Vous êtes sur la page 1sur 12

Kasus 1

Topik: Vertigo
Tanggal (kasus): 5 November 2015
Tangal presentasi:
Tempat presentasi: RS. Muhamadiyah
Obyektif presentasi:
Keilmuan

Persenter: dr. Tedy Dwi Priambada


Pendamping: dr. Arief fatoni

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan

pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Tn.I, 52 tahun, Vertigo
Tujuan: mengatasi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Bahan bahasan: Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
pustaka
Cara membahas: Diskusi

Presentasi dan

Email

Pos

diskusi
Data pasien:
Nama: Tn. I
Nama klinik:
Telp: Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Vertigo

No registrasi: 13.26.77
Terdaftar sejak: -

2. Riwayat Pengobatan: Pasien pernah mendapatkan pengobatan


3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Hipertensi (-)
4. Riwayat keluarga/ masyarakat: Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa
5. Riwayat pekerjaan: PNS
6. Lainlain : Daftar Pustaka:
1. Skorecki K, Green J, Brenner BM, Chronic Renal Failure. Dalam : Braunwald
E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, penyunting.
Harrisons Principles of Internal Medicine. Edisi ke-17. New York : McGraw
Hill.2001.h.1551-1611
2. Sibernagl, Stefan, Lang Florian. Teks dan Atlas Berwarna

Patofisiologi.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,2007.h.30-33


3. Suyono, Slamet, Sarwono Waspadji, Laurentius Lesmana, Idrus Alwi. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,
2003
4. Mark S Sabatine. Pocket Medicine Third Edition. USA: Lippincott Williams
and Wilkins, 2008.
5. Stephen J. McPhee, Maxine A. Papadakis, et.al. Current Medical Diagnosis
1

and Treatment 2009. Forty Eighth edition. USA: The McGraw-Hill


Companies, 2009.
6. Current Diagnosis & Treatment in Pulmonary Medicine. United States of
America: The McGraw-Hill Companies, 2003.
7. Sylvia A Price. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume
2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006; hlm 912.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Vertigo
2. Patogenesis Vertigo
3. Penatalaksanaan Vertigo
4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat.

Subyektif
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala terasa berputar-putar sejak 1
hari SMRS, Keluhan ini dirasakan setiap kali terjadi perubahan posisi dari posisi
tidur menjadi posisi duduk. Sakit kepala disertai mual dan muntah Muntah 1
kali dan isi apa yang dimakan dan diminum, kira-kira gelas aqua. Rasa telinga
berdenging disangkal oleh pasien. Keluhan tuli atau rasa tertutup pada telinga
disangkal oleh pasien. Riwayat trauma disangkal oleh pasien. Pasien mengaku
tidak memliki riwayat maag. Pasien menyangkal suka makan makanan
berlemak. Pasien tidak sedang minum obat-obatan dalam jangka panjang. Pasien
mengaku jarang berolahraga.
Obyektif
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
TD 120/90 mmHg. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :
DL dbn

Assesment
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan mendukung kesimpulan diagnosa Vertigo.
Plan
2

Diagnosis : Vertigo
Pengobatan :
IVFD RL 20 TPM
Betahistine tab. 3x1tab
Piralen inj. 2x1 amp.
Penatalaksanaan Pengobatan vertigo terdiri dari: pengobatan kausal, pengobatan
simptomati dan pengobatan rehabilitatif. Pengobatan kausal merupakan pilihan utama
namun kebanyakan kasus vertigo tidak diketahui sebabnya. Pengobatan simtomatik
bertujuan untuk menghilangkan dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar
melayang) dan gejala otonom (mual, muntah). Obat yang sering dipakai antara lain
golongan calcium entry blocker, antihistamin, antikolinergik, monoaminergik fenotiasin
(antidopaminergik) dan histaminik. Dosis pengobatan simtomatik diberikan sebaiknya
secara bertahap supaya tidak mendepresi berlebihan proses adaptasi yang dilakukan
oleh organ keseimbangan. Pengobatan rehabilitatif bertujuan untuk menimbulkan dan
meningkatkan kompensasi sentral, seperti contohnya metoda Brandt-Daroff dan latihan
visual vestibuler.

KIE :
Pasien perlu diberikan edukasi tentang gejala vertigo yang berulang.
Rujukan :
Pasien dikonsulkan ke dokter spesialis saraf untuk vertigo.

TINJAUAN PUSTAKA
VERTIGO

ANATOMI
3

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindroma vertigo antara lain:
1. Reseptor alat keseimbangan tubuh, berperan dalam proses transduksi, yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia, terdiri dari:
Reseptor mekanis di vestibulum
Reseptor cahaya di retina
Reseptor mekanis di kulit, otot, dan persendian
2. Saraf aferen, berperan dalam proses trasmisi, mengantarkan impuls ke pusat
pusat keseimbangan di otak, terdiri dari:
Saraf vestibularis
Saraf optikus
Saraf spino vestibuloserebelaris
3. Pusat pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi.terdiri dari:
Inti vestibularis
Serebelum (vestibuloserebeli)
Korteks serebri
Hipotalamus
Inti okulomotorius
Formasio retikularis
MANIFESTASI KLINIK
Vertigo bisa merupakan gejala yang mandiri, namun bisa juga timbul bersama
dengan gejala lainnya, misalnya:

Peluh dingin, mual, muntah, dan gejala dari jalur vestibulo otonomik yang lain
Jalan sempoyongan, jalan membelok, berdiri dan atau duduk tidak bisa tegak,
tidak stabil, posisi kepala terfiksasi kearah tertentu, dan gejala lain dari jalur

vestibulospinal.
Gerakan mata ulang alik di luar kemauan(nistagmus atau nystagmoid
jerks).Oscillopsia (keluhan melihat objek yang diam nampak bergoyang),
bahkan bisa diplopia(meliaht objek nampak ganda), dan gejala lain dari jalur
vestibulovisual.

Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular


Gejala
Vertigo Vestibular
Sifat vertigo
rasa berputar
Serangan
episodik
Mual/muntah
+
Gangguan pendengaran
+/Gerakan pencetus
gerakan kepala
Situasi pencetus

Vertigo Non Vestibular


melayang,
hilang
keseimbangan
kontinu
gerakan obyek visual

keramaian, lalu lintas

Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral


4

Gejala
Vertigo Perifer
Bangkitan vertigo
lebih mendadak
Derajat vertigo
berat
Pengaruh gerakan kepala ++
Gejala otonom (mual,++
muntah, keringat)
Gangguan
pendengaran
(tinitus, tuli)
+

Vertigo Sentral
lebih lambat
ringan
+/+
-

ETIOLOGI
I.

Penyakit sistem vestibuler perifer:


A. Telinga bagian luar : serumen, benda asing
B. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media
purulenta akut, otitis media efusi, labirinitis, kolesteatoma, rudapaksa
dengan perdarahan.
C. Telinga bagian dalam :labirinitis toksik akut, trauma, serangan
vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus meniere).
D. Nervus VIII : infeksi, trauma, dan tumor
E. Inti vestibularis : infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteri serebeli

II.

posteroinferior, tumor, sklerosis multipleks.


Penyakit susunan saraf pusat
A. Hipoksia Iskemia otak: hipertensi kronis, arteriosklerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskuler, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis aorta

III.

IV.
V.
VI.

dan insufisiensi, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik.


B. Infeksi : meningitis dan ensefalitis
C. Trauma kepala/labirin
D. Tumuor
E. Migren
F. Epilepsi
Kelainan endokrin :
Hipoglikemi, hipotiroid, hipoparatiroid, tumor medula adrenalis, keadaan
menstruasi, hamil, monopause
Kelainan psikiatri:
Depresi, Cemas, sindroma hiperventilasi, fobia
Kelainan mata : kelainan propioseptik
Intoksikasi

KLASIFIKASI VERTIGO

1. Vertigo sentral
Gangguan di batang otak atau serebelum biasanya merupakan
penyebab vertigo jenis sentral, untuk menentukan apakah gangguan di batang
otak maka kita selidiki dahulu apakah ada gejala yang khas untuk kelainan
batang otak, misalnya diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi
motorik.Pada penderita gangguan serebelar biasanya memiliki gangguan
dalam koordinasi sehingga mungkin tidak lancar dalam melaksanakan gerak
supinasi dan pronasi tangannya secara berturut turut (Disdiadokokinesia),
percobaan telunjuk hidung (finger point test) dilakukan dengan buruk.pada
penderita vertigo perifer dapat melakukan dengan normal.
2. Vertigo perifer
Dapat dibedakan menurut lamanya berlangsung:
a. Berlangsung beberapa detik
Vertigo yang paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna
(serangan

vertigo

dapat

disebabkan

karena

perubahan

posisi

kepala).vertigo posisional benigna paling sering penyebabnya ialah


idiopatik (tidak diketahui), namun dapat pula karena trauma di kepala,
pembedahan ditelinga, atau neuritis vestibular.Prognosis baik dan gejala
akan menghilang spontan.
b. Berlangsung bebebrapa menit atau jam
Dapat dijumpai pada penyakit

meniere

atau

vestibulopati

berulang.penyakit meniere mempunyai trias, yakni ketajaman pendengaran


menurun (tuli), vertigo, dan tinitus.perjalanan khas dari penyakit meniere
ini adalah kelompok serangan serangan vertigo yang diselingi masa
remisi.
c. Berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu
Neuritis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke UGD, pada
penyakit ini mulainya vertigo dan nausea (mual) serta muntah yang
menyertainya mendadak, dan gejala berlangsung beberapa hari sampai
6

beberapa minggu.Sering penderita merasa lega namun sama sekali tidak


bebas dari gejala.fungsi pendengaran tidak terganggu pada

neuronitis

vestibular.Penyebab penyakit ini kemungkinan disebabkan oleh virus.Pada


pemeriksaan fisik mungkin dujimpai nistagmus, yang menjadi lebih besar
amplitudonya bila pandangan dilirikkan menjauhi telinga yang kena.

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pengungkapan kata kata pasien mengenai vertigo beraneka ragam,
sehingga kita harus samakan persepsi terlebih dahulu.setelah itu perlu
ditanyakan intensitas dan interval serangan.pada penderita vertigo harus
ditanyakan juga apakah ada pengaruh sikap atau perubahan posisi.pada
vertigo posisional benigna, vertigo muncul bila penderita berbaring pada
satu sisi atau sisi lainnya dan berlangsung singkat.selain itu pengaruh
terhadap lingkungan psikis, misalnya tempat yang ramai, tempat
ketinggisn, berkendaraan, stres psikis, dll.
Keluhan telinga berpotensi menimbulkan vertigo maka dari itu perlu
ditanyakan, antara alain: tinitus (berdenging), tuli, rasa tertutup telinga,
ataupun rasa nyeri pada telinga jika mendengar suara keras.Keluhan
lainnya yang bersifat umum perlu juga untuk ndicari seperti : penurunan
kesadaran, kelumpuhan, disfagia, disfonia (pada stroke), drop attack,
kejang, osilopsia, ataupun intoksikasi.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan
darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama
(denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.
3. Pemeriksaan Neurologi

Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg: penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian
selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan
posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada
kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan
bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.

Gambar Uji Romberg


b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan
diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.Pada kelainan
vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler
penderita

akan

cenderung

jatuh.

c. Uji Unterberger.:Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan


jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah
lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan
berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada
sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan
fase lambat ke arah lesi.

d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)


Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh
telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata
terbuka dan tertutup.Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan

penderita

ke

arah

lesi.

e. Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan
lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler
unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.

Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis


Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral
atau perifer.
9

a. Uji Dix Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke


belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45 di bawah garis
horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri.
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini
dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan
berkurang

atau

menghilang

bila

tes

diulang-ulang

beberapa

kali

(fatigue).Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-langsung


lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis semisirkularis
lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air
dingin (30C) dan air hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan jarak
setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
10

Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional
preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas
ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin,
sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada
arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga.Canal paresis
menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. VIII, sedangkan directional
preponderance menunjukkan lesi sentral.
c. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk
merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut
dapat dianalisis secara kuantitatif.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan vertigo terdiri dari: pengobatan kausal, pengobatan simptomati
dan pengobatan rehabilitatif. Pengobatan kausal merupakan pilihan utama namun
kebanyakan kasus vertigo tidak diketahui sebabnya. Pengobatan simtomatik bertujuan
untuk menghilangkan dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar melayang) dan
gejala otonom (mual, muntah). Obat yang sering dipakai antara lain golongan calcium
entry

blocker,

antihistamin,

antikolinergik,

monoaminergik

fenotiasin

(antidopaminergik) dan histaminik. Dosis pengobatan simtomatik diberikan sebaiknya


secara bertahap supaya tidak mendepresi berlebihan proses adaptasi yang dilakukan
oleh organ keseimbangan. Pengobatan rehabilitatif bertujuan untuk menimbulkan dan
meningkatkan kompensasi sentral, seperti contohnya metoda Brandt-Daroff dan
latihan visual vestibuler.

11

12

Vous aimerez peut-être aussi