Vous êtes sur la page 1sur 14

HANDOUT KULIAH KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)


Oleh : Yanita Trisetiyaningsih, M.Kep
Definisi
Demam dengue , adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot , sendi , dan

tulang , penurunan jumlah sel darah putih dan ruam- ruam. Demam berdarah dengue atau Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue disertai pembesaran hati dan tanda tanda
perdarahan . Penyakit DHF disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan
sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma . Keadaan ini
disebut Dengue Shock Syndrome
Penyebab
Penyakit demam berdarah termasuk golongan penyakit Arbovirus , singkatan darii

Arthropodborne viruses , artinya virus yang ditularkan melalui gigitan binatang arthropoda . Dalam

hal ini demam berdarah ditularkan oleh sejenis nyamuk yang dsebut Aedes aegypti ,Aedes
albopictus, Aedes polynesiens. Yang akan lebih banyak dibicarakan adalah Aedes aegypti , karena
merupakan vector utama . Nyamuk betina menghisap darah untuk kebtuhan reproduksi . Tiga hari
setelah menghisap darah maka ia akan sanggup bertelur sebanyak 100 butir . Selanjutnya mulai

menghisap dan bertelur lagi . Nyamuk Aedes termasuk antropofilik yaitu paling doyan darah
manusia dan mampunyai kebiasaan menggigit berulang , yaitu menggigit beberapa orang secara

bergantian dalam waktu singkat. Nyamuk betina menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari ,
di tempat yang agak redup.Nyamuk betina meletakan telurnya di permukaan air yang jernih dan

terlindung dari sinar matahari. Ciri-ciri : badannya berwarna hitam berbintik bintik putih,
ukurannya lebih kecil dibanding nyamuk biasa . Telurnya berwarna hitam seperti sarang tawon ,
diletakan satu demi stu diatas permukaan air dalam jarak 2,5 cm dari dinding tempat perindukan .

Virus ini ada 4 tipe yaitu virus den I ,II ,III dan IV, masing-masing punya karakteristik yang berbeda .
Yng dapat diisolasi di Indonesia adalah tipe den II dan den III , den III , lebih ganas daripada
den II . Hubungannya dengan nyamuk Aedes aegepty hanya sebagai media saja
Epidemiologi

Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spectrum manifestasii klinis yang
bervariasi antara penyakit paling ringan ( mild undifferentiated febrile illness) , dengue fever , dengue
haemorrhagic fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DSS) ; yang terakhir dengan mortalitas

tinggi yang disebabkan renjatan dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi klinis yang

bervariasi inii dapat disamakan dengan sebuah gunung es. DHF dan DSS sebagai kasus kasus
yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan di atas permukaan laut ,

sedangkan kasus kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue infection) merupakan
dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di rumah sakit , telah
terjadi 150 200 kasus silent dengue infection.
Klasifikasi DHF
Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkatan :

1. Derajat 1 : demam diikuti gejala tidak khas . Satu-satunya tanda perdarahan adalah tes
torniquet positif atau mudah memar.

2. Derajat 2 : gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan . Perdarahan bisa terjadi
di kulit atau tempat lain .

3. Derajat 3 : terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai denagn denyut nadi yang cepat dan
lemah , hipotensi ,suhu tuuh rendah ,kulit lembab dan penderita gelisah.

4. Derajat 4 : terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang tidak
dapat diperiksa

Manifestasi Klinis
Kasus DHF ditandai oleh 4 manifestasi klinis :
1. demam tinggi selama 5-7 hari

2. perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit : ptechie, ekhimosis, hematoma


3. epistaksis, hematemesis, melena, hematuri

4. mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi


5. nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati
6. sakit kepala

7. Pembengkakan sekitar mata


8. hepatomegali

9. Tanda tanda renjatan: sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah.

PatoFisiologi

Diagnosa
Pada awal terjadinya demam , DHF sulit dibedakan dengan infeksi lain yang disebabkan oleh

berbegai jenis virus , baktri atau parasit . Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah
dapat membantu diagnosa . Diagnosa ditegakan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :
1. penurunan jumlah trombosit (< 100.000 sel / mm3)

2. peningkatan konsentrasi sel darah ( > 20% di atas rata-rata )

3. hasil laboratorium semacam ini biasanya ditemukan padahari ke 3 sampai hari ke 7


Penderita harus segera dirawat bila ditemukan gejala- gejala seperti di bawah ini :
1. takikardi , denyut jantung meningkat
2. kulit pucat dan dingin
3. denyut nadi melemah

4. terjadi prubahan derajat kesadaran , penderita terlihat mengantuk atau tertidur terusmenerus

5. urine sangat sedikit

6. peningkatan hematokrit secara tiba- tiba

7. tekanan darah menurun hingga kurang dari 20 mmHg

Dehidrasi

Kebutuhan Cairan pada Anak


1. 100 ml/kgBB untuk BB 10 kg pertama
2. 50 ml/kgBB untuk 10 kg kedua

3. 20 ml/kgBB untuk berat selebihnya dalam kilogram

4. Membagi jumlah total cairan tersebut dengan 24 jam untuk mendapatkan kecepatan
pemberian dalam mililiter perjam nya.

Mengevaluasi Derajat Dehidrasi


Tingkay Dehidrasi

Ringan

Sedang

berat

Penurunan BB-bayi

5%

10%

15%

Frekuensi Nadi

Normal

Sedikit meningkat

Sangat meningkat

Penurunan BB anak
Tekanan darah
Perilaku

Rasa Haus

Membran mukosa
Air mata

Ubun-ubun depan

Vena jugularis eksterna


Capilarry Refill

Berat jenis urine

3-4%

6-8%

Normal

Normal

Normal

Rewel, lebih haus

Sedikit

Sedang

Normal

Kering

Ada

Berkurang

Normal

Normal hingga cekung

Terlihat ketika berbaring

Tidak terlihat

>2 detik

Lebih lambat, 2-4 detik

>1,020

>1,020 oliguri

10%

Ortostatik hingga syok


Sangat rewel
Sangat besar

Sangat kering

Tidak ada, mata cekung


Cekung

Tidak terlihat

Sangat lambat, >4detik


Oliguria atau anuria

DSS ( Dengue Shock Syndrome)


Syok pada demam berdarah terjadi karena kebocoran pipa pembuluh darah dan berkumpul di

rongga rongga tubuh yaitu rongga perut dan rongga dada . Dan akibatnya pipa pembuluh darah
menjadi kolaps dan jalan mengatasinya ialah dengan infus .
Penatalaksanaan shock:

1. penggantian volume , terapi awal digunakan Ringer Lactat , cairan harus diberikan secara
duguyur artinya secepat- cepatnya

2. dilakukan tranfusi darah bila terdapat indikasi : perdarahan gastrointestinal hebat

Adanya informasi bahwa penderita demam berdarah harus makan jambu biji , hingga kini belum
ada penelitian khusus tentang hal itu .

Pencegahan
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue dengan berbagai
serotipe. Satu-satumya usaha pencegahan atau pengendalian dengue adalah dengan memerangi

nyamuk yang berperan pada penularan virus dengue . Aedes aegypti berkembang biak terutama di

tempat tempat buatan manusia seperti wadah plastik , ban mobil bekas dan tempat lain yang
menampung air hujan . Nyamuk ini menggigit pada siang hari , beristirahat di dalam rumah dan

meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang . Pencegahan dapat dilakukan
dengan langkah 3M :

1. menguras bak mandi

2. menutup tempat- tempat yang mungkin menjadi tempat berkembangbiak nyamuk


3. mengubur barang barang bekas yang bisa menampung air

Selain itu di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh
larva nyamuk seperti abate . Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa

minggu , tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa waktu tertentu. Penyemprotan atau

foging dapat dilakukan untuk memberantas DBD , tapi penyemprotan dilakukan pada pagi hari .
Kemudian dalm sebuah jurnal disebutkan ikan suamang yang ditaruh dalam bak air dapat
memakan jentik dengan kecepatan tinggi.
Penatalaksanaan Medis

Pada dasarnya pengobatan pasien DBD bersifat simtomatis dan suportif. Pasien yang diduga
menderita demam berdarah dengue harus dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengawasan
terhadap kemungkinan terjadi syok atau perdarahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa
pasien.

DBD tanpa renjatan

Demam tinggi, anoreksia dans erring muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus. Pada

pasien ini perlu diberi banyak minum yaitu 1,5-2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan the manis,
sirup, susu dan bila mau lebih baik oralit. Cara memberikan minum sedikit demi sedikit dan orang

tua yang menunggu harus dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak tidak mau minum sesuai yang
dianjurkan, tidak dibenarkan memasang sonde karena risiko merangsang terjadinya perdarahan.

Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat antipiretik dan kompres hangat. Jika terjadi

kejang-kejang diberikan luminal atau antikonvulsan lainnya. Luminal diberikan dengan dosis : anak
umur kurang dari 1 tahun 50mg IM, anak lebih dari 1 tahun 75mg. jika 15 menit kejang belum

berhenti, luminal diberikan lagi dengan dosis 3mg/kgBB. Anak diatas 1 tahun diberi 50mg dan
dibawwah 1 tahun diberi 30mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital.

Hematokrit mencerminkan derajat kebocoran plasma dan biasanya mendahului munculnya

secara klinis perubahan fungsi vital (hipotensi, penurunan nadi), sedangkan turunnya nilai

trombosit biasanya mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga

menderita DBD harus diperiksa Ht, Hb dan trombosit setiap hari mulai hari ke-3 sakit sampai
demam telah turun 1-2 hari.
DBD dengan Renjatan

Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai pengganti cairan

yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat. Pada pasien
dengan renjatan berat pemberian infus harus diguyur.

Apabila renjatan telah teratasi, nadi sudah teraba, amplitude nadi cukup besar, tekanan

sistolik 80mmHg/lebih, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10ml/kgBB/jam. Mengingat

kebocoran plasma biasanya berlangsung 24-48 jam, maka pemberian infus dipertahankan 1-2 hari
lagi walaupun tandtanda vital sudah normal dan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Klien

2. Keluhan Utama saat ini

3. Kaji adanya tanda-tanda DHF

4. Kaji Riwayat penyakit dahulu

5. Kaji Riwakat penyakit keluarga

6. Kaji kondisi lingkungan sekitarnya


7. Pemeriksaan Fisik
8. Tanda-tanda vital

9. Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang lainnya


Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermia b.d proses penyakit

2. Defisit volume cairan b.d pindahnya kegagalan mekanisme pengaturan

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat


4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya paparan informasi

Rencana Intervensi Keperawatan


No
1

Diagnosa Keperawatan
Hipertermia
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang
normal

Batasan Karakteristik:

kenaikan suhu tubuh diatas rentang

NOC

NIC

NOC : Thermoregulation

NIC :

Kriteria Hasil :

Suhu tubuh dalam rentang normal

Nadi dan RR dalam rentang normal

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak


ada pusing, merasa nyaman

Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam


Selimuti pasien

takikardi

Lakukan tapid sponge

saat disentuh tangan terasa hangat

Berikan cairan intravena

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

Faktor faktor yang berhubungan :

Berikan

peningkatan metabolisme

menggigil

aktivitas yang berlebih

kemampuan untuk berkeringat

Tingkatkan sirkulasi udara

penyakit/ trauma

pengaruh medikasi/anastesi

Monitor tekanan darah, nadi dan RR

Berikan anti piretik

pertambahan RR

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor intake dan output

kulit kemerahan

Monitor IWL

Monitor WBC, Hb, dan Hct

serangan atau konvulsi (kejang)

Monitor suhu sesering mungkin

Monitor penurunan tingkat kesadaran

normal

Fever treatment

ketidakmampuan/penurunan

pengobatan

untuk

mencegah

Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam

terpapar dilingkungan panas

Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

dehidrasi

terjadinya

pakaian yang tidak tepat

Monitor TD, nadi, dan RR

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi


Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan


tubuh

Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat


panas

Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan


kemungkinan efek negatif dari kedinginan

Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan


penanganan emergency yang diperlukan

Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang


diperlukan

Berikan anti piretik jika perlu


Vital sign Monitoring

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

aktivitas

Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah


Monitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama pernapasan


Monitor suara paru

Defisit Volume Cairan

NOC:

melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang


Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

NIC :

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,

Fluid balance

mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan

Nutritional Status : Food and Fluid Intake

interstisial, dan/atau intrasellular. Ini

Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit


Monitor sianosis perifer

Monitor pola pernapasan abnormal

Hydration

Fluid management

Timbang popok/pembalut jika diperlukan

Mempertahankan urine output sesuai dengan

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

- Kelemahan

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas

nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

- Penurunan turgor kulit/lidah

Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas

Hmt , osmolalitas urin )

dengan pengeluaran sodium


Batasan Karakteristik :
- Haus

- Membran mukosa/kulit kering

- Peningkatan denyut nadi, penurunan


tekanan darah, penurunan

Kriteria Hasil :

usia dan BB, BJ urine normal, HT normal


normal

turgor kulit baik, membran mukosa lembab,


tidak ada rasa haus yang berlebihan

kalori harian

- Perubahan status mental

10

Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN ,


Monitor vital sign

volume/tekanan nadi

- Pengisian vena menurun

Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,

Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake


Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan

Berikan diuretik sesuai interuksi

- Konsentrasi urine meningkat

- Hematokrit meninggi

- Temperatur tubuh meningkat

- Kehilangan berat badan seketika

(kecuali pada third spacing)

Faktor-faktor yang berhubungan:

- Kehilangan volume cairan secara aktif


- Kegagalan mekanisme pengaturan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk


keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :

- Berat badan 20 % atau lebih di bawah


ideal

Dorong masukan oral

Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )

meburuk

NOC :

Berikan cairan IV pada suhu ruangan

Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul


Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi

NIC :

Nutritional Status : food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

Nutrition Management

Adanya peningkatan berat badan sesuai

Kaji adanya alergi makanan

Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

dengan tujuan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

Tidak terjadi penurunan berat badan yang

Tidak ada tanda tanda malnutrisi

Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin

Berikan substansi gula

Daily Allowance)

untuk mencegah konstipasi

pucat

dengan ahli gizi)

- Dilaporkan adanya intake makanan

yang kurang dari RDA (Recomended

berarti

- Membran mukosa dan konjungtiva


- Kelemahan otot yang digunakan untuk

Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat


Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.

11

menelan/mengunyah

- Luka, inflamasi pada rongga mulut

- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah

mengunyah makanan

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori


Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang


dibutuhkan

- Dilaporkan atau fakta adanya

Nutrition Monitoring

kekurangan makanan

- Dilaporkan adanya perubahan sensasi

- Perasaan ketidakmampuan untuk

- Miskonsepsi

rasa

mengunyah makanan

BB pasien dalam batas normal

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan


Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

- Kehilangan BB dengan makanan cukup

Monitor lingkungan selama makan

- Kram pada abdomen

makan

- Nyeri abdominal dengan atau tanpa

- Kurang berminat terhadap makanan

- Diare dan atau steatorrhea

- Keengganan untuk makan


- Tonus otot jelek

patologi

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam


Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah


Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh

- Kehilangan rambut yang cukup banyak

Monitor pertumbuhan dan perkembangan

- Suara usus hiperaktif

konjungtiva

(rontok)

- Kurangnya informasi, misinformasi


Faktor-faktor yang berhubungan :

12

Monitor makanan kesukaan

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

Monitor kalori dan intake nuntrisi

dan cavitas oral.

Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah


Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Ketidakmampuan pemasukan atau

mencerna makanan atau mengabsorpsi

zat-zat gizi berhubungan dengan faktor


4

biologis, psikologis atau ekonomi.


Kurang Pengetahuan

NOC :

Definisi :

Tidak adanya atau kurangnya informasi


kognitif sehubungan dengan topic
spesifik.

NIC :
Teaching : disease Process

Kowlwdge : disease process


Kowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman


tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan

1.

Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien

2.

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

Batasan karakteristik :

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan

3.

ketidakakuratan mengikuti instruksi,

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan

4.

memverbalisasikan adanya masalah,


perilaku tidak sesuai.

prosedur yang dijelaskan secara benar

kembali apa yang dijelaskan perawat/tim


kesehatan lainnya

5.
6.

Faktor yang berhubungan : keterbatasan


kognitif, interpretasi terhadap informasi

7.

yang salah, kurangnya keinginan untuk

8.

mencari informasi, tidak mengetahui


sumber-sumber informasi.

9.

tentang proses penyakit yang spesifik

berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara


yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada


penyakit, dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang


tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan


cara yang tepat

Hindari harapan yang kosong

Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien


dengan cara yang tepat
Diskusikan

perubahan

gaya

hidup

yang

mungkin

diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan


datang dan atau proses pengontrolan penyakit

10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan

13

second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan


cara yang tepat

13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal,


dengan cara yang tepat

14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk


melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

14

Vous aimerez peut-être aussi