Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB IV

HASIL PENELITIAN

IV.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


SMP Negeri 27 Semarang merupakan salah satu SMP Negeri yang
ada di Semarang, yang beralamat di Jl. Ngresep Timur Srondol Bumi
Indah No. 4 Sumurboto Banyumanik Semarang. SMP Negeri 27 Semarang
berdiri tahun 1979 dibangun di atas tanah seluas 2.500 M2, Bangunan
Sekolah saat ini sudah mencapai 24 ruang kelas untuk 8 kelas tiap
tingkatnya dan SMP N 27 Semarang dan mempunyai guru sesuai
bidangnya yang berjumlah 47 guru.
Jumlah siswa keseluruhan adalah 763 siswa dengan 361 siswa lakilaki dan 402 siswa perempuan. Penelitian ini hanya ditujukan untuk para
siswi karena penelitian ini mengambil tema (menarche) menstruasi
pertama pada siswi kelas VII, VIII, IX di SMP Negeri 27 Semarang. Pada
siswi kelas VII, umur yang tertua adalah 13 tahun umur termuda adalah 12
tahun. Sedangkan siswi kelas VIII, umur tertua adalah 14 bulan dan umur
termuda adalah 12 tahun dan unusk siswi kelas IX umur tertua adalah 15
tahun dan umur termuda 14 tahun. Adapun jumlah sampel penelitian yang
diambil keseluruhan berjumlah 79 siswi putri yang berasal dari kelas VII,
VIII dan IX.
IV.2 ANALISIS PENELITIAN
IV.2.1 Analisis Univariat
Analisis

univariat

menjelaskan

dan

mendeskripsikan

karakteristik responden, gambaran usia menarche siswi SMPN 27


Semarang serta status keterpaparan. Data numerik dengan
menghitung frekuensi, mean, median, simpangan baku (standar
deviasi), nilai minimum dan maksimum. Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian meliputi :

Karakteristik responden (usia, status menstruasi, usia menarche,


status menarche, status keterpaparan dengan pornografi dan
gambaran usia menarche responden.
Karakteristik Responden
Distribusi Frekuensi Umur Responden
Rata-rata usia remaja putri dalam penelitian ini adalah 13,14 tahun;
dengan usia termuda 12 tahun dan tertua 13 tahun. Hal tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi umur responden
Umur (tahun)
N
%
12
18
22,8
13
35
44,3
14
23
29,1
15
3
3,8
Jumlah
79
100
Tabel 2. diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
putri dalam penelitian ini berada pada umur 13 tahun sebanyak 35
siswi (44,3%) responden, diikuti pada umur 14 tahun sebanyak 23
siswi (29,1%), dan umur 12 tahun sebanyak 18 siswi (22,8%) serta
pada usia 15 tahun sebanyak 3 siswi (3,8%).
Distribusi Frekuensi Status Menstruasi Responden
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status menstruasi responden
Status
N
%
Sudah
70
88.6
Belum
9
11.4
Jumlah
79
100
Tabel 3. diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sudah mengalami menstruasi sebanyak 70 orang
(88,6%), dan yang belum mengalami menstruasi sebanyak 9 orang
(11,4%).
Distribusi Frekuensi pengelompokkan usia Menarche
Tabel 4. Distribusi frekuensi pengelompokkan usia Menarche
Responden

Usia (tahun)
N
%
>12
24
30.4
>=12
55
69.6
Jumlah
79
100
Berdasarkan tabel 4. dari 79 responden menunjukkan
bahwa sebagian besar mengalami usia menarche normal yaitu usia
>=12 tahun sebanyak 55 orang (69,6%), dan yang mengalami
menarche kurang dari 12 tahun sebanyak 24 orang (30,4%).
Distribusi Frekuensi Lama Menonton Televisi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Lama Menonton Televisi
Lama Menonton (jam)
N
Presentase (%)
>4
32
40.5
<=4
47
59.5
Jumlah
79
100
Berdasarkan tabel 5. dari 79 responden menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menonton televisi selama <=4 jam
sebanyak 47 orang (59,5%), dan menonton televisi kurang dari 4
jam sebanyak 32 orang (40,5%). Adapun acara televisi yang
banyak digemari oleh responden yaitu sinetron/film remaja seperti
anak jalanan dan katakan putus serta acara anak-anak seperti upinipin.

Distribusi Frekuensi Menonton Televisi Diatas jam 21.00


Tabel 6. Distribusi Frekuensi Menonton Televisi diatas jam 21.00
Lama Menonton (jam)
N
Presentase (%)
>3 kali seminggu
24
30,4
<=3 kali seminggu
55
69,6
Jumlah
79
100

Berdasarkan tabel 6. dari 79 responden menunjukkan bahwa


sebagian besar responden yang menonton televisi diatas jam 21.00
selama <=3 kali seminggu sebanyak 55 orang (69,6%), dan
menonton selama jam >3 kali seminggun sebanyak 24 orang
(30,4%). Adapun acara televisi diatas jam 21.00 yang banyak
digemari oleh responden yaitu acara hiburan seperti Dangdut
Akademy, dan Stand Up Comedy serta film action.
Gambaran Usia Menarche Responden
Gambaran usia menarche adalah gambaran usia dimana
responden mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya.
Gambaran usia menarche pada siswi SMPN 27 Semarang pada
tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Distribusi Freuensi Menarche pada Responden
Variabel Rerata Median Modus Set. dev
Min
Usia
11,74 12
12
0,973
9

Max
14

menarche
responden
Berdasarkan tabel 7. dari 79 responden diketahui bahwa
rata-rata usia saat menstruasi responden adalah 11,74 tahun dengan
simpangan baku 0,973. Responden dengan usia menarche paling
muda adalah 9 tahun dan responden dengan usia menarche paling
tua adalah 14 tahun. Nilai modus yang menandakan kejaidna
menarche terbanyak terdapat pada usia 12 tahun. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8. Distribusi responden yang telah Menstruasi
Umur (tahun)
Frekuensi (N)
Persentase (%)
9
1
1,4
10
7
10
11
16
22,9
12
32
45,7
13
13
18,6
14
1
1,4
Jumlah
70
100

Tabel 8. diatas menunjukkan hasil bahwa sebagian besar


responden mengalami menstruasi pada usia 12 tahun sebesar
45,7%.
Distibusi Frekuensi Keterpaparan Pornografi
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Keterpaparan Pornografi
Status Keterpaparan
N
Presentase (%)
Terpapar
18
22.8
Tidak Terpapar
61
77.2
Jumlah
79
100
Berdasarkan tabel 9. dari 79 responden menunjukkan
bahwa sebagian besar belum pernah menonton film pornografi
sebanyak 61 orang (77,2%), dan yang sudah pernah menonton
pornografi sebanyak 18 orang (22,8%).

IV.2.2 Analisis Bivariat


Hubungan Antara Paparan Media Pornografi dengan Usia
menarche
Tabel 10. Hubungan antara paparan media pornografi dengan
usia menarche pada responden
Usia Menarche responden
Paparan Media
<12 tahun
>=12 tahun
Pornografi
n
%
n
%
Terpapar
10
55,6 8
44,4
Tidak terpapar 14
23
47 77
Total
24
30,4 55 69,6

pTotal

val
ue

n
18
61
79

%
100
100
100

0,0
08

Berdasarkan tabel 10. diatas dapat disimpulkan bahwa


responden yang mengalami usia menarche dini paling banyak yaitu
pada siswi yang terpapar media massa pornografi sebanyak 10
responden (55,6%) sedangkan yang mengalami menarche normal
yaitu pada siswi yang tidak terpapar media massa pornografi
sebanyak 47 responden (77%).
Dari hasil analisis Chi-square diperoleh hasil dengan p =
0.08 (<0.05) yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
paparan media pornografi dengan usia Menarche dini pada siswi
SMPN 27 Semarang.
Tabel 11. Odd Ratio faktor risiko
Odds Ratio untuk
Value
terpapar/tidak
terpapar

Lower
1,390

4,196

95% CL
Upper
12,667

Berdasarkan tabel 11. Diperolah hasil untuk nilai odd rasio


didapatkan sebesar 4,196 dengan Cl 95% 1,390- 12,667. Artinya,
responden

yang

kemungkinan

terpaparan

4,196

kali

media

mengalami

pornografi
menarche

mempunyai
lebih

cepat

dibandingkan dengan responden yang belum terpapar media massa


pornografi.

BAB V
PEMBAHASAN

V.1 Gambaran usia menarche responden


Dari 79 sampel yang diteliti, responden yang sudah mengalami
menarche sebanyak 70 responden (88,6%). Rata-rata usia saat menstruasi
responden adalah 11,74 0,973 tahun. Responden dengan usia menarche
paling muda adalah 9 tahun (1,4%) dan responden dengan usia menarche
paling tua adalah 14 tahun (1,4%). Kejadian menarche terbanyak terdapat
pada usia 12 tahun (45,7%).
Hasil penelitian lain juga memperlihatkan kurang lebih persamaan
usia menarche, diantaranya dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasil

penelitian lain yang dilakukan Putri (2009) memperlihatkan rata-rata usia


menarche yaitu sebesar 11,42 0,93 tahun. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Yuliana (2001) memperlihatkan bahwa 51.4% responden
sudah mengalami menarche dengan rata-rata usia menarche adalah 11.42
0.97

tahun.

Penelitian

yang

dilakukan

oleh

Matondang

(2003)

memperlihatkan bahwa 23.2% responden sudah mengalami menarche dengan


usia rata-rata menarche adalah 10 tahun 8 bulan, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Ecstasiana (2004) memperlihatkan bahwa 25% responden
sudah mengalami menarche dengan usia rata-rata 10.47 0.63 tahun.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas memperlihatkan bahwa rata-rata usia
menarche pada remaja putri saat ini antara 10-11 tahun.
Usia terjadinya menarche di beberapa negara di dunia memperlihatkan
kecenderungan menuju usia yang lebih muda. Penelitian Tanner (1962)
menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche menurun dari 17 tahun ke 12.8
tahun pada tahun 1830-1962, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
McAnarney (2003) tentang umur menarche remaja putri di Amerika
mengalami penurunan dari 12,75 tahun menjadi 12,54 dan penelitian yang
dilakukan oleh Swenson di Amerika Utara (1987) umur menarche mengalami
penurunan pula dari umur 14.3 tahun menjadi 12.5 tahun. Di sisi lain, Kluge
(2006) meneliti bahwa pada tahun 1860 rata-rata usia menarche yaitu 16.6
tahun; di tahun 1920 rata-rata usia menarche adalah 14.6 tahun, di tahun 1950
rata-rata usia menarche adalah 13.1 tahun dan 1980 rata-rata usia menarche
adalah 12.5 tahun.
Penurunan usia menarche saat ini diperkirakan karena beberapa faktor
yaitu salah satunya karena adanya keterpaparan media massa orang dewasa
(elektronik/cetak)

yang

akan

mempengaruhi

hormon

FSH

(Follicel

Stimulating Hormone) yang terdapat di dalam otak kemudian bekerjasama


dengan hormon estrogen sehingga akan memacu percepatan menarche pada
remaja putri.

V.2 Gambaran paparan media massa orang dewasa (pornografi) pada


responden
Peneliti mengategorikan status keterpaparan responden terhadap
media elektronik orang dewasa menjadi dua kategori, yaitu terpapar bila
responden menonton acara televisi setelah pukul 21.00 > 3 kali dalam
seminggu selain itu responden dapat dikatakan terpapar bila telah menonton
film porno atau film orang dewasa walau hanya sebentar atau 1x nonton,
sedangkan responden tidak terpapar bila menonton acara televisi setelah
pukul 21.00 3 kali dalam seminggu dan responden belum pernah menonton
film porno atau film orang dewasa walau hanya sebentar atau 1x nonton.
Dari 79 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang menonton televisi diatas jam 21.00 selama <=3 kali seminggu sebanyak
55 orang (69,6%), dan menonton selama jam >3 kali seminggun sebanyak 24
orang (30,4%). Adapun acara televisi diatas jam 21.00 yang banyak digemari
oleh responden yaitu acara hiburan seperti Dangdut Akademy, dan Stand Up
Comedy serta film action. Dari 79 responden menunjukkan bahwa sebagian
besar responden menonton televisi selama <=4 jam sebanyak 47 orang
(59,5%), dan menonton televisi kurang dari 4 jam sebanyak 32 orang
(40,5%). Sehingga 79 responden menunjukkan bahwa siswi yang belum
terpapar media massa pornografi sebanyak 61 orang (77,2%), dan yang sudah
terpapar media massa pornografi sebanyak 18 orang (22,8%).
Remaja saat ini sudah sangat terpengaruh dengan media. Media-media
yang ada saat ini seringkali sudah berisi mengenai hal-hal berbau seks. Studi
yang dilakukan oleh Brown and Witherspoon (2002), menyebutkan bahwa
ada sebanyak 6-7 jam perhari remaja yang terpapar oleh berbagai macam
bentuk media di Amerika Serikat. Dari remaja yang berumur antara 8-13
tahun ada 44% yang lebih senang menyaksikan TV,17% remaja yang
menyukai mendengarkan radio, sedangkan sisanya adalah menggunakan
komputer, melihat-lihat gambar, dan video games (Escobar-Chaves et al,
2005). Hal tersebut mengindikasikan bahwa media massa mempunyai
pengaruh yang kuat pada remaja terhadap apa yang dilihat dan didengar
terlebih dengan kontent seksual sehingga dapat menyebabkan keingintahuan

terhadap seks yang akan mempercepat tingkat kematangan pada remaja


(Dickey, 2007).
Kartono (1992) menyatakan bahwa salah satu terjadinya menarche
disebabkan oleh rangsangan-rangsangan kuat dari luar. Rangsangan itu
berupa film-film seks (blue film), buku-buku atau majalah yang bergambar
tidak senonoh (porno), godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan
secara langsung terhadap perbuatan seksual, semua itu tidak hanya
mengabaikan memuncaknya atau semakin panasnya reaksi-reaksi seksual
saja, akan tetapi juga mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat
pada diri anak. Brown et al (2005) membuktikan bahwa keterpaparan media
massa dapat mempercepat datangnya usia pubertas yang akan berkaitan pula
dengan usia menarche remaja putri. Dari 471 responden yang rata-rata berusia
13,7 tahun didapatkan bahwa dua per tiga responden tersebut sangat
menyukai kontent media massa yang berisi mengenai seks.

V.3 Hubungan antara paparan media massa orang dewasa (pornografi)


dengan usia menarche pada responden
Hasil analisis Uji Chi-square diperoleh hasil dengan p value 0.008
(<0.05) yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paparan media
pornografi dengan usia Menarche dini pada responden. Hal ini senada dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri (2009) dan penelitian Aisyah
(2003) yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara
keterpaparan media elektronik dengan status menarche responden dan
bertentangan dengan penelitian Matondang (2003).
Dalam penelitian Kartono (1992) disebutkan bahwa salah satu sebab
terjadinya menarche adalah oleh karena rangsangan-rangsangan kuat dari
luar, salah satunya adalah melalui keterpaparan media massa, baik cetak atau
elektronik. Rangsangan yang ada antara lain yaitu berupa film-film seks (blue
film). Hal tersebut bukan saja dapat meningkatkan memuncaknya atau
semakin

panasnya

reaksi-reaksi

seksual,

akan

tetapi

dapat

pula

mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat pada diri anak.


Penelitian yang dilakukan Barus (2007) memperlihatkan bahwa remaja putri
yang terpapar media elektronik untuk dewasa (55.9%) cenderung lebih cepat
mengalami menarche daripada yang tidak terpapar (44.1%). Adanya
hubungan antara keterpaparan media massa, salah satunya media eletronik,
terhadap status menarche remaja putri dikarenakan oleh apa yang telah
remaja tersebut lihat sendiri akan mempengaruhi keputusan mereka menjadi
ingin tahu secara lebih jauh/aktif lagi mengetahui seksualitas (Dickey, 2007).
Masa pubertas pada remaja erat kaitannya dengan teman sebaya dimana
teman sebaya erat pula kaitannya dengan media massa (cetak maupun
eletronik). Brown et al (2005) menyebutkan bahwa apabila media massa yang
ada lebih banyak informasi mengenai seksualitas dan para remaja banyak
yang tertarik untuk melihat dan membacanya, maka akan mempengaruhi
kerja otak mereka dimana terdapat hormon FSH (follicle stimulating
hormone) di dalam otak sehingga akan mempercepat pubertas kemudian
menarche. Sama seperti yang disebut oleh Syamsuar (1984) bahwa informasi
seksual akan memacu hipotalamus untuk mempengaruhi hipofisis dalam
mensekresi FSH sehingga mempercepat datangnya menarche (Aisyah, 2003).
Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden di
dalam kuesioner, banyak responden yang sudah menonton tayangan orang
dewasa bahkan film porno sedangkan responden yang belum mengalami
menarche film-film yang ditonton hanya berupa film action serta sinetronsinetron remaja masa kini.

Vous aimerez peut-être aussi