Vous êtes sur la page 1sur 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS ASD DI RUANG CAMELLIA


RSUD. DR SOETOMO SURABAYA

Atrial Septal Defect (ASD)


Atrium Septal Defect (ASD) adalah
penyakit jantung bawaan berupa lubang
(defek) pada septum interatrial (sekat antar
serambi) yang terjadi karena kegagalan
fungsi septum interatrial semasa janin.
Atrial Septal Defect adalah adanya
hubungan (lubang) abnormal pada sekat
yang memisahkan atrium kanan dan atrium
kiri.

Klasifikasi ASD
Ostium secundum: merupakan tipe ASD
yang tersering. Kerusakan yang terjadi
terletak pada bagian tengah septum atrial
dan fossa ovalis.
Ostium primum merupakan bagian dari
defek septum atrioventrikular dan pada
bagian atas berbatas dengan fosa ovalis
sedangkan bagian bawah dengan katup
atrioventrikular

Lanjutan..
Defek Sinus venosus, defek terjadi dekat
muara vena besar (vena cava superior),
sehingga terjadi koneksi biatrial

ETIOLOGI
1. Faktor genetik
Resiko penyakit jantung kongenital meningkat 2 sampai
6% jika terdapat riwayat keluarga yang terkena
sebelumnya. Selain itu, 5-8% penderita penyakit
jantung kongenital mempunyai keterkaitan dengan
kelainan kromosom.
2. Faktor lingkungan
Penyakit jantung kongenital juga dihubungkan dengan
lingkungan ibu selama kehamilan. Seringnya terpapar
dengan sinar radioaktif dipercaya dapat menjadi faktor
pencetus terjadinya penyakit jantung kongenital pada
bayi.

LANJUTAN..
3. Obat-obatan
Meliputi obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama masa
kehamilan, misalnya litium, busulfan, reinoids,
trimetadion, thalidomide, dan agen antikonsulvan,
antihipertensi, eritromicin, dan clomipramin.
4. Kesehatan Ibu
Beberapa penyakit yang di derita oleh ibu hamil dapat
berakibat pada janinnya, misalnya diabetes melitus,
fenilketouria, lupus eritematosus siskemik, sindrom
rubella kongenital.

PATOFISIOLOGI
Pada Atrial Septal Defect, aliran darah yang ada di atrium sinistra
bocor ke atrium dextra karena ada defect di septum interatrial-nya
yang disebabkan oleh gagalnya menutup sebuah septum maupun
karena adanya gangguan pertumbuhan. Karena tekanan di ventrikel
sinistra yang notabene memompa darah ke seluruh tubuh lebih besar
maka darah dari atrium dextra tidak dapat masuk ke atrium sinistra
sehingga dapat dikatakan darah jalan dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah (dari Atrium Sinistra ke Atrium Dextra). Di atrium dextra dan
ventrikel dextra terjadi overload darah yang mengakibatkan hipertrofi
atrium dan ventrikel dextra. Darah kemudian masuk ke arteri
pulmonalis melewati katup pulmonal, yang otomatis terlalu sempit
untuk jalan darah yang begitu banyak. Hal ini disebut stenosis
pulmonal relative. Akibatnya arteri pulmonalis menjadi dilatasi.
Selanjutnya terjadi turbulensi disana yang menyebabkan terjadinya
bunyi murmur systole.

woc

MANIFESTASI KLINIS
Sebagian besar asimptomatik, terutama pada
bayi dan anak kecil. Sangat jarang ditemukan
gagal jantung pada defek septum atrium. Bila
pirau cukup besar, pasien mengalami sesak
napas, sering mengalami infeksi paru, dan berat
badan akan sedikit turun. Jantung umumnya
normal, atau hanya sedikit membesar.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN FISIK
pulsasi ventrikel kanan pada daerah para sterna kanan,
wide fixed splitting bunyi jantung kedua walaupun tidak
selalu ada, bising sistolik tipe ejeksi pada daerah
pulmonal pada garis sterna kiri atas, bising mid
diastolik pada daerah tricuspid, dapat menyebar ke
apeks. Bunyi jantung kedua mengeras di daerah
pulmonal, oleh karena kenaikan tekanan pulmonal, dan
perlu diingat bahwa bising-bising yang terjadi pada
DSA merupakan bising fungsional akibat adanya beban
volume yang besar pada jantung kanan. Sianosis
jarang ditemukan.

LANJUTAN..
2. PEMERIKSAAN EKG
EKG menunjukkan aksis ke kanan, blok bundel
kanan, hipertrofi ventrikel kanan, Interval PR
memanjang, aksis gelombang P abnormal, aksis
ke kanan secara ekstrim biasanya akibat defek
ostium primum.

LANJUTAN..
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGI : FOTO THORAX
. Jantung mungkin membesar. Penentuan CTR yaitu dengan
membandingkan lebar thorax dan lebar dari pada jantung. Jika
diameter jantung lebih besar daripada diameter thorax, itu adalah
pembesaran jantung
. Perhatikan bentuk jantung.pertama, perhatikan apexnya yang mana
sering terjadi pembesaran pada ventrikel kanan dan kadang-kadang
terlihat jelas diafragma terangkat. Selanjutnya lihat batas dari
jantung kanan. Karena atrium kanan membesar, batas dari jantung
kanan terlihat lebih lebar dari normalnya
. Perhatikan posisi dari jantung dengan membandingkan pada posisi
dari vertebra. Pada ASD, jantung kadang bergeser ke kiri dan
terlihat juga ke tepi kanan dari columna vertebra
. Perhatikan tonjolan dan lengkungan aorta. Itu sering mengecil jika
ASD ada, karena darah dialirkan melalui atrium kanan, tidak melalui
aorta.

LANJUTAN..
4. PEMERIKSAAN RADIOLOGI : EKOKARDIOGRAFI
Echocardiography adalah dasar diagnosis pada kondisi
ini. pencitraan dua-dimensi akan menunjukkan defek
dalam hampir semua kasus. Karakteristik dilatasi dari
ruang sisi kanan jantung baik terlihat dan dominasi
volume overload ventrikel kanan akan sering dilihat
sebagai gerakan septum paradoxical. Ini adalah
gerakan anterior abnormal dari septum interventrikular
selama sistole ventricular.

LANJUTAN..
5. PEMERIKSAAN KATERISASI JANTUNG DAN
ANGIOCARDIOGRAFI
Angiografi digunakan untuk menilai abnormalnya
anatomi vena atau untuk menilai fungsi ventricel kiri.
ASD tentu umumnya terkait dengan bentuk lain dari
penyakit jantung bawaan yang mana diperlukan
kateterisasi jantung untuk diagnosis.
Kateterisasi jantung sekarang jarang diindikasikan pada
ASD (kecuali untuk terapi intervensi), karena sebagian
besar untuk diagnosis telah beralih ke echocardiogrphy.

LANJUTAN..
6. PEMERIKSAAN TEE
Trans Esofagus Echocardiograf (TEE) berguna dalam
mengevaluasi defek septum atrium (ASD) untuk menilai
rincian atau bagian yang halus pada saat memutuskan
untuk penutupan defek. Hal ini juga berguna dalam
menggambarkan ASDs yang tidak terlihat oleh trans
toraks echocardiography (TTE) baik karena echo
window yang jelek atau karena lokasi dari ASD seperti
dalam ASD sinus venosus. TEE sering digunakan pada
saat mengevaluasi hipertensi pulmonal dengan etiologi
yang tidak jelas pada orang dewasa.

PENATALAKSANAAN
1. FARMAKOTERAPI
. Pemberian beta blocker untuk menjaga detak jantung
agar tetap teratur
Misal: Lopressor
. Pemberian anti koagulan untuk mengurangi resiko
pembekuan darah
. Pemberian obat untuk meningkatkan kekuatan kontraksi
Misal: Digoxin (lanoxin)
. Pemberian obat untuk mengurangi jumlah cairan dalam
sirkulasi dan paru-paru, disebut diuretic
Misal: Furosemide (Lasix)

LANJUTAN..
2. NON BEDAH
.Amplatzer septal occlude (ASO)
ASO merupakan alat dengan cakram ganda yang dapat
mengembang sendiri (self expandable), terbuat dari
kawat nitinol berdiameter 0,004-0,0075 inci yang
teranyam kuat menjadi dua cakram dengan pinggang
penghubung 3-4 mm. Di dalamnya terdapat lapisan
dakron terbuat dari benang polyester yang dapat
merangsang trombosis sehingga lubang/hubungan
antara atrium kiri dan kanan akan tertutup sempurna.

LANJUTAN..
Kateterisasi Jantung
Prosedur dilakukan untuk memperbaiki ASD sekundum,
namun untuk ASD sekundum besar mungkin tidak dapat
diperbaiki melalui kateterisai jantung, dan mungkin
memerlukan operasi jantung terbuka .
3. PEMBEDAHAN
. Operasi jantung terbuka
Prosedur ini adalah pengobatan pilihan untuk jenis ASD
tertentu (primum, venosus sinus dan sinus coroner), dan
jenis-jenis cacat atrium yang hanya dapat diperbaiki
melalui operasi jantung terbuka

LANJUTAN..
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
. Pantau tanda dan gejala penurunan curah jantung
. Jika pasien sesak beri posisi semi fowler
. Tenangkan pasien jika cemas dan bantu pasien untuk
melakukan nafas dalam
. Berikan lingkungan yang man dan nyaman
. Jika pasien nyeri lakukan teknik distraksi dan relaksasi
. Observasi tanda-tanda vital pasien.
. Kolaborasi obat-obatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASD
DI RUANG CAMELLIA
RSUD. DR SOETOMO SURABAYA

Pemeriksaan Penunjang

Hasil EKG di Ruang ICCU


Tanggal 01 Juni 2016

Hasil EKG di Ruang ICCU


Tanggal 01 Juni 2016
Post Sindroma

Hasil EKG di Ruang ICCU


Tanggal 01 Juni 2016
Irama supraventrikel takikardi 150x/menit

Hasil EKG di Ruang Camellia


Tanggal 03 Juni 2016
Irama sinus 75x/menit

Hasil Ekokardiografi
Tanggal 03 Juni 2016
Tampak defek IAS ukuran 2,3cm. Rim anterior 1,1cm rim
posterior 0,9cm

Hasil Ekokardiografi

9 maret 2016

1.
.
.
.
2.
.
.
.
.
3.
.
4.
5.
6.

KATUP
MR TRIVIAL
TR BERAT
PR SEDANG
DIMENSI RUANG
LA NORMAL (LA MAYOR 4,7cm; LA MINOR 3,5cm)
LV NORMAL (LVIDd 3,7cm)
RA DILATASI (RA MAYOR 5,5cm; RA MINOR 4,3cm)
RV DILATASI (RVDB 3,3cm)
FINGSI SISTOLIK LV NORMAL
FUNGSI DIASTOLIK LV ABNORMAL RELAKSASI
ANALISIS SEGMENTAL LV NORMOKINETIK
TIDAK TERDAPAT LVH
TAMPAK DEFEK IAS UKURAN 2,2cm DENGAN FLOW ASD
BIDIRECTIONAL DOMINAN L TO R
KESIMPULAN : MENDUKUNG GAMBARAN ASD SEKUNDUM
BIDIRECTIONAL DOMINAN L TO R

WOC
PASIEN

ANALISA DATA

Vous aimerez peut-être aussi