Vous êtes sur la page 1sur 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak adalah seseorang yang belum mencapai usai 21 tahun dan belum pernah
menikah. Batasan 21 tahun ditetapkan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan
sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.
Anak adalah potensi serta penerus bangsa yang dasar-dasarnya telah ditetapkan oleh
generasi sebelumnya (Suherman, 2000).
Seorang anak berhak untuk menerima kasih sayang dan pengertian, mendapatkan
gizi yang cukup, pelayanan kesehatan yang memadai, menikmati pendidikan, bermain,
rekreasi, mempunyai nama dan kebangsaan, menikmati prioritas pertama untuk ditolong
dalam keadaan musibah, belajar menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat pribadi, dibesarkan dalam
lingkungan
Diare adalah suatu keadaan dimana seorang indivu\idu mengalami/beresiko
mengalami defekasi sering dengan feses cair/feses tidak berbentuk (L.J Carpenito, 1999).
Sebenarnya istilah diare lebih tepat untuk menggambarkan kondisi pola defekasi
yang lebih dari 4 kali pada bayi, dibandingkan dengan istilah gastroenteritis. Karena istilah
yang disebut terakhir ini lebih menunjukkan bahwa penyebabnya adalah karena infeksi.
Padahal sesungguhnya diare ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya faktor
malabsorbsi zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak; faktor makanan seperti makanan
nyang telah basi atau beracun; faktor stress pun juga dapat menyebabkan diare (Staff
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000).

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan diare
Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian diare
1 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Untuk mengetahui etiologi diare


Untuk mengetahui manifestasi klinis
Untuk mengetahui patofisiologi
Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui penatalaksanaan
Untuk mengetahui pengobatan diare
Untuk mengetahui pencegahan diare
Untuk mengetahui komplikasi diare

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian diare
b. Apa etiologi dari diare
c. Apa manifestasi klinis diare
d. Bagaimana patofisiologi diare
e. Apa saja pemeriksaan penunjang diare
f. Bagaimana penatalaksanaan diare
g. Bagaimana pengobatan diare
h. Bagaimana pencegahan diare
i. Apa saja komplikasi dari diare

?
?
?
?
?
?
?
?
?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

2 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)
2.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a

Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis)

dan jamur (C. albicans).


Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa

3 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat
pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
a

Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.

Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

2.3 Manisfestasi Klinis


Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin
lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya
timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak
diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi
mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar
cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala
denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan
darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan,
diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan
tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
2.4 Patofisiologi
4 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:


1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam
lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
4. Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Pathway
Perjalanan Penyakit Dan Implikasi Keperawatan
Etiologi

5 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

Makan tercemar

Mal alabsorbsi

Bakteri

Tekanan
osmotik
meningkat

Masuk dan
berkembang
biak

Merusak vill
dalam colon

Penurunan
fungsi absorbsi
colon

Hipersekresi air
dan elektrolit

Salah makan

Hiperperistaltik

Pergerakan air
dan elektrolit
dalam usus

Isi rongga usus


meningkat

Psikologis

Toksin tidak
dapat diserap

Kemampuan
usus meyerap
makanan
menurun

Kemampuan
usus menyerap
makanan
menurun

Merangsang
rongga usus
untuk
mengeluarkan
isinya

Isi Rongga usus


meningkat

Diare

Dehidrasi
Psikologis

Kehilangan
cairan

Dampak
hospitalisasi

Muntah dan
anoreksia

Gangguan
pemenuha
6 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K
n
kebutuhan

Kontak asam
laktat daerah
anal


Takut
dan
Cemas

Defisit
volume cairan
dan elektrolit

Gangguan
integritas
kulit

2.5 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja
Bila perlu di adakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbanganasam basa dalam darah, dengan menentukan PH
dan cadangan alkali dan analisa gas darah
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar NA, K, Kalsium dan posfat.
2.6 Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Cara menilai derajat dehidrasi
a Kehilangan berat badan

2,5 % tidak ada dehidrasi

7 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

2,5-5% Dehidrasi ringan

5-10 % dehidrasi sedang

> 10% dehidrasi berat

Skor Maurice King

Bagian

N I LAI

Tubuh

Yang
Diperiksa

Keadaan
Umum

Sehat

Gelisah
ngantuk

cengeng,

Normal
Turgor

apatis, Mengigau, koma/syok


Sangat kurang

Sedikit, kurang
Nomral

Mata

Sangat cekung
Sedikit cekung

Normal
UUB

Sangat cekung
Sedikit cekung

Normal
Mulut

Kering, sianosis
Kering

Kuat
Denyut Nadi

Lemah
Sedang

< 120

> 140
(120-140)

KETERANGAN :

Skor :
0-2 dehidrasi ringan

8 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

3-6 dehidrasi sedang


7-12 Dehidrasi berat

Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup

Untuk kekenyalan kulit :


1 detik

: dehidrasi ringan

1-2 detik

: dehidrasi sedang

> 2 detik

: dehidrasi berat

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila
RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan
1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal
yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.


Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan
cara/rumus:
aMengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:
BJ Plasma 1,025
- x BB x 4 ml
9 | A S K E P D I A R E PA DA A N A K

0,001
b

Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
diare ringan, kebutuhan cairan

= 5% x kg BB

diare sedang, kebutuhan cairan

= 8% x kg BB

diare ringan, kebutuhan cairan

= 10% x kg BB

cMetode Perbandingan BB dan Umur

BB (kg)

Umur

<3
3-10
10-15
15-25

PWL

NWL

CWL

Total Kehilangan Cairan

< 1 bln
150

125

25

300

125

100

25

250

100

080

25

205

080

025

25

130

1 bln-2 thn
2-5 thn
5-10 thn

Sumber: Ngastiyah (1997)


Keterangan:
PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB)

= cairan muntah

NWL : Normal Water Lose (ml/kgBB)

= cairan diuresis, penguapan, pernapasan

CWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus
menerus

10 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

2. Dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari
7 kg berikan makanan dari jenis susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung
laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh), makanan setengah padat (bubur susu) atau
makanan padat (nasi tim) bila anak tidak terbiasa minum susu.
Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg berikan makanan jenis
makanan padat atau makanan cair/susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.
3. Obat-obatan
Obat-obatan yang biasanya diberikan pada penderita diare yaitu obat anti biotik, obat
anti motilitas, obat antiemetik.
2.7 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pantau volume dan frekuensi terapi cairan intravena. Periksa kecepatan aliran dan jumlah
yang diabsorbsi setiap jam dan secara total. Ikuti volume yang ditentukan dengan hatihati bila pemberian makan per oral diberikan dalam hubungannya dengan cairan
intravena. Observasi terhadap tanda kelebihan beban cairan : edema, peningkatan tekanan
darah, nadi kuat, pernafasan labored, dan krekels pada area paru.
2. Timbang berat badan bayi setiap hari untuk membimbing kebutuhan cairan dan status
klien.
3. Pantau haluaran urine dan pertahankan catatan masukan dan haluaran yang akurat
termasuk muntah dan feses cair.
4. Untuk mencegah penularan infeksi, jamin terhadap ketaatan terhadap pencucian tangan
yang baik dan protokol teknik schort untuk semua orang yang kontak dengan sekresi
enterik.
2.8 Pengobatan
Pengobatan dimulai di rumah ?
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum
sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang
bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah
terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini
sepertioralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap

11 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan
yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel ).
Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin
Larutan garam gula
Larutan garam tajin
Bahan terdiri dari 2 sendok teh gula pasir, Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan
seperempat sendok teh garam dapur dan 1 munjung (100 gram) tepung beras, 1
gelas (200 ml) air matang.

(satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2

Setelah diaduk rata pada sebuah gelas (dua) liter air. Setelah dimasak hingga
diperoleh larutan garam-gula yang siap mendidih akan diperoleh larutan garamdigunakan.

tajin yang siap digunakan.

Takaran pemberian oralit


Untuk anak di bawah 1 tahun , 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas0ralit. Selanjutnya

0,5 gelas setiap kali selesai bab/mencret


Untuk anak dibawah 5 tahun (balita), 3 jam pertama diberikan 3 gelas oralit.

Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai bab/mencret


Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit. Selanjutnya 1,5

gelas setiap kali selesai bab/mencret


Untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas oralit.
Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai bab/mencret.
Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter?

Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas.
Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai
membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
2.9 Pencegahan Diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh
karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan
tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
1)
2)
3)
4)

Penyiapan makanan yang higienis


Penyediaan air minum yang bersih
Kebersihan perorangan
Cuci tangan sebelum makan

12 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

5) Pemberian ASI eksklusif


6) Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
7) Tempat buang sampah yang memadai
8) Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
9) Lingkungan hidup yang sehat
10) Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
11) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping
ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
12) Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga
kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota
keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk sikecil.
13) Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga
kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
14) Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
15) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping
ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
16) Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga
kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota
keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk sikecil.
17) Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga
kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
2.10 Komplikasi
Sebagai akibat dari kehilangan caiaran dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi (Ngastiyah, 1997 : 144) seperti :
1. dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisensi enzim laktase karena kerusakan
villi mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, klien juga mengalami
kelaparan.

13 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.

PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/Bangsa
No. Med. Rec
Diagnosa Medis
Tanggal pengkajian
Golongan Darah
Alamat

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Identitas Penanggung jawab


Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

14 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Suku/ Bangsa

Alamat

Hubungan dengan klien

2. Keluhan utama
yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare
dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor
psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam
sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi,
awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas
sehari-hari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau
faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare
kronis > 14 hari
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik
desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah.
Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan
meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
15 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka


panjang ( perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit ), alergi makanan,
ISPA, OMA Campak.

5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3x sehari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan, cara pengelolaan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan
sanitasi makanan, kebiasaan cuci tangan.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap
individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan
pengkajian

fisik dan tindakan

haruys

disesuaikan dengan

pertumbuhan

dan

perkembangan (Robert Priharjo, 1995)


9. Pengkajian Fisik
Pengakajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan
umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan diare adalah penemuan tanda-tanda yang mungkin
didapatkan yang meliputi: penurunan BB, denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah
menurun, mata cekung, mukosa bibir dan mulut kering, kulit kering dengan turgor
berkurang. Dapat ditemukan peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan peristaltik
usus dan adanya luka lecet sekitar anus
a

Sistem Neurologi
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang

16 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan
klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit.
KeSadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
b

Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,
Inspeksi :Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna
dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubunubun besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata
dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang
lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik
sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan
mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga, adakah

infeksi

telinga

(OMA,

OMP)

berpengaruh

pada

kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare


(Lab. IKA FKUA, 1984)
Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak
ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun.
Mata, tekanan bola mata dapat menurun,
Telinga, nyeri tekan, mastoiditis

17 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Sistem Integumen
Subyektif, kulit kering
Inspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik =
dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab
IKA FKUI, 1988).

Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah
pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat
karena vasodilatasi pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac
output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare
akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm
ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi
jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.

Sistem Pernafasan
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji
frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi,
stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas,
nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit
penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.

Sistem Pencernaan
Subyektif, Kelaparan, haus
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam
sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun,
retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.

18 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik


usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar
suara tymphani.
Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien
tidak teraba.
g

Sistem Perkemihan
Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio
minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara
pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam
atau sesuai ketentuan.
Palpasi, adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.

Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.

10. Pemeriksaan Penunjang


a Laboratorium
1) Faeces lengkap
Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli, PH dan kadar gula,
Biakan dan uji resistensi
2) Pemeriksaan Asam Basa
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan
kompensasi alkalosis respiratorik.
3) Pemeriksaan kadar ureum kreatinin
Untuk mengetahui faali ginjal
4) Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)
Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi
penuruna kesadaran dan kejang.
19 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

5) Pemeriksaan intubasi duodenum


Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif.
b

Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti
bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.

11. Diagnosa Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
intake terbatas (mual).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
4. Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya
5. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan
kognitif.

12. Intervensi

Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan mual muntah.

Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal


Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine

terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.


Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari

20 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas


normal.
Intervensi

Rasional

Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan -

Haluaran dapat melebihi masukan, yang

(dehidrasi)

sebelumnya

tidak

mencukupi

untuk

mengkompensasi

kehilangan

Dehidrasi

meningkatkan

dapat

cairan.
laju

filtrasi glomerulus membuat haluaran tak


adeguat

Timbang BB setiap hari.

untuk

membersihkan

sesa

metabolisme.
Penimbangan BB harian yang tepat dapat

mendeteksi kehilangan cairan.


Kandungan Na, K dan glukosa dalam
LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang

Anjurkan keluarga bersama klien untuk

hilang secara peroral. Bula menyebarkan

meinum yang banyak (LGG, oralit atau

gelombang

pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.

distensi.
Klien yang tidak sadar atau tingkat

udara

dan

mengurangi

dehidrasi ringan dan sedang yang kurang


intakenya atau dehidrasi berat perlu
-

Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai

pemberian cairan cepat melalui IV line

dengan

sebai pengganti cairan yang telah hilang.


Serum elektrolit
sebagai
koreksi

umur

dan

penyulit

(penyakit

penyerta)

keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN


untuk
Kolaborasi :
-

Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca

21 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

mengetahui

faali

ginjal

(kompensasi).
Antisekresi berfungsi untuk menurunkan
sekresi

cairan

dan

keseimbangannya.

elektrolit

untuk

Antispasmolitik

berfungsi untuk proses absrobsi normal.

serta BUN)
Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik

Antibiotik

sebagai

antibakteri

berspektrum luas untuk menghambat

dan antibiotik)

endoktoksin.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan
peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :

Nafsu makan baik


BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh
Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)

Intervensi
-

Diskusikan

dan

jelaskan

Rasional
tentang -

pembatasan diet (makanan yang berserat


-

tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)


Timbang BB setiap hari
Ciptakan lingkungan yang menyenagkan

Makanan

ini

dapat

merangsang

atau

mengiritasi saluran usus.


Perubahan berat badan yang menurun
menggambarkan

peningkatan

kebutuhan

selama waktu makan dan bantu sesuai -

kalori, protein dan vitamin.


Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi

dengan kebutuhan.
Diskusikan
dan

releks dan menyenangkan.


Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan

jelaskan

tentang -

pentingnya makanan yang sesuai dengan

tubuh

kesehatan dan peningkatan daya tahan

katabolisme serta peningkatan daya tahan

tubuh.

tubuh

22 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

untuk

proses

terutama

metabolisme

dalam

keadaan

dan
sakit.

Kolaborasi :

Penjelasan yang diterima dapat membuka


jalan

Dietetik : anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan


BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah

laktosa),

makan

setengah
-

padat/makanan padat.

pikiran

untuk

mencoba

dan

melaksanakan apa yang diketahuinya.


Makanan cukup gizi dan disesuaikan
dengan kondisi kesehatan.
Klien yang tidak sadar atau tingkat
dehidrasi ringan dan sedang yang kurang

intakenya

Rehidrasi parenteral (IV line)


Supporatif (pemberian vitamin A)

atau

dehidrasi

berat

perlu

pemberian cairan cepat melalui IV line


-

sebai pengganti cairan yang telah hilang.


Vitamin merupakan bagian dari kandungan
zat gizi yang diperlukan tubuh terutama
pada bayi untuk proses pertumbuhan.

Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.


Tujuan : nyeri teratasi
Kriteria hasil : Nyeri hilang
Intervensi
-

Rasional

Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan -

Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk

karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan


-

menetapkan intervensi selanjutnya.


Menurunkan
tegangan
permukaan

abdomen dan mengurangi nyeri.


Meningkatkan relaksasi, mengalihkan

non verbal.
Atur posisi yang nyaman bagi klien,
misalnya dengan lutut fleksi.
Lakukan aktivitas pengalihan

untuk

fokus perhatian kliendan meningkatkan

memberikan rasa nyaman seperti masase


-

punggung dan kompres hangat abdomen.


Bersihkan area anorektal dengan sabun
ringan dan airsetelah defekasi dan berikan

kemampuan koping.
Melindungi kulit dari keasaman feses,

mencegah iritasi.
Analgetik sebagai agen anti nyeri dan
antikolinergik untuk menurunkan spasme

23 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

perawatan kulit
Kolaborasi pemberian obat analgetika dan

traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi


klinis.

atau antikolinergik sesuai indikasi.

Ansietas keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya


Tujuan

: kecemasan berkurang

Kriteria hasil : keluarga tidak cemas tentang kondisi anaknya


Intervensi
-

Dorong

keluarga

Rasional
klien

untuk - Membantu

membicarakan kecemasan dan berikan


umpan balik tentang mekanisme koping
-

yang tepat.
Tekankan bahwa

kecemasan

adalah

masalah yang umum terjadi pada orang tua


klien yang anaknya mengalami masalah
-

yang sama.
Ciptakan lingkungan

yang

tenang,

mengidentifikasi

kecemasan
masalah.
- Membantu

dan

alternatif

menurunkan

penyebab
pemecahan

stres

dengan

mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya


orang

yang

mengalami

masalah

yang

demikian.
- Mengurangi rangsang eksternal yang dapat
memicu peningkatan kecamasan.

tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus


dalam membantu klien.

Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan
informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Tujuan
: Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Kriteria hasil : keluarga dapat memahami tentang kondisi anaknya
Intervensi
24 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Rasional

Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti -

Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh

pembelajaran,

kesiapan fisik dan mental serta latar

termasuk

pengetahuan

tentang penyakit dan perawatan anaknya.


Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, -

belakang pengetahuan sebelumnya.


Pemahaman tentang masalah ini penting

penyebab

terhadap

untuk meningkatkan partisipasi keluarga

gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-

klien dan keluarga dalam proses perawatan

hari aktivitas sehari-hari.


Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, -

klien.
Meningkatkan pemahaman dan partisipasi

dosis, frekuensi dan cara pemberian serta

keluarga klien dalam pengobatan.


Meningkatkan kemandirian dan kontrol

dan

akibatnya

efek samping yang mungkin timbul.


Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan

perineal setelah defekasi.

keluarga

klien

terhadap

kebutuhan

perawatan diri anaknya.

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali dan
untuk anak lebih dari dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang
sebelumnya.
3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada klien gastroenteritis perlu di
tingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan keperawatan dapat
lebih efektif secara komprehensip meliputi Bio-Psiko-Sosio dan Spiritual pada klien
25 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

melalui pendekatan proses keperawatan mencakup didalamnya pelayanan promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilandasi oleh ilmu dan kiat keperawatan
sehingga dimasa yang akan ocial dapat mengantisipasi dan menjawab tantangan.

26 | A S K E P D I A R E P A D A A N A K

Vous aimerez peut-être aussi