Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. SISTEM KOLOID
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem
dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel
terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya;
sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan,
namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan
contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan
sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.
PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID
Sistem koloid adalah campuran yang heterogen. Telah diketahui bahwa terdapat tiga fase zat,
yaitu padat, cair, dan gas. Dari ketiga fasa zat ini dapat dibuat sembilan kombinasi campuran fase
zat, tetapi yang dapat membentuk sistem koloid hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas
dan fase gas selalu menghasilkan campuran yang homogen (satu fase) sehingga tidak dapat
membentuk sistem koloid.
1. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol)
Sistem koloid fase padat-cair disebut sol. Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan
fase pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel. Berikut contoh-contoh sistem
koloid fase padat-cair.
a. Agar-agar
Padatan agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan sistem koloid yang
disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin sol ini akan tetap berwujud
cair. Sebaliknya jika konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol akan menjadi padat
dan kaku. Keadaan seperti ini disebut gel.
b. Pektin
Pektin adalah tepung yang diperoleh dari buah pepaya muda, apel, dan kulit jeruk. Jika pektin
didispersikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudian memadat sehingga membentuk
gel. Pektin biasa digunakan untuk pembuatan selai.
c. Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang, misalnya
sapi. Jika gelatin didispersikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudian memadat dan
membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul. Agar-agar, pektin
dan gelatin juga digunakan untuk pembuatan makanan, seperti jelly atau permen kenyal (gummy
candies).
d. Cairan Kanji
Tepung kanji yang dilarutkan di dalam air dingin akan membentuk suatu suspensi. Jika suspensi
dipanaskan akan terbentuk sol, dan jika konsentrasi tepung kanji cukup tinggi, sol tersebut akan
memadat sehingga membentuk gel. Suatu gel terbentuk karena fase terdispersi mengembang,
memadat dan menjadi kaku.
e. Air sungai (tanah terdispersi di dalam medium air).
f. Cat tembok dan tinta (zat warna terdispersi di dalam medium air).
g. Cat kayu dan cat besi (zat warna terdispersi di dalam pelarut organik).
h. Gel kalsium asetat di dalam alkohol.
i. Sol arpus (damar).
j. Sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.
2. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat)
Sistem koloid fase pada-padat terbentuk dari fase terdispersi dan fase pendispersi yang samasama berwujud zat padat sehingga dikenal dengan nama sol padat. Lazimnya, istilah sol
digunakan untuk menyatakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat
di dalam medium pendispersi berupa zat cair sehingga tidak perlu digunakan istilah sol cair.
Contoh sistem koloid fase padat-padat adalah logam campuran (aloi), misalnya stainless steel
yang terbentuk dari campuran logam besi, kromium dan nikel. Contoh lainnya adalah kaca
berwarna yang dalam ini zat warna terdispersi di dalam medium zat padat (kaca).
3. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat)
Sistem koloid fase padat-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa padat dan fase pendispersi
berupa gas. Anda sering menjumpai asap dari pembakaran sampah atau dari kendaraan bermotor.
Asap merupakan partikel padat yang terdispersi di dalam medium pendispersi berupa gas
(udara). Partikel padat di udara disebut partikulat padat. Sistem dispersi zat padat dalam medium
pendispersi gas disebut aerosol padat. Sebenarnya istilah, aerosol lazim digunakan untuk
menyatakan sistem dispersi zat cair di dalam medium gas sehingga tidak perlu disebut aerosol
cair.
4. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol)
Sistem koloid fase cair-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi
berupa gas. Contoh sistem koloid ini adalah kabut dan awan. Partikel-partikel zat cair yang
terdispersi di udara (gas) disebut partikulat cair. Contoh aerosol adalah hairspray, obat nyamuk
semprot, parfum (body spray), cat semprot dan lain-lain. Pada produk-produk tersebut digunakan
zat pendorong (propellant) berupa senyawa klorofluorokarbon (CFC).
5. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi)
Sistem koloid fase cair-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium
pendispersi yang juga berupa cairan. Campuran yang terbentuk bukan berupa larutan, melainkan
bersifat heterogen. Misalnya campuran antara minyak dan air. Air yang bersifat polar tidak dapat
bercampur dengan minyak yang bersifat nonpolar. Untuk dapat mendamaikan air dan minyak,
harus ada zat penghubung antara keduanya. Zat penghubung ini harus memiliki gugus polar
(gugus yang dapat larut di dalam air) dan juga harus memiliki gugus nonpolar (gugus yang dapat
larut di dalam minyak) sehingga zat penghubung tersebut dapat bercampur dengan air dan dapat
pula bercampur dengan minyak.
Sistem koloid cair-cair disebut emulsi. Zat penghubung yang menyebabkan pembentukan emulsi
disebut emulgator (pembentuk emulsi). Jadi, tidak ada emulsi tanpa emulgator. Contoh zat
emulgator, yaitu sabun, detergen, dan lesitin. Minyak dan air dapat bercampur jika ditambahkan
emulgator berupa sabun atau deterjen. Oleh karena itu, untuk menghilangkan minyak yang
menempel pada tangan atau pakaian digunakan sabun atau deterjen, yang kemudian dibilas
dengan air.
Susu, air santan, krim, dan lotion merupakan beberapa emulsi yang Anda kenal dalam kehidupan
sehari-hari. Susu murni (dalam bentuk cair) merupakan contoh bentuk emulsi alami karena di
dalam susu murni telah terdapat emulgator alami, yaitu kasein. Di dalam industri makanan,
biasanya susu murni diolah menjadi susu bubuk. Susu bubuk yang terbentuk menjadi sukar larut
dalam air, kecuali dengan menggunakan air panas. Oleh karena itu, digunakan zat emulgator
yang berupa lesitin sehingga susu bubuk tersebut dapat mudah larut dalam air, sekalipun hanya
dengan menggunakan air dingin. Susu bubuk yang dicampur dengan zat emulgator dikenal
dengan istilah susu bubuk instant. Contoh lain emulsi adalah krim (emulsi yang berbentuk pasta),
dan lotion (emulsi yang berbentuk cairan kental atau krim yang encer).
Sistem emulsi banyak digunakan dalam berbagai industri seperti berikut.
a. Industri kosmetik: dalam bentuk berbagai krim untuk perawatan kulit, dan berbagai lotion
yang berasal dari minyak, serta haircream (minyak rambut).
b. Industri makanan: dalam bentuk es krim dan mayones.
c. Industri farmasi: dalam bentuk berbagai krim untuk penyakit kulit, sirup, minyak ikan, dan
lain-lain.
Mayones terbuat dari minyak tumbuh-tumbuhan (minyak jagung atau minyak kedelai) dan air.
Pada mayones ini digunakan kuning telur sebagai zat emulgator.
6. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat)
Sistem koloid fase cair-padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium
pendispersi berupa zat padat sehingga dikenal dengan nama emulsi padat. Sebenarnya, istilah
emulsi hanya digunakan untuk sistem koloid fase cair-cair. Jadi, emulsi berarti sistem koloid fase
cair-cair (tidak ada istilah emulsi cair). Contoh emulsi padat, yaitu keju, mentega, dan mutiara.
7. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa)
Sistem koloid fase gas-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi
berupa zat cair. Jika anda mengocok larutan sabun, akan timbul busa. Di dalam busa sabun
terdapat rongga yang terlihat kosong. Busa sabun merupakan fase gas dalam medium cair.
Contoh-contoh zat yang dapat menimbulkan busa atau buih, yaitu sabun, deterjen, protein, dan
tanin.
Pada proses pencucian, busa yang ditimbulkan oleh sabun atau deterjen dapat mempercepat
proses penghilangan kotoran. Busa atau buih pada zat pemadam api berfungsi memperluas
jangkauan (voluminous) dan mengurangi penguapan air. Pada proses pemekatan bijih logam,
sengaja ditimbulkan busa agar zat-zat pengotor dapat terapung di dalam busa tersebut.
Di dalam suatu proses industri kimia, misalnya proses fermentasi, kadang-kadang pembentukan
busa tidak diinginkan sehingga dilakukan penambahan zat antibusa (antifoam), seperti silikon,
eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.
No.
1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
B. Penggunaan Koloid
1. Bidang Industri
Getah karet
Getah karet merupakan koloid tipe sol yang banyak digunakan sebagai bahan dasar idustri karet.
Karet diperoleh dengan cara mengkoagulasikan getah karet dengan asam formiat (HCOOH) atau
asam asetat, agar menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Gumpalan karet
kemudian digiling dan dicuci kemudian diproses lebih lanjut sebaga lembaran yang disebut
sheet.
Getah karet yang digunakan pada pembatan balon atau karet busa tidak digumpalkan,tetapi
dibiarkan dalam wujud cair yang dikenal dengan lateks. Agar tetap dalam keadaan stabil, getah
karet dicampur dengan larutan ammonia (NH3
(aq)
melindungi karet didalam sol lateks dari zat-zat bersifat asam. Kondisi ni akan melindungi sol
dari penggumpalan.
Cat
Merupakan koloid tipe sol. Partikel-partikel padat berupa zat warna, oksia logam, bahan
penstabil, bahan pengawet, zat pencermelang, zat pereduksi dihaluskan hingga berukuran
partikel koloid. Partikel koloid ini selanjutnya didispersikan dalam suatu cairan, agar sol tetap
terjaga kestabilannya dan bahan-bahan didispersikan tidak mengendap ditambahkan emulgator
atau zat pelindnung yang tergantung pada jenis medium pendispersinya. Apabila medium
pendispersi berupa senyawa polar missal air dan alcohol, emulgatornya harus yang dapat larut
dalam pelarut polar. Dan sebaliknya jika medium pendispersi berupa senyaw nonpolar, maka
emulgator juga dapat larut dalam pelarut nonpolar
Zat pelindung dalam cat berfungsi untuk melindungi bahan-bahan pewarna atau bahan padat
lain yang menempel pada bahan yag dicat dari pengaruh panas. Oleh karena itu, saat cairan
pelarut menguap, sifat-sifat bahan pewarna dan bahan-bahan lain yang didispersikan tidak
berubah oleh pengaruh cahaya matahari atau zat-zat kimia lain yang bersentuhan dengan bahan
cat tersebut.
2. Bidang makanan
Contoh dalam bidang makan adalah susu, mentega dsb. Susu merupakan emulsi yang berwarna
putih kekuningan dan bersifat asam lemah.
3.Bidang kosmetik dan farmasi
Bahan-bahan kosmetik hampir 90% dibuat dalam bentuk koloid. Bahan berbentuk koloid
mempunyai beberapa kelebihan seperti:
a.
Mudah dibersihkan
b. Tidak merusak kulit dan rambut
c. Mudah menyerap berbagai bahan yang berfungi sebagai pewangi,pelembut, dan pewarna
d.
Mengandung dua jenis bahan yang tidak aling melarutkan.
Beberapa tipe koloid yang digunakan dalam kosmetik sebagai berikut.
a.
Sol padat, contoh: kosmetik lipstick, mascara, dan pensil alis.
b.
Sol, contoh: kosmetik cat kuku, susu pembersih muka dan kulit, cairan mascara.
c.
Emulsi, contoh: kosmetik pembersih muka.
d. Aerosol: kosmetik parfum semprot, hair spray, penyegar mulut bentuk semprot.
e.
Buih, contoh: sabun cukur
f. Gel, kosmetik minyak rambut.
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan seharihari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk
produksi dalam skala besar.
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya. Beberapa macam
koloid tersebut antara lain;
1.
Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Aerosol yang
dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam industri modern,
banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk aerosol, dan sering kita
sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair spray, deodorant dan obat
nyamuk.
2.
Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat
adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol;
a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga
terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya cinta cairan (Bahasa
Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara
lain selai dan gelatin.
b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya
takut cairan (phobia=takut).
Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing disebut
koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil adalah kanji,
protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfide dan solsol logam.
3.
Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-sama
merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi
(emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya.
Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi.
Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.
Contoh aplikasi
Industri makanan
Industri cat
Cat
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Industri farmasi
Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka
tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+.
Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3.
Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan
berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak
untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang
terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang
bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama
tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
5.
C.
Sifat-sifat Koloid
1. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Gerak
Brown terjadi karena benturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan
tersebut mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan jarak yang
pendek.
Gerak Brown kali pertama diamati pada 1827 oleh Robert Brown (1773-1858), seorang ahli
Biologi berkebangsaan Inggris pada saat mengamati serbuk sari. Fenomena ini dijelaskan oleh
Albert Einstein (1879-1955) pada 1905. Menurut Einstein, suatu partikel mikroskopis (hanya
dapat diamati dengan mikroskop) yang melayang dalam suatu medium pendispersi akan
menunjukkan suatu gerak acak atau gerak zig-zag. Gerakan ini disebabkan oleh medium
pendispersi yang menabrak partikel terdispersi dari berbagai sisi dalam jumlah yang tidak sama
untuk setiap sisi.
Arah gerak partikel koloid bergantung pada jumlah partikel medium pendispersi yang menabrak.
Jika jumlah partikel pendispersi yang menabrak dari arah bawah banyak, partikel koloid akan
bergerak ke atas. Jika jumlah partikel pendispersi yang menabrak dari kiri bawah banyak,
partikel koloid bergerak ke kanan atas. Setiap gerak disertai getaran karena di sisi lain ada
tabrakan dari medium pendispersi, tetapi jumlah molekul medium pendispersi ini sedikit. Gerak
zig-zag akibat tabrakan dari partikel pendispersi menyebabkan sistem koloid tetap stabil, tetap
homogen, dan tidak mengendap.
Apakah gerak Brown juga terjadi pada sistem larutan atau suspensi? Pada larutan, partikel
terdispersi memiliki ukuran yang sangat kecil dan hampir sama dengan ukuran molekul
pendispersi. Gerakan partikel pendispersi bukan terjadi karena ditabrak oleh partikel pendipersi,
melainkan disebabkan oleh gerakan oleh molekul sendiri. Pada suspensi, ukuran partikel
terdispersi sangat besar. Adanya partikel pendispersi yang menabrak tidak menyebabkan partikel
terdispersi bergerak dan tidak menimbulkan getaran. Pada suspensi, partikel terdispersi banyak
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi sehingga partikel terdispersi lebih banyak bergerak ke
bawah dan membentuk endapan.
2. Efek Tyndall
Jika cahaya dilewatkan ke dalam sistem koloid, cahaya yang melewati sistem koloid tersebut
terlihat lebih terang. Cahaya yang terlihat lebih terang ini disebabkan oleh terjadinya efek
Tyndall. Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid
akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan
terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut
tampak buram (lihat gambar di samping).
Di dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat dilihat pada gejala-gejala berikut.
1) Jika sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan, pada sinar terlihat debu-debu
beterbangan (daerah ini terlihat lebih terang). Pada daerah yang tidak terlewati sinar matahari
tidak akan terlihat adanya debu. Begitu juga jika sinar matahari melewati daun pepohonan di
daerah yang berkabut, sinar matahari tersebut terlihat lebih jelas.
2) Jika Anda menonton film di gedung bioskop, kemudian ada asap rokok yang mengepul ke atas
cahaya proyektor terlihat lebih terang dan gambar pada layar menjadi buram.
POLIMER
1. PENGERTIAN POLIMER
Pengertian polimer menurut asalkatanya. Kata Polimer berasal dari bahasa
yunani Polys dan Meros, Polys berarti banyak dann meros berarti bagian.
Polymer = Banyak Bagian. Polimer adalah molekul besar yang terbangun
oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh
ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan
monomer yaitu bahan awal dari polimer.
Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh
pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan
monomer, yaitu bahan pembuat polimer. Akibatnya, molekul-molekul polimer
umumnya mempunyai massa molekul yang sangat besar. Hal inilah yang
menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari molekul-
Klasifikasi polimer
Berdasarkan asal polimer:
1. Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet
alam (dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari
monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino),
amilum
2. Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh:
nilon (dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida),
polietilena, poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)
Berdasarkan strukturnya
1. Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus
substituen.Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat
pada temperatur normal.Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)
atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai
PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.
2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada struktur
dasar yang sama sebagai rantai utama.
3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai,
seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya diswell (digembungkan) oleh
pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur
jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah
penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi
kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).
Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :
1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil
3. Termoplastik
Berdasarkan kegunaanya
1. Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam
kehidupan sehari hari. Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS),
polivinilklorida (PVC), melaminformaldehid
2. Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara
maju.Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan
yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara),
bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer),
mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi
Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester
3. Polimer fungsional (functional polymers)
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan khusus
dengan produksinya dalam skala kecil
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya,
membran, biopolymer.
Sifat polimer
A. Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika didinginkan,
polimer seperti ini disebut termoplas.
Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya melamin
B. Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis. Umumnya polimer
alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer sintetis lebih mudah dibuat
cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan
kehilangan kekenyalannya setelah terlalu lama kena bensin atau minyak.
C. Ketahanan terhadap Mikroorganisme
Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme atau ulat
(rayap).Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau ulat.
D. Sifat Lainnya
Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau alat-alat industri.
Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :
Toksisitasnya
Kelenturan
Transparan
Polimer Adisi yaitu monomer molekul ikatan satu sama lain tanpa
kehilangan setiap atom lainnya. monomer alkena adalah kelompok terbesar
dari polimer dalam kelas ini.
b.
MOLEKUL
Pengertian molekul. Molekul adalah kumpulan dua atom atau bahkan lebih
yang ada didalam suatu susunan tertentu yang terikat oleh gaya kimia atau
ikatan kimia. Molekul terbentuk dari adanya dua atom atau bahkan lebih
yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan juga
memiliki unsure- unsure yang sama, missal O2 yang ada pada sebuah
oksigen atau pada atom yang mempunyai unsure yang berbeda yang sering
disebut dengan sebutan molkul senyawa. Contoh H2O yang terdiri dari dua
atom H dan juga satu atom yaitu O.atom- atom itu harus berhubungan
dengan kuat, sebab atom yang tidak kovalen tidak akan bisa dianggap
sebagai molekul tunggal. Molekul juga sering disebut sebagai salah satu dari
bagian atom yang paling kecil dan tidak bisa dipecahkan dari senyawa kimia
yang terdiri dari dua atom atau bahkan lebih yang berkaitan antara yang
satu
dengan
yang
lainnya.
Molekul adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan atom.
Hubungan antara atom dan molekul sangat kuat, bahkan bisa dikatakan jika
setiap ada atom pasti disitu ada molekul. Sangat jarang diketahui atau
ditemui atom bisa berdiri sendiri, sebab atom saling melekat dan juga saling
mengikat satu dengan yang lain. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengertian molekuladalah sekumpulan atom- atom yang saling terikat
satu dengan yang lainnya untuk membentuk bagian yang terkecil dari sebuah
senyawa atau zat yang bisa berdiri sindiri. Molekul adalah suatu barang yang
sangat kecil sehingga masih terlalu sulit jika harus dilihat dengan menggunakan
mata
telanjang
bulat.
Diatas telah dijelaskan tentang pengertian molekul, saatnya sekarang membahas
tentang bentuk dari molekul itu sendiri. Atom yang terdapat dalam molekul yang
saling terkait supaya bisa stabil dengan cara berbagi electron sehingga bisa
terbentuk suatu molekul. Bentuk dari molekul itu sendiri adalah susunan atom suatu
molekul berdasar pada susunan ruangan electron. Walaupun bentuk molekul tidak
bisa dilihat dengan jelas, tetapi bentuk dari molekul itu bisa dilihat melalui teori
hibridasi
dan
vsepr.
Dari adanya pengertian molekul ada dua teori yang bisa ditemukan yaitu teori
valence shell electron pair of repulsion atau yang sering disebut dengan VSEPR
adalah sebuah teori yang bisa menjelaskan adanya struktur ruang pada molekul
dengan cara pendekatan secara tepat. Teori VSEPR menjelaskan adanya ikatan
antara atom yang bisa mempengaruhi suatu bentuk molekul berdasar tolakan pada
sepasang electron disekitar pusat atom. Electron yang dipakai secara berpasangan
didalam suatu atom yang ada pada kulit terluar, baik yang terikat ataupun yang
bebas. Sedangkan teori hibridasi lemengandalkan pada orbital atom. Hibridasi itu
sendiri sendiri adalah suatu proses pencampuran obital sebuah atom didalam suatu
atom guna menghasilkan satu orbital atom yang baru sebelum dibentuk sebuah
ikatan yang kovalen. Adapun orbital atom itu adalah orbital yang bisa dibentuk
sebagai suatu hasil pengabungan dua atau lebih orbital yang tidak setara.
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmatNya kami bisa menyelesaikan makalah yang tentang kolid,polimer,molekul. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran kimia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
bengkulu, 19 desember 2015
penyusun
DAFTAR PUSTAKA
http://abang-sahar.blogspot.co.id/2012/11/makalah-molekul.html
http://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/pengertian-sifat-dan-manfaat-kegunaan-senyawapolimer/
http://hamzahizers.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kimia-polimer_15.html
https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/
http://www.artikelsiana.com/2015/03/pengertian-koloid-sifat-jenis-jenis-koloid-sifat.html
http://bisakimia.com/2014/09/23/sistem-koloid-sifat-sifat-koloid/