Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma dada / thoraks menyebabkan hampir 25% kematian yang
berhubungan dengan trauma di Indonesia dan sangat berkaitan dengan 50%
keamatian yang berhubungan dengan trauma yang mencakup cidera sistem
multipel. Trauma dada di klasifikasikan dari tumpul atau tembus (penetrasi).
Meski trauma tumpul dada adlah lebih umum, pada trauma ini sering timbul
kesulitan dalam mengidentifikasi keluasan kerusakan karena gejala-gejala
mungkin umum dan rancu. Pasien mungkin tidak segera mencari bantuan
medis, yang selanjutnya dapat mempersulit masalah, kecelakaan tabrakan
mobil, terjatuh dari sepeda motor adalah mekanisme yang paling umum dari
trauma tumpul dada. Mekanisme yang paling umum untuk trauma tembus
dada termasuk luka tembak dan luka tusuk.
Cidera pada dada sering mengancam jiwa dan mengakibatkan satu atau
lebih mekanisme patologi berikut, antara lain : hipoksemia, hipovolemia,
gagal jantung. Mekanisme ini sering kali mengakibatkan kerusakan ventilasi
dan perfusi yang mengarah pada gagal nafas akut, syok hipovolemia, dan
kematian.
Kelompok kami mengangkat judul Askep Trauma Thoraks karena
sangat menarik, banyak angka kejadian yang menimbulkan trauma ini karena
pneumothoraks, hematothoraks dan timponade jantung. Banyak di lingkungan
sekitar kita sampai adanya cidera baik tumpul ataupun tajam akibat langsung
atau tidak langsung yang berisiko terhadap keefektifan jalan nafas individu.
Mengenai pembahasan lebih lajut tentang pengertian, etiologi, patofisiologi,
pathway, komplikasi, tanda-gejala, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan sampai asuhan keperawatan telah di kupas tuntas dalam BAB II dan
BAB III.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar para perawat mampu memberukan asuhan keperawatan pada klien
dengan keluhan trauma thoraks
2. Tujuan Khusus
a. Para pembaca pada umumnya, dan perawat mampu menjelaskan
tentang pengertian, tanda gejala, komplikasi, pada trauma thoraks
b. Perawat dapat mengetahui dan melakukan tindakan keperawatan
sebagai penatalaksanaannya baik secara darurat dan pemberian WSD
c. Perawat dapat membuat asuhan keperawatan pada klien secara bermutu
d. Perawat dapat memberikan penkes pada keluarga dan klien
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Trauma adalah cidera / rudapaksa psikologis atau emosional (Dorland,
2002)
2. Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa
kurang dari 44 tahun, penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi
faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang
disengaja atau tidak di sengaja (smelezer, 2001)
3. Trauma Dada adalah trauma tajam atau tembus thorax yang dapat
menyebabkan
temponade
jantung,
perdarahan,
pneumothoraks,
hematothoraks, hematopneumothoraks
4. Trauma Thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax,
baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul (Hudak, 1999)
5. Trauma Thorax ini tergabung menjadi 3, yaitu :
a. Hematorax
: terdapatnya
sehingga
darah
paru
dalam
terdesak
rongga
dan
preura,
terjadinya
perdarahan
b. Pneumotorax
: terdapatnya
udara
dalam
rongga
pleura,
C. Patofisiologi
1. Anatomi Rongga Thoraks
a. Kerangka dada yang terdiri : tulang dan tulang rawan, dibatasi :
-
Esopaghus
Aorta desendens
Saraf vagus dan freniks serta kelenjar limfe (Pearce, E.C. 1995)
2. Proses terjadinya :
a. Mengenai trauma thorax dimana akibat trauma tumpul atau tajam
dalam rongga thorax sampai terjadi robekan pembuluh darah
intercosta, rongga plasma, udara masuk ke paru-paru dan terjadi
penumothorax
b. Terjadi perdarahan (hemathorax) karena tekanan negatif intrapleura
(perdarahan di thorax maka udara luar akan terhisap masak diikuti
4
D. Pathway
Temporade jantung
Luka tusuk
Hematorhaks
Pneumothoraks
daerah jangtung
Trauma spontan
( bula yg pecah)
TRAUMA THORAKS
Perlukaan pembukaan
Perdarahan syok
Nyeri dada
Jaringan thoraks
Mikroorganisme masuk
Darah terkumpul
Sulit mengeluarkan
di paru
sekret
Resiko Infeksi
Ekspansi dada terhambat
Sulit bergerak
Gangguan mobilitas
Badtres total
Sternum
& perikardium
Saraf frenikus
Vena Kava Superior
Trakea
Left
Right
Lung
lung
Oesophagus
Aorta
Saraf vagus
Vertebra
Sal. Torasika
d. Dada atau sisi yang terluka lebih resanan pada perkusi dan suara nafas
yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002) jarang terdapat
luka internal hebat seperti aorta yang ruptur. Luka tekanan dapat
penetrasi melewati diafragma dan menimbulkan luka intra abdominal
(Mowschenson, 1990)
F. Komplikasi
1. Praktur multiplik dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada
2. Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo / hemopneumothor aki-emfisema
pembedahan
3. Jantung : temponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papiler ; ruptur
klep jantung
4. Pembuluh darah besar : hematothoraks
5. Esofagus : mediastrytis
6. Diafragma : herniasi ulsera dan pertukaran hati, limpa dan ginjal
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Photo thorax (pengembangan paru-paru) dari 2 arah (PA/AP dan lateral)
2. Laboratorium (darah lengkap dan astiup)
3. Diagnosis fisik
-
H. Penatalaksanaan
Ballow drainase / WSD pada trauma thorax, ini terdiri dari :
1. Diagnostik
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar / kecil, sehingga dapat
ditentukan perlu operasi topaktomi atau tidak, sebelum penderita jatuh
dalam sehari
2. Terapi
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura.
Mengembalikan
tekanan
rongga
pleura
sehingga
Mecharucs
of
4. Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang rantai kecil di
belakang atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cidera
5. Mendorong berkembangnya paru-paru dengan WSD / bollow drainase
dibagian paru mengembang, latihan nafas dalam, latihan batuk yang
efektif : batuk dengan posisi duduk, kontrol dengan pemeriksaan fisik dan
radiologi
6. Perhatikan keadaan dan banyaknya ciran suction perdarahan dalam 24 jam
setelah operasi umumnya 500 800 cc, jika perdarahan dalam 1 jam
melebihi 3cc/kg/jam harus dilakukan torakotemi
7. Perawatan selang dan botol WSD / ballow drainase
8. Dinyatakan berhasil bila :
a. Paru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik dan radiologi
b. Darah cairan tidak keluar dari WSP / ballow drainase
c. Tidak ada PUS dari selang WSP
Darurat
1. Anamnesa yang lengkap dan cepat. Anamenesa termasuk pengantar yang
mungkin melihat kejadian yang dipertanyakan :
a. Waktu kejadian
b. Tempat kejadian
c. Jenis senjata
d. Arah masuk keluar perlukaan
e. Bagamaiana keadaa penderita selama dalam transportasi
2. Pemeriksaan harus lengkap dan cepat, baju penderita harus di buka, kalau
perlu seluruhnya :
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
-
c. Perkusi
-
Adanya pekak dan batas antara yang pekak dan sonor seperti garis
lurus atau garis miring
d. Auskultasi
-
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pasien dengan trauma thorakx (Doenges, 1999), meliputi :
1. Aktifitas / istirahat
Gejala : dispnea dengan aktivitas ataupun
2. Sirkulasi
Tanda : takikardia ; disritmia ; nama jantung galops ; nadi apical
berpindah. Tanda Homman ; to ; hipotensi / hipertensi
3. Integritas Ego
Tanda : ketakutan atau gelisah
4. Makanan dan Cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena / sentral / infus tekanan
5. Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan,
tajam dan nyeri, menusuk nusuk yang di perberat oleh nafas dalam,
kemungkinan menyebar ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : berhati hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,
mengkerutkan wajah
6. Pernafasan
Gejala : Kesulitan bernafas ; batuk ; riwayat belah dada / trauma, penyakit
para kronis / inflamasi, infeksi para, penyakit intkstitial menyebar,
keganasan ; pneumothoraks spontan sebelumnya
Tanda : Takpinea, peningkatan kerja nafas, bunyi nafas turun atau tidak
ada, frenutus menurun, perkasi dada hepersonan, gerakan dada tidak ada
sama sekali, kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan, mental
ansietas, bingung, gelisah, pingsan, penggunaan ventilasi mekanik tekanan
positif
12
7. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada, radiasi / kemoterapi untuk keganasan
8. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : riwayat faktor risiko keluarga, TBC kanker, adanya bedah
intratorakal / biopsy paru
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan eksplansi para yang
tidak maksimal karena akumulasi udara / cairan
2. Infektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi
sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan
3. Perubahan kenyamanan : nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
dan konflek spasme otot sekunder
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang
ballow drainase
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan
dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal
6. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme
sekunder terhadap trauma
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa trauma thoraks
adalah semua ruda paksa pada thoraks dan dinding thoraks, baik trauma atau
ruda paksa tajam atau tumpul. Trauma ini disebabkan karena hematothoraks,
pneumothoraks dan temporade jantung. Diagnosa keperawatan yang muncul
antara lain : ketidakefisienan pola pernafasan, insfektif bersihan jalan nafas,
nyeri, kerusakan integritas kulit, gangguan mobilitas fisik, risiko terhadap
infeksi. Dalam memberikan tindakan keperawatan, intervensi kita sebagai
perawat harus melakukan pengkajian terlebih dahulu dengan melakukan
anamnesa, dan intervensi yang terpenting selalu mengatur posisi klien agar
tidak terjadi sumbatan jalan nafas, karena klien dengan gangguan / trauma
thoraks ini bila tidak cepat ditangani dapat menimbulkan kematian. Dalam
penatalaksanaan kita dapat melakukan / memberikan WSD (Water Sekrel
Drainase), terapi medik maupun tindakan pembedahan (torakotomi) bila ini
sudah parah. Sebagai seorang perawat juga harus memperhatikan kondisi
umum klien dan selalu memonitor kesadaran dan TTV dari klie.
B. Saran
Kamu (penulis) menyadari banyak kesalahan dalam penulisan katakata dan keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu kamu memohon saran dari
para pembaca baik dalam pembahasan dan asuhan keperawatn trauma thoraks
ini. Penulis minta maaf kepada para pembaca bila ada kata-kata yang kurang
berkesan di hati pembaca. Saran dan kritik penulis terima dengan baik untuk
kesempurnaan pembuatan makalah ini.
14