Vous êtes sur la page 1sur 10

Makalah

PANCASILA
Implementasi Nilai Nilai Pancasila Bagi
Mahasiswa

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila


Disusun Oleh :
Regowo Wicaksono Asnar

110110110388

Marnaek Tambunan

110110110387

Tubagus Kudrat Kun

110110110

Christin Sitepu

110110110

Tumpak Hutagaol

110110110

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG

Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan


Manusia
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai ideologi bangsa dapat di manifestasikan oleh
masyarakat Indonesia agar nilai nilai yang terkandung dapat dilestarikan
oleh generasi penerus bangsa sebagai falsafah, pandangan hidup dalam
kegiatan bermasyarakat di Indonesia, dan sebagai dasar dan ideologi
negara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan perjanjian
luhur seluruh anak bangsa Indonesia yang sangat majemuk, dan
menghormati serta menjamin hak dan martabat kemanusiaan.
Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tetapi juga
mampu berkembang secara dinamis. Dengan perkataan lain, Pancasila
menjadi dasar yang statis, tetapi juga menjadi bintang tuntunan dinamis. Oleh
karena itu, Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka, yang mengandung
nilai-nilai dasar seperti tentang cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai instrumental
yang merupakan arahan kebijakan, strategi, sasaran yang dapat disesuaikan
dengan tuntutan zaman.
Sebagai nilai dasar ideologi negara tidak boleh berubah. Yang dapat
berubah adalah nilai-nilai instrumental yang merupakan pengamalan,
pengembangan, dan pengayaan nilai-nilai dasar. Pancasila juga sebagai
dasar dan ideologi negara, yaitu sumber kaidah hukum yang mengatur
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan
atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara.

BAB 1
Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Manusia Indonesia pada hakekatnya percaya dan takwa terhadap Tuhan
YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dapat memanifestasikan dari
sila pertama pancasila dengan menganut agama yang diyakininya dan
menjalankan syariat serta mengamalkan ajaran agamanya itu dengan
keimanan.
b. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan kepercayan dan agama masing-masing.
Dalam pergaulan sehari hari di kampus mahasiswa hidup dalam lingkungan
multikultural dimana dalam masayarakat ini terdapat kemajemukan baik dari
segi ekonomi, status sosial, ras, kebudayaan agama dsb. Hal ini merupakan
sebuah lingkungan yang sangat rentan terjadi sebuah bentrok atau pertikaian.
Untuk itu sebagai mahasiswa seyogyanya saling menghormati perbedaan
perbedaan yang ada di masyarakat khususnya dalam bidang agama.
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha esa kepada orang lain.
Sebagaimana kita ketahui Kebebasan beragama merupakan amanat
konstitusi. Dalam UUD 45Pasal 29 ayat (2) disebutkan, Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing

dan

untuk

beribadatmenurut

agamanya

dan

kepercayaannya itu. Dalam Pasal 28E tentangHak Asasi Manusia


hasil

amendemen

UUD

1945

tahun

2000

disebutkan,

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan be


ribadat menurutagamanya (2) Setiap orang b
e r h a k a t a s k e b e b a s a n m e ya k i n i kepercayaan, me
n y a t a k a n p i k i r a n d a n s i k a p , s e s u a i d e n g a n h a t i nura
ninya.
Persoalan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indones
iah i n g g a k i n i m a s i h m e n j a d i p r o b l e m y a n g s a n g a t s e r i u
s d a n b a n y a k mendatangkan

konflik

di

tengah masyarakat.Wacana kebebasan beragama sesunggnnya


merupakan hak asasi manusia yang termasuk ke dalam lex eterna
yang sesungguhnya merupakan hukum abadi yang berasal dari Yang
Maha

Kuasa.

Dlam

implementasi

di

masyarakat

mahasiswa

memegang peranan yang krusial yaitu dengan terlibat aktif ddalam


organisasi organisasi keagamaan baik di dalam kampus maupun di
kehidupan

bermasyarakat.

Sebagai

masyarakat

sekaligus

mahasiswa kita sudah sepantasnya menjunjung tinggi rasa tenggang


rasa antara umat beragama dan saling menghormati tata cara
peribadatan masing masing agama. Hal ini sesuai dengan slogan
Bhineka Tunggal Ika yang berarti kita berbeda - beda namun tetap
satu jua yaitu Indonesia.

BAB 2
Kemanusiaan yang Adil dan beradab

Menurut sila ke dua yang berbunyi, Kemanusiaan yang adil dan beradab
sudah dapat kita lihat adalah merupakan sila yang mengatakan unsur tentang
keadilan dan keberadaban.
Implementasi adalah proses untuk mewujudkan rumusan kebijakan
menjadi tindakan kebijakan; dari politik ke administrasi.
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
Sedangkan adab secara umum diartikan sebagai tatakrama, etika, moral, sifat
baik, akhlak ataupun jiwa. Penerapan dalam kehidupan mewujudkan prilaku atau
akhlak. Adab mengandung nilai-nilai luhur, kebaikan, kata hati (nurani) dan bersifat
universal. Dalam beberapa kasus pada peradaban-peradaban yang diakibatkan oleh
proses lingkungan. Misalnya : di daerah iklim panas cenderung penduduk
berpakaian serba minim, di daerah gurun untuk melindungi diri dari sengatan
matahari orang memakai pakaian tertutup, di Jepang penghormatan dengan cara
membungkukkan badan, di Arab dan Timur Tengah lainnya memberikan sesuatu
dengan tangan kiri, di Sulawesi mengusap kepala orang (anak kecil) adalah tanda
kasih sayang tetapi di Jawa umumnya dianggap penghinaan daerah.
Menurut Ibnu Miskawaib akhlak adalah suatu sikap mental atau keadaan jiwa
yang mendorongnya untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan. Tingkah laku
manusia terbagi menjadi dua unsur yakni watak naluri dan unsur lewat kebiasaan.
Tingkah laku manusia dapat dirubah dari yang kurang baik menjadi lebih baik
melalui kebiasaan, pembelajaran, dan lingkungan. Jiwa berkaitan dengan sifat, yang
terdiri atas sifat tumbuhan (makan, tumbuh, reproduksi), sifat hewan (penggerak dan
sensasi) dan sifat manusia (berfikir dan berbicara). Jadi orang beradab adalah orang
yang menerapkan nilai positif dari tatakrama, modal dan sifat yang baik.
Dalam lingkungan pendidikan, khususnya dalam kehidupan masyarakat muda
seperti contohnya mahasiswa adalah salah satu lingkungan yang berkedudukan
penting dalam implementasi pancasila yang adalah dasar negara.Mahasiswa adalah
suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang
begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh
bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju
Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang


berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu, mahasiswa dapat dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk
peradaban Bangsa Indonesia.
Mahasiswa adalah bagian dari sebuah harapan kecil masyarakat yang
diharapkan dapat merubah kondisi bangsa yang saat ini semakin runyam akibat dari
berbagai permasalahan yang terjadi, baik itu masalah politik, ekonomi, pendidikan,
kesehatan, sandang dan juga pangan.
Mahasiswa yang diharapkan lahir menjadi pemimpin pemimpin tangguh,
berakhlak mulia dan intelektual serta kritis terhadap kondisi bangsanya.
Cara mewujudkan mahasiswa sebagai pengempementasian dalam sila ke
dua adalah mahasiswa menjadi perubahan kearah positif dalam keadilan dan
keberadaban yang sudah disadari telah meluntur dalam negara Indonesia.
Kehilangan moral dalam perwujudan keadilan dan keadaban di dalam Negara ini
sebenarnya juga dibentuk dalam kehidupan dalam lingkungan universitas. Dapat
dimisalkan mahasiswa dianggap sebagai kaum serta golongan yang eksklusif yang
seharusnya mahasiswa menjadi garda terdepan dalam mengawal serta melakukan
perubahan yang sejak lama diimpikan oleh masyarakat.Mahasiswa yang diharapkan
oleh masyarakat menjadi bagian dari perubahan dan aktor yang membawa bangsa
ini menjadi lebih baik, lebih bermartabat, lebih makmur, lebih sejahtera dan lebih
tentram. Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan.
Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat
dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik. Pandangan selanjutnya menyatakan
bahwa ideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sebagai
mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut
demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua karena kita berpotensi lebih
untuk mewujudkan hal-hal tersebut.

BAB 3
Persatuan Indonesia
1.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa


apabila diperlukan.
Dalam mewujudkan nilai nilai pancasila yang luhur diperlukan jiwa
nasionalisme yang tinggi untuk dapat berpartisipasi dalam rangka upaya
untuk melakukan konstruksi bangsa dan mengembangkan kepedulian dari
masayarakat Indonesia sebagai lambang dari Persatuan Indonesia.
Mahasiswa dalam turut aktif dalam berkorban untuk kepentingan negara
dengan memenangkan kompetisi kompetisi internasional seperti Olimpiade,
Debat, Karya Ilmiah , Olahraga dsb.

2.

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.


Dalam konteks mencintai bangsa kita sebagai mahasiswa dapat menggali
dan belajar kebudayaan kebudayaan di Indonesia dan menghargainya.
Selain itu kita dapat turut serta dalam mencintai anah air kita dengan
menggunakan produk produk di Indonesia .

3.

Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.


Menyadari Indonesia merupakan negeri yang sangat multikultural untuk itu
diperlukan kesadaran dalam masayarakat Indonesia bahwa kita itu satu , satu
nusa , satu bangsa, yaitu Indonesia. Dalam implementasi Mahasiswa dapat
mengembangkan rasa tenggang rasa antar suku, ras, agama, kebiasaaan
dsb. Dengan seluruh lapisan masayarakat dari berbagai daerah di Indonesia
untuk menjaga kerukunan dari seluruh rakyat Indonesia.

BAB 4
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
1. Menyelesaikan masalah

Dalam menyelesaikan masalah, pada masa ini kerap dilakukan dengan


kekerasan. Hal ini tidak sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh sila keempat. Dalam
menyelesaikan setiap masalah, perlu menjiwai

nilai Pancasila, khusunya sila

keempat. Konflik-konflik kecil yang terjadi antar sesama seperti masalah dalam
bermain sepakbola atau olahraga lainnya cukup diselesaikan dengan tenang dan
dengan kepala dingin.
2. Menghormati orang yang beribadah
Sebagai mahasiswa, seharusnya tidak terlalu mudah untuk terprovokasi untuk
membenci, menghina, dan melecehkan agama lain. Pancasila adalah perbedaan,
dan dalam perbedaan semuanya dipersatukan. Seorang mahasiswa yang telah
dibekali banyak ilmu dan budi pekerti harus dapat memilah-milah hal yang
seharusnya dilakukan sebagai seorang mahasiswa.
3. Berpendapat dalam diskusi
Diskusi adalah hal yang lazim terjadi, khususnya dalam proses pembelajaran
seorang mahasiswa. Dalam berdiskusi, sering terjadi perbedaan pendapat. Sebagai
seorang mahasiswa yang menjiwai nilai Pancasila khususnya sila keempat,
mengungkapkan pendapat harusnya dengan cara yang elegan dan sopan. Begitu
juga sebaiknya, seseorang yang berbicara dan mengungkapkan pendapatnya
haruslah didengar dan dihormati. dalam hal ini, cara menanyakan pendapat juga
haruslah dengan etika yang sesuai dengan nilai Pancasila.

4. Menerima keputusan musyawarah


Saat ini, merupakan hal yang sulit untuk menerima hasil keputusan yang
bertentangan dengan keinginan atau pilihan kita sendiri. Sebagai mahasiswa, hal ini
akan sering terjadi dan tentu saja karena sudah mempelajari nilai yang terkandung
dalam Pancasila, khususnya sila keempat, kita harus dapat menerima hasil dari
suatu musyawarah. Kita tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain, sebab
semua orang memiliki hak yang sama, dan oleh sebab itu kita harus menghormati
apapun hasil dari suatu keputusan musyawarah

BAB 5
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
1. Mengembangkan sikap luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan serta kegotongroyongan.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita berinteraksi dengan manusia yang
lain. Akan sangat menguntungkan jika kita saling membantu,saling peduli
terhadap kepentingan orang lain di sekitar kita, supaya timbul sifat

kekeluargaan dan kekompakan dengan orang-orang di sekitar kita dalam


kehidupan sehari-hari. Kita juga harus meningkatkan rasa kerjasama kepada
siapapun untuk menciptakan keadilan satu sama lain serta tidak saling
melempar kesalahan satu sama lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Kita harus tetap berusaha untuk menyeimbangkan hak dengan kewajiban
kita, supaya hak kita juga dijaga oleh orang lain. Selama ini kita hanya
berusaha menjaga suapaya hak kita dilindungi, dan kita lupa akan kewajiban
kita. Kita hanya bisa menuntut hak kita yang tidak dipedulikan, namun kita
tidak pernah melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban kita. Sebagai
contoh, kita hanya menuntut pemerintah untuk melengkapi fasilitas-fasilitas
umum, seperti penerangan jalan untuk malam hari, perbaikan jalan, namun
kita lupa untuk membayar pajak yang sudah menjadi kewajiban kita. Untuk
itu, kita harus sadar akan pentingnya menyeimbangkan hak dan kewajiban
kita sebagai penerapan sila kelima Pancasila.
3. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain, hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah, maupun bertentangan dengan atau merugikan
keppentingan umum.
Banyaknya penggunaan hak milik yang tekah dijelaskan membuat banyak
timbulnya penipuan dan berlaku konsumtif yang merusak bangsa kita.
Pencegahan yang efektif untuk perbuatan ini yaitu dari hal-hal yang positif,
seperti bekerja keras, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan melakukan kegiatan dalam
rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Bukan
melakukan tindakan yang merusak dan merugikan orang lain.
4. Keadilan harus dijunjung tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.
Dalam masyarakat sila ini dapat tercermin dengan dibuatnya peraturanperaturan atau norma-norma di dalam masyarakat agar tercipta keadilan di
masyarakat dan ditetapkannya hukuman bagi pelanggaran sebuah keadilan
karena pada dasarnya Indonesia adalah negara hukum jadi segala
pelanggaran bagi seluruh isi pancasila akan mendapatkan sanksi hukum
yang berlaku di Indonesia.
.

Vous aimerez peut-être aussi