Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan
dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam
suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan
fungsi kontrol.
Standar adalah suatu benchmark atau "norma" untuk pengukuran kinerja. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan standar. Pertimbangkan apa yang akan terjadi
ketika seorang pengemudi duduk di kursi pengemudi mobil. Pengemudi itu memasukkan kunci
di kontaknya, memutar kunci dan mesin mobil akan hidup. Harapan pengemudi (standar) bahwa
mesin mobil akan hidup, sehingga pengemudi tidak perlu membuka kap mobil dan mengecek
aki, kabel-kabel yang berhubungan, selang bensin dan lain-lain. Jika pengemudi memutar kunci
dan mesin mobil tidak mau hidup, maka yang terjadi adalah ketidakcocokan (selisih).
Selanjutnya pengemudi harus menyelidiki mengapa mesin mobil tidak mau hidup. Akan lebih
bijaksana jika pengemudi menyelidiki penyebabnya jika sudah menghidupkan mobil dua kali.
Jika penyebabnya tidak ditemukan dan diperbaiki, masalah yang lebih buruk akan muncul
kembali.
Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga pokok produksi yang cermat dan tepat
sangat penting, karena biaya produksi akan memberikan pengaruh langsung terhadap harga
pokok produksi yang akhirnya berakibat juga pada laba yang diharapkan perusahaan. Sehingga
diperlukan suatu alat pengendalian yang diantaranya berupa penetapan biaya standar. Biaya
standar merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan
sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan yang efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan

seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya
dilaksanakan.
Sistem biaya standar juga memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan
yang lain. Untuk dapat menentukan biaya standar, manajemen membutuhkan suatu informasi
biaya yang tepat dan wajar, sehingga biaya standar dapat ditetapkan secara realistis. Jika terjadi
penyimpangan pada biaya standar, maka biaya standar ini dapat dianalisis dan diketahui sebabsebab terjadinya penyimpangan. Dimana ada batasan penyimpangan yang dapat diterima dari
selisih biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi standar dalam mengukur efesiensi
biaya produksi, karena dalam realisasinya biaya sesungguhnya jarang sekali tepat dengan biaya
standar. Dengan demikian jelas bahwa biaya standar merupakan alat yang penting untuk
perencanaan dan pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran bahwa pengendalian biaya
produksi merupakan jalan yang logis sebagai konsekuensi perusahaan dalam menekan biaya
produksi agar sesuai dengan rencana, karena dengan metode biaya tersebut perusahaan dapat
mengetahui berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan sebelum proses produksi dimulai
sehingga dapat diketahui ketidakefesienan atau pemborosan biaya yang terjadi setelah proses
produksi selesai.

B. RUMUSAN PERMASALAN
1. Apa yang dimaksud Biaya Standar ?
2. Bagaimana Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya?
3. Bagaimana Prosedur Penetapan Biaya Standar ?
4. Bagaimana Konsep Pengendalian ?
5. Bagaimana Standar Unit ?
6. Bagaimana Analisis Variansi : Deskripsi Umum ?

7. Bagaimana Analisis Variansi : Bahan Baku Dan Tenaga Kerja ?


8. Bagaimana Analisis Variansi : Biaya Overhead ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui penjelasan Biaya Standar.
2. Mengetahui penjelasan Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya.
3. Mengetahui penjelasan Prosedur Penetapan Biaya Standar.
4. Mengetahui penjelasan Konsep Pengendalian.
5. Mengetahui penjelasan Standar Unit.
6. Mengetahui penjelasan Analisis Variansi : Deskripsi Umum.
7. Mengetahui bagaimana Analisis Variansi : Bahan Baku Dan Tenaga Kerja.
8. Mengetahui bagaimana Analisis Variansi : Biaya Overhead.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIAYA STANDAR
Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tetentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan fktor-faktor lain tertentu.
Pengertian biaya standar menurut para ahli :
Milton F. Usry dan Lawren H. Hammer dalam bukunya Cost Accounting : planning &
Control yang diterjemahkan Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo mengemukakan pengertian
biaya standar sebagai berikut :
Biaya standar (standar cost) biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit
atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa datang.
(2001 : 11)
Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya mendefinisikan
biayastandar sebagai berikut :
Biaya satandar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi dan faktor-faktor lain tertentu.
(2000 : 415)

B. MANFAAT SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA


Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan
alat yang penting dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya
4

standar ditetentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaanya secara efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan
pengelolaan mereka dengan prinsip kelainan (Excception principle). Dengan memusatkan
perhatian mereka terhadap keadaan yang meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen
dilengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Mulyadi
(2009:388)
Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya standar
memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan
laba. Biaya standar digunakan untuk :
1. Menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan keuangan.
4. Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
Biaya standar memiliki kelemahan. Seringkali standar cenderung manjadi kaku atau tidak
fleksibel, meskipun dalam waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan,
sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan maslah
persediaan. Contohnya perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap
persediaan, tidak saja persediaan bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan
produk jadi yang berisi bahan baku tersebut. Jika standar sering diperbaiki, akan meyebabkan
kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan
perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang beerarti dalam produksi, maka akan
terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. (Mulyadi:2009:387)
5

C. PROSEDUR PENETAPAN BIAYA STANDAR


Dalam bukunya yang berjudul akuntansi biaya, Mulyadi (2009:390) mengemukakan
penentuan untuk biaya standar dibagi kedalam tiga bagian : Biaya bahan baku standar, biaya
tenaga kerja standar dan biaya overhead standar. Untuk prosedur penetapan biaya standar adalah
sebagai berikut :
a) Biaya bahan baku standar terdiri dari :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sebuah keluaran fisik tertentu, atau
lebih dikenal dengan kuantitas standar.
2. Harga persatuan fisik tersebut, atau disebut juga harga standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik
mengenai ukuran, warna, bentuk, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya.
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan Teknis
2. Analisis dalam bentuk :
a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama
dalam periode tertentu dimasa lalu.
b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaa oekerjaan yang paling
baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c. Menghitung rata-rata bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.
b) Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk
jangka waktu satu tahun.
2. Harga yangh berlaku pada saat penyusunan standar.
6

3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
c) Harga standar bahan baku digunakan untuk :
1. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian.
2. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan tersebut.
Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan
dan tujuan penggunaan biaya standar. Fluktuasi standar cenderung untuk berulang kali terjadi
dan tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik., maka harga normal yang
tepat untuk situasi seperti ini. Jika arah perubahan harga dimasa yang akan datang dapat
diperkirakan dengan baik, maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam
periode di mana biaya standar yang akan dipakai.
Menurut Bastian Bustani dan Nurlela (2009:272), dalam penetapan biaya bahan baku ada
dua jenis standar yang digunakan, yaitu :
1. Standar Harga Bahan Baku
Penetapan standar harga bahan baku memungkunkan untuk memantau kinerja bagian
pembelian dan mendeteksi pengaruhnya terhadap biaya bahan baku dna mengukur dampak dari
kenaikan dan penurunan harga bahan baku terhadap laba.
2. Standar Kuantitas bahan baku
Penetapan standar kuantitas bahan baku umumnya dikembangkan berdasarkan spesifikasi
hasil penelitian yang dilakukan bagian rekayasa produk. Untuk standar pemakaian bahan baku
ini perlu diperhatikan fluktuasi pemakaian dan antisipasi persediaan.

D. KONSEP PENGENDALIAN
Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke
belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan
7

hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990),
pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar
apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien.
Menurut Kuswadi (2005), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang
maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

E. STANDAR UNIT
Dua keputusan yang harus dibuat dalam penentuan biaya standart yaitu:
(1) Jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output (keputusan kuantitas)
(2) Jumlah yang seharusnya dibayar untuk kuantitasinput yang digunakan (keputusan harga).
Standar harga adalah tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia,
dan akuntansi. Pertimbangan diskon, biaya pengiriman, dan kualitas; personalia, di lain pihak,
harus mempertimbangkan pembayaran pajak pendapatan, fasilitas tambahan, dan kualifikas
merupakan hal-hal yang terkait dalam pembuatan standart harga dan pembelian.
Standar umumnya diklasifikasikan dalam dua bagian:
1.

Standar ideal (ideal standards) yaitu membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat

tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak,
menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat ditoleransi.
2.

Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), bisa dicapai dengan

beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan,


keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat
menantang tetapi dapat dicapai.

Sistem Biaya Standar Diterapkan untuk:


a. Perencanaan danPengendalian Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan
dan pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja.
b. Perhitungan Biaya Produk. Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan
pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga

F. BIAYA PRODUK STANDAR


Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar dikembangkan untuk bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead. Lembar biaya standar memberikan rincian yang
menggarisbawahi biaya standar per unit. Lembar biaya standar juga menyatakan kuantitas tiap
input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Seorang manajer
seharusnya dapat menghitung kuantitas standar bahan baku diizinkan (standard quantity of
material allowed-SQ) dan jam standar yang diizinkan (standard hoursallowed-SH) untuk output
aktual. Perhitungan ini harus dilakukan untuk tiap kelas bahan baku langsung dan tiap kelas
tenaga kerja langsung.
Rumus perhitungannya :

SQ = Standar kuantitas unit x Output actual


SH = Standar tenaga kerja unit x Output aktual

G. ANALISIS VARIANSI : DESKRIPSI UMUM


Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasi biaya yang seharusnya
muncul pada tingkat aktivitas aktual tertentu. biaya input yang direncanakan atau dianggarkan
adalah SP x SQ dengan SP adalah standar harga perunit suatu input dan SQ adalah kuantitas
standar input yang diizinkan untuk output aktual . biaya input aktual adalah AP x AQ dengan AP
adalah harga actual per unit input dan AQ adalah Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

a) Variansi Harga dan Efisiensi


Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan.
Rumus : Variansi total = (AP x AQ) (SP x SQ)
Dengan SP: standar harga per unit suatu input
SQ: kuantitas standar input yang diizinkan untuk output aktual,
AP: harga actual per unit input
AQ:kuantitas input aktual yang digunakan
Dalam suatu system perhitungan biaya standar, variansi total dipecah menjadi dua variansi Yaitu:
(1)Variansi harga (tarif) yaitu perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit dikalikan
dengan jumlah input yang digunakan : (AP SP) AQ. (2) Variansi penggunaan (efisiensi) adalah
perbedaan antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar harga per unit
input : (AQ SQ) SP. Total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan.
Total variansi = Variansi harga + Variansi penggunaan
= (AP SP) AQ + (AQ SQ) SP
= {(AP x AQ ) (SP x AQ) + (SP x AQ) (SP x AQ) (SP x SQ)}
= (AP x AQ ) (SP x AQ) + (SP x AQ) (SP x SQ)
= (AP x AQ) (SP x SQ)
Variansi yang tidak menguntungkan (unvaforable (U) variance) terjadi ketika harga
aktual atau penggunaan input lebih banyak dari pada standar harga atau penggunaan. Ketika hal
berlawanan yang muncul, variansi yang ditoleransi (Favorable (F) variance) diperoleh. Variansi
yang ditoleransi dan tidak ditoleransi tidak sama dengan variansi yang baik dan buruk.

10

H. ANALISIS VARIANSI : BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA


Variansi total mengukur perbedaan antara biaya actual bahan baku dan tenaga kerja serta
biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual.
1. Variansi Bahan Baku Langsung
Harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa
yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar.
Rumus untuk perhitungan varian bahan baku langsung adalah :
MPV = (AP x AQ) (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki :
MPV = (AP SP) AQ
dimana : AP = Harga aktual per unit
SP = Harga standar per unit
AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan apakah variansi signifikan
atau tidak. Jika dinilai tidak signifikan, tidak ada langkah lebih jauh diperlukan. Variansi harga
bahan baku dapat dihitung salah satu pada satu dari dua poin : (1) ketika bahan baku dikeluarkan
untuk digunakan dalam produksi, atau (2) ketika mereka dibeli. Jika variansi harga bahan baku
dihitung saat pembelian, AQ perlu diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli, dari
pada bahan baku yang digunakan secara aktual. Oleh karena bahan baku yang dibeli dapat
berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan variansi anggaran bahan baku tidak mesti
jumlah variansi harga bahan baku dan variansi bahan baku yang digunakan.
a) Perhitungan Variansi Penggunaan Bahan Baku
Variansi penggunaan bahan baku (materials usage variance-MUV) mengukur
perbedaan antara bahan baku langsung secara actual digunakan dan bahan baku langsung
yang seharusnya digunakan untuk output aktual.
11

Rumus untuk menghitung variansi ini adalah :


MUV = (SP x AQ) (SP x SQ) atau MUV = (AQ SQ) SP
Dimana : AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual
SP = Harga standar per unit

b) Tanggung Jawab Atas Variansi Penggunaa Bahan Baku


Secara umum, manajer produksi bertanggung jawab pada penggunaan bahan baku.
Meminimalkan sisa, pembuangan dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk
memastikan standar akan terpenuhi.
c) Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku
Dalam hal ini variansi yang menguntungkan dapat dibebankan pada pembelian.
Karena variansi penggunaan bahan baku menguntungkan tetapi tidak lebih kecil dari pada
variansi harga yang tidak menguntungkan hasil keseluruhan perubahan dalam bagian
pembelian tidak menguntungkan dimasa depan.
2. Variansi Tenaga Kerja Langsung
Variansi tarif (harga) dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja dapat dihitung baik
dengan menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus. Variansi Tarif Tenaga Kerja
(labor rate variance-LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga
kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar:
LRV = (AR x AH) (SR x AH) atau LVR = (AR SR) AH
Dimana : AR = Tarif upah aktual per jam
SR = Tarif upah standar per jam
AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
12

Varians Efisiensi Tenga Kerja : Pendekatan Rumus

Variansi Efisiensi Tenaga Kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara
jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya
digunakan :
LEV = (AH x SR) (SH x SR) Atau LEV = (AH SH) SR
Dimana : AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SR = Tarif upah standar per jam

I. ANALISIS VARIANSI : BIAYA OVERHEAD


Variansi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang
actual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Berapa banyak variansi komponen yang
dihitung, tergantung pada metode analisis variansi yang digunakan. Variansi total overhead
variabel dibagi menjadi dua komponen yaitu :variansi pengeluaran overhead variable dan
variansi efisiensi overhead variable.
a) Variansi Overhead Variabel
Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang aktual
dengan yang dibebankan. Mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual
overhead variabel (actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel
(standard variable rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual
dibagi dengan jam actual.
Rumus menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah :
Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR x AH) (SVOR x AH)
= (AVOR SVOR) AH

13

Variansi pengeluaran overhead variabel serupa akan tetapi tidak sama dengan variansi
harga bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa perbedaan konseptual. Variansi pengeluaran
overhead variabel dapat muncul karena harga-harga pada tiap bagian overhead variabel telah
meningkat atau menurun. Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan
volume produksi. Jadi, overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja
langsung yang digunakan.
Variansi efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH SH) SVO

b) Variansi Overhead Tetap


Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead
tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan
mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output
aktual. Jadi overhead tetap yang dibebankan adalah :
Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x Jam standar
Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead
tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan..
Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan, pajak dan
asuransi. Oleh karena banyak biaya overhead tetap terutama dipengaruhi oleh keputusan
jangka panjang dan bukan oleh perusahaan dalam tingkat produksi, variansi anggaran
biasanya kecil. Oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan
lini per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, memberikan informasi lebih
banyak tentang penyebab variansi pengeluaran. Variansi volume overhead tetap adalah
perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan.
Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di
awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.

14

Dengan mengansumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat


bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada departemen
produksi. Tetapi kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan
dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi.
1. Total Variansi Overhead Tetap
Dimana merupakan perbedaan antara overhead tetap actual dan overhead tetap yang
dibebankan
Overhead tetap yang dibebankan = tariff standar overhead tetap X jam standar
2. Variansi Volume Overhead Tetap
Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan
overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output
sesungguhnya dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan
standar overhead tetap.
Variansi volume = Overhead tetap yang dianggarkan overhead tetap yang dibebankan
Oleh karena itu, variansi volume dapat diartikan sebagai pengukur penggunaan kapasitas.

3. Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overhead Tetap


Dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa
tanggung jawab umum atas variasi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi,
kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat mengungkapkan
penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi

15

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya menggunakan dasar unit.
Anggaran unit ini adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead. Dengan demikian, biaya
standar adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan jasa.
Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historisnya. Standar yang saat ini dapat
dicapai adalah standar yang dapat diraih dengan kondisi operasional yang efisien. Standar ideal
adalah standar yang dapat dicapai dengan efisiensi maksimum atau kondisi operasional ideal.
Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan untuk dan
pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. Dengan membandingkan
hasil aktual dengan standar dan membagi variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respon
balik tersedia sebagai informasi. Informasi ini memungkinkan para manajer untuk menerapkan
tingkat kendali yang lebih besar terhadap biaya daripada yang ditemukan dalam sistem
perhitungan biaya normal atau aktual. Keputusan seperti penawaran juga dibuat lebih mudah
ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan. Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar
dikembangkan untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Ketiga hal ini
tidak dapat dilepas pisahkan,
Sistem ABC sendiri Dengan demikian jelas bahwa biaya standar merupakan alat yang
penting untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran bahwa
pengendalian biaya produksi merupakan jalan yang logis sebagai konsekuensi perusahaan dalam
menekan biaya produksi agar sesuai dengan rencana, karena dengan metode biaya tersebut
perusahaan dapat mengetahui berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan sebelum proses
produksi dimulai sehingga dapat diketahui ketidakefesienan atau pemborosan biaya yang terjadi
setelah proses produksi selesai.

16

DAFTAR PUSTAKA
Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen. 2013. Managerial Accounting.Jakarta:Salemba Empat
Cecily A.Rainborn, Michael R Kinney. 2011. Akuntansi Biaya, Dasar Dan Perkembangan ( Cost
Accounting, Foundation And Evolutions) Buku 1 Edisi 7. Salemba Empat, Jakarta
Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi 8. Salemba
Empat, Jakarta
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi Ke 5, Upp Amp Ykpn, Yogyakarta.
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun Ke-1 September-Desember 2010
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf (Akurat Jurnal
Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun Ke-1 September-Desember 2010)
http://jurnal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/.../246/241.pdf (Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi Vol. 1, No. 4, Juli 2012)
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/download/5928/4697 (International
Journal of Business and Management)

17

Vous aimerez peut-être aussi