Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai
bagian yang terendah ( Presentasi Bokong). Pertolongan persalinan letak
sungsang melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan
kematian bayi. Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan letak
sungsang melalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan
persalinan letak sungsang dilakukan dengan sectio caesaria.
Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam
persalinan prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang
lebih tinggi. Pada umur kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi berada
dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan turun seiring
dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu.
Oleh karena itu bidan selaku pemberi pelayanan persalinan secara
normal harus mendeteksi dini pada ibu hamil apabila terdeteksi adanya
komplikasi

dan

penyulit

persalinan

dan

bagaimana

cara

untuk

mengatasinya, khususnya kehamilan letak sungsang, karena risiko


persalinan normal pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi
dibandingkan bayi dengan posisi normal.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian letak sungsang
2. Klasifikasi letak sungsang
3. Etiologi letak sungsang
4. Diagnosis letak sungsang
5. Mekanisme persalinan letak sungsang
6. Penatalaksanaan letak sungsang

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian letak sungsang
2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi letak sungsang
3. Untuk mengetahui apa etiologi letak sungsang
4. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis letak sungsang

5. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme persalinan letak sungsang


6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan letak sungsang
D. Metode Penulisan
1. Studi litreratur
2. Browsing internet

BAB II
PEMBAHASAN
LETAK SUNGSANG
A. Pengertian
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul atau simfisis). (Wiknjosastro, 2008:155).
Kehamilan
sungsang atau posisi
sungsang adalah

posisi

dimana bayi di dalamrahim berada dengan kepala di atas sehingga pada


saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih
dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan
sungsang

didiagnosis

melalui

bantuan ultrasonografi

(USG).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Sungsang).
Presentasi bokong diartikan bahwa bagian terendah janin adalah
bokong. Presentasi bokong merupakan suatu keadaan dimana janin dalam
posisi membujur atau memanjang, kepala berada pada fundus sedangkan
bagian terendah adalah bokong.
Pertolongan persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal
memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan,
cacat permanen sampai dengan kematian bayi. Memperhatikan komplikasi
pertolongan persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal, maka
sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan
sectio caesaria (SC).
B. Klasifikasi
Klasifikasi Presentasi Bokong
1. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%)
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala
janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba
bokong.
2. Presentasi bokong sempurna ( complete breech ) ( 5-10%)

Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba


kaki.
3. Presentasi bokong tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or
footling ) ( 10-30%)
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki
di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada
presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
Posisi bokong berdasarkan sacrum, terdapat empat posisi yaitu:
1. Sakrum kiri depan (left sacrum anterior)
2. Sakrum kanan depan (right sacrum anterior)
3. Sakrum kiri belakang ( left sacrum posterior)
4. Sakrum kanan belakang (right sacrum posterior)
C. Etiologi
Faktor penyebab dari letak sungsang adalah:
1. Abnormalitas (kelainan) uterus, misalnya ada mioma uteri, uterus
bikornis (berbentuk seperti hati), uterus arkuartus.
2. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
3. air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
4. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu
atas panggul.
5. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus (tidak ada tulang
tengkorak janin) , karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu
atas panggul.
6. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada,
misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumortumor pelvis dan lain lain.
7. Janin mudah bergerak aktif,seperti pada hidramnion, multipara,
premature.
8. Gemeli (kehamilan ganda)
9. Janin sudah lama mati atau IUFD ( Intra Uterine Fetal Death).
10. Sebab yang tidak diketahui.
D. Diagnosis
1. Pemeriksaaan Palpasi Leopold
a. Leopold I: di fundus teraba bagian yang keras, bundar dan
melenting (kepala)
b. Leopold II: punggung teraba dikiri atau kanan.

c. Leopold III: di bagian bawah teraba bagian yang kurang keras,


kurang bundar, dan tidak melenting (bokong).
2. Pemeriksaan Auskultasi
DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang
lebih tinggi yaitu di atas pusat.
3. Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan Foto Sinar X : bayangan kepala
di fundus.
4. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischiadicum, dan anus, kadang kadang
kaki (pada letak kaki) atau lutut. Cara membedakan pemeriksaan
dalam antara lain:
a. Apabila lubang kecil tanpa tulang, tidak ada hisapan, terdapat
mekoneum, maka kesimpulannya: mulut.
b. Apabila

lubang,

menghisap,

lidah,

prosesua

zigomaticus.

Kesimpulan: mulut.
c. Apabila tumit, sudut 90 dengan jari-jari rata. Kesimpulan : kaki
d. Apabila jari-jari panjang tidak rata dan tidak terdapat sudut.
Kesimpulan: tangan.
e. Apabila teraba patella dan poplitea. Kesimpulan: lutut.
E. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan pada presentasi bokong pada hakikatnya
sama dengan presentasi kepala, perbedaannya adalah waktu yang
diperlukan lebih lama dari pada presentasi kepala. Hal ini sebagai dampak
dari bokong yang struktur nya lebih lunak dari pada tulang kepala janin
sehingga penekanan pada bagian bawah uterus menjadi tidak adekuat
untuk menimbulkan rangsang kontraksi uterus.
Bokong masuk ke PAP (engagement) dengan posisi melintang atau
miring pada garis pangkal paha (distansia intertrokhanterika).
Persalinan bertambah maju dengan adanya pangkal paha turun
terlebih dulu sampai dasar panggul. Saat di dasar panggul mengalami
interna rotasi atau putar paksi dalam sebesar 45 sehingga paha depan

berputar sampai di depan arcus pubis sebagai pusat perputaran lahirnya


bokong bayi di bawah symphisis.
Bokong akan semakin turun dan menekan perineum sampai ke
vulva dan dengan gerakan latero-fleksi tubuh janin (punggung), maka
pangkal paha belakang di dorong melewati margo anterior perineum dan
melakukan retraksi sehingga janin menjadi lurus ketika pangkal paha
depan dilahirkan, kemudian diikuti kelahiran tungkai dan kaki secara
spontan meskipun membutuhkan bantuan penolong.
Kemudian bokong melakukan putaran paksi luar (eksternal rotasi)
sehingga bagian punggung berputar ke arah depan dan bahu berhubungan
dengan salah satu diameter oblig rongga panggul. Bahu selanjutnya turun
dan mengalami internal rotasi sehingga distransia biakromial berhimpit
dengan diameter anteroposterior PBP. Setelah kedua belah bahu lahir maka
bagian kepala memasuki rongga panggul .
Setelah itu kepala mengalami rotasi internal sehingga bagian
posterior leher berada di bawah symphisis. Kemudian kepala dilahirkan
dengan keadaan fleksi, berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, dahi,
ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil melewati perineum.
Perbedaan mekanisme persalinan yaitu, pada saat rotasi internal
terjadi 90. Rotasi pada punggung janin terkadang tidak mengarah ke perut
ibu tetapi mengarah ke vertebra, maka hal ini perlu dihindarkan. Walaupun
kepala (dagu, muka) janin dapat lahir dengan melewati tepi bawah
symphisis, akan tetapi dapat menimbulkan ekstensi kepala meskipun
dengan tarikan ringan. Ekstensi kepala ini dapat meningkatkan diameter
kepala pada saat melewati panggul.
Hal ini dapat menyebabkan asfiksia bagi janin karena adanya
gangguan peredaran darah plasenta selatah bokong dan perut lahir karena
tali pusat terjepit antara kepala dan panggul. Risiko terkena infeksi pada
ibu karena robekan perineum yang lebih besar, ketuban pecah dini, dan
partus lama.
Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pertolongan persalinan,
yaitu sebagai berikut:

1. Pembukaan serviks sudah lengkap, apabila belum lengkap akan


mengakibatkan serviks robek.
2. Mengosongkan kandung kemih. Kandung kemih yang penuh dapat
menghambat proses persalinan.
3. Melakukan episotomi, bila TBBJ besar, perineum kaku, untuk
4.
5.
6.
7.

menghindari proses persalinan yang lama.


Kemampuan ibu untuk meneran baik
Persiapan alat resusitasi
Posisi litotomi, untuk memperluas jalan lahir.
Kolaborasi dokter/ rujukan.
Ada tiga cara persalinan sungsang lewat vagina, yaitu sebagai

berikut:
1. Spontan
Persalinan yang terjadi sepenuhnya merupakan hal yang terjadi secara
spontan dengan tenaga ibu dan kontraksi uterus tanpa tarikan pada
janin. Jenis ini disebut juga cara bracht.
2. Ekstraksi Parsial
Persalinan dengan cara spontan sampai umbilikus, selanjutnya
dilakukan ekstraksi. Janin lahir dengan kekuatan ibu, his, dan
penolong. Misalnya cara klasik, muller dan mauricerau.
3. Ekstraksi Total
Persalinan dengan cara seluruh tubuh janin di ekstraksi oleh penolong.
Contoh: bayi dilahirkan dengan ekstraksi kaki atau bokong.
Terdapat tiga fase dalam persalinan presentasi bokong, yaitu:
1. Fase lambat pertama
Dilakukan sebelum bokong lahir dengan pemantauan. Sebaiknya tidak
melakukan dorongan pada fundus karena dapat menyebabkan tangan
janin menjungkit ke atas (nuchea arm).
2. Fase bertindak cepat
Setelah bayi lahir sampai pusat, janin harus dikeluarkan dalam waktu
mak. 8 menit karena tali pusat yang terhimpit oleh badan dan panggul
yang menyebabkan terhentinya sirkulasi darah dari plasenta ke janin.
3. Fase lambat kedua
Saat mulut lahir, kepala dilahrkan dengan pelan pelan untuk
menghindari resiko perdarahan intracranial akibat perbedaan tekanan
di dalam uterus dan dunia luar yang lebih rendah.

Pertolongan persalinan pervaginam dilakukan pada ibu multigravida, tidak


panggul sempit, dan tumor jalan lahir. Lakukan episiotomi saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tegang.
F. Penatalaksanaan
Selama proses persalinan presentasi bokong (sungsang), resiko ibu dan
anak jauh lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi
belakang kepala.
1. Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat
dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan,
kondisi janin serta keadaan umum ibu.
2. Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan
persalinan.
3. Persiapan tenaga penolong persalinan asisten penolong persalinan.
Lebih baik dilakukan dengan kolaborasi.
Penatalaksanaan
1. Bracht
Pada persalinan presentasi bokong yang terjadi secara spontan,
merupakan hal yang terjadi secara spontan tanpa tarikan pada janin
selain memegangnya ketika bokong sudah lahir.
a. Ibu meneran setiap ada his
b. Bila bokong sudah lahir, penolong memegang bokong janin tanpa
melakukan tarikan dengan kedua ibu jari penolong diletakkan pada
paha janin dan keempat jari kedua tangan mencengkram sacrum
janin. Ketika perut lahir, penolong mengendorkan tali pusat. Tali
pusat terjepit mak. 8 menit.
c. Melakukan hiperlordosis, bokong diarahkan ke perut ibu sampai
kepala lahir.
d. Lakukan manual aid dengan ekstraksi parsial bila kesulitan untuk
mengeluarkan bahu janin ataupun kepala.
e. Persiapan alat resusitasi sebelum persalinan untuk persiapan
penanganan asfiksia.
2. Ekstraksi Parsial (cara Klasik)
Cara klasik bertujuan untuk melahirkan bahu belakang terlebih dahulu.
Bahu memiliki daerah lebih luas. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

a. Setelah bokong lahir, pegang bokong hingga kaki lahir. Kendorkan


tali pusat. Pegang bokong dengan ibu jari yang berdampingan pada
os sacrum.
b. Bayi ditarik kebawah sehingga scapula dibawah symphisis.
c. Bila bahu belakang bayi bahu kiri, maka bayi dipegang dengan
tangan kanan penolong pada pergelangan kaki, dengan cara jari
telunjuk diselipkan pada kedua kaki janin, kemudian bayi ditarik
ka arah kanan atas ibu. Bahu dan lengan belakang kiri bayi
dilahirkan dengan tangan kiri penolong. Caranya dua jari tangan
kiri menelusuri punggung janin sampai dengan fosa cubiti. Bahu
kanan bayi dilahirkan dengan gerakan seolah-olah tangan bayi
mengusap muka.
d. Selanjutnya memegang kaki, kemudian bayi ditarik ke bawah
samping berlawanan arah dengan tarikan pertama, dengan gerakan
yang sama seperti melahirkan bahu belakang, lahirlah bahu bayi
debelah depan.
3. Metode Perasat Muller
Metode ini bertujuan untuk menangani kelahiran bahu depan terlebih
dahulu. Caranya sebagai berikut:
a. Setelah janin lahir sampai perut, longgarkan tali pusat, pegang
bokong janin dengan menggunakan ibu jari sejajar pada os sacrum
dan keempat jari di femur bagian depan.
b. Janin ditarik kebawah sehingga angulus scapula (sudut atau daerah
segitiga scapula) di bawah symphisis.
c. Kemudian melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan cara
yang sama dengan klasik, untuk melahirkan bahu depan, bayi
ditarik ke bawah samping, kemudian dua jari menelusuri punggung
bayi sampai fosa cubiti (daerah anterior siku), lengan depan lahir
dengan cara seperti gerakan tangan janin mengusap muka serta di
tarik ke atas samping/kontra lateral untuk melahirkan bahu lengan
bawah.
4. Cara Lovset
Metode ini, bahu belakang selalu berada pada letak yang lebih
rendah dibandingkan dengan bahu depan sehingga dengan memutar

10

bahu belakang menjadi bahu depan, maka bahu akan lahir mudah
dibawah symphisis.
Setelah bayi dalam posisi anteroposterior, pegang bokong bayi
dengan kedua tangan penolong. Tarik ke bawah sampai scapula berada
di bawah symphisis.
Pegang bayi pada dada dan punggung, kemudian bayi di putar 180
sampai bahu belakang berubah menjadi bahu depan dan lahir.
Dengan arah yang berlainan dengan putaran pertama, bayi diulangi
di putar 180 sampai kedua bahu lahir.
5. Melahirkan Kepala (Cara Mauriceau)
Manuver ini bertujuan untuk melahirkan kepala janin. Janin
diletakkan di lengan kiri bawah penolong sperti menunggang kuda.
Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut sedangkan jari telunjuk dan
jari manis diletakkan pada maksila untuk menjaga kepala janin dalam
keadaan fleksi. Tangan kanan memegang kedua bahu janin dengan dua
jari diletakkan pada bahu kanan dan kiri. Pendamping persalinan di
minta menekan supra pubik. Janin kemudian ditarik ke bawah searah
sumbu panggul sampai semua kepala lahir.
6. Penanganan Tangan Menjungkit (Nuchea Arm)
Dapat terjadi satu atau dua tangan, dengan cara:
a. Bila satu tangan menjungkit
Tangan janin akan telepas dengan cara mengusap muka, maka
putar janin sampai 90 ke arah tangan janin menunjuk.
b. Bila dua tangan menjungkit
Untuk melepaskan kedua tangan yang menjungkit, maka bebaskan
dengan gerakan seperti di atas, kemudian janin di putar 180 ke
arah yang berlawanan dengan gerakan pertama.
7. Penanganan Kesulitan Kepala
Penanganan kesulitan kepala ini dilakukan setelah cara mauriceau
tetap gagal, dan tergantung keadaan janin.
a. Ekstraksi forcep bila janin masih hidup
b. Kraniotomi bila janin sudah meninggal
8. Ekstraksi Total (ekstraksi kaki)
Ekstraksi kaki lebih mudah dilakukan dibanding ekstraksi bokong.
Caranya yaitu sebagai berikut:
a. Tangan kanan penolong secara obstetrik dimasukkan kedalam
introitus vagina kemudian setelah menemukan bokong janin,

11

menyusuri sampai paha dan akhirnya ke lutut. Lakukan gerakan


abduksi (gerakan menjauhi sumbu media/tengah) dan fleksi pada
paha janin. Tangan kiri melakukan tekanan ke arah bawah fundus.
Tangan yang berada di dalam vagina memegang pergelangan
tungkai janin dan di tarik keluar dengan perlahan sampai lutut
tampak di vulva.
b. Setelah kedua kaki lahir, maka kedua tangan penolong memegang
betis bayi lalu dilakukkan tarikan kebawah hingga pangkal paha
lahir, kemudian tangan berpindah memegang pangkal paha dan
diulangi di tarik ke arah bawah hingga kedua trokhanter atau
bokong lahir.
c. Bayi dilahirkan dengan manual aid seperti ekstraksi parsial.
9. Ekstraksi Bokong
Dilakukan pada presentasi bokong murni dan bokong berada di
dasar panggul. Jari telunjuk dimasukkan ke dalam introitus vagina
menelusuri bokong hingga sampai pada lipat paha kemudian
melakukan tarikan ke arah bawah hingga trokhanter lahir. Agar tarikan
lebih kuat, maka tangan kiri penolong memegang tangan kiri. Setelah
kedua lipat paha dan melakukan tarikan ke bawah sampai bokong
lahir. Bayi dilahirkan dengan manual aid seperti ekstraksi parsial.
Apabila traksi sedang tidak berhasil melahirkan bayi dengan
presentasi bokong, kelahiran per vaginam hanya dapat dilakukan
melalui dekomposisi presentasi bokong. Tindakan ini mencakup
manipulasi intaruterin untuk mengubah bokong murni menjadi
presentasi kaki. Prosedur tersebut lebih mudah di kerjakan jika ketuban
baru saja pecah dan menjadi sangat sulit dilakukan bila ketuban sudah
pecah lama.
Dekomposisi bokong dilakukan dengan perasat Pinard (penemu).
Perasat Pinard akan membantu menurunkan kaki janin sehingga berada
dalam jangkauan penolong, dua jari penolong menyusuri salah satu
ekstermitas bawah hingga mencapai sendi lutut lalu mendorong bagian
tersebut ke lateral. Biasanya tindakan ini diikuti oleh fleksi spontan

12

dan kaki bayi akan terasa menyentuh punggung tangan. Dengan


demikian kaki bayi dapat dipegang dan diturunkan.
Bahaya dari tindakan ekstraksi bokong adalah dapat terjadi fraktur
pada bokong dan partus macet serta dapat pula terjadi after coming
head.
10. Perasat Prague
Sangat jarang terjadi, punggung janin gagal berputar ke depan.
Namun, apabila hal ini terjadi, rotasi punggung ke depan dapat
dilakukan dengan melakukan tarikan kuat pada tungkai janin atau
bagian tulang panggulnya. Jika punggung masih tetap menghadap
kebelakang, ekstraksi dapat dilakukan dengan perasat mauriceau dan
melahirkan janin dengan punggung menghadap ke bawah. Jika hal ini
tidak mungkin dilakukan, janin masih dapat dilahirkan dengan perasat
Prague termodifikasi. Perasat termodifikasi yang dipraktikkan
sekarang dilakukan dengan dua jari untuk memegang bahu janin dari
bawah, sementara tangan yang lain menarik kaki ke atas ke arah
abdomen ibu.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul atau simfisis). (Wiknjosastro, 2008:155).
Kehamilan
sungsang atau posisi
sungsang adalah

posisi

dimana bayi di dalamrahim berada dengan kepala di atas sehingga pada


saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih
dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan
sungsang didiagnosis melalui bantuan ultrasonografi (USG).
Klasifikasi Presentasi Bokong
1. Presentasi bokong murni (frank breech)
2. Presentasi bokong sempurna ( complete breech )

13

3. Presentasi bokong tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or


footling )
Penatalaksanaan
1. Bracht
2. Ekstraksi Parsial (cara Klasik)
3. Metode Perasat Muller
4. Cara Lovset
5. Melahirkan Kepala (Cara Mauriceau)
6. Penanganan Tangan Menjungkit (Nuchea Arm)
7. Penanganan Kesulitan Kepala
8. Ekstraksi Total (ekstraksi kaki)
9. Ekstraksi Bokong
10. Perasat Prague
B. Saran
semoga dengan disusunnya makalh ini pembaca, khususnya
mahasiswi kebidanan mampu untuk memahami apabila terjadi komplikasi
dan penyulit selama persalinan kala II dan cara mengatasinya pada
presentasi bokong atau letak sungsang.
DAFTAR PUSTAKA

Diah. Letak Sungsang (Presentasi Bokong) Penyulit Persalinan. [online].


Tersedia:

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/letak-sungsang-

presentasi-bokong_14.html#ixzz3uYFyIrCp. Diakses: 17 Desember 2015,


pukul 15.03.
Indrayani dan Moudy Emma Unaria Djami. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: TIM.
Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan terkini Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: TIM.
Tersedia:

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7843.

Desember 2015, pukul 18.37.

Diakses:

17

14

Vous aimerez peut-être aussi