Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Antalgin
Antalgin atau Levorphanol (nama generik) adalah salah satu obat pengurang rasa sakit.[1]
Antalgin juga dikenal sebagai metampiron atau pun dipiron.[2] Antalgin berupa sebuk hablur
berwarna putih atau putih kekuningan.[2] Antalgin termasuk pada derivat metasulfonat dari
amidopirin yang mudah larut dalam air dan cepat diserap kedalam tubuh.[2] Ia bekerja secara
sentral pada otak untuk menghlangkan nyeri, menurunkan demam, dan menyembuhkan
rheumatik.[2] Antalgin memengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa
sakit dan termostat yang mengatur suhu tubuh.[2] Obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan
intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala.[2] Obat ini juga efektif terhadap nyeri
yang berkaitan dengan inflamasi.[2] Efek analgetiknya lebih lemah dari efek analgetik opiat.[2]
Obat ini juga tidak menimbulkan ketagihan (adiksi) dan efek samping sentral yang merugikan.[2]
Pada pemakaian yang teratur dalam jangka waktu yang panjang, antalgin dapat menimbulkan
kasus agranulositosis fatal.[2] Untuk mendeteksi hal tersebut, pengujian darah secara teratur
dianjurkan.[2] Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat ini harus segera dihentikan
Antalgin
Tablet
PT Kimia Farma
Obat Analgetik
direkomandasi oleh 48 orang. Beri rekomendasi
Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi
yaitu: - Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan. - Nyeri karena tumor atau kolik. - Nyeri
hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong. - Demam tinggi yang tidak bisa diatasi
antipiretik lain.
Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi < 3
bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk
6 - 12 tahun).
Parental
500 - 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.
Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau
granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.
Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak:
Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).
Antalgin
antalgin adalag Sebagai derivat pyrazolon analgetik nonsteroid
antalgin berkhasiat menghilangkan rasa nyeri ringan seperti neuralgia,
dysmenoorhae dan nyeri trauma.
KONTRA INDIKASI
- Tidak untuk gejala flu
- Pada Penderita yang alergi terhadap pyrazolon, granulocytopenia.
- Selama kehamilan terutama pada trimester 1, dan 6 minggu terakhir bayi kurang
dari3 bulan atau bobot kurang dari 5 kg.
- Pada penderita dengan tekanan darah kurang dari 100 mmHg
INTERAKSI OBAT
Akan mempertinggi efek alkoholik, bila digunakan bersamaan.
EFEK SAMPING
Dapat menimbulkan gejala kepekaan yang berlebihan yang nampak dalam bentuk
kelainan-kelainan pada kulit dan mukosa, pengobatan segera dihentikan.
PERHATIAN
- Dapat menimbulkan agranulocytosis, anemia aplastik dan trombocytopenia.
- Hati-hati dengan penderita dengan kelainan darah.
dosis antalgin
Dewasa : 3 x 500mg sehari
Anak 6-12 thn : 3 x 250mg sehari
Obat Analgetik
Antalgin
Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi
yaitu:
Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
Nyeri karena tumor atau kolik.
Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.
Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi < 3
bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 1000 mg 3 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 500 mg 3 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram
untuk 6 12 tahun).
Parental
500 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.
Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau
granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.
Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
B. Farmakologi Antalgin
Antalgin termasuk derivat metan sulfonat dari amidopyrin yang mudah larut dalam
air dan cepat diserap ke dalam tubuh. Bekerja secara sentral di otak dalam
menghilangkan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin
mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa sakit dan
thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986).
C. Efek Samping Antalgin
Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan obatobat yang mengandung metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus
agranulositosis fatal. Untuk mendeteksi hal tersebut, selama penggunaan obat ini perlu
dilakukan uji darah secara teratur. Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat ini
harus segera dihentikan (Lukmanto, 1986).
II.3
A. Iodimetri
Penetapan kadar antalgin dilakukan secara iodimetri. Metode ini cukup akurat karena
titik akhirnya cukup jelas sehingga memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang
encer. Iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksi lebih tinggi dari sistem
larutan iodin. Iodin merupakan oksidator yang lemah dengan nilai potensial oksidasi
sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodin akan direduksi menjadi iodida
(Rohman, 2007).
B. Prinsip Iodimetri
Titrasi Iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter
dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida
dimana sebagai indikator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit
asam (pH 5-8). Pada antalgin (metampiron), gugus SO3Na dioksidasi oleh I2 menjadi
SO4Na (Satiadarma, 2004).
C. Indikator
Biasanya indikator yang digunakan adalah kanji/ amilum. Sensitivitas warnanya
tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodin amilum mempunyai
kelarutan yang kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi
(Khopkar, 2007). Larutan kanji dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat
larut dalam air, sehingga kanji tak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi. Karena
itu, dalam titrasi iod, larutan kanji hendaknya tak ditambahkan sampai tepat sebelum
titik akhir ketika warna mulai memudar (Basset, 1994).
D. Larutan Pentiter
Pada titrasi iodimetri digunakan larutan iodin sebagai larutan titer. Iodin adalah
oksidator lemah sedangkan iodida merupakan reduktor lemah. Iodin hanya larut sedikit
dalam air, namun larut dalam larutan yang mengandug ion iodida. Larutan iodin standar
dapat dibuat dengan melarutkan iodin dengan larutan KI pekat. Karena iodin mudah
menguap, maka larutan ini harus dibakukan dengan Natrium tiosulfat segera akan
digunakan (Day, 2002). Kelemahan pelarut beriodida adalah ion ini dapat teroksidasi
oleh O2 dari udara yang dipercepat reaksinya dalam suasana asam atau oleh adanya
cahaya, tetapi bersifat lambat dalam suasana netral. Selain itu, senyawa iodida
(biasanya KI) yang digunakan dipersyaratkan agar bebas iodat (karena iodat bereaksi
dengan I- dalam suasana asam dengan membentuk I2). Persyaratan harus dipenuhi
bila larutan I2 dalam KI akan digunakan sebagai larutan baku (Mulyono, 2006).
BAB III
METODOLOGI
III.1 Sampel yang diperiksa
Obat Generik tablet Antalgin 500mg yang disiapkan dari laboratorium Analisa Obat dan
Makanan.
III.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Beaker Glass
2. Erlenmayer
3. Biuret
4. Klem dan statis
5. Pipet Volume
6. Pipet Ukur
7. Gelas Ukur
8. Corong Glass
9. Pipet tetes
10. Tissue
11. Timbangan Analitik
B. Bahan
III.3
Pembuatan Reagen
=
=
=
0,8916 gram.
=
=
= 12,409 gram.
III.4
PROSEDUR KERJA
A.
BAB IV
DATA HASIL PENELITIAN
IV.1
PENIMBANGAN SAMPEL
1. Kertas + sampel
Kertas + Sisa
Sampel
2. Kertas + Sampel
3. Kertas + Sampel
0,2908 gram
0,5688 gram
=
IV.2
Data Titrasi
0,2771 gram
0,2977 gram
0,5919 gram
Kertas + Sisa
Sampel
0,2894 gram
Kertas + Sisa
Sampel
0,5798 gram
=
=
0,2735 gram-
0,3184 gram
N
0,1
0,1
0,1
Vol Na2S2O3
10,7 ml
10,4 ml
10,5 ml
Rata-Rata
=
10,54 ml
N1 Na2S2O3 = 0,0955N
B. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3
Vol Na2S2O3
10 ml
10 ml
10 ml
Normalitas
0,0955 N
0,0955 N
0,0955 N
Vol I2
10,4 ml
10,3 ml
10,4 ml
Rata-Rata
=
10,37 ml
N1 I2 = 0,0920N
Volume I2
13,8 ml
14,3 ml
26,6 ml
Normalitas
=
= 475,49 mg
PK Antalgin no.2
=
= 481,30 mg
PK Antalgin no.3
=
= 837,08 mg
D. Penolakan Data
X
475,49 mg
481,30 mg
837,08 mg
Data yang dicurigai = 837,08 mg
X
475,49 mg
481,30 mg
D
112,46
116,65
239,13
597,95 mg
D
2,905
2,905
478,395 mg
Selisih antara data yang dicurigai
= 837,08mg - 478,395 mg
d
2,905
2,905
= 358,685 mg
2,5 x d
= 2,5 x 2,905
= 7,2625
=
= 95,09%.
% Kadar Tab 2
=
= 96,26%.
% Kadar Tab 3
=
= 67,41%.
Kesimpulan : jadi dari percobaan di atas tablet nomor 3 tidak memenuhi persyaratan
FI IV.
IV.3
X ( mg )
609,6
629,5
613,9
612,9
623,1
619
628,3
618
621,5
621,6
X = 619,87
X X2
105,4729
92,73
35,64
48,58
10.43
0,0009
71,06
1,87
2,65
2,99
371,42
X - X
10,27
9,63
5,97
6,97
3,23
0,03
8,43
1,37
1,63
1,73
Kadar mg/tab
470,46
485,82
473,78
473,01
480,88
478,41
484,90
477,26
479,65
479,73
% Etiket
94%
97,16%
94,756%
94,602%
96,176%
95,682%
96,98%
95,45%
95,93%
95,94%
SB
=
SBR
5,25
=
=
= 0,85%
Syarat yang ditetapkan : Bila SBR 6,0 % maka tablet antalgin memenuhi syarat FI IV.
BAB V
PEMBAHASAN
Farmakodinamika Antalgin
Sebagai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang, misalnya sakit kepala dan juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan
dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah dari efek analgetik opiat, obat ini
tidak menimbulkan ketagihan (adiksi) dan efek samping sentral yang merugikan
(Setiabudy, 2007).
Metode Penetapan Kadar Antalgin
A. Iodimetri
Penetapan kadar antalgin dilakukan secara iodimetri. Metode ini cukup akurat karena
titik akhirnya cukup jelas sehingga memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang
encer. Iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksi lebih tinggi dari sistem
larutan iodin. Iodin merupakan oksidator yang lemah dengan nilai potensial oksidasi
sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodin akan direduksi menjadi iodida
(Rohman, 2007).
B. Prinsip Iodimetri
Titrasi Iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter
dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida
dimana sebagai indikator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit
asam (pH 5-8). Pada antalgin (metampiron), gugus SO3Na dioksidasi oleh I2 menjadi
SO4Na (Satiadarma, 2004).
C. Indikator
Biasanya indikator yang digunakan adalah kanji/ amilum. Sensitivitas warnanya
tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodin amilum mempunyai
kelarutan yang kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi
(Khopkar, 2007). Larutan kanji dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat
larut dalam air, sehingga kanji tak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi. Karena
itu, dalam titrasi iod, larutan kanji hendaknya tak ditambahkan sampai tepat sebelum
titik akhir ketika warna mulai memudar (Basset, 1994).
Pada penelitian ini uji kadar antalgin dilakukan dengan menggunakan metode titrasi
iodimetri, metode ini merupakan metode yang cukup akurat karena titik akhirnya jelas.
Hasil yang diperoleh dari penetapan kadar adalah sebagai berikut :
1. PK. No 1 = 475,49 mg/tab (95,09% b/b).
2. PK. No.2 = 481,30 mg/tab (96,26% b/b).
3. PK. No.3 = 837,08 mg/tab (67,41% b/b)
Dari ketiga kadar diatas terdapat satu data yang dicurigai yaitu PK. No 3 yaitu
sebesar 837,08mg/tab. Hal ini disebabkan karena pada saat titrasi ataupun
penimbangan sampel yang kurang teliti, sehingga selisihnya besar.
Sedangkan pada uji keseragaman bobot tablet, nilai SBR yang diperoleh adalah
sebesar 0,85%. Uji ini dilakukan dengan cara menimbang tablet antalgin satu persatu
sebanyak 10 tablet yang kemudian dihitung selisih antar tablet.
BAB VI
KESIMPULAN dan PENUTUP
Jadi dari hasil penelitian ini diperoleh hasil penetapan kadar tablet antalgin sebesar
478,39 mg/tab dengan % kadar 95,67% b/b hasil ini memenuhi persyaratan FI IV yaitu
sebesar 95,0 % - 105,0%. Dan nilai keseragaman bobot dengan nilai SBR sebesar
0,85% dengan persyaratan FI IV tidak lebih dari 6,0%. Sehingga tablet antalgin yang di
uji memenuhi persyaratan kadar dan keseragaman bobot.
DATA PREFORMULASI
1. ZAT AKTIF
Antalgin (FI IV hal,538)
an
tan
Penyimpanan
2. ZAT PENGIKAT
a. amilum
an
tan
tan
an
an
an
Penyimpanan
b. Aqua
Pemerian
berbau dan rasa sedikit manis satbil ,tetapi mudah menyerap bau.
:Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih sangat sukar
larut dalam etanol: tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan
5. PENGHANCUR LUAR
a. Avicel PH 102
: Bagian selulosa yang terdepolimerasi berbentuk putih, bersih, serbuk kristal, tidak berwarna
tidak berasa.
tan
merian
merian
: Sukar larut di 5% w/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan
banyak pelarut organik.
Penyimpanan
6. GLIDAN/ANTIADHERENT
a. Talk (F1 1V Hal 771)
: Serbuk hablur sangat halus putih/ putih kelabu berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas
dari butiran.
Kelarutan
: Tidak larut dalam air dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
b. Mg. Stearat (F1 1V Hal 515)
: Serbuk hablur putih dan voluminis ,bau lemah khas mudah melekat di kulit bebas dari butiran.
Kelarutan
IV.
JENIS ZAT
ZatAktif
Pengikat
FORMULA SEDIAAN
NAMA ZAT
Antalgin
Amilum
Aqua
FORMULA
80 mg
10 %
95
Penimb
(Jumlah
84
30
95
Penghancur dalam
Pengisi
Penghancur luar
Glidan / anti adheren
Corn Starch
Laktosa
Avicel PH 102
Talk
Mg. Stearate
Sodium sacchrin
Sodium cyclamat
Orange
jumlah
Pemanis
Pewarna
V.
6%
*
10%
1%
18 mg
31,15 mg
30mg
3 mg
18
31,1
30
3
0.80 %
0,80 %
1%
0,35%
2,4 mg
2,4 mg
3mg
1,05 mg
300 mg
2,4
2,4
3g
1,0
300
PROSEDUR PEMBUATAN
VI.
A. EVALUASI GRANUL
Uji Aliran Granul
Waktu seluruh massa (20gram dan 30gram) melewati corong dilakukan 2x (duplo)
Percobaan
I (20g)
II (20g)
Perhitungan:
=
= 12,5 detik
Tinggi awal
11 cm
11cm
Perhitungan :
Percobaan I
=
=
Percobaan II :
x 100% = 81,81 %
x 100%
Tinggi akhir
9 cm
9,5 cm
x 100% = 86,36 %
=
=
= 84,085 %
x 100%
=
x 100%
= 77,64333 %
VII.
pencampuran fasa dalam : yang dicampur adalah zat aktif, bahan pengikat, penghancur dan
Uji aliran granul, adalah waktu seluruh massa yang melewati corong, syaratnya kurang dari 10
detik.
Uji pemampatan granul, tinggi awal massa dalam gelas ukur dan tinggi akhir massa dalam gelas
ukur, syaratnya lebih dari 80%.
Untuk mengetahui hasil akhir granul, harus dihitung berat akhir granul berbanding berat teoritis
granul, syaratnya 90%-110%.
Hasil dari evaluasi granul pada percobaan granulasi chewebel yang telah kami lakukan
adalah sebagai berikut:
Dikarenakan alat pencetakan tablet tidak memadai jadi kami hanya melakukan percobaan hingga
pencampuran akhir saja tidak sampai pencetakan tablet jadi kami tidak tau apakah formula dari
kelompok kami bagus atau tidak, tapi dari hasil evaluasi nya yaitu cukup
baik.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa pada granulasi cwebel
ini bahan-bahan yang sudah dicampur dilakukan dua pengujian yaitu:
1. Uji aliran granul, syarat 10 detik.
2. Uji pemampatan granul, syarat 80%.
Setelah dilakukan pengujian dihitung hasil akhir granul, dengan syarat 90%-110%. Hasil akhir
granul pada kelompok kami adalah Tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 77,64333%.
SARAN
1. Untuk proses dalam pembuatan tablet membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar
2.
Analgetik-antipiretik
Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang
tidak nyaman, juga berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri dianggap sebagai tanda
adanya gangguan di jaringan seperti peradangan dan infeksi. Antipiretik adalah obat
yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). Demam adalah suatu gejala
dan bukan merupakan penyakit tersendiri. Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik
mempunyai efek antipiretik (Tjay, 2007).
Farmakodinamika Antalgin
Sebagai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang, misalnya sakit kepala dan juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah dari efek analgetik
opiat, obat ini tidak menimbulkan ketagihan (adiksi) dan efek samping sentral yang
merugikan (Setiabudy, 2007).
Farmakologi Antalgin
Antalgin termasuk derivat metan sulfonat dari amidopyrin yang mudah larut dalam
air dan cepat diserap ke dalam tubuh. Bekerja secara sentral di otak dalam
menghilangkan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin
mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa sakit dan
thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986).
Efek Samping Antalgin
Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan
obat-obat yang mengandung metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus
agranulositosis fatal. Untuk mendeteksi hal tersebut, selama penggunaan obat ini perlu
dilakukan uji darah secara teratur. Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat ini
harus segera dihentikan (Lukmanto, 1986).
Antalgin
Antalgin (Methampyron) mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C13H16N3NaO4S dihitung ter
hadap zat
yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur, putih atau putih
kekuningan (Depkes RI, 1995: 538). Methampyron adalah derivat
sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Obat ini sering
dikombinasi dengan obat
METAMPIRON
NAMA GENERIK
Metampiron
NAMA KIMIA
Metampiron, Metamizol, Dipyron. Struktur kimia:
STRUKTUR KIMIA
C13H16N3NaO4S.H2O. BM=351,4. 1
KETERANGAN
Kode ATC: N02BB02
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal berwarna putih / hampir putih Kelarutan dalam air 1:1,5 ml. Agak kurang larut
dalam etanol; Praktis tidak larut dalam eter, aseton, benzen, kloroform. Larutannya dalam air
bersifat netral, mungkin berubah warna menjadi kekuningan tetapi tidak menurunkan porensi
fisiologisnya.1
SUB KELAS TERAPI
Analgesik non-narkotik
KELAS TERAPI
Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Nonsteroid, Antipirai.
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Analgesik antipiretik: oral, Dewasa: 3-4X sehari 1-2 tablet; SK, IM: 0,5-1 g.
FARMAKOLOGI
Setelah pemberian oral, metampiron diubah menjadi 4-metilamino antipirin dan diabsorpsi
secara sempurna. T1/2: 4-7 jam. Diekskresi melalui ginjal. Urin kadang berwarna merah karena
adanya metabolit.1
STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya.1
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas
EFEK SAMPING
Agranulositosis, insidennya kurang dari 0,01%, risiko meningkat pada dosis tinggi dan
penggunaan jangka waktu lama, sehingga tes darah harus dilakukan secara berkala. Intoksikasi
akut yang dapat mengakibatkan kejang1
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Antalgin termasuk golongan NSAID yang dapat berinteraksi dengan: antikoagulan
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Tidak ada data
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data
PARAMETER MONITORING
Tes hitung darah
BENTUK SEDIAAN
Tablet, kaplet, kapsul, injeksi, sirup
PERINGATAN
Hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat gangguan pembentukan sel darah, gangguan fungsi
hati, fungsi ginjal. Tidak diindikasikan untuk nyeri otot pada flu, rheumatism, lumbago, bursitis,
nyeri lengan-bahu.3
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Sebaiknya diminum sesudah makan3
MEKANISME AKSI
Metampiron mengurangi produksi prostaglandin yang dihasilkan oleh kaskade asam arakhidonat
sehingga mengurangi impuls nyeri yang diterima SSP.2
MONITORING
Pada pemakaian jangka panjang: monitor fungsi hati dan lakukan tes hitung sel darah. 1,3
DAFTAR PUSTAKA
1. Martindale , 34th ed., p. 35 2. Drug Action, Basic Principles and Therapeutic Aspect,
Mutschler E, Derendorf H, Medpharm, Stuttgart, 1995, hlm. 168. 3. MIMS Official Drug
Reference for Indonesia.
{BOTTOM}