Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak adalah seseorang yang belum mencapai usai 21 tahun dan belum pernah
menikah. Batasan 21 tahun ditetapkan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan
sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.
Anak adalah potensi serta penerus bangsa yang dasar-dasarnya telah ditetapkan oleh
generasi sebelumnya (Suherman, 2000).
Seorang anak berhak untuk menerima kasih sayang dan pengertian, mendapatkan
gizi yang cukup, pelayanan kesehatan yang memadai, menikmati pendidikan, bermain,
rekreasi, mempunyai nama dan kebangsaan, menikmati prioritas pertama untuk ditolong
dalam keadaan musibah, belajar menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat pribadi, dibesarkan dalam
lingkungan
Diare adalah suatu keadaan dimana seorang indivu\idu mengalami/beresiko
mengalami defekasi sering dengan feses cair/feses tidak berbentuk (L.J Carpenito, 1999).
Sebenarnya istilah diare lebih tepat untuk menggambarkan kondisi pola defekasi
yang lebih dari 4 kali pada bayi, dibandingkan dengan istilah gastroenteritis. Karena istilah
yang disebut terakhir ini lebih menunjukkan bahwa penyebabnya adalah karena infeksi.
Padahal sesungguhnya diare ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya faktor
malabsorbsi zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak; faktor makanan seperti makanan
nyang telah basi atau beracun; faktor stress pun juga dapat menyebabkan diare (Staff
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000).
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
?
?
?
?
?
?
?
?
?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)
2.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis)
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
3 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat
pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
a
Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
Pathway
Perjalanan Penyakit Dan Implikasi Keperawatan
Etiologi
5 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
Makan tercemar
Mal alabsorbsi
Bakteri
Tekanan
osmotik
meningkat
Masuk dan
berkembang
biak
Merusak vill
dalam colon
Penurunan
fungsi absorbsi
colon
Hipersekresi air
dan elektrolit
Salah makan
Hiperperistaltik
Pergerakan air
dan elektrolit
dalam usus
Psikologis
Toksin tidak
dapat diserap
Kemampuan
usus meyerap
makanan
menurun
Kemampuan
usus menyerap
makanan
menurun
Merangsang
rongga usus
untuk
mengeluarkan
isinya
Diare
Dehidrasi
Psikologis
Kehilangan
cairan
Dampak
hospitalisasi
Muntah dan
anoreksia
Gangguan
pemenuha
6 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
n
kebutuhan
Kontak asam
laktat daerah
anal
Takut
dan
Cemas
Defisit
volume cairan
dan elektrolit
Gangguan
integritas
kulit
7 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
Bagian
N I LAI
Tubuh
Yang
Diperiksa
Keadaan
Umum
Sehat
Gelisah
ngantuk
cengeng,
Normal
Turgor
Sedikit, kurang
Nomral
Mata
Sangat cekung
Sedikit cekung
Normal
UUB
Sangat cekung
Sedikit cekung
Normal
Mulut
Kering, sianosis
Kering
Kuat
Denyut Nadi
Lemah
Sedang
< 120
> 140
(120-140)
KETERANGAN :
Skor :
0-2 dehidrasi ringan
8 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
: dehidrasi ringan
1-2 detik
: dehidrasi sedang
> 2 detik
: dehidrasi berat
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila
RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan
1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal
yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
0,001
b
Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
diare ringan, kebutuhan cairan
= 5% x kg BB
= 8% x kg BB
= 10% x kg BB
BB (kg)
Umur
<3
3-10
10-15
15-25
PWL
NWL
CWL
< 1 bln
150
125
25
300
125
100
25
250
100
080
25
205
080
025
25
130
1 bln-2 thn
2-5 thn
5-10 thn
= cairan muntah
CWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus
menerus
10 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari
7 kg berikan makanan dari jenis susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung
laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh), makanan setengah padat (bubur susu) atau
makanan padat (nasi tim) bila anak tidak terbiasa minum susu.
Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg berikan makanan jenis
makanan padat atau makanan cair/susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.
3. Obat-obatan
Obat-obatan yang biasanya diberikan pada penderita diare yaitu obat anti biotik, obat
anti motilitas, obat antiemetik.
2.7 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pantau volume dan frekuensi terapi cairan intravena. Periksa kecepatan aliran dan jumlah
yang diabsorbsi setiap jam dan secara total. Ikuti volume yang ditentukan dengan hatihati bila pemberian makan per oral diberikan dalam hubungannya dengan cairan
intravena. Observasi terhadap tanda kelebihan beban cairan : edema, peningkatan tekanan
darah, nadi kuat, pernafasan labored, dan krekels pada area paru.
2. Timbang berat badan bayi setiap hari untuk membimbing kebutuhan cairan dan status
klien.
3. Pantau haluaran urine dan pertahankan catatan masukan dan haluaran yang akurat
termasuk muntah dan feses cair.
4. Untuk mencegah penularan infeksi, jamin terhadap ketaatan terhadap pencucian tangan
yang baik dan protokol teknik schort untuk semua orang yang kontak dengan sekresi
enterik.
2.8 Pengobatan
Pengobatan dimulai di rumah ?
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum
sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang
bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah
terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini
sepertioralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap
11 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan
yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel ).
Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin
Larutan garam gula
Larutan garam tajin
Bahan terdiri dari 2 sendok teh gula pasir, Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan
seperempat sendok teh garam dapur dan 1 munjung (100 gram) tepung beras, 1
gelas (200 ml) air matang.
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas (dua) liter air. Setelah dimasak hingga
diperoleh larutan garam-gula yang siap mendidih akan diperoleh larutan garamdigunakan.
Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas.
Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai
membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
2.9 Pencegahan Diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh
karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan
tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
1)
2)
3)
4)
12 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
13 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/Bangsa
No. Med. Rec
Diagnosa Medis
Tanggal pengkajian
Golongan Darah
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
14 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
Suku/ Bangsa
Alamat
2. Keluhan utama
yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare
dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor
psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam
sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi,
awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas
sehari-hari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau
faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare
kronis > 14 hari
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik
desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah.
Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan
meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
15 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3x sehari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan, cara pengelolaan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan
sanitasi makanan, kebiasaan cuci tangan.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap
individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan
pengkajian
haruys
disesuaikan dengan
pertumbuhan
dan
Sistem Neurologi
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang
16 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan
klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit.
KeSadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
b
Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,
Inspeksi :Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna
dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubunubun besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata
dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang
lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik
sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan
mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga, adakah
infeksi
telinga
(OMA,
OMP)
berpengaruh
pada
17 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
Sistem Integumen
Subyektif, kulit kering
Inspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik =
dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab
IKA FKUI, 1988).
Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah
pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat
karena vasodilatasi pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac
output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare
akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm
ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi
jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.
Sistem Pernafasan
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji
frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi,
stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas,
nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit
penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
Sistem Pencernaan
Subyektif, Kelaparan, haus
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam
sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun,
retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.
18 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
Sistem Perkemihan
Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio
minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara
pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam
atau sesuai ketentuan.
Palpasi, adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.
Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti
bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.
12. Intervensi
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan mual muntah.
20 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
Rasional
(dehidrasi)
sebelumnya
tidak
mencukupi
untuk
mengkompensasi
kehilangan
Dehidrasi
meningkatkan
dapat
cairan.
laju
untuk
membersihkan
sesa
metabolisme.
Penimbangan BB harian yang tepat dapat
gelombang
distensi.
Klien yang tidak sadar atau tingkat
udara
dan
mengurangi
dengan
umur
dan
penyulit
(penyakit
penyerta)
21 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
mengetahui
faali
ginjal
(kompensasi).
Antisekresi berfungsi untuk menurunkan
sekresi
cairan
dan
keseimbangannya.
elektrolit
untuk
Antispasmolitik
serta BUN)
Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik
Antibiotik
sebagai
antibakteri
dan antibiotik)
endoktoksin.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan
peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Intervensi
-
Diskusikan
dan
jelaskan
Rasional
tentang -
Makanan
ini
dapat
merangsang
atau
peningkatan
kebutuhan
dengan kebutuhan.
Diskusikan
dan
jelaskan
tentang -
tubuh
tubuh.
tubuh
22 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
untuk
proses
terutama
metabolisme
dalam
keadaan
dan
sakit.
Kolaborasi :
laktosa),
makan
setengah
-
padat/makanan padat.
pikiran
untuk
mencoba
dan
intakenya
atau
dehidrasi
berat
perlu
Rasional
non verbal.
Atur posisi yang nyaman bagi klien,
misalnya dengan lutut fleksi.
Lakukan aktivitas pengalihan
untuk
kemampuan koping.
Melindungi kulit dari keasaman feses,
mencegah iritasi.
Analgetik sebagai agen anti nyeri dan
antikolinergik untuk menurunkan spasme
23 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
perawatan kulit
Kolaborasi pemberian obat analgetika dan
: kecemasan berkurang
Dorong
keluarga
Rasional
klien
untuk - Membantu
yang tepat.
Tekankan bahwa
kecemasan
adalah
yang sama.
Ciptakan lingkungan
yang
tenang,
mengidentifikasi
kecemasan
masalah.
- Membantu
dan
alternatif
menurunkan
penyebab
pemecahan
stres
dengan
yang
mengalami
masalah
yang
demikian.
- Mengurangi rangsang eksternal yang dapat
memicu peningkatan kecamasan.
Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan
informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Tujuan
: Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Kriteria hasil : keluarga dapat memahami tentang kondisi anaknya
Intervensi
24 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
Rasional
pembelajaran,
termasuk
pengetahuan
penyebab
terhadap
klien.
Meningkatkan pemahaman dan partisipasi
dan
akibatnya
keluarga
klien
terhadap
kebutuhan
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali dan
untuk anak lebih dari dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang
sebelumnya.
3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada klien gastroenteritis perlu di
tingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan keperawatan dapat
lebih efektif secara komprehensip meliputi Bio-Psiko-Sosio dan Spiritual pada klien
25 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K
26 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K