Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ISI
1.1. Pengertian Poliamida
Polyamide (Poliamida) adalah polimer yang terdiri dari monomer amida yang
tergabung dengan ikatan peptida.
asam klorida. Asam amino dapat diambil dari monomer tunggal (jika perbedaan antara
kelompok R diabaikan) bereaksi dengan molekul identik untuk membentuk poliamida.
Persamaan reaksinya dapat terlihat pada gambar berikut :
3) Elongasi tinggi
4) Ketahanan abrasi yang sangat baik
5) Sangat tangguh (kain nilon yang panas-set)
6) Membuka jalan untuk memudahkan perawatan pakaian
7) Resistensi tinggi terhadap serangga, jamur, hewan, serta bahan kimia cetakan, jamur,
membusuk dan banyak
8) Digunakan dalam karpet dan stoking nilon
9) Mencair bukan terbakar
10) Transparan terhadap cahaya inframerah (-12dB)
11) Titik lebur 363-367oF
12) Kekerasan rockwell 106
13) Konduktivitas termal 2,01 BTU di/fthoF
14) Panas laten difusi 35,98 BTU/lb
15) Koefisien ekspansi linier 5,055 x 10-5 /OF
16) Kekuatan tarik pada hasil 4496-4786 psi
17) Koefisien gesekan 0,10-0,30
18) Kepadatan 1,15 g/cm3
19) Konduktivitas listrik 10-12 S/m
Serat poliamida tahan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga. Serat ini juga
sangat tahan basa, rusak dalam asam kuat.dan dapat dicelup dengan zat warna dispersi
asam dan basa.
Serat poliamida dipintal dengan pemintalan leleh, seperti halnya serat buatan
lainnya. Poliamida mempunyai penampang melintang yang bermacam-macam, tetapi yang
paling umum bentuk trilobal dan bulat.
Sedangkan pada skala laboratorium secara umum mempunyai tipe yang sama untuk
sintesis polyamide. Perbedaannya pada penggunaan oksidator untuk sintesis asam adipat.
4
Pada skala laboratorium lebih sering menggunakan Kalium permanganat untuk menintesis
asam adipat dari sikloheksena
Sintesis nilon 6.6 dari industri tradisional melibatkan asam adipin dan
hexamethylene diamin untuk membentuk suatu garam yang meleleh, pada suhu 180 oC.
Adipin dan hexamethylena diamin diubah menjadi poliamida dengan pemanasan sampai
suhu 280oC di bawah tekanan, yang menghilangkan air. Asam adipik dengan menggunakan
polymerisasi ini pada umumnya diperoleh dengan oksidasi perpecahan cyclohexena
dengan asam nitrat, suatu cuka mengoksidasi sangat kuat. Ada beberapa corak yang
diinginkan reaksi inti ini jika seseorang mempertimbangkan besar produksi nilon meliputi
seluruh dunia. Asam Nitrat bereaksi dengan cepat deangan kandungan organik yang
bermacam-macam, sebagai faktor kehadiran keselamatan dari kimia berbahaya.. Hal ini
juga memberikan beberapa resiko lingkungan yaitu mengakibatkan emisi dari Nitro oksida
(N2O mengandung nitrogen), gas rumah kaca, dan produksi skala asam adipin yang
industri juga dipercaya mengubah 10% dari semua tidak alami emisi nitro oksida ( NO x).
Tekanan tinggi dibutuhkan untuk polymerisasi mugkin juga bersikap menjadi keselamatan
jika reaktor tidaklah dengan baik dibangun dan dirawat.
Berikut ini merupakan gambaran proses pembuatan poliamida 66:
a) Poliamida 66
Poliamida 66 atau nilon 66 merupakan hasil produk yang terbentuk dari
reaksi polimerisasi antara dua monomer yang memiliki atom karbon berjumlah
6. Monomer tersebut antara lain :asam adipat dan 1,6-Diaminoheksana
(hexamethylenediamine).
asam
11-carbamoylundekanoat.
Selanjutnya
asam
11-
Nilon 6
Nilon 6 (polikaprolaktam) umumnya diproduksi dari polimerisasi -caprolactam
(HN(CH2)5CO). Rute produksi yang paling signifikan dalam membuat nilon 6
menggunakan tiga bahan baku fenol, sikloheksana, dan toluena. Rekasi dimulai
dengan hidrogenasi fenol menjadi sikloheksanol yang kemudian dioksidasi
menjadi sikloheksanon. Selanjutnya sikloheksanon direaksikan dengan
hidroksilamin sehingga menjadi sikloheksanon oksim. Sikloheksanon oksim
kemudian mengalami Beckmann rearrangement dalam 20% oleum pada 100120 0C dan terkonversi menjadi -caprolactam.
Crude Oil
Propylene
Toluene
Benzene
7
Cumene
Cyclohexanone
Cyclohexanone
Caprolactam
Phenol oxime
Cyclohexana
memanaskannya menggunakan aliran counter-current gas inert panas pada keadaan panas
dibawah melting point dan diatas suhu glass transtition-nya.
Prinsip dasar solid-state polymerization adalah pemaksimalkan luas permukaan untuk
perpindahan massa tanpa menggunakan bantuan peralatan mixing yang powerful. Reaksi
degradasi tidak diuntungkan karena suhu reaksi yang rendah dan preservasi bentuk
geometri membuat solid-state polymerization dilakukan pada polimer yang sudah
terbentuk. Main drawback membutuhkan waktu tinggal yang lama (10-100 jam) karena
laju reaksi lambat.
Jalur kedua polimerisasi -caprolactam adalah dengan mekanisme anionic chain
growth yang mengunakan NaOH, laktamat alkali metal, dan pentaalkil guanidine sebaga
inisiator. Keutamaan polimerisasi anionic adalah konversi yang cepat sehingga dapat
mereduksi harga unit polimerisasi dan dapat menggunakan molds yang tidak mahal dalam
desain yang komplek. Hal ini membuat volum produksi menjadi rendah tapi tidak
ekonomis jika untuk produksi pada skala besar.
Nilon 6-6
Nilon 6-6 dapat dibuat dengan dua cara. Pertama nilon 6,6 dapat dibuat dengan
mereaksikan adipoyl chloride dengan hexamethylene diamine. Kedua dapat
dibuat dengan mereaksikan adipic acid dengan hexametylene diamine. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) Reaksi adipoyl chloride dengan hexametylene diamine
Gambar 1.9 Skema reaksi pembuatan nilon 6-6 dari adipoyl chloride
2) Reaksi adipic acid dengan hexametylene diamine
10
Gambar 1.10 Skema reaksi pembuatan nilon 6-6 dari asam adipat
Mekanisme reaksi adipic acid dengan hexametylene diamine adalah sebagai berikut:
a) Molekul adipic acid memprotonasi karbonil oksigen adipic acid lainnya
Pasangan elektron bebas oksigen pada asam adipat menyerang atom hidrogen pada
gugus karboksilat dari molekul asam adipat lain. Molekul asam adipat yang diserang
mengalami kelebihan elektron pada atom oksigen yang terikat pada gugus karboksilat
seperti yang tertera pada gambar dibawah. Molekul asam adipat yang lain mengalami
kekurangan elektron pada atom oksigen yang terikat pada gugus karboksilat seperti
yang terlihat pada gambar.
Gambar 1.11 Mekanisme molekul adipic acid memprotonasi karbonil oksigen adipic acid
lainnya
b) Hexamethylene diamine menyerang karbonil karbon pada adipic acid dan membentuk
ammonium intermediet.
11
Gambar 1.12 Mekanisme hexamethylene diamine menyerang karbonil karbon pada adipic
acid dan membentuk ammonium intermediet.
Hexamethylene diamine menyerang asam adipat di gugus karboksilat dimana terdapat
atom oksigen yang kekurangan elektron. Hasilnya terbentuk ammonium intermediet
dimana salah satu gugus amine-nya mengalami kekurangan elektron.
c) Perpindahan elektron pada ammonium intermediet.
Struktur ammonium intermediet yang tidak stabil dikarenakan salah satu atom nitrogen
pada gugus amine kekurangan electron mengakibatkan terjadinya perpindahan elektron.
Awalnya pasangan elektron bebas dari oksigen pada gugus karboksilat yang berikatan
dengan amine menyerang atom oksigen yang terikat pada nitogen yang kekurangan
elektron. Hal ini membuat atom nitrogen tidak kekurangan elektron lagi tetapi hal ini
membuat oksigen tersebut menjadi kekurangan elek tron. Atom oksigen yang kekurangan
elektron menarik elektron atom karbon sehingga terjadi pelepasan molekul H2O. Oleh
karena atom karbon mengalami kekurangan elektron maka atom oksigen yang terikat
padanya memberikan elektronnya dan menarik elektron dari atom hidrogen sehingga
terjadi pelepasan ion H+. Pada akhirnya perpindahan elektron ini akan menghasilkan
amida dimer disertai pelepasan H2O dan ion H+.
12
d) Amida dimer bereaksi dengan molekul adipic acid atau hexamethylene diamine lainnya
Selanjutnya amida dimer yang telah terbentuk akan bereaksi dengan asam adipat atau
dengan hexamethylene diamine yang lain untuk membentuk amida trimer.
e) Pembentukan polimer nilon 6,6
Reaksi-reaksi seperti diatas terjadi terus-menerus dan pada akhirnya akan membentuk
polimer 6,6.
13
Umpan yang digunakan pada industri pembuatan polimer nilon 6,6 adalah adipic acid,
hexamethylene diamnine, dan air. Adipic acid, hexamethylene diamine, dan air kemudian
dimasukkan ke reaktor untuk direaksikan menjadi hexamethylene diammonium adipate yang
biasa disebut nilon salt solution. TiO 2 Slurry kemudian ditambahkan ke nilon salt solution
untuk mendeluster fiber. Pendelusteran fiber ini bertujuan untuk memberi warna pada nilon
yang akan dibentuk. Larutan garam yang telah dicampur dengan TiO 2 slurry dimasukkan ke
dalam evaporator dan dievaporasi untuk menghilangkan kandungan air berlebih. Larutan
garam yang sudah jenuh dimasukkan ke reaktor dimana terjadi reaksi polimerisasi dan
terbentuk polyhexamethylene adipamide atau yang biasa dikenal dengan nilon 6,6. Polimer
nilon 6,6 kemudian dipisahkan ke dalam dua jalur dimana jalur yang satu polime nilon 6,6
dimasukkan ke unit cutter dan dibentuk menjadi nilon 6,6 chip. Pada jalur yang lain nilon cair
6,6 diekstrusi melalui spinneret dan mengalami proses pemintalan. Nilon tersebut kemudian
didinginkan untuk dibentuk menjadi filamen.
Manufaktur
Nylon 66 merupakan bahan sintetik serbaguna yang dapat dibentuk menjadi
serat, lembaran, filamen atau bulu. Ini pada gilirannya dapat digunakan dalam
produksi kain, benang dan pintal. Sebagai contoh, baik filamen nilon 66 yang
14
digunakan dalam pembuatan kaus kaki, rajutan pakaian dan parasut. Nylon 66 bulu
yang digunakan untuk memproduksi sikat gigi dan sisir sikat. Sebagai komposit
dengan polimer lain, nilon 66 juga digunakan dalam produksi produk cetakan
rendah benang industri tanpa secara signifikan menurunkan kualitas produk akhir.
Tekstil
Nylon 66 digunakan secara luas dalam industri tekstil untuk memproduksi
kain non-woven. Kain yang terbuat dari nilon 66 adalah warna-warni dan ringan
15
Penggunaan Poliamida sebagai Pipa saluran gas pada terkanan tinggi mempunyai
beberapa kelebihan antara lain :
- Lebih murah dalam biaya pemasangan dan perawatan dibandingkan dengan pipa
besi, sebagaimana telah diterapkan di Amerika Utara.
- Tidak mengurangi aktivitas aliran udara dalam tanah
- Proses penyambungan lebih mudah daripada pipa besi atau pipa polyetilen.
- Tidak adanya proses korosi sehingga penggunaan lebih lama dibandingkan
dengan pipa besi.
Kekurangan dari pipa poliamida ini adalah sifatnya yang dapat menyerap moisture
(cairan) yang terdapat dalam gas alam maupun udara. Hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada bagian sambungan antar pipa dan menyebabkan kebocoran pada
sistem perpipaan.
16