Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Seperti yang dijelaskan dalam post tentang macam-macam cacing sebelumnya,definisi cacing
tambang adalah binatang parasit cacing (nematoda) yang hidup dalam usus halus
inang(induk)nya, yang dalam hal ini adalah manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia(KUBI) Cacing Tambang didefinisikan sebagai cacing parasit pengisap darah yang
mempunyai pengait yang kuat pada rongga mulut atau pipi untuk menyerang usus. Cacing
tambang tergolong dalam kelompok Nemathelmintes(cacing gilig).Spesies cacing tambang yang
biasa menyerang manusia ada dua yakni Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.
Spesies pertama banyak ditemukan di daerah timur tengah dan afrika serta eropa sedangkan N.
americanus di amerika,asia tenggara dan Indonesia. Mengapa sampai mendapatkan nama cacing
tambang?? jawabannya karena sering dijumpai pada daerah pertambangan atau tempat-tempat
becek lainnya.
Bentuk dan ukuran cacing tambang
Cacing tambang dewasa memiliki bentuk seperti huruf S atau C yang di dalam mulutnya terdapat
sepasang gigi. Ukuran cacing betina dewasa sekitar 1 cm sedangkan untuk jantan adalah 0,8 cm.
cacing betina dewasa dapat menghasilkan 9.000 sampai 10.000 telur dalam sehari di usus halus
manusia. Telur ini besarnya kira-kira 60x40 mikron(sangat kecil) berbentuk bujur dan terdapat
dinding tipis. Setelah menetas menjadi Larva Rabditiform ukurannya 250mikron dan tumbuh
menjadi Larva Filaform ukurannya 600mikron.Gambar disamping kanan adalah gigi cacing
tambang setelah diperbesar dengan mikroskop :
Siklus hidup cacing tambang dimulai dari manusia yang terinfeksi cacing tambang
1. Dari cacing dewasa betina yang berada di usus halus akan keluar telur yang akan terbawa
keluar dari tubuh manusia bersama dengan tinja.
2. Setelah 1 sampai 1.5 hari dalam tanah, telur akan menetas di sekitar tinja tahap ini cacing
menjadi larva yang disebut Larva Rabditiform.
3. Dalam waktu tiga hari Larva Rabditiform akan tumbuh menjadi Larva Filaform. Larva
Filaform dapat bertahan hidup selama 7 sampai 8 minggu di tanah. Larva ini sudah
dilengkapi dengan kait tajam yang bisa menembus kulit.
4. Setelah menembus kulit, larva ini akan mengikuti aliran darah menuju ke jantung dan ke
alveolus paru-paru.
5. Di dalam alveolus paru-paru, larva bergerak ke saluran bronchus yang akhirnya menuju
ke trachea hingga sampai di faring.
6. Setelah sampai di faring, larva akan bergerak ke kerongkongan dan selanjutnya ikut
masuk ke dalam usus karena tertelan bersama makanan atau yang lain. Di dalam usus
halus cacing akan menjadi cacing dewasa.
7. Selain infeksi terjadi bila Larva Filaform masuk lewat kulit infeksi ini juga bisa terjadi
apabila Larva Filaform langsung ikut tertelan bersama makanan. Dalam hal ini manusia
tanpa sengaja memakan larva cacing ini karena setelah memegang tanah tidak mencuci
tangan dan langsung makan.
Necator Americanus
1.
Morfologi
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.
Necator Americanus memiliki bentuk tubuh slindris (menyerupai huruf S), dimana ukuran
cacing betina lebih besar dari pada yang jantan, panjang cacing betina 1 cm, setiap cacing
betina dapat bertelur 9000 ekor per hari. Sementara cacing jantan panjangnya 0,8 cm.
Organ pencernaan pada cacing Necator Americanus jantan dimulai pada anggota rongga
buccal, esophagus, usus dan berakhir di kloaka yang termasuk ke dalam bagian bursa. Pada
cacing betina saluran terakhirnya adalah anus, dan tidak memiliki kloaka.
Mulut Necator americanus terdapat lempeng pemotong (benda kitin) di bagian anterior dari
kapsul buccal, posteriornya terdapat bursa kopulasi, vili dorsal pada bursa kopulatriks pada N.
americanus mempunyai celah vili dalam dengan ujung bercabang 2 dengan spikula menjadi satu
dan berkait. Tubuhnya tidak bersekat.
Telurnya berbentuk oval dengan ukuran 64 76 mm x 3640 bertelur 10.00020.000 setiap
harinya dan dapat menetas dalam rentang waktu 24-36 jam.
Hospes parasit ini adalah manusia. Cacing dewasa hidup di rongga usus halus dengan giginya
melekat pada mukosa usus. Cacing dewasa N. americanus yang menghisap darah penderita akan
menimbulkan kekurangan darah sampai 0,1 cc per hari.
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum
: Nematelminthes
Sub Filum
: Nematoda
Kelas
: Phasmidia (Secernentea)
Ordo
: Strongyloidea
Famili
: Ancylostomatidae
Genus
: Necator
Spesies
: Necator americanus
2.
3.
4.
Ascaris lumbricoides merupakan parasit di usus halus manusia yang menyebabkan penyakit
askariasis. Infeksi cacing ini menyebabkan penderita mengalami kekurangan gizi. Tubuh bagian
anterior cacing memiliki mulut yang dikelilingi tiga bibir dan gigi-gigi kecil.
Cacing betina dewasa berukuran lebih besar daripada cacing jantan. Cacing betina berukuran
panjang 20 49 cm, diameter 4 6 mm, bagian ekor runcing lurus, dan dapat menghasilkan
200.000 telur per hari. Cacing jantan berukuran panjang 15 31 cm, diameter 2 4 mm, bagian
ekor runcing melengkung, dan di bagian anus terdapat spikula yang berbentuk kait untuk
memasukican sperma ke tubuh betina.
Stelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur. Telur keluar bersama tinja. Telur
yang mengandung embrio dapat tertelan bersama-sama makanan yang terkontaminasi. Di dalam
usus inang, telur menetas menjadi larva. Larva kemudian menembus dinding usus dan masuk ke
pembuluh darah, jantung, paru-paru, faring, dan usus halus hingga cacing tumbuh dewasa.
Ascaris lumbricoides, cacing gelang raksasa, adalah cacing parasit yang paling umum pada
manusia. Menurut beberapa perkiraan 25% dari manusia yang terinfeksi dengan penyakit,
askariasis. Askariasis terjadi di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Ini
memiliki prevalensi tertinggi di bidang sanitasi yang buruk dan di mana kotoran manusia
digunakan sebagai pupuk.
Siklus hidup Ascaris lumbricoides memakan waktu sekitar tiga bulan. Askariasis dimulai, ketika
telur Ascaris lumbricoides secara tidak sengaja tertelan. Mereka dapat diperoleh dari jari-jari
kotor, air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran dari manusia yang terinfeksi.
Larva menetas dari telur, menembus dinding usus dan memasuki aliran darah.
Mereka berhenti di arteri paru dan tinggal di paru-paru selama dua minggu. Mereka masuk ke
alveoli dan berjalan hingga sistem pernafasan ke tenggorokan untuk ditelan lagi. Migrasi
diperlukan larva untuk berkembang menjadi dewasa. Cacing dewasa menempel pada dinding
usus siap untuk kawin. Dewasa bertahan hidup dengan makan makanan yang dicerna oleh inang
dan hidup sampai 2 tahun. Seorang betina memproduksi sekitar 200 000 telur mikroskopis per
hari yang dilewatkan kedalam kotoran. Telur dibuahi ke tahap infektif dalam beberapa minggu
dalam kondisi yang tepat dalam tanah. Telur yang tidak dibuahi tidak infektif. Telur sangat tahan
terhadap bahan kimia, suhu ekstrim dan kondisi kasar lain dan dapat bertahan hidup selama
berbulan-bulan. Betina dewasa panjangnya adalah 20-35 cm dan berdiamter 3-6 mm. Cacing
jantan yang sedikit lebih kecil mencapai 15-30 cm panjang dan lebar 2-4 mm.
TRICHURIS TRICHIURA
TAXONOMI
Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Adenophorea
Ordo : Epoplida
Super famili : Trichinellidae
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies : Trichuris trichiura (linaeus : 1771)
(Jeffry HC dan Leach RM, 1983)
MORFOLOGI
Stadium perkembangan dari Trichuris trichiura adalah telur dan cacing dewasa. Telurnya
berukuran 50 x 25 mikron, bentuknya khas seperti tempayan kayu atau biji melon. Pada kedua
kutub telur memiliki tonjolan yang jernih yang dinamakan mucoid plug. Tonjolan pada kedua
kutub.kulit telur tersebut bagian luar berwarna kekuningan dan bagian dalammya jernih. Pada
stadium lanjut telur kadang tampak sudah berisi larva cacing.
Cacing dewasa berbentuk seperti cambuk, bagian antarior merupakan 3/5 bagian tubuh
berbentuk langsing seperti ujung cambuk, sedangkann 2/5 bagian postterior lebih tebal seperti
gagang cambuk. Ukuran cacing betina relatif lebih besar dibanding cacing jantan. Cacing jantan
panjangnya berkisar antara 3 - 5 cm dengan bagian kaudal membulat, tumpul dan melingkar ke
ventral seperti koma. Pada bagian ekor ini cacing jantan mempunyai sepasang spikula yang
refraktil. Cacing betina panjangnya antara 4 5 cm dengan bagian kaudal membulat, tumpul
tetepi relatif lurus. Cacing betina bertelur sebanyak 3.000 10.000 telur tiap hari.
SIKLUS HIDUP
Telur keluar bersama tinja dalam lingkungan (tanah), selanjutnya mengalmi pematangan dalam
tanah. Proses pematangan telur ini membutuhkan waktu 35 minggu. Telur yang sudah matang
ini bersifat infektif. Telur yang infektif akan meninfeksi manusia melalui vektor mekanik atau
bendabenda lain yang terkontaminasi, misalnya tanah yang terkontaminasi dengan tinja
manusia yang mengandung telur atau sayuran yang disemprot menggunakan faeces. Infeksi
langsung terjadi apabila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Telur yang tertelan oleh
manusia akan masuk dalam usus dan menetas didalamnya. Larva keluar melalui dinding telur
dan masuk ke usus halus. Selanjutnya akan menjadi dewasa. Setelah dewasa, cacing bagian distal
usus dan selanjutnya menuju ke daerah colon. Cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa
pertumbuhan mulai dari telur sampai cacing dewasa kurang lebih selama 3090 hari. Cacing
dewasa jantan dan betina mengadakan kopulasi, sehingga cacing betina menjadi gravid. Pada
saatnya cacing betina akan bertelur yang akan brcampur dengan faeces dalam usus besar. Telur
cacing akan keluar bersama faeces pada saat manusia melakukan aktifitas buang air besar.
(Depkes
RI,
1989).
Selanjutnya telur akan mengalami pematangan dalam waktu 6 minggu. Pematangan ini akan
berjalan dalam lingkungan yang sesuai yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh.
EPIDEMIOLOGI
Parasit ini terdapat diseluruh dunia terutama didaerah yang beriklim panas dan lembab.
Penyebaran seiring dengan cacing Ascaris lumbricoides. Frekuensi yang tertinggi ditemukan di
daerah dengan curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah menjadi
lembab sehingga sangat sesuai untuk pematangan telur cacing. Pada daerah pertanian dengan
jenis tanaman sayuran biasanya kotoran manusia dimanfaatkan untuk penyemprotan tanaman
sehingga perlu diwaspadai dalam pencucian sayuran sebelum dikonsumsi.
DIAGNOSA LABORATORIUM
Diagnosa pasti untuk infeksi Trichuris trichiura dengan cara menemukan telur atau cacing
dewasa pada faeces yang dapat diperiksa secara langsung maupun konsentrasi.
dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Setelah 1-1,5 hari dalam tanah, larva tersebut
menetas menjadi larva rhabditiform. Dalam waktu 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform
yang dapat menembus kulit dan bertahan hidup hingga 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus
kulit, cacing ikut ke aliran darah, jantung dan lalu paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh
darah masuk ke bronkus lalu trachea dan laring.
Daur hidup cacing tambang (Ancylostoma)
Cacing dewasa merupakan ektoparasit dalam usus halus manusia. Telur cacing dapat keluar
bersama feses manusia. Pada daerah yang sesuai, yaitu di tanah lembap, telur yang sudah dibuahi
akan menetas dan dalam waktu sehari menghasilkan larva. Larva ini dapat menembus kulit
manusia melalui kulit yang tidak beralas kaki. Bersama aliran darah, larva sampai ke jantung dan
paru-paru. Dari paru-paru, larva menembus dinding paru-paru sampai ke trakea kemudian ke
faring. Lalu larva masuk lagi ke dalam usus halus dan tumbuh menjadi cacing tambang dewasa.
Cacing betina dan jantan dewasa dapat melakukan perkawinan. Cacing betina menghasilkan
ribuan telur perhari. Telur tersebut keluar bersama feses, selanjutnya siklus berulang. Contoh
lainnya: Ancylostoma duodenale, terdapat di daerah tropika Afrika dan Asia. Spesies lainnya
adalah Necator americanus yang terdapat di Amerika.
DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM
Disebut juga dengan Difilobatriasis atau Penyakit Cacing Pita adalah salah satu jenis penyakit
cacing yang paling berbahaya. Bentuk cacingnya pipih seperti pita, bisa mencapai panjang 3 10
meter dan hebatnya walau dipotong-potong, cacing ini masih bisa hidup. Bibit cacing terutama
banyak ditemukan didalam daging babi dan daging sapi.
Morfologi
Ditemukan pada usus halus manusia, anjing, kucing, babi, beruang, mamalia pemakan
ikan. Cacing memiliki ukuran 2-12 m warna abu-abu kekuningan dengan bagian tengah
berwarna gelap (berisi uterusdan telur). Testis dan gld. Vitellaria terletak di lateral, ovarium di
tengah berlobus 2. Uterus berbentuk bunga di tengah dan membuka di ventral. Porus uterus
terletak disebelah porus genitalis. Telur keluar terus menerus di tinja dengan ukuran 67-71 x 4051 .
Cacing dewasa memiliki beribu-ribu proglotid (bagian yang mengandung telur) dan
panjangnya sampai 450-900 cm. Telurnya dikeluarkan dari proglotid di dalam usus dan dibuang
melalui tinja. Telur akan mengeram dalam air tawar dan menghasilkan embrio, yang akan
termakan oleh krustasea (binatang berkulit keras seperti udang, kepiting). Selanjutnya krustasea
dimakan oleh ikan. Manusia terinfeksi bila memakan ikan air tawar terinfeksi yang mentah atau
yang dimasak belum sampai matang.
Ciri-ciri
Merupakan jenis cacing pita yang hidup sebagai parasit pada manusia, anjing, kucing dan
serigala.
Sebagai inang perantaranya adalah katak sawah (Rana cancrivora), ikan dan Cyclops.
Menyebabkan Diphyllobothriasis.
Daerah penyebarannya meliputi wilayah eropa, afrika, amerika utara dan jepang.
SIKLUS HIDUP
Diagnosa
diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya telur cacing dalam tinja.
Pengobatan
diberikan niklosamid atau prazikuantel per-oral (melalui mulut).
Habitat cacing ini adalah pada 2/3 bagian atas dari ileum. Cacing ini dapat hidup sampai
beberapa minggu, sedangkan telur cacing ini hanya dapat bertahan hidup selama 2 minggu
setelah dikeluarkan bersama feses hostnya. Hospes definitif dari cacing ini adalah manusia,
mencit dan tikus. Cacing ini di dalam siklus hidupnya tidak memerlukan hospes perantara,
kecuali Hymenolepis nana var. fraterna yang hospes alamiahnya adalah tikus dan menggunakan
flea serta kumbang sebagai hospes perantaranya. Proglotid gravid Hymenolepis nana akan pecah
didalam usus penderita dan mengeluarkan telur yang segera menjadi infektif bila dikeluarkan
bersama feses penderita. Manusia tertular jika memakan telur cacing ini. Di dalam usus halus,
telur akan menetas menjadi oncospher dan menembus villi usus halus serta akan kehilangan
kaitnya. Selanjutnya dalam 4 hari kemudian akan menjadi larva cysticercoid. Larva ini terdapat
pada tunica propria usus halus penderita. Beberapa hari kemudian larva ini akan kembali ke
lumen usus penderita untuk menjadi dewasa dalam waktu 2 minggu. (Neva A and Brown HW,
1994 ; Duerden BI, 1987).
Dalam 30 hari setelah infeksi, dapat ditemukan telur dalam tinja hospes. Kadang-kadang telur
dapat menetas di dalam lumen usus halus penderita kemudian oncospher akan menembus villi
usus dan siklus hidupnya akan berulang kembali. Cara infeksi yang demikian ini disebut sebagai
autoinfeksi interna yang dapat memperberat infeksi sehingga memungkinkan terjadi reinfeksi
pada individu yang sama. (Neva A and Brown HW, 1994 ; Joklik WK, 1996).
Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang lain sesudah
memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam
penderita.
Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh karena
larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasi kembali ke usus penderita dan
tumbuh menjadi cacing dewasa. (Srisari G, 2006)
2.5 Epidemiologi
Pada daerah tropis insiden sedikit oleh karena cukupnya sinar matahari, udara panas,
kebiasaan ke WC (yaitu sehabis defekasi dicuci dengan air tidak dengan kertas toilet). Akibat
hal-hal tersebut diatas maka pertumbuhan telur terhambat, sehingga dapat dikatakan penyakit ini
tidak berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat tapi lebih dipengaruhi oleh iklim
dan kebiasaan.
Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang baik bagi
pertumbuhan telur.(Soejoto dan Soebari, 1996)