Vous êtes sur la page 1sur 5

ABORSI DAN PEMANFAATAN PLASENTA

Pengertian Aborsi
Menurut Ozzi (2002) aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak
menghendaki kehamilan itu. Selanjutnya Abadi (2006) mengatakan bahwa aborsi adalah
terhentinya kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkan atau membuang baik embrio atau
fetus secara prematur (sebelum waktunya).
Macam-macam Aborsi
Abortus Spontan
Menurut Hawari (2006, hal. 62) aborsi spontan adalah kehamilan berhenti karena faktorfaktor alamiah. Selanjutnya Tjokronegoro (2002, hal 74) mengatakan bahwa aborsi spontan
adalah aborsi yang tidak sengaja atau terjadi diluar kemauan manusia. Aborsi spontan ini
diantaranya terjadi karena perdarahan, kecelakaan, penyakit, sipilis, dan lain sebagainya. Aborsi
spontan ini masih terdiri dari berbagai macam tahap yakni abortus iminen, abortus inkomplitus,
abortus komplitus, dan abortus insipien.
Abortus Iminen.
Saud (2006) menyatakan dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan threaten abortion,
terancam keguguran. Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukkan
ancaman bakal terjadi keguguran. Selanjutnya Billy (2008) menjelaskan aborsi iminens, yaitu
adanya tanda-tanda perdarahan yang mengancam adanya aborsi, di mana janin sendiri belum
terlepas dari rahim. Keadaan seperti masih dapat diselamatkan dengan pemberian obat hormonal
serta istirahat total.
Abortus Inkomplitus.
Pada aborsi ini sudah terjadi pembukaan rahim, janin sudah terlepas & keluar dari dalam
rahim namun masih ada sisa plasenta yang menempel dalam rahim. Aborsi ini menimbulkan
perdarahan yang banyak sebelum akhirnya plasenta benar-benar keluar dari rahim. Penanganan
yang harus dilakukan adalah kuretase untuk mengeluarkan sisa plasenta yang tertinggal.

Abortus Komplitus.
Abortus komplitus adalah semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Billy (2008)
mengatakan bahwa abortus komplitus yaitu aborsi di mana janin & plasenta sudah keluar secara
lengkap dari dalam rahim, walaupun masih ada sisa-sisa perdarahan yang kadang masih
memerlukan tindakan kuretase untuk membersihkannya.
Abortus Insipien (missed abortion).
Istilah ini dipakai untuk keadaan dimana hasil pembuahan yang telah mati tertahan dalam
rahim selama 8 minggu atau lebih. Penderitanya biasanya tidak menderita gejala, kecuali tidak
mendapat haid. Kebanyakan akan berakhir dengan pengeluaran buah kehamilan secara spontan
dengan gejala yang sama dengan abortus yang lain. Kemudian Saud (2006) menambahkan
abortus insipien adalah buah kehamilan mati di dalam kandungan,lepas dari tempatnya, tetapi
belum dikeluarkan.
Abortus Provokatus.
Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar yakni Abortus
Provokatus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan).
Abortus Provokatus Medisinalis.
Selanjutnya Hawari (2006) menyatakan abortus provokatus medisinalis adalah
penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggung-jawabkan, dan dibenarkan oleh hukum. Kemudian
Masirfan (2007) menambahkan abortus provocatus medicinalis, yaitu aborsi yang dilakukan oleh
dokter atas dasar indikasi medis, yang bertujuan menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila
kehamilan dipertahankan.
Abortus Provocatus Kriminalis.
Abortus provocatus kriminalis, yaitu aborsi yang dilakukan tanpa indikasi medis yang
bertujuan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki. Tjokronegoro (2002, hal. 75)
Abortus provokatus kriminalis biasanya dilakukan untuk menghilangkan jejak hasil hubungan
seks di luar nikah atau menghilangkan kehamilan yang tidak dikehendaki, baik karena
pertimbangan ekonomi maupun akibat pergaulan seks secara bebas.
Alasan Wanita untuk Aborsi

Menurut Reardon (2007) Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil, baik yang telah
menikah maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Sesuai dengan adat di Indonesia
yang menilai kehamilan di luar nikah merupakan aib bagi keluarga dan belum bisa diterima oleh
masyarakat, akhirnya mereka dengan mudah membunuh janin yang ada di dalam rahimnya.
Alasan Medis
Jika kehamilan dapat membawa maut atau bahaya bagi wanita seperti wanita berpenyakit
jantung, penyakit paru-paru, hipertensi, penyakit ginjal, diabetes mellitus, kanker payudara,
kanker leher rahim. Kemudian Kusmaryanto (2005, hal. 121) menjelaskan bahwa aborsi dengan
alasan medis adalah aborsi yang dilakukan oleh karena adanya tanda atau keadaan yang
menunjukkan atau menggambarkan pelangsungan kehamilan akan menyebabkan kerusakan
serius pada kesehatan ibu yang tidak bisa dipulihkan atau bahkan bisa menyebabkan kematian
ibu.
Tetapi untuk melakukan hal tersebut juga harus ada usaha yang serius untuk mengetahui
apakah memang aborsi ini secara objektif menjadi satu-satunya cara untuk menjaga kesehatan
ibu. Apakah masih ada kemungkinan lain untuk menjaga kesehatan itu dengan cara yang lain
tanpa harus melakukan aborsi. Disini diperlukan suatu kejujuran dalam menegakkan diagnosis
medis dan sekaligus tugas mulia riset medis untuk menemukan cara-cara baru dalam menjaga
dan memelihara hidup manusia.
Alasan Sosial (Non-Medis)
Dengan berbagai alasan seseorang melakukan aborsi tetapi alasan yang paling utama
adalah alasan-alasan non-medis. Menurut Katangsungkana (2005) alasan seseorang melakukan
aborsi antara lain: hamil diluar nikah, tidak ingin memiliki anak, belum siap karena masih terlalu
muda, sudah memiliki banyak anak, akibat perkosaan, dan hubungan intim satu darah.
Kehamilan tidak diinginkan/ kehamilan di luar nikah.
Tindakan aborsi kebanyakan terjadi karena kehamilan yang tidak diinginkan. dan
biasanya ibu berusaha dengan berbagai cara untuk mengakhiri kehamilannya tersebut. Jika tidak
dapat memperoleh pertolongan melalui jalur resmi maka ibu akan mencoba jalur non-resmi yang
tentu saja memiliki risiko amat tinggi dan tentu saja kemungkinan besar tindakan ini akan
berakhir pada kematian sang ibu.

Kehamilan yang tidak diingini dalam jumlah yang besar juga terjadi pada kelompok
remaja. Para remaja yang dihadapkan pada realitas pergaulan bebas masyarakat modern itu, tidak
dibekali sedikitpun dengan pengetahuan tentang fisiologi reproduksi dan perilaku seksual yang
benar. Berdasarkan data WHO diketahui bahwa di seluruh dunia, setiap tahunnya diperkirakan
ada sekitar 15 juta remaja yang mengalami kehamilan. Sekitar 60% di antaranya tidak ingin
melanjutkan kehamilan tersebut dan berupaya mengakhirinya.
Masalah Ekonomi.
Salah satu alasan terbesar melakukan aborsi adalah masalah ekonomi, karena biasanya
ibulah yang khawatir kalau tidak bisa memberikan makan dan keperluan lain. Pertolongan aborsi
yang tidak aman lebih banyak dialami oleh kelompok masyarakat yang miskin, karena
ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk membiayai jasa pertolongan profesional. Sebaliknya,
kelompok masyarakat yang kaya yang dikatakan relatif lebih banyak yang melakukan aborsi,
mempunyai risiko lebih kecil untuk mendapat pertolongan aborsi yang tidak aman.
Resiko pada Kesehatan dan Keselamatan secara Fisik
Clowes (2008) mengemukakan pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan
aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita yaitu: a) kematian mendadak
karena pendarahan hebat, b) kematian mendadak karena pembiusan yang gagal, c) kematian
secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan, d) rahim yang sobek, e) kerusakan leher
rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya, f) kanker payudara karena
ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita, g) kanker indung telur, h) kanker leher rahim,
i) kanker hati, j) kelainan pada plasenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya, k) menjadi mandul/tidak
mampu memiliki keturunan lagi, l) infeksi rongga panggul, m) infeksi pada lapisan rahim.
Resiko Gangguan Psikologis
Menurut Clowes(2008) proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi
dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Pasal yang Terkait dalam Aborsi


Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis. Dimana yang
menerima hukuman yaitu: ibu yang melakukan aborsi, dokter, bidan atau dukun yang membantu
melakukan aborsi, orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi. Hawari (2006, hal. 59)
menyatakan dalam UU No. 23 Tahun 1992, tentang kesehatan mengatakan dalam kondisi
tertentu bisa dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi).
Plasenta (Jawa : ari-ari; Arab : al-masyiimah) adalah organ yang berfungsi sebagai media
nutrisi untuk janin dalam kandungan. Plasenta kaya akan kandungan darah, protein, hormon, dan
zat lain. Plasenta dalam farmasi dan kosmetika selain berasal dari manusia juga berasal dari
hewan mamalia, seperti sapi, kambing, dan babi.
Awalnya plasenta digunakan dalam farmasi, karena plasenta memiliki fungsi luas. Misal
untuk terapi immunodefisiensi, kehilangan protein akut akibat luka bakar, infeksi bakteri, dan
lain-lain.
Dalam perkembangannya, plasenta digunakan dalam pembuatan kosmetik, karena ekstrak
plasenta dapat menjadi sumber protein yang berfungsi memperbaiki elastisitas kulit dan
mencegah degenerasi sel. Produk-produk kosmetika yang mengandung ekstrak plasenta antara
lain sabun mandi, lotion pelembab kulit, krim pemutih wajah, dan bedak.

Vous aimerez peut-être aussi

  • Bismillah PPT Mata
    Bismillah PPT Mata
    Document48 pages
    Bismillah PPT Mata
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Afasia
    Afasia
    Document1 page
    Afasia
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Kasus 1 PDF
    Laporan Kasus 1 PDF
    Document8 pages
    Laporan Kasus 1 PDF
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Case
    Case
    Document51 pages
    Case
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document5 pages
    Kata Pengantar
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document3 pages
    Kata Pengantar
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • NYERI
    NYERI
    Document17 pages
    NYERI
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Anestesi - Penanganan Nyeri
    Referat Anestesi - Penanganan Nyeri
    Document23 pages
    Referat Anestesi - Penanganan Nyeri
    schud1209
    67% (3)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document3 pages
    Kata Pengantar
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Manajemen Nyeri
    Manajemen Nyeri
    Document4 pages
    Manajemen Nyeri
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Anestesi
    Anestesi
    Document215 pages
    Anestesi
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Penatalaksanaan Nyeri
    Penatalaksanaan Nyeri
    Document35 pages
    Penatalaksanaan Nyeri
    Nor Ubudiah Seti
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document3 pages
    Kata Pengantar
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Refer at
    Refer at
    Document23 pages
    Refer at
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Kasus CPD
    Laporan Kasus CPD
    Document22 pages
    Laporan Kasus CPD
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Turorial 10 Triger 3 Forensik
    Turorial 10 Triger 3 Forensik
    Document10 pages
    Turorial 10 Triger 3 Forensik
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pages
    Kata Pengantar
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Mola
    Cover Mola
    Document1 page
    Cover Mola
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Kasus CPD
    Laporan Kasus CPD
    Document22 pages
    Laporan Kasus CPD
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Abortus Inkomplit
    Abortus Inkomplit
    Document13 pages
    Abortus Inkomplit
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Oligohidroamnion
    Oligohidroamnion
    Document26 pages
    Oligohidroamnion
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Document1 page
    Daftar Is1
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Turorial 10 Triger 3 Forensik
    Turorial 10 Triger 3 Forensik
    Document10 pages
    Turorial 10 Triger 3 Forensik
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pages
    Kata Pengantar
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Ham V
    Ham V
    Document64 pages
    Ham V
    Fadhli Abd Essential
    Pas encore d'évaluation
  • Anamnesa Dan Pemeriksaan Neurologi UNBRAH DR Ayu
    Anamnesa Dan Pemeriksaan Neurologi UNBRAH DR Ayu
    Document60 pages
    Anamnesa Dan Pemeriksaan Neurologi UNBRAH DR Ayu
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Turorial 10 Triger 3 Forensik
    Turorial 10 Triger 3 Forensik
    Document10 pages
    Turorial 10 Triger 3 Forensik
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas B.ing
    Tugas B.ing
    Document3 pages
    Tugas B.ing
    zenianarahayu
    Pas encore d'évaluation