pada periode tertentu sebagai
beban harus pasti membantu dalam penghasilan pendapatan pada periode tersebut. Kritik juga
menyatakan bahwa hukum sebab akibat tidak dapat digunakan untuk mengatakan bahwa nilai
pendapatan tertentu dapat diatribusikan pada nilai beban tertentu.
Sistematis dan Alokasi Rasional
Tujuan sistematis dan alokasi rasional adalah untuk mengakui beban pada periode
akuntansi yang mana memberikan keuntungan ekonomi terkait dengan barang yang dipakai.
Proses penyesuaian dimulai dari beban yang dibagi pada waktu. Ketika telah diselesaikan, nilai
beban diasumsikan berkorelasi dengan periode pendapatan untuk periode tersebut.
IAS 16 Property, Plant, Equipment menentukan depresiasi berdasarkan alokasi
sistematis dari nilai penyusutan dari sebuat aset terhadap waktu penggunaan. Depresiasi
adalah prosedur dimana biaya dialokasikan pada periode sistematis dan rasional yang
keuntungannya dapat diekspektasikan untuk diterima.
Akuntan melihat aset tak lancar jangka panjang sebagai berkas dari jasa masa depan
yang semakin lama semakin kecil dikarenakan (1) faktor fisik seperti keausan penggunaan dan
(2) faktor ekonomi seperti keusangan. Akuntan memilih alokasi biaya untuk depresiasi. Alokasi
biaya merupakan konsep penyesuaian yang menuntun pada

keanekaragaman prosedur.

Depresiasi punya beberapa metode seperti straight line, units of production, sum of the yearsdigits, dan diminishing balance.
Kekurangan dari alokasi biaya adalah bergantung pada estimasi dan asumsi yang
sewenang-wenang. Contoh dari alokasi yang sewenang-wenang adalah alokasi biaya
berdasarkan waktu seperti amortisasi goodwill. Sebelum pengadopsian di 2005, banyak
argumentasi akan goodwill bahwa goodwill tidak perlu menjadi subjek amortisasi. IFRS 3/ AASB
3 mengenai kombinasi bisnis paragraf 54 menjelaskan setelah akuisisi, goodwill yang diperoleh
dalam bisnis kombinasi akan diukur berdasarkan biaya dikurangi kerugian penurunan nilai.
Dengan demikian, proses estimasi untuk menentukan amortisasi goodwill tidaklah penting.
Namun, akan menjadi penting bagi entitas untuk menilai setiap tahunnya. Jika ada, untuk
goodwill yang telah di-impair (atau dikurangi nilainya) yang mana merupakan tipe estimasi lain.
IFRS 2 share based payments mensyaratkan perusahaan mencatat beban dalam relasi
pada semua remunerasi yang diberikan pada karyawan, baik dalam bentuk uang tunai, aset lain

atau instrumen ekuitas pada perusahaan. Tiga bentuk share-based payment teridentifikasi
adalah:
1. Equity-settled share based payments (perusahaan menerima barang dan jasa
sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas sendiri).
2. Cash-settled based payments (perusahaan memperoleh kembali barang dan
jasa dengan menimbulkan liabilitas untuk jumlah berdasarkan nilai dari instrumen
ekuitas sendiri).
3. Transaksi lainnya (Perusahaan menerima atau memperoleh kembali barang atau
jasa dan entitas, atau supplier punya pilihan apabila transaksi diselesaikan dalam kas
atau instrumen ekuitas).
Barang dan jasa pada transaksi share-based payment harus diakui ketika diterima (IFRS 2,
para 7). Peningkatan penyesuaian pada ekuitas dicatat sebagai equity-settled plans dan
peningkatan pada liabilitas diakui sebgai cash settled share based-payments.
Equity-settled plans paling sering diamati, umumnya diamati di Inggris dan Australia.
Barang dan Jasa diterma pada equity settled share based payment transaction umumnya pada
ekuitas harus diukur pada fair value dari barang atau jasa yang diterima, sehingga nilai tidak
dapat diestimasi secara andal (IFRS 2, para 10). Fair value harus berdasarkan market price
tetapi jika harga tersebut tidak tersedia maka dapat menggunakan pricing model (IFRS 2, para
11)
Tantangan bagi Penyusun Standar Akuntansi
Akuntansi menyatakan dalam Framework nya bahwa informasi dengan karakteristik yang
relevan dan representatif harus dinyatakan dalam laporan keuangan Lebih dari itu, framework
menyatakan bahwa konsep matching ini tidak dapat diaplikasikan atau mengakui pos-pos yang
terdapat di laporan posisi keuangan bila tidak mencapai definisi atau kriteria dari aset dan
liabilitas.
Konsep konservatisme didalamnya harus ada bukti yang kuat mengenai pendapatan, gain, dan
asset sebelum dicatat. Adanya asimetri informasi mengenai pengakuan beban dan laba pada
konsep konservatisme. Pada konsep ini, bila ada kemungkinan beban yang akan terjadi maka
harus diakui sesegara mungkin, namun tidak akan mengakui laba sampai laba tersebut benarbenar terjadi. Konservatisme dipercayai mempunyai kriteria probabilitas dan handal, dimana
yang dimaksud probabilitas adalah adanya kejadian masa datang yang diperkirakan akan
muncul khususnya mengenai rugi atau biaya. Hal tersebut berdasarkan kejadian yang sudah
terjadi, contohnya bad debt expense. Di dalam konsep konservatisme, tidak berfokus pada bukti
5

namun ketakutan adanya overstatement pada nilai bersih aset dan laba, sehingga informasi
yang menyimpang pun dapat menjadi dampaknya. Konsep ini berdasarkan spektisme tetapi di
sisi lain menghasilkan informasi yang tidak relevan, hal tersebut dikarenakan adanya informasi
yang tidak netral.
Isu bagi Auditor
Auditor mengalami kesulitan dalam membedakan antara biaya dan aset, yaitu periode dimana
biaya diakui dan pengukuran yang sesuai untuk biaya. Mengklasifikasikan biaya sebagai aset
adalah hal yang tidak rumit untuk melebih-lebihkan laba pada suatu periode, dan auditor
biasanya mempunyai bukti yang kuat untuk mendukung kapitalisasi dari pengeluaran tersebut.
Namun, upaya manager dalam melebih-lebihkan biaya dan mengecilkan aset dapat membawa
masalah bagi auditor. Big bath adalah suatu praktik yang melebih-lebihkan one-time charges
yang berhubungan dengan akuisisi atau restrukturisasi. Cookie jar adalah suatu praktik yang
memasuki charge untuk biaya di periode akan datang pada saat terjadinya akuisisi. Kedua
praktik tersebut melanggar prinsip alokasi yang sistematik dan rasional pada periode yang
sesuai. Selain itu, auditor juga mengalami kesulitan dalam hal estimasi, contohnya provisi untuk
persediaan yang rusak, garansi, dan lain-lain. Estimasi akuntansi ini adalah suatu perkiraan
pada jumlah suatu biaya dimana tidak adanya pengukuran yang tepat.

Theory in Action 10.2


1.

Perbedaan antara Option Plan dan Performance Rights Plan adalah, saham

dengan option plan memberikan hak kepada para karyawan untuk menerima saham
perusahaan di masa depan dengan syarat kondisi tertentu telah terpenuhi oleh
karyawan. opsi saham dapat diberikan dengan biaya yang telah berkurang, biaya
minimal atau tanpa biaya kepada karyawan. Ketika kondisi vesting terpenuhi, karyawan
memiliki pilihan untuk mendapatkan saham perusahaan. kondisi vesting biasanya
meliputi harga saham mencapai target tertentu dan karyawan yang tersisa dengan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu.
Di lain sisi, performance rights plan menggunakan kinerja perusahaan relatif
terhadap entitas lain sebagai patokan dalam menentukan pilihannya, bukan melihat
kenaikan dari harga saham.

Target kinerja perusahaan biasanya melibatkan

membandingkan total pemegang saham perusahaan kembali melawan kelompok


perusahaan sejenis. Jika perusahaan mencapai target kinerja perusahaan, maka
eksekutif dapat menentukan pilihan mereka dan mendapatkan saham pada harga yang
menguntungkan.
2.

Share options plan berada pada posisi yang baik ketika nilai saham lebih besar
dari biaya pilihan. Dalam situasi ini, individu yang bertujuan untuk memaksimalkan profit
akan melaksanakan opsi dan mendapatkan saham. Jika opsi yang diberikan di diskon
terhadap harga saham, maka selama harga saham naik mereka berada pada nilai yang
baik dan memiliki nilai bagi karyawan. Pada Januari 2009, harga saham menurun
secara dramatis sebagai bagian dari krisis keuangan global yang memegang pasar dari
Oktober 2008. Nilai dari share options plan terkait dengan harga saham sehingga
penurunan harga diberikan pilihan berharga karena biaya dalam menentukan pilihan
lebih besar dari nilai saham yang diperoleh ketika pilihan itu dilaksanakan. Pilihan
menjadi kurang baik dan tidak memiliki nilai untuk pemegang.

3.

Share option plan bertujuan untuk menjadi salah satu cara untuk insentif

karyawan dan menyesuaikan kepentingan mereka dengan orang-orang dari pemegang


saham. Jika karyawan dapat meningkatkan harga saham perusahaan mereka untuk

memenuhi kondisi dari option plan, maka kekayaan pemegang saham meningkat tetapi
demikian juga nilai opsi karyawan dan juga kekayaan karyawan. Share option plan yang
populer sebelum terjadi insiden saham teknologi pada April 2001. Pilihan mengizinkan
perusahaan untuk memberikan kompensasi karyawan tanpa arus kas keluar dan tanpa
biaya remunerasi didata (karena standar akuntansi yang berlaku pada saat itu) yang
akan mengurangi laba. Situasi ini menunjukkan bahwa program opsi masih dapat
digunakan untuk memotivasi karyawan pada saat harga jatuh jika mereka mengatur
dengan cara yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa prinsip-prinsip rencana
insentif tidak berubah, tetapi rencana jalan ditetapkan berkembang seiring dengan
perubahan kondisi pasar.

Vous aimerez peut-être aussi