Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAN TEORINYA
December 29, 2013Uncategorized
DIARE
1. DEFENISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml
sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan
darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)
1. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
1.
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
1. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat
ditemukan pada anak yang lebih besar.
1. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang kemudian
timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet
karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama
diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung
turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan
cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu:
berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi),
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung
menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien
tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang
(oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan
cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
1. PATOFIIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
1.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan
isi lumen usus.
1.
1.
Bagian Tubuh
N I LAI
Yang Diperiksa
Keadaan Umum
Sehat
Turgor
Normal
Mata
Nomral
UUB
Normal
Mulut
Normal
Denyut Nadi
Kuat
< 120
(120-140)
KETERANGAN :
Skor :
1 detik
: dehidrasi ringan
1-2 detik
: dehidrasi sedang
> 2 detik
: dehidrasi berat
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:
1. Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL
tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1
ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang
ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
1. Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan
cara/rumus:
1)
Mengukur BJ Plasma
BJ Plasma 1,025
- x BB x 4 ml
0,001
2)
Metode Pierce
= 5% x kg BB
= 8% x kg BB
= 10% x kg BB
3)
BB (kg)
<3
Umur
PWL
NWL
CWL
150
125
25
300
125
100
25
250
100
080
25
205
080
025
25
130
< 1 bln
3-10
1 bln-2 thn
10-15
2-5 thn
15-25
5-10 thn
= cairan muntah
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang
meliputi:
1. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
1. A.
PENGKAJIAN
1. Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4
kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari
pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui
tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau
interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang)
1. Keluhan utama
yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat
disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan
atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa
lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor
lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik desertai
atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah. Keluhan lain yang
mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis
menurun dan gejala penurunan kesadaran.
1.
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang
pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain.
1. Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama
kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi
pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
1. Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yang dapat mempengaruhi fungsi dan maturitas
organ vital .
1. Post natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan
panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya.
Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan
yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.
1. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap
individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian
fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo,
1995)
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan
distribusi penularan.
1.
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma
penyebab diare.
1. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis
dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
1. Persepsi keluarga
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal atau
lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota
keluarga (orang tua).
1. Pola Fungsi kesehatan
1. Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare,
sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia.
Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak <
1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan
rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan
cair.
1. Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara
makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk
output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
1. Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang
berlebihan, sehingga menjadi rewel.
1. Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Sistem Neurologi
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien.
Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. KeSadaran
diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
1. b.
Sistem Penginderaan
Inspeksi :Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan
distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun
besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil
terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok
hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga
kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil
O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga, adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi parenteal
yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)
Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun
besar sudah menutup maximal umur 2 tahun.
Mata, tekanan bola mata dapat menurun,
Telinga, nyeri tekan, mastoiditis
1. c.
Sistem Integumen
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik =
dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA
FKUI, 1988).
1. d.
Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah
pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena
vasodilatasi pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output
meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare akut
masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah
kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
1. e.
Sistem Pernafasan
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi,
irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas
inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada
dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti
broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
1. f.
Sistem Pencernaan
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari,
adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-)
dankesemitrisan abdomen.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar
suara tymphani.
Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak
teraba.
1. g.
Sistem Perkemihan
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio
minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara
pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau
sesuai ketentuan.
1. h.
Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
1. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1)
Faeces lengkap
Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli, PH dan kadar gula, Biakan dan uji
resistensi
2)
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
3)
Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna
kesadaran dan kejang.
1.
Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
kuantitatif.
1. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti
bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.
1. Penatalaksanaan
1. Rehidrasi
i.
Jenis cairan
cara rehidrasi oral : Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti
oralit,pedyalit setiap kali diare, Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti
LGG, tajin
cairan parenteral : usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%, Usia
2 hari-3 bulan d100,18 NS, Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS, Usia > 3 tahun D51/2NS,
HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.
ii.
Jalan pemberian
Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran
baik)
Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidak mau makan dan
kesadaran menurun).
iii.
Jumlah cairan
Rumatan (maintenance)
iv.
Jadwal/kecepatan
Jadwal atau kecepatan pemberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan umur. Untuk
defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance.
1. Obat-obatan
Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg, Klorpromasin, 0,5-1
mg/ kg BB/hr
Obat antispasmotiliti
Antibiotik
1. Dietetik
1. Anak < 1 tahun atau > 1 tahun denga BB < 7 kg
Vitamin A 100.000 iu IM
Vitamin A 5000 iu
Vitamin A 2.500 iu po
Vitamin A 5.000 iu po
1. MASALAH KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
4. Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya
5. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan
kognitif.
1. INTERVENSI
1. 1.
DX. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui
feses dan muntah serta intake terbatas (mual).
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal
Criteria :
Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine
terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
Rasional: Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan
pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki
defisit.
1. Pantau intake dan out put
Rasional : Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk
mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
1. Timbang BB setiap hari
Rasional : Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
1. Penatalaksanaan rehidrasi :
1. Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau
pedyalit 10 cc/kg BB/mencret
Rasional : Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit
sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan
mengurangi distensi.
1. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit
penyerta)
Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti
cairan yang telah hilang.
1. Kolaborasi :
1. Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)
Rasional : Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk
mengetahui faali ginjal (kompensasi).
1.
Rasional : Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai
antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
1. 2.
DX.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Criteria :
Intrvensi :
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi,
berlemak dan air panas atau dingin)
Rasional : Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa),
makan setengah padat/makanan padat.
Rasional : Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi
laktose.
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
Intervensi :
1. Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non
verbal
Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya
1. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri.
1. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung
dan kompres hangat abdomen
Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan
kemampuan koping.
1. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan
perawatan kulit
Rasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi.
1. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi
Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme
traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.
1. 4.
Tujuan
kecemasan berkurang
Intervensi
1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang
mekanisme koping yang tepat.
Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah.
1. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien
yang anaknya mengalami masalah yang sama.
Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya
orang yang mengalami masalah yang demikian.
1. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam
membantu klien.
Rasional : Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecamasan.
1. 5.
DX.Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau
keterbatasan kognitif.
Tujuan
Intervensi
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang
penyakit dan perawatan anaknya.
Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar
belakang pengetahuan sebelumnya.
1.
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.
Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga
klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.
1. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek
samping yang mungkin timbul.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.
1. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.
Rasional : Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan
diri anaknya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An N DENGAN DIARE DI RUANG PERAWATAN X
RSU.X
Tanggal pengkajian : 11 desember 2013
Ruangan
Rekam medic
: 094204
1. BIODATA
2. Identitas Klien
Nama
: An. A
Tanggal lahir
: 3-12-2011 ( 2 tahun )
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: t____
: NY. A
Usia
: 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
:IRT
Agama
: Islam
Alamat
: T______
: Tn.K
Usia
: 28 tahun
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Pegawai koperasi
Agama
: Islam
Alamat
: Tamalate VI
1. KELUHAN UTAMA
2. Keluhan utama
Muntah kurang dari 10 kali dan BAB kurang dari 4 kali
1. Riwayat keluhan utama
Klien masuk di RS dengan keluhan muntah kurang dari 10 kali sejak 1 hari sebelum masuk rs
serta BAB kurang dari 4 kali dengan konsistensi encer sejak 3 hari sebelum masuk RS
1. RIWAYAT KESEHATAN
2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dikaji, pasien Nampak lemah
1. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah dialami klien yaitu demam
2. Klien tidak pernah mengalami kecelakaan
1. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram
2thn
Keterangan :
: perempuan
: pasien
: laki-laki
: meninggal
: garis keturunan
GI
GII :
GIII : klien dengan penyakit diare
IV.
RIWAYAT IMUNISASI
No
Jenis Imunisasi
1.
BCG
Waktu Pemberian
1X
2.
DPT
3X
DEMAM
3.
POLIO
4X
4.
CAMPAK
5.
HEPATITIS B
3X
V.
: 48 cm
: 3 bulan
2. Duduk
: 4 bulan
3. Merangkak
: lupa
4. Berdiri
: 8 bulan
: 12 bulan
: 9 bulan
VI.
RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui sejak 2 hari lahir karena asi ibu belum ada
2. Lama pemberian : 1 tahun 8 bulan
3. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : asi ibu belum keluar
2. Jumlah pemberian : 4 gelas sehari
3. Cara pemberian dengan sendok
4. Pemberian makanan tambahan
1. Pertama kali diberikan , pada usia 6 bulan
2. Jenis : bubur, biskuit
5. Perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai saat ini
No
1.
2.
Usia
0-4 bulan
4-12 bulan
Jenis nutrisi
Lama pemberian
ASI
1 tahun 8 bulan
ASI, bubur susu, buah-buahan 6 bulan sampai sekarang
3.
Sekarang
1. RIWAYAT PSIKOLOGI
2. Lingkungan rumah berada dikota
3. Tidak ada tetangga yang berbahaya
4. Hubungan dengan anggota keluarga harmonis
5. Anak diasuh oleh orang tua
1. RIWAYAT SPIRITUAL
2. Hubungan dengan keluarga harmonis
3. Kegiatan keagamaan diselenggarakan dirumah dan dimesjid
1. REAKSI HOSPITALISASI
2. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Ibu membawah anaknya ke RS karena demam
2. Ibu mengatakan bahwa anaknya selalu menangis
3. Orang tua selalu mengunjungi anaknya di RS
4. Yang tinggal bersama anak adalah ayah, ibu,dan nenek
5. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
1. Anak belum mengerti bahwa ia dibawah dirumah sakit karena sakit
2. Klien belum mengerti apa yang menyebabkan dia sakit
3. AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Nutrisi
No
1.
Kondisi
Selera makan
Sebelum sakit
Baik
Saat sakit
Kurang
2.
3
4
5
6
8
9
Menu makan
Frekuensi makan
Makanan yang disukai
Makanan pantangan
Pembatasan pola
Cara makan
Ritual saat makan
Nasi +sayur+lauk
3 x sehari
semua
Disuapi
Bubur
1x sehari
Apel
Disuapi
1. Cairan
No
1
2
3
4
Kondisi
Sebelum sakit
Jenis minuman
Frekuensi minum
Kebutuhan cairan
Cara pemenuhan
Saat sakit
Air putih, susu
4 gelas/hari
800-100 cc/hr
Gelas, cairan infus
1. Eliminasi (BAB/BAK)
Sebelum sakit
No
1
2
3
4
5
Saat sakit
Kondisi
Tempat pembuangan
Frekuensi
Konsistensi
Kesulitan
Obat pencahar
BAB
BAK
BAB
Wc
1x sehari
Lunak
Wc
3x sehari
Kuning
Wc
1x sehari,
Lunak
BAK
Wc
3x sehari
Kuning
1. Istirahat tidur
No
1
2
1. Olah raga
Sebelum sakit
Jam 13.00-15.00
Jam 09.30-05.00
Saat sakit
Tidak teratur
Tidak teratur
No
1
2
3
Kondisi
Program olahraga
Jenis dan frekuensi
Kondisi setelah olahraga
Sebelum sakit
Saat sakit
Sebelum sakit
2x sehari
Saat sakit
2 x sehari
Sabun+air
Di lap memakaai
waslap
3x seminggu
Belum pernah
1. Personal hygiene
No
1
Kegiatan
Mandi
1. Frekuensi
2. Cara
3. Alat mandi
Cuci rambut
1. Frekuensi
Shampoo+air
2. Cara
3
Gunting kuku
1. Frekuensi
1x seminggu
Belum pernah
2. Cara
4
Gosok gigi
1. frekuensi
2. cara
2x sehari
Belum pernah
Kondisi
Kegiatan sehari-hari
Pengaturan jadwal harian
Penggunaan alat bantu aktivitas
Kesulitan pergerakan tubuh
Sebelum sakit
main, nonton tv
Saat sakit
1. Rekreasi
No
1
2
Kondisi
Perasaan saat sekolah
Waktu luang
Sebelum sakit
Saat sakit
3
4
5
Senang
Nonton tv
Main, nonton tv
1. PEMERIKSAAN FISIK
2. Keadaan umum klien
Lemah
1. Tanda-tanda vital
1. Suhu
: 36,5
2. Nadi
: 128x/ i
3. Respirasi
: 38 x/i
2. Berat badan
: 9 kg
5. Lingkar dada
6. Lingkar perut
7. System pernafasan
1. Hidung
1. Inspeksi
1. Palpasi
1. Leher
1. Inspeksi
1. Palpasi
1. Dada
1. Inspeksi
1. Palpasi
1. Auskultasi
1. Perkusi
1. System kardiovaskuler
1. Konjungtiva tampak pucat
2. Suara jantung I/II murni regular
1. System pencernaan
1. Skelera tidak ikterus
2. Mulut : tidak stomatitis,
3. Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas
4. Jumlah gigi
212
212
212
212
1. System indra
1. Mata
1. Inspeksi
Anemis
1. Palpasi
1. Hidung
1. Penciuman baik
2. Tampak adanya secret
3. Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa
4. Telinga
1. Inspeksi
1. Palpasi
1. System saraf
1. Fungsi cerebral
1. Status mental :
2. Kesadaran
3. Fungsi cranial
1. Nervus I (olfaktorius ) : klien dapat membedakan bau
2. Nervus II (optikus ) : lapang pandang baik
3. Nervus III( okulomotorius )
Pupil isokor
1. Nervus IV (troclearis )
1. Nervus V ( trigeminus)
Sensorik
Motorik
Klien dapat tersenyum, menutup mata dengan rapat, mengangkat kedua alis dan mampu
mengembangkan pipinya
1. Nervus VI ( abdusen)
Sensorik
Motorik
Klien dapat tersenyum, menutup mata dengan rapat, mengangkat kedua alis, mengembangkan
pipinya.
1. Nervus VIII ( akustikus )
Klien dapat mendengar dengan baik
1. Nervus IX ( glosofaringeus )
Klien dapat merasakan fungsi pengecapan pada 1/3 posterior lidah
1. Nervus X ( vagus )
1. Nervus XI ( aksesorius )
1. Fungsi motorik
Keterangan :
5 : normal
4 : dapat melawan tekanan
3 : dapat menahan berat tapi tidak dapat melawan tekanan
2 : hanya dapat menggerakkan anggota badan
1 : teraba gerakan kontraksi otot, tidak dapat bergerak
0 : tidak ada kontraksi
Tonus otot
3
1. Fungsi sensorik
1. Palpasi
Tidak teraba pembengkakan pada tangan dan kaki
1. System integument
1. Warna rambut hitam merata
2. Warna kulit sawo matang
3. Turgor kulit kering
4. Suhu 37
5. System endokrin
1. Eksresi urine tidak berlebih
2. Tidak ada bekas air seni dikelilingi semut
3. System perkemihan
1. Tidak Nampak udeme palpebral
1. TEST DIAGNOSTIK
2. Darah rutin
3. Feses rutin
4. GDS
5. Eletrolit
1.
PENGOBATAN
2. Zimpit syrup 11
3. Probit sachet 21
4. Elkana syrup 21
10
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF:
Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah kurang dari 10 kali sebelum masuk rs
Ibu klien mengatakan bahwa klien BAB kurang dari 4 kali sejak 3 hari sebelum masuk rs
DATA OBJEKTIF :
BB 9 kg
TTV
NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS:
1.
Malabsorbsi, Makanan,
Psikologis
Ibu klien mengatakan bahwa klien
muntah kurang dari 10 kali
Gangguan sekresi
sebelum masuk rs
Ibu klien mengatakan bahwa klien
BAB kurang dari 4 kali sejak 3
hari sebelum masuk rs
Rangsangan tertentu
( toksin ) pada dinding
usus
Peningkatan sekresi air
dan elektrolit kedalam
DO:
rongga usus
BB: 9 kg
TTV
S :36,5
DS:
1.
Faktor Infeksi,
DO:
BB: 9 kg
TTV
Mengkontaminasi
makanan dan air
DS :
1.
DO :
Nyeri
Mengeluarkaan
neurotransmitter
histamine ke SSP
TTV
Persepsi nyeri
N :128 x/i
P : 38 x/i
S :36,5
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RASION
TUJUAN
1.
INTERVENSI
Dengan kriteria:
Klien
tampak
segar
Bibir klien
tidak kering
1. Observasi tanda-tanda
dehidrasi.
1. Memban
mendete
ketidaks
cairan da
elektroli
2. Untuk m
tingkat d
dan seba
untuk
mmelanj
intervens
RS
1. Catat frekuensi
BAB,karakteristik, dan
konsistensi.
DO:
BB: 9 kg
TD : 90/60
selanjutn
1. Observasi tanda-tanda
vital.
3. Dapat m
bertanya
diare kli
untuk m
tindakan
selanjutn
1. Penatalaksanaan
Pemberian cairan
4. Perubaha
tanda vit
merupak
gambara
umum p
merupak
intervens
berikutn
5. Mengga
yang hila
S : 36,5 c
P : 38 x/i
N : 128 x/i
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NO
TUJUAN
2.
DS:
Pemenuhan nutrisi
terpenuhi, dengan
kriteria :
Ibu klien
mengatakan
bahwa klien
muntah kurang
dari 10 kali
INTERVENSI
Nafsu makan
meningkat
BB normal
sesuai usia
2.
1. Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
3.
sebelum masuk rs
Ibu klien
mengatakan
bahwa klien BAB
kurang dari 4 kali
sejak 3 hari
sebelum masuk rs
BB: 9 kg
Makanan tidak
dihabiskan
DO:
TTV
P : 38 x/i
S :36,5
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NO
RA
TUJUAN
3.
Nyeri teratasi
Dengan criteria
DS :
INTERVENSI
Anak mengatakan
tidak merasa
nyeri
1. Mengev
nyeri un
interven
DO :
TTV
Anak nampak
menangis
Skala nyeri 0
Anak tidak
menangis
1. Menuru
permuka
mengura
1. Meningk
mengali
kliendan
kemamp
1. Melindu
keasama
iritasi.
1.
Analget
nyeri da
menurun
dapat di
klinis.