Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENELITIAN
Disusun oleh :
Sarah Muharomah 10/KU/13634
Ignatius Ryan Adriawan 10//KU/13651
Khaucellya Rajagopal 10/KU/14150
Muhammad Fikru Rizal 10/KU/13926
Luthfia Rahmadita 10/KU/14101
Ignatius Ivan Putrantyo 10/KU/13782
Dini Alyani 10/KU/14085
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
SKRINING DIABETES MELITUS PADA WARGA USIA LANJUT RW 02
KELURAHAN GEDONGKIWO, KECAMATAN MANTRIJERON, KOTA YOGYAKARTA
LAPORAN PENELITIAN
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Disusun oleh :
Sarah Muharomah 10/KU/13634
Ignatius Ryan Adriawan 10//KU/13651
Khaucellya Rajagopal 10/KU/14150
Muhammad Fikru Rizal 10/KU/13926
Luthfia Rahmadita 10/KU/14101
Ignatius Ivan Putrantyo 10/KU/13782
Dini Alyani 10/KU/14085
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat,
rahmat,
dan
hidayah-Nya
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan penelitian dan laporan kegiatan Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang berjudul Penapisan Penyakit Diabetes Mellitus
Type II Pada Warga Usia Lanjut RW 02 Kelurahan Gedongkiwo,
Kecamatan
Mantrijeron,
Kota
Yogyakarta.
Penelitian
dan
laporan ini kami lakukan selama masa koasistensi di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam waktu 2 minggu di RW 02,
Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya tak lupa kami haturkan
kepada :
1. Prof. Dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc, Sc.D selaku
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan kesempatan kami mengenyam pendidikan di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM
2. Bapak Agung Nugroho AMP, MPH selaku dosen pembimbing yang
senantiasa membimbing kami dalam melakukan penelitian ini
3. Bapak Ari Sudaryanto, S.Sos, M.Si selaku Kepala Kecamatan
Mantrijeron dan Ibu Supiyatun, S.Sos selaku Kepala
Kelurahan
Gedongkiwo
yang
telah
mengizinkan
kami
melakukan kegiatan penelitian di Kelurahan Gedongkiwo,
Kecamatan Mantrijeron
4. Kepala Puskesmas Mantrijeron dan para staf Puskesmas yang
telah banyak membantu kami dalam mencari data mengenai
status kesehatan masyarakat di Kecamatan Mantrijeron
5. Bapak Imanudin selaku Kepala RW 02 Kelurahan Gedongkiwo,
beserta para Kepala RT di wilayah RW 02 (Bapak ) yang
telah membantu kami selama program pelayanan kesehatan
dan penelitian di RW 02
6. Seluruh warga RW 02 Kelurahan Gedongkiwo yang telah
meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan serta penelitian kami
7. Orang tua dan saudara-saudara kami yang telah memberikan
dukungan baik secara material, moral, dan spiritual demi
kesuksesan kegiatan pelayanan kesehatan serta penelitian
kami
8. Teman-teman seperjuangan Sarah, Ryan, Kc, Fikru, Fia,
Ivan, Dini, Amirah, Ihsan, Keket, Kiky, Panji, dan Rj
yang telah memberikan semangat dalam pelaksanaan kegiatan
dan penyelesaian laporan ini
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................ii
KATA PENGANTAR.............................................iii
DAFTAR ISI...................................................v
DAFTAR TABEL................................................vi
DAFTAR GAMBAR..............................................vii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................1
Etiologi............................................10
METODE PENELITIAN...................................23
1. Rancangan Penelitian....................................23
2. Subyek Penelitian.......................................23
3. Variabel Penelitian.....................................23
4. Instrumen Pengumpulan Data..............................24
5. Definisi Operasional....................................24
6. Pengolahan Data.........................................26
7. Langkah Penelitian dan Jadwal Pelaksanaan...............26
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................27
1. Karakteristik Data Dasar................................27
2. Faktor Risiko Diabetes Melitus..........................28
2.1. Indeks Massa Tubuh..................................29
2.2. Lingkar perut.......................................29
2.3. Aktivitas Fisik.....................................31
2.4. Skor Indian Diabetes Risk Score.....................33
2.5. Riwayat Keluarga dengan DM..........................33
3. Gula Darah Sewaktu......................................34
BAB IV
1. Kesimpulan..............................................36
2. Saran...................................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................38
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Umum Wilayah Kerja
1.1 Keadaan Geografis Kelurahan Gedongkiwo
Kelurahan
Mantrijeron,
Gedungkiwo
Kota
terletak
Yogyakarta,
di
wilayah
Provinsi
kecamatan
Daerah
Istimewa
Desa
mengikuti
Panggungharjo,
batas
antara
Kota
Kecamatan
Sewon,
Yogyakarta
dengan
Kabupaten Bantul
3. Sebelah barat
Kecamatan
Kasihan,
Patangpuluhan,
Kabupaten
Kecamatan
Bantul
Wirobrajan
dan
kelurahan
mengikuti
Sungai
Winongo
4. Sebelah
timur
Kelurahan
Kadipaten
dan
Kelurahan
Jarak
kecamatan
sekitar
dari
1
km,
pusat
sedangkan
pemerintahbn
jarak
dari
ibukota
terdiri
atas
laki
laki
sebanyak
6.798
jiwa
dan
Distribusi
penduduk
Kelurahan
Gedongkiwo
berdasarkan
Gedongkiwo berdasarkan
Jumlah
3311
9650
914
7%
24%
70%
0-15
15-65
>65
5% 14%
4%
1%
75%
PNS
ABRI
Swasta
Tani
Pertukangan
Jasa
Wiraswasta
2. Perumusan Masalah
kesehatan
yang
dialami
oleh
masyarakat
dengan
Camat,
Lurah,
Ketua
RW
02,
dan
Kepala
hasil
wawancara
dapat
disimpulkan
adanya
beberapa
didapati
kotoran
dan
bau.
Hanya
sebagian
kecil
seperti
mandi,
memasak,
ini
makan,
merupakan
minum,
lingkungan
hewan
seperti
anjing,
ayam,
itik,
dan
lain
di
sana.
Hal
ini
tentunya
mempengaruhi
kebersihan
Hal
ini
erat
kaitannya
dengan
buruk
dapat
penyakit-penyakit
gizi
buruk
menular
berimbas
penderitanya.
menjadi
merupakan
maupun
penurunan
satu
penyakit
pada
RW
02
utama
degeneratif
pada
Salah
masalah
risiko
sistem
timbulnya
yang
mana
imun
pada
degeneratif
Kelurahan
yang
Gedongkiwo,
Gedongkiwo,
Kecamatana
Mantrijeron
belum
pengetahuan
penyakit
lingkungan
penyakit
ini.
tersebut
Diabetes
dan
kesadaran
Mengingat
yang
dapat
Mellitus,
warga
banyaknya
risiko
menyebabkan
serta
rumitnya
sendiri
di
timbulnya
penanganan
karena
pada
prinsipnya
penyakit
ini
tidak
dapat
masalah
kesehatan
adalah
dengan
menggunakan
kriteria, yaitu :
a. Perhatian masyarakat
Meliputi pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat
terhadap masalah dan urgensinya menurut mereka
b. Prevalensi
Menunjukkan frekuensi masalah (jumlah kasus tersebut) dalam
suatu periode tertentu
c. Berat ringannya masalah
Hal ini diukur berdasarkan pengaruhnya terhadap individu
dan lingkungan
d. Kemungkinan pengelolaan masalah
5
dan
kesulitan
yang
dapat
timbul
dalam
proses
Kriteria
Perhatian
sanitasi
3
padat
1
buruk
2
Mellitus
4
Masyarakat
Prevalensi
Berat
1
2
3
1
4
3
2
4
11
14
ringannya
masalah
Kemungkina
n
pengelolaa
n
Jumlah
skoring
Dari hasil skoring di atas, maka yang dijadikan sebagai
prioritas
nilai
masalah
skoring
adalah
yang
lebih
Diabetes
tinggi
Mellitus
bila
karena
memiliki
dibandingkan
dengan
permasalahan-permasalahan lainnya.
2.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan
tersebut,
maka
sikap,
dan
perilaku
warga
RW
02
Kelurahan
mengetahui
gambaran
pengetahuan,
sikap,
dan
perilaku
3. Tinjauan Pustaka
3.1. Definisi Diabetes Melitus
Menurut
American
2010,Diabetes
Diabetes
melitus
Association
merupakan
suatu
(ADA)
kelompok
tahun
penyakit
2011
menyatakan
bahwa
seseorang
menderita
DM
apabila kadar gula darah puasanya >126 mg/dl atau kadar gula
darah sewaktunya >200 mg/dl.
3.2.
Diabetes
mellitus
dapat
dikllasifikasikan
menjadi
empat
disebabkan
oleh
defisiensi
tersebut
rendah
Penderita
menyebabkan
atau
Diabetes
bahkan
kadar
tidak
Melitus
insulin
ada
Tipe-1
sama
menjadi
sekali.
bergantung
pada
berbagai
diabetes
usia
mellitus
(Goldstand
tipe-1
&
Mueller,2008).
merupakan
5-10%
dari
ke
epidemiologi
peningkatan
angka
menunjukkan
insidensi
dan
adanya
prevalensi
kecenderungan
DM
tipe2
di
pada
Diabetes
tahun
2030.
Federation
Senada
(IDF)
pada
dengan
tahun
WHO,
2009,
International
memprediksi
12,0
juta
pada
tahun
2030.
Meskipun
terdapat
8
perbedaan
adanya
angka
prevalensi,
peningkatan
jumlah
laporan
keduanya
penyandang
DM
menunjukkan
sebanyak
2-3kali
dari
hasil
yang
penilitian
dilakukan
pada
di
berbagai
dekade
1980-an
daerah
di
menunjukkan
menunjukkan
yang
Sebagai
sangat
tajam.
peningkatan
contoh,pada
prevalensi
penelitian
di
data
Pusat
diperkirakan
Statistik
Indonesia
tahun
2003,
Badan
juta
jiwa.
Dengan
prevalensi
DM
sebesar
14,7%
pada
tahun
diabetes
di
Selanjutnya,
diperkirakan
2003
terdapat
daerah
urban
sejumlah
dan
berdasarkan
pada
tahun
5,5
pola
2030
8,2
juta
juta penyandang
di
daerah
pertambahan
nanti
akan
rural.
penduduk,
ada
194
juta
pada
urban
(14,7%) dan
rural
(7,2%)
maka
2007
hasil
Riset
Kesehatan
oleh
Departemen
Dasar
Kesehatan,
(Riskesdas)
menunjukkan
bahwa
Kalimanatan
Barat
prevalensi toleransi
yang
glukosa
mencapai
terganggu
11,1%.
(TGT),
Sedangkan
berkisar
antara
4,0%
Papua Barat.
3.4
Etiologi
diantaranya
sehingga
mengakibatkan
genetik,
lingkungan
rusaknya
sel
beta
dan
imunologi
pankreas
dan
pankreas
akibat
autoimmune,
dimana
terdapat
bukti
DM
type
tidak
memiliki
bukti
adanya
proses
memiliki
sel
beta
yang
berfungsi
baik,
sebelum
akhirnya
seperti
faktor
infeksi
maupun
lingkungan.
Proses
70
hingga
80
persen.
Sisa
sel
beta
yang
masih
intoleransi
mellitus
biasanya
kebutuhan
awalnya
farmakologi
akhirnya
oral
proses
terjadi
memburuk
berkaitan
insulin,
insulin
glukosa
seperti
dengan
rendah
mampu
menjaga
autoimmune
dependensi
kondi
infeksi
dosis
terhadap
dan
atau
diabetes
meningkatnya
pubertas.
Pada
bahkan
hanya
terapi
gula
darah,
hingga
kadar
merusak
menjadi
seluruh
insulin.
sel
Pada
beta
DM
type
dan
1,
autoimmune
Secara
patologi
diinfiltrasi
tidak
terjadi
kerusakan
oleh
pada
terjadi
limfosit,
sel
saat
setelah
lain
tersebut.
islet
semua
pankreas
sel
beta
terjadinya
DM
type
juga
melibatkan
faktor
type
Polimorfisme
berlokasi
pada
di
kompleks
regio
HLA
HLA
pada
berkaitan
kromosom
dengan
40-
6.
50%
meng-encode
molekul
MHC
II
yang
mempresentasikan
berkontribusi
terhadap
resiko
DM
type
seperti
type
seperti
haplotype
DQA1*0102,
DQB1*0602,
dimana
10
resiko
kali
berkembangnya
lipat
pada
penyakit
individu
ini
dengan
meningkat
riwayat
pada
patogenesis
masih
kontroversial,
beberapa
studi
insulin
namun
diabetes
hanya
berkembang
ketika
type
sangat
berkainan
erat
dengan
faktor
genetik.
dengan
riwayat
orangtua
penderita
DM
type
2,
jika
kedua
orangtua
mencapai
40%.
kemampuan
penggunaan
berperan
dalam
Resistensi
insulin
glukosa
proses
menderita
pada
meltabolise
DM
type
2,
merupakan
otot
skelet.
glukosa
ke
resiko
turunnya
Insulin
intrasel.
dengan
riwayat
keluarga
penderita
DM
type
2.
DM
type
resistensi
terdiri
insulin,
berlebihan,
dan
atas
produksi
gangguan
DM
penyakit,
toleransi
normal,
type
akibat
glukosa
dari
glukosa
insulin,
hepar
lemak.
yang
Obesitas
obese).
adanya
sekresi
metabolisme
gangguan
Pada
masih
kompensasi
awal
berkembangnya
dapat
dipertahankan
naiknya
sekresi
insulin
mampu
bertahan
berkepanjangan.
pada
Kemudian
kondisi
hyperinsulinemia
terjadilah
yang
hiperglikemia
hyperglikemia
terjadi,
sehingga
terjadinya
dan
post-reseptor
bukan
dari
merupakan
defek
primer.
Defek
phosphorylation/dephosphorylation
itu
kenaikan
asam
lemak
bebas
di
sirkulasi
juga
ini
farmakologi
juga
terjadi
pada
individu
glucose-secretagog.
Sekresi
dengan
insulin
terapi
akhirnya
individu
dengan
riwayat
DM
type
yang
sendiri
secara
langsung
mengganggu
fungsi
islet
asam
lemak
bebas
yang
tinggi
di
sirkulasi
juga
adanya
DM
perlu
dipikirkan
apabila
terdapat
plasma
puasa
126
mg/dL
dengan
14
untuk
dilakukan
berulang-ulang
dan
dalam
praktek
toleransi
glukosa
terganggu
glukosa
plasma
jam
setelah
beban antara
setelah
pemeriksaan
DM
Gestasional
dan
riwayat
berat
badan
lahir
rendah < 2,5 kg. Faktor risiko yang dapat diperbaiki seperti
berat badan lebih (indeks massa tubuh > 23kg/m2, kurang
aktivitas fisik, hipertensi(>140/90 mmHg), dislipidemia (HDL
<35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl dan diet tinggi
gula rendah serat. Faktor risiko lain yang terkait dengan
risiko
diabetes
kistik,
atau
ressitensi
seperti
keadaan
insulin,
penderita
klinis
sindrom
sindrom
lain
yang
metabolik,
ovarium
terkait
riwayat
polidengan
toleransi
DM,
Pemeriksaan
namun
tidak
penyaring
menunjukkan
bertujuan
adanya
untuk
gejala
menemukan
DM.
pasien
intoleransi
menuju
DM.
risiko
untuk
glukosa,
Keduakeadaan
terjadinya
merupakan
tersebut
DM
dan
juga
tahapan
sementara
merupakan
penyakit
faktor
kardiovaskular
dikemudian hari.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan
kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa.
Pemeriksaan
penyaring
untuk
tujuan
penjaringan
masal
(mass
screening)
tidak
dianjurkan
mengingat
biaya
yang
bagi
Pemeriksaan
merekayang
penyaring
diketemukan
dianjurkan
adanya
dikerjakan
kelainan.
pada
saat
glukosa
darah
sewaktu
dan
glukosa
darah
puasa
sebagai
penatalaksanaan
Diabetes
Mellitus
keluhan
dapat
dan
dibagi
tanda
DM,
glukosa darah.
Jangka panjang:
penyulit
Tujuan
mencegah
mikroangiopati,
akhir
dan
menghambat
makroangiopati,
pengelolaan
adalah
progresivitas
dan
neuropati.
turunnya
morbiditas
darah,
melalui
tekanan
darah,
pengelolaan
berat
pasien
badan,
secara
dan
profil
holistik
dengan
Pengendalian
dan
Pencegahan
Diabetes
Mellitus
3.11 Edukasi
Semua pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi
perlu di nasehati mengenai perubahan gaya hidup, seperti
menurunkan
kegemukan,
asupan
garam
(total
<5
gr/hari),
17
asupan lemak jenuh dan alcohol (pria <21 unit dan perempuan
<14 unit per minggu), banyak makan buah dan sayuran, tidak
merokok, dan berolahraga secara teratur; semua ini terbukti
dapat
merendahkan
penggunaan
tekanan
obat-obatan.
darah
Bagi
dan
penderita
dapat
menurunkan
hipertensi
ringan
farmakologis
dan
latihan
diberikan
jasmani
bersama
(gaya
dengan
hidup
pengaturan
sehat).
Terapi
Pemicu
sekresi
insulin(insulin
secretagogue):
18
19
komplikasi
dari
Diabetes
Mellitus
diantaranya
komplikasi
akut
diabetes
yang
ditandai
dengan
menurunnya
terdapat
harus
kadar
penurunan
selalu
hipoglikemia.
kesadaran
Hipoglikemia
sulfonilurea
akibat sulfonilurea
harus
dipikirkan
oleh penggunaan
ditandai
dapat
penyandang diabetes
kemungkinan
paling
dan
terjadinya
sering
insulin.
berlangsung
disebabkan
Hipoglikemia
lama,
sehingga
kerja
obat
cukup
lama
telah
untuk
habis.
Terkadang
pengawasannya
diperlukan
(2472
jam
waktu
atau
yang
lebih,
lanjut
sering
lebih
lambat
dan
memerlukan
dari
gejala
adrenergik
hipoglikemia
terdiri
gejala
neuroglikopenik
(pusing,
gelisah,
kesadaran
gram
ulang
melalui
glukosa
intra
darah
15
vena.
Perlu
menit
dilakukan
setelah
pemeriksaan
pemberian
glukosa.
glukosa
tindakan
darurat,
40%
intravena
sebelum
terlebih
dapat
dahulu
dipastikan
sebagai
penyebab
menurunnyakesadaran.
4. Makroangiopati
- Pembuluh darah jantung
- Pembuluh darah tepi: penyakit arteri perifer sering terjadi
pada
penyandang
tipikal
diabetes.
claudicatio
Biasanya
intermittent,
terjadi
meskipun
dengan
gejala
sering
tanpa
dan
memberatnya
retinopati.
Terapi
aspirintidak
mencegahtimbulnya retinopati
Nefropati diabetik
Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi
risiko nefropati. Pembatasan asupan protein dalam diet (0,8
yang
tersering
dan
paling
penting
adalah
lebihterasasakit
ditegakkan,
untuk
pada
mendeteksi
di
malam
setiap
hari.Setelah
pasien
adanya
perlu
diagnosis
dilakukan
polineuropati
DM
skrining
distal
dengan
ditemukan
adanya
polineuropati
distal,
perawatan
rasa
sakit
dapat
antidepresantrisiklik,
atau
diabetes
neuropati
yang
disertai
diberikan
duloxetine,
gabapentin.Semua
perifer
harus
penyandang
diberikan
penatalaksanaan
penyulit
ini
seringkali
diperlukan
22
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
ini
merupakan
peneitian
Penelitian
observasional.
Penelitian
dilakukan
deskriptif
melalui
pemeriksaan
Kota
dilaksanakan
bertempat
pada
di
Yogyakarta,
hari
SD
Minggu,
Provinsi
tanggal
Suryowijayan,
DIY.
22
Penelitian
Februari
Gedongkiwo,
2015
Kecamatan
Kelurahan
Gendongkiwo,
Kecamatan
Mantrijeron,
Kota
3. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Pekerjaan
4) Berat badan
5) Tinggi badan
6) Gula darah sementara
7) Riwayat keluarga dengan DM
8) Lingkar perut
9) Aktivias fisik
10)Skor IDRS
23
10
20
30
<35 th
Laki-laki
<90cm,
Perempuan
<80cm
35-49 th
Laki-laki
>=100 cm,
Perempuan
>=90
>50 th
Laki-laki
90-99 cm,
Perempuan
80-89 cm
Aktivita
s Fisik
Olahraga
rutin dan
strenuous
work
Tidak
olahraga
+
sedentar
y work
Riwayat
DM
Keluarga
TOTAL
Tidak
Olahraga
rutin
atau
strenuous
work
Kedua
orang tua
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Salah
satu
orang tua
Skor
Definisi
5. Definisi Operasional
operasional dari variabel penelitian
di
atas
adalah:
1. Usia : Usia subjek penelitian saat dilakukan pemeriksaan.
Ditulis dalam satuan tahun.
2. Jenis kelamin : Jenis kelamin subjek penelitian. Ditulis
laki-laki atau perempuan.
3. Pekerjaan
:
pekerjaan
subjek
penelitian
saat
badan
subjek
penelitian
saat
5. Tinggi badan
tinggi
badan
subjek
penelitian
saat
saat
fisik
yang
dilakukan
oleh
fisik
baik
kebiasaan
dilakukan
Olahraga
olahraga
pekejaan
aktivitas fisik.
b. Aktivitas fisik sedang :
Olahraga
kebiasaan
dilakukan
atau
olahraga
memiliki
aktivitas fisik.
c. Aktivitas fisik rendah :
teratur
apapun
memiliki
memiliki
dan
yang
yang
pekejaan
tidak
teratur
menuntut
teratur
apapun
yang
yang
jika
jika
teratur
menuntut
memenuhi
kedua
klasifikasi sebelumnya.
8. Skor
IDRS
(Indian
Diabetes
Risk
Score)
Skor
pada
Pengambilan
data
6. Pengolahan Data
dilakukan dengan anamnesis,
pemeriksaan
software
Microsoft
Excel
dan
disajikan
dalam
25
1)
Bertemu
tokoh
masyarakat
(Kepala
Kecamatan
Mantrijeron,
3)
disetujui
oleh
dosen
bentuk
penelitian
pembimbing
lapangan
yang
pada
alur
pelaksanaan
penelitian
serta
mengambil
data
4)
5)
6)
20 Februari 2015.
Melakukan penelitian pada tanggal 22 Februari 2015.
Mengolah data hasil penelitian pada tanggal 22 Februari
2015.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Karakteristik Data Dasar
Berdasarkan penelitian ini, didapaktkan sebanyak 85 warga RW
2 Desa Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta yang
mengikuti
pada
kegiatan
tanggal
22
pemeriksaan
Februari
2015.
kesehatan
Dari
85
yang
total
dilaksanakan
warga
yang
26
mengikuti
pemeriksaan
kesehatan,
didapatkan
67
warga
yang
Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Umur (tahun)
50 - <60
60 70
>70
Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
S1
Pekerjaan
Buruh
IbuRumah Tangga
Pensiunan
PNS
Wiraswasta
Tidak bekerja
Persentase (100%)
27
40
40%
60%
30
27
10
45%
40%
15%
40
17
8
2
70%
14%
12%
4%
3
24
5
1
30
4
4%
36%
7%
2%
23%
6%
subjek
perempuan
lebih
besar
dibandingkan
dengan
50
sebanyak
40%
(n=27),
sedangkan
kelompok
usia
>70
umur
paling
tua
dalah
83
tahun.Dengan
ini
dapat
terakhir
SMA
12%
(n=7)
dan
riwayat
pendidikan
27
distribusi
paling
banyak
ada
subjek
dengan
riwayat
pekerjaan
didapatkan
warga
dengan
pekerjaan
sebesar
2%
(n=1)
,subjek
dengan
Pekerjaan
dibidang
wiraswasta sebanyak 45% (n= 30) dan yang terakhir subjek tidak
bekerja sebesar 6% (n=4) . Yang mana dari hasil data ini
diperoleh pekerjaan yang paling banyak digeluti pada subjek
penelitian adalah wiraswasta.
menggunakan
data
Indeks
Massa
Tubuh,
Riwayat
28
Kurang; 16%
Overweight; 31%
Normal; 42%
dilakukan
didapatkan
jumlah
perhitungan
subjek
yang
Indeks
Massa
termasuk
Tubuh
kategori
(IMT),
overweight
(2006)
di
Tiongkok
didapatkan
prevalensi
obesitas
dan
Amerika
Serikat,
dari
orang
sekarang
termasuk
kesehatan
jantung
dan
metabolism.
Bagi
kebanyakan
lain
menurunkan
konsumsi
kalori,
meningkatkan
29
Lingkar Perut
Perempuan
Laki-laki
15
17
15
9
dengan
Terlihat
ada
skor
(laki-laki
kecenderungan
<90cm,
perempuan
perempuan
memiliki
skor
<80cm).
lingkar
perut
diukur
untuk
mengetahui
adanya
obesitas
perut,
bersama
dengan
aktivitas
fisik,
adalah
yang
tidak
memerlukan
aktivitas
fisik
didapatkan
olahraga
aktivitas
teratur
fisik
saja
sebanyak
atau
memiliki
orang
pekerjaan
laki-laki
dan
dengan
orang
perempuan (15 orang; 22%), dan hanya satu orang yang memiliki
olahraga
teratur
dan
pekerjaan
yang
menggunakan
aktivitas
31
Aktivitas Fisik
Perempuan
Laki-laki
16
35
9
6
1
0
0
Dari
sudut
mencerminkan
pandang
rendahnya
kesehatan
minat
masyarakat,
penduduk
dalam
hal
ini
melakukan
lebih
lanjut,
baik
penelitian
kualitatif
maupun
bahan
bakar,
aktivitas
penurunan
fisik
untuk
polusi
mencapai
lingkungan,
taraf
dan
kesehatan
32
Skor IDRS
Perempuan
Laki-laki
10
16
31
10
>=60
<60
41
penilaian
orang
Indian
memiliki
nila
Diabetes
>=60
Risk
dengan
Score,
rincian
31
kedua
orang
tua
nya.
Hal
ini
kemungkinan
karena
33
57
9
0
1
2
34
pada
padnuan
Perkeni
2011
untuk
penapisan
DM
prevalensi
urban
dan
DM
7,2%,
di
pada
Indonesia
daerah
sebesar
Ural
14,7%
(Perkeni,
pada
2011).
Diabetes
Ascociation
(ADA),
kematian
terkait
DM
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap warga
RW
2,
Kelurahan
Gedongkiwo,
Yogyakarta,didapatkan
sebelumnya.
Menurut
Kecamatan
orang
penilaian
Matrijeron,
sudah
Indian
Kodya
terdiagnosis
Diabetes
Risk
DM
Score,
yang
kurang.
Didapatkan
51
orang
(76%)
tidak
pernah
penelitian
lansia
di
RW
Saran
yang
02
dilakukan,
Kelurahan
diketahui
Gedongkiwo
bahwa
Kecamatan
tipe
2,
dengan
faktor
risiko
terbesar
kurangnya
36
mengenai
transportasi,
sehingga
penggunaan
umum
masyarakat
dapat
sehingga
meningkatkan
risiko
aktivitas
penyakit
fisik
metabolik
dan
Bagi
pemerintah
daerah
Yogyakarta,
diharapkan
meningkat.
aksesibilitas
bagi
Diharapkan
lansia,
dengan
peningkatan
dapat
meningkatkan
lansia
aktivitas fisiknya.
3. Bagi Puskesmas Mantrijeron bekerjasama dengan para lurah,
ketua RW dan RT, dapat diprogramkan senam lansia dengan
frekuensi
dengan
yang
durasi
disarankan,
30
menit.
yaitu
minimal
Diharapkan
senam
kali/minggu
lansia
dengan
secara
rutin
sebagai
pemantauan
risiko
penyakit
Bagi
peneliti
di
bidang
kesehatan
masyarakat,
dapat
dalam
maupun
tidak,
beraktivitas
sehingga
fisik,
dapat
baik
yang
dilakukan
dapat
diubah
penyesuaian
dan
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2008. Diabetes Care 31:596-615
Colberg SR, Sigal RJ, Fernhall B, Regensteiner JG, Blissmer
BJ, Rubin RR, Chasan-Taber L, Albright AL, Braun B. 2010.
Exercise and type 2 diabetes: the American College of
Sports Medicine and the American Diabetes Association:
joint position statement. Human Movement Sciences
Department, Old Dominion University: Virginia.
Daneman D. 2006. Type 1 Diabetes. Division of Endocrinology,
Depaetment of Paediatrics, Hospital for Sick Children:
University of Toronto
Gils, Carl C. van dan Stark, Lee Ann.2006 Diabetes Mellitus
and Elderly. Ostomy Wound Man. 52:9
Goldstand M, Muller S. 2008. Current status in diabetic
maculer edema treatments. Ophtalmology Service: Universidad
Roviral Reus Spain.
Gerich JE. 1998. The genetic basis of type 2 diabetes
mellitus: impaired insulin secretion versus impaired
insulin sensitivity. University of Rochester: New York..
Inzucchi SE, Bergestal RM, Buse JB. 2005. Management of
Hyperglycemia in Type 2 Diabetes: A Patient-Centered
Approach. Section of Endocrionologi, Yale University School
of Medicine: Connecticut
Janssen, Ian, et al. 2006. The Importance of Waist
Circumference in the Definition od Metabolic Syndrome.
Diabetes Care 29: 404-409
Joshi SR. 2005. Indian Diabetes Risk Score. J Assoc Physicians
India. 53:755-7.
Leahy JL. 2005. Pathogenesis of type 2 diabetes mellitus.
University of Vermont College of Medicine: Burlington. USA.
Litman
T.
2010.
Benefits.
diakses di
Evaluating
American
Public
Public
Transportation
Transportation
Health
Association;
www.apta.com/resources/reportsandpublications/
Documents/APTA_Health_Benefits_Litman.pdf.
38
39
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
40