Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGANTAR
Penyakit infeksi dapat karena
mikroba bakteri
Virus
jamur
protozoa
infestasi oleh jenis parasit.
Pemilihan terapi yang tepat, dosis yang
adekuat adalah merupakan dasar rasional
terapi.
Penggunaan Terapi AM
Tujuan : Mencegah Infeksi, morbiditas dan mortalitas pasca OP
PROFILAKSIS :
Sebelum terkena
infeksi
Berpeluang terkena
infeksi
Spektrum luas
IV, 30-60 mnt pra
OP / 1x24 jam
Ampisilin
sulbaktam,
ceFAZolin,
EMPIRIS :
Sesuai PDT / Pola
peta kuman dan
sensitifitas AM
setempat
Spektrum luas
IV, 5x24 jam
First liner,
second liner
CeFTRIAXone,
ceftazidime, fosfomisin,
levofloksasin, cefoperazone
DEFINITIF /
TERAPETIK :
Spektrum sempit
IV, 7x24 jam
Sesuai hasil
kultur dan uji
sensitifitas AM
Reksoprawiro et al, 2009
KETERBATASAN AB PROFILAKSIS
Meningkatkan risiko kolitis karena C difficile
bila dipakai cephalosporin generasi ketiga,
walaupun dosis tunggal
Meningkatkan frekuensi bakteremia pada
pemakaian AB profilaksis lebih dari 4 hari
dibanding yang dapat 1 hari
Operasi Kotor
Dengan Infeksi :
Kemungkinan
infeksi40-70%.
Menggunakan
AM definitif
Operasi Bersih :
Kemungkinan infeksi
2-4%
Dengan atau tanpa AM
Profilaksis
Kelas Operasi
(Mayhall
Classification)
Operasi Bersih
Terkontaminasi :
Kemungkinan
infeksi5-15%.
Menggunakan AM
ProfilaksisEmpiris
Operasi Terkontaminasi :
Kemungkinan infeksi 16-25 %.
Menggunakan AM profilaksis
Empiris
Reksoprawiro et al, 2009
Operasi Terkontaminasi
Operasi dgn membuka traktus digestivus, bilier,
urinarius, respiratorius sampai dengan osofaring
atau reproduksi kecuali ovarium dng pencemaran
yang nyata ataupun operasi pada luka karena
kecelakaan dalam waktu kurang dari 6 jam
(golden period)
radang
akut
tanpa
pembentukan
nanah
d.Operasi pada patah tulang terbuka (open
fractur)
Kemungkinan terjadinya infeksi adalah 16 25%
Definisi
Tidak ditemukan faktor risiko
0
1,0%
Indeks risiko
1
2,3%
2
5,4%
2,1%
4,0%
9,5%
3,4%
6,8%
13,2%
Kuman penyebab
Gram negatif coccus
(S. aureus,
S. epidemidis,
Coliform aerob)
Rekomendasi antibiotika
Sefasolin 1 g/i.v.
10 menit sebelum operasi, dosis
tunggal
atau
Lama
pemberian
1 hari
Keterangan
-
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
- Gram negatif
- Bakteri Anaerob
- Enterococcus
Enterobacteriaceae
Enterococcus
Clostridium Spp
Anaerob
Sefasolin 1 g. i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg. I.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
Sefasolin 1 g i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg i.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
Sefasolin 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
1 hari
Kolesistitis akut
Kolangitis akut
Batu duktus koledokus
Obstructive jaundice
Usia > 60 tahun
APENDEKTOMI
ELEKTIF
KOLOREKTAL
Enteric aerob,
Anaerob
Enteric Aerob
Anaerob
Sefuroksim 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Hari II
Diet rendah residu
Magnesium sulfat 15 mg diberikan
jam 10.00, jam 14.00 dan jam 18.00
Enema dengan larutan Saline sampai
bersih
1 hari
Hari III
Diet cair
Magnesium sulfat 15 mg jam 10.00
dan jam 14.00
Tenpa Enema
Neomisin 1 gram dan Eritromisin basa
1 gram per oral diberikan jam 13.00,
jam 14.00 dan jam 23.00
Hari IV
Operasi dijadwalkan jam 08.00