Vous êtes sur la page 1sur 5

Pembobotan Nilai dan Resiko PT. Intan Pariwara untuk proyek TI.

Pembobotan nilai dan resiko korporat untuk proyek TI adalah identifikasi keterkaitan
antara kesehatan PT. INTAN PARIWARA dengan dukungan teknologi informasi yang dimiliki.
Pembobotan ini dilakukan pada dua domain, yaitu domain bisnis dan teknologi. Hal ini penting
dilakukan karena bobot domain bisnis dan teknologi tiap organisasi selalu berbeda. Pembobotan
ini akan memberikan gambaran tentang pandangan PT. INTAN PARIWARA terhadap manfaat
dan resiko dari keseluruhan proyek TI yang ada. Dilihat dari domain bisnis dan teknologi
terdapat nilai dan resiko pada PT. INTAN PARIWARA yang tidak memungkinkan untuk
dikuantifikasi secara finansial karena nilai-nilai dan resiko-resiko tersebut umumnya bersifat
intangible, contohnya : brand image PT. INTAN PARIWARA, Corporate Social Responsibility
(CSR). Untuk mengetahui pembobotan atas nilai dan resiko maka dibutuhkan alat bantu berupa
kuisioner sebagai acuan dasar penilaian.
1. Domain Bisnis
1.1. Financial Value
Tingkat presentase pengembalian yang ditetapkan atas investasi TI yang
disyaratkan oleh PT. INTAN PARIWARA cukup tinggi. PT. INTAN PARIWARA
menganggap penting penilaian Return On Investment (ROI) dalam pengambilan
keputusan untuk investasi suatu proyek TI. ROI merupakan pengukuran terhadap
presentase tingkat pengembalian secara finansial suatu investasi kepada organisasi.
1.2. Strategic Values
Strategic values terdiri dari 4 faktor yang merepresentasikan nilai yang
diperhitungkan oleh PT. INTAN PARIWARA dalam hubungannya dengan strategi bisnis
perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.2.1. Strategic Match
Strategic match berfokus pada derajat dimana sebuah proyek TI atau sebuah
sistem informasi manajamen mendukung atau selaras dengan dengan pernyataan tujuan
strategis lini bisnis atau keseluruhan perusahaan. PT. INTAN PARIWARA memiliki
serangkaian strategi bisnis tertentu yang diterapkan dalam operasional bisnisnya. Bagi
PT. INTAN PARIWARA, teknologi informasi harus mampu membantu mencapai
minimal sebagian dari tujuan strategis yang telah dirumuskan.
1.2.2. Competitive Advantage
Competitive advantage fokus pada derajat dimana proyek TI mendukung
perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitifnya. PT.

INTAN PARIWARA memandang bahwa proyek TI yang dipilih harus mampu


menyediakan cukup banyak akses atau pertukaran data keluar sehingga implementasinya
dapat meningkatkan kemampuan bersaing bagi perusahaan atau lini bisnis melalui
penyediaan layanan yang terdepan diantara para pesaingnya.
1.2.3. Competitive Response
Competitive response berhubungan dengan kerugian yang akan diterima oleh
perusahaan karena adanya penundaan dalam mengimplementasikan proyek TI.
Lingkungan bisnis PT. INTAN PARIWARA tidak terlalu bergantung pada teknologi
informasi, sehingga penundaan penerapan teknologi informasi tidak terlalu berpengaruh
besar terhadap posisi kompetitif perusahaan, karena tanpa teknologi informasi
perusahaan tetap mampu secara efektif menjawab tantangan perubahan di lingkungan
kompetisi.
1.2.4. Management Information for Critical Success Factors
Management information for critical success factors (MICSF) adalah derajat
dimana proyek TI menyediakan manajamen informasi yang mampu mendukung strategi
bisnis perusahaan. Pemilihan proyek TI harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi
yang mendukung CSF perusahaan. CSF merupakan faktor yang menurut PT. INTAN
PARIWARA penting untuk mencapai keberhasilan bisnis perusahaan.
1.3. Stakeholder Values
Stakeholder values adalah nilai-nilai yang diperhatikan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan PT. INTAN PARIWARA. Nilai ini penting bagi PT. INTAN
PARIWARA karena proses bisnis yang dilakukan melibatkan banyak pihak eksternal.
Stakeholder values memiliki lima faktor, yaitu:
1.3.1.1.
Service and Quality
Proyek TI pada PT. INTAN PARIWARA secara tidak langsung
berhubungan dengan peningkatan faktor pelayanan dan kualitas perusahaan,
tetapi terjadi peningkatan cukup besar pada sisi pelanggan (customer image).
Proyek ini merupakan aktivitas awal dari perusahaan untuk meningkatkan
customer image. Penundaan proyek ini memungkinkan terjadinya pengurangan
kemampuan bersaing perusahaan.
1.3.1.2.
Environmental Quality
Environmental Quality menghitung seberapa besar dampak proyek
teknologi informasi terhadap peningkatan kualitas lingkungan (stakeholder)
perusahaan. Pada PT. INTAN PARIWARA implementasi proyek TI tidak harus

berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas lingkungan, tapi memiliki


potensi dampak emosional atau nyata pada stakeholders.
1.3.1.3.
Agility, Learning and Empowerment
Penilaian faktor ini berfokus pada kemampuan dari karyawan dan
proses bisnis yang ada untuk dapat lebih fleksibel dan cepat menyesuaikan
dengan semua perubahan yang mungkin terjadi di dalam perusahaan.
Perubahan yang tidak mungkin ditiadakan di dalam perusahaan menuntut
kemampuan dari semua karyawan melakukan penyesuaian tersendiri. Hal ini
menjadikan faktor ini penting dan tidak dapat diabaikan. Proyek implementasi
TI dapat ditunda tanpa berakibat pada kemampuan bersaing perusahaan
sehingga tidak menyebabkan perubahan pada proses bisnis. Sistem lama tetap
dapat memberikan dukungan pada semua proses bisnis yang ada.
1.3.1.4.
Cycle Time
Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu
proses bisnis. Implementasi proyek TI tidak berhubungan dengan peningkatan
waktu suatu proses bisnis. Tetapi proyek TI mampu meningkatkan efisiensi
operasional yang berhubungan dengan kemampuan bersaing perusahaan,
namun penundaan implementasi proyek TI tidak akan mengakibatkan
hilangnya kemampuan bersaing perusahaan.
1.3.1.5.
Mass Customization
Penerapan proyek TI memang tidak berkaitan dengan keanekaragaman
diatas, tetapi secara sementara meningkatkan posisi persaingan dalam hal
pengembangan, produksi, atau efisiensi operasi lainnya yang berhubungan
dengan kinerja kompetitif. Penundaan proyek TI tidak mempengaruhi
persaingan.
1.4. Competitive Strategy Risk
Setiap investasi pasti mengandung resiko, sama halnya dengan investasi TI.
Karena itu manajemen organisasi mendefinisikan respon terhadap resiko dan
ketidakpastian dari suatu proyek TI.
1.4.1. Business Strategy Risk
Proyek TI memiliki suatu tingkat perubahan yang diterima sebagai peningkatan
positif oleh pelanggan.
1.4.2. Organizational Risk and Uncertainties
1.4.2.1.
Business Organizational Risk

Proyek TI berfokus pada derajat dimana sebuah organisasi mampu


membawa perubahan yang dibutuhkan. Kemampuan organisasi itu meliputi
keahlian yang dimiliki dalam organisasi, kemampuan manajerial, atau
pengalaman. Evaluasi faktor ini memperhatikan dari pengguna dan organisasi
area bisnis, bukan orang teknis. Memiliki kondisi tertentu berupa resiko
terhadap organisasi perusahaan. PT. INTAN PARIWARA memiliki manajamen
domain bisnis yang memadai, proses-proses dan prosedur yang memadai, serta
produk dan kebutuhan pasar dipahami dengan baik. Tapi PT. INTAN
PARIWARA belum memiliki rencana domain bisnis yang terfomulasi dengan
baik, contingency plan yang memadai, rencana training untuk user, serta tidak
memiliki unggulan manajamen.
2. Domain Teknologi
2.1. Stakeholder Values
Nilai yang penting dari sisi domain teknologi bagi para pemegang kepentingan PT. EMK
adalah Strategic I/T Architecture.
2.1.1. Strategic I/T Architecture
Faktor ini mengukur derajat dimana proyek diselaraskan dengan keseluruhan
strategi sistem informasi perusahaan, dicerminkan terhadap perencanaan sistem
informasi (blueprint). Proyek TI ini merupakan bagian dari blueprint, tetapi
prioritasnya tidak ditentukan.
2.1.2. Competitive Strategy Risk
Competitive strategy risk

merupakan

resiko

ketidakpastian

yang

dapat

mempengaruhi derajat keberhasilan strategi sukses PT. EMK.


2.1.2.1.
I/T Strategy Risk
Faktor ini merupakan resiko yang muncul dari adanya ketidaksesuaian yang
timbul di area teknologi informasi dengan kelangsungan bisnis masa depan.
PT. EMK mengutamakan proyek TI yang memiliki arsitektur dan platform
yang fleksibel dan sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan. Dengan
memilih arsitektur dan platform yang fleksibel akan meminimalkan resiko
strategi yang akan dihadapi perusahaan dari implementasi suatu proyek TI.
2.1.3. Organization Risk and Uncertainty
2.1.3.1.
Pada domain teknologi, resiko organisasi dan ketidakpastian yang muncul
akibat diterapkannya suatu proyek TI difokuskan pada I/T definitional
uncertainty, I/T technical and implementation risk dan I/T Service delivery
risk.

2.1.4. I/T Definitional Uncertainty


Resiko yang timbul pada faktor ini adalah ketidakpastian akan kebutuhan
dan masalah dalam aktivitas bisnis sehingga teknologi informasi tidak dapat
menyediakan jawaban dan solusi yang tepat. PT. EMK menganggap bahwa IT
Defintional uncertainties pasti ada dalam setiap proyek TI. Hal ini menggambarkan
sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi sistem telah diketahui. Kebutuhan kebutuhan dan spesifikasi-spesifikasi cukup jelas, tidak ada persetujuan yang
formal, area yang ditelah jelas, ada kemungkinan kecil atas perubahan non rutin.
2.1.5. I/T Technical and Implementation Risk
Faktor ini menunjukan resiko proyek yang merupakan kombinasi dari
keahlian baru, perangkat keras, dan piranti lunak. Kelemahan pada faktor ini akan
menyebabkan gagalnya pencapaian ROI sesuai dengan yang diharapkan. PT. EMK
menyadari bahwa IT Technical and Implementation Risk atau resiko teknis yang
muncul dari implementasi proyek TI tidak dapat dihindarkan.
2.1.6. I/T Service Delivery Risk
Faktor ini menunjukan tingkat resiko dari penyampaian sistem yang baru
terhadap pengguna, yang pasti akan memberikan resiko jangka pendek sehingga
terjadi adaptasi terhadap sistem tersebut. Perubahan pada satu elemen pelaksanaan
layanan komputer dibutuhkan untuk proyek TI. Investasi awal yang terkait pada
proyek TI di luar biaya langsung proyek ini relatif kecil.

Vous aimerez peut-être aussi