Vous êtes sur la page 1sur 5

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

RINGKASAN:
Investigasi atas Hubungan antara Profesional Pajak, Tax Refunds, dan Fee

Oleh:
Ananta Wahyu Sasongko (146020310011007)
Farhani Kautsar Nugraha (146020310011014)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

Pendahuluan
Studi ini memeriksa apakah profesional pajak berkontribusi terhadap fenomena tax
refund, tendensi pembayar pajak untuk membayar lebih utang pajaknya. Selebihnya studi ini
melakukan investigasi apakah profesional pajak menetapkan fee yang tinggi ketika pembayar
pajak menerima refund. Meskipun tendensi kelebihan pembayaran oleh pembayar pajak di
United States sudah ada sejak 1940, sebab dan akibat dari perilaku tersebut belum diteliti
secara penuh.
Dalam studi ini peneliti memeriksa hubungan antara (1) anjuran profesional pajak
tentang jumlah estimasi pembayaran pajak secara kuartal, (2) tax refund pembayar pajak, dan
(3) keputusan profesional pajak tentang jumlah fee penyusunan pengembalian pajak pada bill
pembayar pajak.
Penelitian mengusulkan penyebab potensial dari fenomena kelebihan pembayaran
meliputi (1) keinginan untuk mengakumulasikan tabungan, (2) menghindari perasaan takut
memiliki pajak tambahan, (3) ketidaksukaan atas ketidaktentuan pembayaran cek refund, dan
(4) menghindari biaya transaksi dengan penyesuaian posisi withholding. Isu pertama dari dua
isu primer adalah peneliti memeriksa secara eksperimental apakah profesional pajak
berkontribusi terhadap fenomena refund melalui anjuran mereka kepada pembayar pajak
untuk membuat estimasi pembayaran pajak secara kuartal.
Konsekuensi ekonomi yang paling umum dipertimbangan dari tax refund adalah
pendapatan investasi yang terdahulu. Dari perspektif memaksimalkan kekayaan, pembayar
pajak harus membayar jumlah minimum dari pajak sementara yang dibutuhkan oleh Internal
Revenue Code (IRC) tanpa memasukkan bunga atau denda. Isu kedua adalah peneliti
memeriksa secara eksperimental apakah tax refund versus pajak tambahan mempengaruhi
jumlah fee penyusunan pengembalian pajak yang ditetapkan oleh profesional pajak kepada
pembayar pajak.
Mengenai penyebab tax refund, hasil eksperimen mengindikasikan bahwa profesional
pajak cenderung untuk menganjurkan pembayar pajak untuk membuat estimasi pembayaran
pajak secara kuartal yang lebih besar ketika mereka meyakini bahwa tax refund secara positif
mempengaruhi (1) keuntungan pembayar pajak memiliki pengembalian pajak mereka yang
disusun secara profesional, dan (2) keinginan pembayar pajak untuk membayar fee
penyusunan tax return yang lebih tinggi. Hasil ini menyatakan bahwa profesional pajak
mungkin berkontribusi terhadap fenomena kelebihan pembayaran pajak.
Mengenai konsekuensi tax refund, hasil eksperimen menunjukkan bahwa profesional
pajak menetapkan fee yang lebih tinggi ketika pembayar pajak menerima tax refund
ketimbang ketika pembayar pajak memiliki pajak tambahan, utang pajak, dan faktor konstan
lainnya.
Hasil dari studi ini tidak hanya relevan dalam lingkaran akademik, tetapi juga berguna
untuk jutaan pembayar pajak yang menggunakan jasa profesional pajak setiap tahun. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembayar pajak harus berhati hati dalam menggunakan
tax refund-nya sebagai evaluasi atas kinerja profesional pajak.
Pengembangan Hipotesis
Penelitian dalam psikologi menunjukkan bahwa usaha individu untuk menghemat
sumber daya kognitif mereka melalui pengunaan pengambilan keputusan heuristik. Dalam
domain perpajakan, pembayar pajak mungkin menggunakan tax refund-nya sebagai heuristik
untuk mengevaluasi kinerja profesional pajak karena kelemahan pengetahuan spesifik yang
2

dimilikinya. Sepanjang waktu dan melalui interaksi yang berulang-ulang dengan pembayar
pajak, profesional pajak cenderung menyesuaikan diri dalam perilakunya ketika pembayar
pajak mengevaluasi kinerja mereka.
Secara umum, ketika penelitian pajak tidak memeriksa apakah profesional pajak
merasa terdorong untuk menghasilkan tax refund untuk kliennya, tema sentral di dalam
literatur ekonomi menyatakan bahwa agen melakukan hal tersebut. Ketika profesional pajak
secara umum tidak memiliki program insentif yang terstruktur, persepsi klien tentang kinerja
akan memotivasi perilaku profesional pajak seperti melakukan rekayasa tax refund untuk
pembayar pajak dengan mengajurkan mereka untuk membuat estimasi pembayaran pajak
secara kuartal yang lebih besar.
H1a: Profesional pajak yang percaya bahwa tax refund meningkatkan persepsi pembayar
pajak tentang keuntungan memiliki pengembalian pajak mereka yang disusun secara
profesional dengan mnganjurkan pembayar pajak untuk membuat estimasi pembayaran pajak
secara kuartal yang lebih besar.
Peneliti juga mempertimbangkan hubungan antara tax refund dan persepsi tentang
keinginan pembayar pajak untuk membayar fee penyusunan pajak. Maka profesional pajak
mungkin percaya bahwa pembayar pajak yang menerima refund dari memiliki pengembalian
pajak mereka yang disusun secara profesional akan lebih memilih untuk membayar fee
penyusunan pajak.
H1b: Profesional pajak yang percaya bahwa tax refund meningkatkan keinginan pembayar
pajak untuk membayar fee penyusunan tax return yang lebih tinggi menganjurkan pembayar
pajak untuk membuat estimasi pembayaran pajak secara kuartal yang lebih besar.
Peneliti berekspektasi bahwa ketika pembayar pajak memiliki fee penyusunan tax
return yang lebih besar (kecil), profesional pajak akan menganjurkan pembayar pajak untuk
membuat estimasi pembayaran pajak secara kuartal yang lebih besar (kecil) dalam upaya
untuk menciptakan keuntungan psikologi.
H2: Ketika pembayar pajak memiliki fee penyusunan tax return profesional pajak yang lebih
besar (kecil), profesional pajak menganjurkan pembayar pajak untuk membuat estimasi
pembayaran pajak secara kuartal yang lebih besar (kecil).
Hipotesis berikutnya mempertimbangkan kemungkinan konsekuensi dari tax refund.
Dalam studi eksperimental, Jackson (2003) menemukan bahwa pembayar pajak akan
membayar fee penyusunan tax return yang lebih tinggi ketika mereka menerima tax refund
ketimbang mereka memiliki pajak tambahan. Bukti menunjukkan bahwa profesional pajak
mempertimbangkan bahwa pembayar pajak mengevaluasi kinerja mereka berdasarkan ukuran
tax refund.
H3: Profesional pajak menetapkan fee yang lebih besar kepada pembayar pajak ketika
pembayar pajak menerima tax refund ketimbang ketika pembayar pajak memiliki pajak
tambahan.
Metode dan Hasil
Pemilihan Partisipan
Untuk menguji hipotesis peneliti melakukan dua eksperimen terpisah. Pada
eksperimen pertama peneliti menguji hipotesis 1 dan 2 dengan memberikan partisipan
kondisi fee penyusunan pajak dan kemudian anjuran mereka tentang jumlah pembayaran
pajak sementara yang dibuat pembayar pajak. Pada eksperimen kedua peneliti menguji
3

hipotesis 3 dengan memberikan partisipan posisi withholding yang spesifik dan kemudian
memeriksa fee penyusunan pajak mereka.
Peneliti memiliki daftar yang terdiri dari 1083 nama dan alamat. 300 nama dan alamat
dipilih secara acak untuk eskperimenn 1, dan kemudian secara acak diberikan perlakuan
kondisi. Dari mailing ini 70 kembali. 7 dari 71 instrumen dieliminasi dari analisis karena (1)
bagian dari instrumen tidak lengkap (2 Partisipan), (2) partisipan tidak memiliki pengalaman
billing (3 partisipan) , atau (3) partisipan gagal memanipulasi cek (2 partisipan). 64 instrumen
digunakan dalam analisis statistik untuk eksperimen 1.
107 nama dan alamat dipilih secara acak untuk eksperimen 2 dan kemudian secara
acak diberikan perlakuan kondisi. Dari mailing ini, 58 instrumen kembali. 10 dari 58
instrumen dieliminasi dari analisis karena (1) bagian dari instrumen tidak lengkap (3
partisipan), (2) partisipan tidak berpraktik di akuntan publik (4 partisipan), atau (3) partisipan
gagal memanipulasi cek (3 partisipan). 48 instrumen digunakan dalam analisis statistik untuk
eksperimen 2.
Eksperimen
Material dan Manipulasi
Material untuk eksperimen 1 terdiri dari (1) informasi latar belakang klien, (2)
response form, dan (3) kuisioner post-experimental, yang terdiri dari manipulasi cek.
Partisipan diberikan dua kondisi kemudian diminta untuk menjawab pertanyaan terkait
keyakinan mereka tentang bagaimana tax refund mempengaruhi persepsi pembayar pajak.
Secara spesifik respon partisipan diberikan skala 0 dan 100 tentang (1) apakah mereka
percaya pembayar pajak meningkatkan keuntungan dengan memiliki tax return yang disusun
secara profesional, dan (2) apakah pembayar pajak akan membayar fee lebih ketika
pengembalian mereka mengindikasikan refund.
Hasil Penelitian Secara Umum
Hasil eksperimen dari penelitian ini menghadirkan temuan baru dari penyebab
pengembalian pajak dan konsekuensi yang berhubungan dengan kekayaan yang ditimbulkan.
Penyebab dari pengembalian pajak, dari hasil eksperimen 1, ditemukan bahwa persepsi
professional pajak tentang bagaimana mereka dievaluasi oleh pembayar pajak mempengaruhi
estimasi pembayaran pajak yang mereka sarankan. Secara spesifik professional pajak percaya
bahwa pengembalian pajak secara positif mempengaruhi benefit yang pembayar pajak akan
berikan.
Temuan ini tidak hanya konsisten dengan bukti anekdot bahwa profesional pajak
mungkin "memiliki insentif untuk menyarankan klien untuk membayar lebih jumlah prabayar
kewajiban pajak mereka untuk menghasilkan pengembalian dana" tapi juga konsisten dengan
tema sentral di literatur ekonomi yaitu respon agen terhadap insentif. Bertentangan dengan
prediksi peneliti berdasarkan akuntansi mental, peneliti tidak menemukan bukti bahwa
profesional pajak yang memiliki klien yang berutang besar biaya persiapan (lebih kecil)
menyarankan mereka untuk membuat pembayaran pajak (lebih kecil) yang lebih besar.
Sehubungan dengan konsekuensi yang terkait kekayaan, hasil eksperimen 2
menunjukkan bahwa professional pajak menagih pembayar pajak untuk tagihan yang lebih
besar ketika wajib pajak menerima pengembalian pajak daripada ketika mereka berutang
pajak tambahan kepada IRS. Hasil ini mendukung temuan Jackson (2005) yang menyebutkan
salah satu alasan pengembalian pajak berhubungan dengan tagihan fee professional pajak,
semakin besar pengembalian, semakin besar jumlah tagihan fees.
4

Dari perspektif time value of money, professional pajak seharusnya menyarankan


kepada pembayar pajak untuk membayar jumlah minimum pajak interim tanpa terbebani
bunga maupun penalti. Saat strategi ini diterima secara umum (Jones 2003), sebagian besar
pajak profesional menghasilkan pengembalian pajak yang tetap. Saat semua orang setuju
bahwa membayar pajak interim lebih besar sama dengan memberikan pinjaman tanpa bunga
kepada pemerintah, hasil penelitian ini memberikan dua saran yaitu:
1. Professional pajak berkontribusi pada fenomena kelebihan bayar pajak yang

belum ditemukan oleh penelitian sebelumnya.


2. Restitusi pajak mengakibatkan biaya persiapan pengembalian pajak.

Daftar Pustaka
Hatfield, R.C., Jackson, S.B., Schafer, J.K. (2008). An Investigation of the Relation between
Tax Professional, Tax Refunds, and Fees. Behavioral Research in Accounting, 20 (2),
19-35.

Vous aimerez peut-être aussi