Vous êtes sur la page 1sur 22

PENYAKIT INFEKSI

PENGANTAR
Penyakit infeksi dapat karena
mikroba bakteri
Virus
jamur
protozoa
infestasi oleh jenis parasit.
Pemilihan terapi yang tepat, dosis yang
adekuat adalah merupakan dasar rasional
terapi.

Manifestasi infeksi dapat terjadi pada


SSP (a.l. meningitis, ensefalitis, abses otak dan
meningeal)
Jantung (endokarditis),
Saluran nafas atas (otitis media, faringitis, tonsilitis),
Saluran nafas bawah (bronkhitis, pneumonia), sepsis
(pada sistemik),
Transmisi seksual (gonorhoea),
Pada kulit dan jaringan lunak (gangren, dekubitis),
Saluran genitourinaria, dan yang kasus jenis
penyebab virus HIV / AIDS
Infeksi jamur (kandida, aspergilus dsb.).

Penggunaan Terapi AM
Tujuan : Mencegah Infeksi, morbiditas dan mortalitas pasca OP
PROFILAKSIS :
Sebelum terkena
infeksi
Berpeluang terkena
infeksi
Spektrum luas
IV, 30-60 mnt pra
OP / 1x24 jam

Ampisilin
sulbaktam,
ceFAZolin,

EMPIRIS :
Sesuai PDT / Pola
peta kuman dan
sensitifitas AM
setempat
Spektrum luas
IV, 5x24 jam
First liner,
second liner

CeFTRIAXone,
ceftazidime, fosfomisin,
levofloksasin, cefoperazone

DEFINITIF /
TERAPETIK :
Spektrum sempit
IV, 7x24 jam

Sesuai hasil
kultur dan uji
sensitifitas AM
Reksoprawiro et al, 2009

ANTIBIOTIKA (AB) PROFILAKSIS


Adalah AB yang diberikan pada pasien yang belum
terkena infeksi, tetapi punya peluang besar terkena
infeksi
PROFILAKSIS BEDAH
a. Profilaksis bertujuan mencegah infeksi yang dapat
timbul pada tempat operasi
b. Pencegahan infeksi pada tempat resiko tinggi terjadi
infeksi misal penggunaan implan atau akibat intervensi
(cabut gigi, operasi rongga mulut, dll.)

TUJUAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS


1. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi
2. Mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas paska bedah
3. Mengurangi lama perawatan dan
menurunkan biaya perawatan
4. Tidak menimbulkan efek ikutan
5. Tidak menyebabkan konsekuensi ikutan
pada flora normal pasien dan kuman
penghuni rumah sakit

AB profilaks harus bersifat :


1. Aktif terhadap patogen yang banyak meng
kontaminasi luka
2. Dosis harus adekuat sehingga saat insisi
kadar cukup tinggi di jaringan
3. Aman
4. Penggunaan singkat u mengurangi efek ikutan,
mencegah resistensi dan menekan biaya.

KEUNTUNGAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS

Menurunkan infeksi luka operasi dan morbiditas


Menurunkan biaya perawatan kesehatan (bila
dikaitkan dng kejadian infeksi paska bedah)
Mengurangi lama tinggal di rumah sakit.

KETERBATASAN AB PROFILAKSIS
Meningkatkan risiko kolitis karena C difficile
bila dipakai cephalosporin generasi ketiga,
walaupun dosis tunggal
Meningkatkan frekuensi bakteremia pada
pemakaian AB profilaksis lebih dari 4 hari
dibanding yang dapat 1 hari

Operasi Kotor
Dengan Infeksi :
Kemungkinan
infeksi40-70%.
Menggunakan
AM definitif

Operasi Bersih :
Kemungkinan infeksi
2-4%
Dengan atau tanpa AM
Profilaksis

Kelas Operasi
(Mayhall
Classification)

Operasi Bersih
Terkontaminasi :
Kemungkinan
infeksi5-15%.
Menggunakan AM
ProfilaksisEmpiris

Operasi Terkontaminasi :
Kemungkinan infeksi 16-25 %.
Menggunakan AM profilaksis
Empiris
Reksoprawiro et al, 2009

KELAS ATAU KATEGORI OPERASI :


Operasi Bersih
Operasi didaerah kulit pada kondisi prabedah
tanpa peradangan dan tidak membuka traktus
respiratorius, GI, osofaring, urinarius/bilier
ataupun operasi yang terencana dengan
penutupan kulit primer dengan atau tanpa
penggunaan drain tertutup

Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada :


a. Pemasangan implan / prostesis yang permanen
b. Pembawa (carrier) bakteri patogen
c. Adanya infeksi ditempat lain diluar daerah operasi
d. Riwayat penyakit katup rematik atau telah memakai
katup buatan
e. Penderita dengan tuberkulosis tenang (penggunaan
OAT mencegah penyebaran)
f. Penderita dgn diseksi jar yang luas, vaskularisasi jar
terganggu, penggunaan imunosupresan
Kemungkinan timbulnya infeksi di sini adalah 2 4%

Operasi Bersih Terkontaminasi


Operasi dgn membuka traktus digestivus,
bilier, urinarius, respiratorius ad osofaring,
reproduksi kecuali ovarium ataupun operasi
yang tanpa pencemaran nyata (gross spilage)

Antibiotika profilaksis ini digunakan pada :


a. Diseksi leher yang masuk ke osofaring
b. Diseksi lambung (ca), membuka kolon, ileum
c. Operasi kolon/usus kecil dengan gangguan vaskularisasi
dari usus
d. Operasi yang menembus saluran empedu (ekstra hepatal)
e. Operasi saluran kemih
f. Operasi yang melalui vagina
Kemungkinan timbul infeksi di sini adalah 5 15%

Operasi Terkontaminasi
Operasi dgn membuka traktus digestivus, bilier,
urinarius, respiratorius sampai dengan osofaring
atau reproduksi kecuali ovarium dng pencemaran
yang nyata ataupun operasi pada luka karena
kecelakaan dalam waktu kurang dari 6 jam
(golden period)

Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada:


a. Operasi menembus sal empedu yang terinfeksi
b.Operasi menembus sal kemih yang terinfeksi
c. Operasi

radang

akut

tanpa

pembentukan

nanah
d.Operasi pada patah tulang terbuka (open
fractur)
Kemungkinan terjadinya infeksi adalah 16 25%

Operasi kotor dengan infeksi


Operasi pada perforasi traktus digestivus, urogenitalis
atau respiratorius yang terinfeksi ataupun operasi yang
melewati daerah purulen (inflamasi bakterial).
Dapat pula operasi pada luka terbuka > 6 jam setelah
kejadian atau terdapat jaringan nonvital yang luas atau
nyata2 kotor,
AB yang dianjurkan adalah terapetik. AB profilaksis
hanya u mencegah penyebaran ke area yang tidak
terkontaminasi.
Kemungkinan infeksi adalah 40 70%

Kemungkinan kejadian ILO


Dibawah ini adalah faktor risiko untuk ancaman terjadinya
ILO. Lama operasi, ko-morbiditas merupakan faktor risiko
terjadinya ILO. Adanya 2 ko-morbiditas (dapat dilihat dari
skor ASA > 2) dan lamanya operasi dapat diperhitungkan
sebagai indeks risiko
Ideks
resiko
0

Definisi
Tidak ditemukan faktor risiko

Ditemukan 1 faktor risiko

Ditemukan 2 faktor risiko

Kemungkinan ILO berdasarkan kelas operasi dan


indeks risiko
Kelas operasi
Bersih
Bersihterkontaminasi
Terkontaminasi

0
1,0%

Indeks risiko
1
2,3%

2
5,4%

2,1%

4,0%

9,5%

3,4%

6,8%

13,2%

Prinsip penggunaan AB profilaksis


Pilih AB yang efektif melawan mikroba penyebab infeksi
Pilih AB dengan toksisitas rendah
AB tunggal, dengan dosis terapeutik, intravena 30-60 menit
sebelum operasi, sehingga saat operasi tercapai kadar
efektif untuk menghambat pertumbuhan kuman
Penggunaan AB diulangi bila operasi lebih dari 3 jam, atau
dua kali half life AB
Diberikan 2 atau 3 kali paska bedah, tidak diperlukan
penggunaan yang lebih dari 24 jam
Gunakan AB yang sesuai bila infeksi cukup sering atau bila
infeksi memperburuk keadaan pasien.

ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS BEDAH DIGESTIF


Jenis
Pembedahan
Bersih
DENGAN RISIKO
POTENSIAL
INFEKSI

Kuman penyebab
Gram negatif coccus
(S. aureus,
S. epidemidis,
Coliform aerob)

Rekomendasi antibiotika
Sefasolin 1 g/i.v.
10 menit sebelum operasi, dosis
tunggal
atau

Lama
pemberian

1 hari

Keterangan
-

Hernia dengan mesh


Hernia insisional
Hernia dengan obesitas
Daya tahan rendah, Diabetes
Mellitus

klindamisin 400 mg i.v.


Bersih
terkontaminasi
Esofagus
Gastro duodenal
Usus halus

BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH

BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH

- Gram negatif
- Bakteri Anaerob
- Enterococcus

Enterobacteriaceae
Enterococcus
Clostridium Spp
Anaerob

Sefasolin 1 g. i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg. I.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.

Sefasolin 1 g i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg i.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
Sefasolin 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.

1 hari

1 hari

Bedah gastro-duodenal dengan


risiko tinggi
- Ulkus dengan perdarahan
- Ulkus duodeni dengan obstruksi
- Ulkus lambung
- Keasaman lambung yang rendah
- Motilitas lambung yang menurun
- Keganasan
- Obesitas
- Penderita dengan terapi H2
antagonis
-

Kolesistitis akut
Kolangitis akut
Batu duktus koledokus
Obstructive jaundice
Usia > 60 tahun

- Batu kandung empedu


1 hari

APENDEKTOMI
ELEKTIF

KOLOREKTAL

Enteric aerob,
Anaerob

Enteric Aerob
Anaerob

Sefuroksim 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.

1 hari

- Bila perforasi, gangren, inflamasi


berat atau komplikasi, dilanjutkan
dengan regimen terapi
Persiapan sterilisasi usus besar
Hari I
Diet rendah residu
Bisakodil 1 tab jam 18.00

Sefasolin 1 g. i.v. dan


Metronidazol 500 mg. I.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.

Hari II
Diet rendah residu
Magnesium sulfat 15 mg diberikan
jam 10.00, jam 14.00 dan jam 18.00
Enema dengan larutan Saline sampai
bersih
1 hari
Hari III
Diet cair
Magnesium sulfat 15 mg jam 10.00
dan jam 14.00
Tenpa Enema
Neomisin 1 gram dan Eritromisin basa
1 gram per oral diberikan jam 13.00,
jam 14.00 dan jam 23.00
Hari IV
Operasi dijadwalkan jam 08.00

Vous aimerez peut-être aussi