Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi
permukaan tubuh,berhbungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga,lubang masuk.Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelejar mukosa
KULIT
Kulit ialah organ essensial dan vital dan merupakan organ tubuh yang terletak paling luar serta
membatasi dari lingkungan luar.
Luas: 1,5 m2
Berat: 15 % BB
Elastic
tipis
kasar: kepala
LAPISAN KULIT
a.
permukaan kulit
Sratum spinosum:lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm tdr dr 5-8
b. Dermis
Subkutis
Terdiri dari kumpulan sel2 lemak dan terdapat serabut2 jaringan ikat dermis.Bentuknya
bulat dengan inti di pinggir shg spt cincin.Lapisan lemak ini dsb penikulus adiposus,yang pada
laki2 dan perempuan tebalnya berbeda.Gunanya adalah sbg shok breker/pegas bila trauma
mekanis yg menimpa pada kulit.
d. Adneksa Kulit
Terdiri dari:
1. Kelenjar-kelenjar kulit
a.
terletak dangkal
kelenjar ekrin terbentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah
kelahiran
terdapat di seluruh permukaan kulit, telapak tangan dan kaki, dahi dan aksila
kelenjar apokrin
terletak lebih besar, lebih dalam dan sekret yang lebih kental
terdapat di aksila, areola mamae, pubis, labia minora, sel telinga luar
terdapat di seluruh permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki
disebut kelenjar palit dikarenakan tidak berlumen dan sekret kelenjar ini basal dari dekomposisi
sel-sel kelenjar
2. Kuku
3. Rambut
terdiri atas bagian terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit
(batang rambut)
macam tipe rambut yaitu
FISIOLOGI KULIT :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2. PENGERTIAN
Nekrolisis Epidermal Toksik ( N.E.T ) adalah umumnya merupakan penyakit berat, gejala
kulit yang terpenting dan khas adalah epidermolisis yang menyeluruh, dapat disertai kelainan
pada selaput lendir di orifisium dan mata.
Nekrolisis Epidermal Toksika adalah sautu penyakit kulit yang bisa berakibat fatal,
dimana lapisan kulit paling atas mengelupas lembar demi lembar.
Alan Lyell* mendeskripsikan nekrolisis epidermal toksik sebagai suatu erupsi
yang menyerupai luka bakar pada kulit.
Nekrolisis epidermal toksik adalah kelainan kulit yang memerlukan penanganan
segera yang paling banyak disebabkan oleh obat-obatan. Meskipun begitu, etiologi
lainnya, termasuk infeksi, keganasan, dan vaksinasi, juga bisa menyebabkan penyakit
ini.
Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN) merupakan reaksi mukokutaneous khas onset akut
dan berpotensi mematikan, yang biasanya terjadi setelah dimulainya pengobatan baru.
Nekrolisis epidermal toksik merupakan varian yang paling berat dari penyakit
bulosa seperti eritema multiforme dan sindrom Stevens-Johnson. Semua kelainan
tersebut memberikan gambaran lesi kulit yang menyebar luas, dan terutama pada badan
dan wajah yang melibatkan satu atau lebih membran mukosa.
3. EPIDEMOLOGI
Kejadian di seluruh dunia adalah 0,5 sampai 1,4 kasus per 1 juta penduduk per tahun.
Bisa mengenai semua kelompok usia tetapi lebih umum pada orang tua, kemungkinan karena
meningkatnya jumlah obat yang dikonsumsi oleh orang tua.
4. PATOFISIOLOGI
Patogenesisnya belum jelas. Ada yang menganggap bahwa N.E.T. merupakan bentuk
berat Sindrome Steven Johnson karena pada sebagian para penderita Steven Johnson
penyakitnya berkembang menjadi N.E.T. keduanya dapat disebabkan oleh alergi obatdengan
spectrum yang hampir sama. Anggapan lain N.E.T. berbeda dengan Sindrome Steven Johnson
karena pada N.E.T tidak didapati kompleks imun yang beredar seperti pada Sindrome Steven
Johnson dan eritema multiformis. Gambaran histologiknya juga berlainan.
Patofisiologi terjadinya nekrolisis epidermal toksik belum jelas, namun,
dipercaya bahwa fenomena immun kompleks yang bertanggung jawab.
Salah satu teori menyatakan akumulasi metabolit obat pada epidermis secara
genetik dipengaruhi oleh proses imunologi setiap individu.
Limfosit
CD8+
dan
makrofag
mengaktifkan
proses
inflamasi
yang
infeksi (virus,jamur,bakteri,parasit)
Sepertiga kasus nekrolisis epidermal toksika disebabkan oleh suatu reaksi terhadap suatu obat.
Obat yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah:
o Penisilin, Allopurinol
o Antibiotik yang mengandung sulfa
o Makrolida
o Quinolon
o Barbiturat
o Antikonvulsi (anti-kejang)
o Obat anti peradangan non-steroid
6. MANIFESTASI KLINIS
Gejala prodromal : malaise, lelah, mual, muntah, diare, angina, demam, konjungtivitis ringan,
radang mukosa mulut & genital
Beberapa jam hari kemudian kelainan kulit : makula, papel, eritematosa, morbiliformis
disertai dengan bula flaccid cepat meluas & konfluens
Tanda Nikolsky (+): Jika daerah-daerah kulit yang tampak normal diantara lesi-lesi digaruk,
epidermis dengan mudah terkelupas dari permukaannya.
Organ tbh : perdarah tr. GI, trakeitis, bronkopneumonia, udem paru, emboli paru, ggg
keseimbangan cairan & elektrolit, syok hemodinamik & kegagalan ginjal
Sebuah ruam papular atau makular yang terbakar/nyeri kemerah-merahan dengan batas tidak
tegas kemudian terbentuk membentang mulai dari wajah sampai batang-tubuh atas. Pelepuhan
terjadi dan kemudian bergabung. Epidermis bisa terkelupas.
N.E.T. umumnya terdapat pada orang dewasa. Pada umumnya N.E.T. merupakan
penyakit yang berat dan sering menyebabkan kematian karena gangguan keseimbangan
cairan/elektrolit atau karena sepsis. Gejalanya mirip Sindrome Steven Johnson.
Penyakit mulai secara akut dengan gejala prodromal. Penderita tampak sakit berat dengan
demam tinggi, kesadaran menurun (soporokomatosa). Kelainan kulit mulai dengan eritema
generalisata kemidian banyak timbul vesikel dan bula, dapat pula disertai purpura. Kelainan pada
kulit dapat disertai kelainan pada bibir dan selaput lendir mulut berupa erosi, ekskoriasi, dan
perdarahan sehingga terbentuk krusta berwarna merah hitam. Kelainan semacam itu dapat pula
terjadi di orifisium genetalia eksterna. Juga dapat disertai kelainan pada mata seperti pada
syndrome Steven Johnson.
Pada N.E.T. yang terpenting ialah terjadinya epidermolisis, yaitu epidermis terlepas dari
dasarnya yang kemudian menyeluruh. Gambaran klinisnya menyerupai kombustio. Adanya
epidermolisis menyebabkan tanda Nikolski positif pada kulit yang eritematosa, yaitu jika kulit
ditekan dan digeser, maka kulit akan terkelupas. Epidermolisis mudah dilihat pada tempat yang
sering terkena tekanan, yakni pada punggung dan bokong karena biasanya penderita berbaring.
Pada sebagian para penderita kelaina kulit hanya berupa epidermolisis dan purpura, tanpa
disertai erosi, vesikel, dan bula. Kuku dapat terlepas (onikolisis). Bronkopneumonia dapat
terjadi. Kadang-kadang dapat terjadi perdarahan di traktus gastrointestinal.
Pada penyakit ini terlihat adanya trias kelainan berupa :
Kelainan kulit
Kelainan mata
a.
Kelainan Kulit
Kelainan kulit terdiri atas eritema, papul, vesikel, dan bula. Vesikel dan bula kemudian
memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Dapat juga disertai purpura.
b. Kelainan Selaput lender di orifisium
Kelainan di selaput lendir yang sering ialah pada mukosa mulut, kemudian genital, sedangkan
c.
Kelainan Mata
Kelainan mata yang sering ialah konjungtivitis, perdarahan, simblefarop, ulkus kornea, iritis dan
iridosiklitis.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi pada ginjal berupa nekrosis tubular akut akibat terjadinya ketidakseimbangan
cairan bersama-sama dengan glomerolunefritis.
menimbulkan kesulitan dalam makan dan minum sehingga mengarah pada dehidrasi dan
kekurangan gizi
Pneumonia
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
diduga
pemphigus/pemphigoid
LABORATORIUM
o Leukositosis
o Enzim transaminase serum
o Albuminuria : Ggg keseimbangan elektrolit & cairan
PEM. RADIOLOGI
HISTOPATOLOGI
Penatalaksanaan nyeri
Dukungan gizi
Perawatan luka
2. KS : deksametason : 20-30 mg/hr, i.v. dibagi 3-4 x/hr. Bl lesi baru (-) dosis di scr cepat dg
laju 4 x 0,5 mg/hr atau dg prednison 4-5 mg/hr, oral di bertahap
3.
a.
Netilmisin sulfat : BB > 50 kg : 2 x 150 mg/hr, i.m. BB < / = 50 kg : 2 x 100 mg/hr,i.m. Rata2 :
4 6 mg/kgBB/hr.
d. AB dihentikan bl dosis prednison tlh mencapai 5 mg/hr & tanda infeksi (-)
4.
7.
Konsultasi disiplin ilmu lain : THT, mata, penyakit dlm, gilut dll
8.
9.
Obat anabolik
Pengkajian
a.
Data Subyktif
Klien mengeluh demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan / sulit
menelan.
b. Data Obyektif
Kulit eritema, papul, vesikel, bula yang mudah pecah sehingga terjadi erosi yang luas, sering
didapatkan purpura.
Krusta hitam dan tebal pada bibir atau selaput lendir, stomatitis dan pseudomembran di faring
c.
Data Penunjang
Histopatologi : infiltrat sel mononuklear, oedema dan ekstravasasi sel darah merah, degenerasi
lapisan basalis, nekrosis sel epidermal, spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ansietas berkurang
Tidak berperilaku agresif
Mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat
Intervensi
Kaji tingkat kecemasan pasien
Bantu pasien mengidentikasikan situasi yang mencetuskan ansietas
Dampingi pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur tindakan
Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
Berikan pengobatan untuk ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko infeksi dapat dicegah dengan criteria:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5.
1.
2.
3.
4.
Hamzah, Mochtar. 2002. Nekrolisis Epidermal Toksik (NET), dalam Djuanda, Adi dkk: Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed.3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
b.
Parra, Gregory P. 2010. Toxic Epidermal Necrolysis, diakses 31 Mei 2010 dari
http://www.emedicine/787323-overview.htm
c.
http://www.pajjakadoi.co.tv/2010/01/lagi-nekrolisis-epidermal-toksik.html
d. http://www.spesialis.info/?penyebab-nekrolisis-epidermal-toksika.html