Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
nasional.
dikomparasikan
Tidak
dengan
ada
satupun
buku-buku
alat
teks
sosialisasi
dalam
hal
yang
dapat
perwacanaan
mengingat secara bersamaan terjadi proses pelupaan, apa yang harus atau
boleh diingat dan dilupakan.
Selain daripada itu, buku-buku teks sejarah menjadi senjata negara dan
agen memori resmi yang bertujuan untuk memastikan terjadinya transisi
dari pengetahuan resmi kepada para generasi muda. Buku-buku teks sejarah
juga berfungsi sebagai semacam supreme historial court yang bertugas
untuk menguraikan akumulasi potongan-potongan masa lalu dan
menjadikannya sebagai ingatan kolektif yang benar dan sesuai dengan
narasi dalam kanon sejarah nasional.
Setelah Peristiwa 1965, terjadilah proses membalikkan pemalsuan sejarah
oleh rejim Soeharto dan penghapusam ingatan kolektif terhadap sejarah.
Sepanjang periode tersebut, rezim terus-menerus melakukan kampanye jahat
terhadap PKI dan Soekarnoisme. Simbol penting dari program tersebut
adalah berbagai propaganda di sekitar Lubang Buaya, lokasi sumur di mana
mayat jenderal dan perwira muda Angkatan Darat yang dibunuh
disembunyikan pada tanggal 1 Oktober 1965.
Belakangan sebuah museum untuk memperingati Jenderal-jenderal tersebut
dibangun di Lubang Buaya untuk melanggengkan mitos atas peristiwa
peristiwa tersebut, yang diajarkan di sekolah-sekolah, dan dimasukkan
kedalam media serta film popular. Puncak dari kampanye tersebut adalah
pelarangan resmi terhadap Marxisme dan Leninisme
Begitu kontra revolusi menuntaskan serangan terakhirnya, kontra revolusi
menghadapi serangan balik pertama yang dilancarkan oleh orang-orang
2
popular
terhadapnya
benar-benar
sangat
emosional.
Ingatan
tersebut
juga
kabarnya
Jayabaya
adalah
seorang
raja
dan
wali
yang
bermacam-macam
betul peranan apa yang dikehendaki rakyat yang harus dimainkan, dan
pengetahuan itu telah menambah keyakinanya sendiri untuk memainkan
operanan tersebut dengan sepenuh hati, tanpa ragu dan enggan.
Konsep Ratu Adil bagi masyarakat tersebut merupakan sarana pembebasan
yang bersifat eskatologis dari segala derita yang menerpa kehidupan yang
berupa ketidakadilan, penindasan, kelaparan. Adanya Ratu Adil diyakini
akan mendatangkan keadilan, kebebasan dan kebahagian hidup di dunia
Yang penting dari konsep Ratu Adil ini tidak saja pada tingkatan konsep,
tetapi jabarannya dalam tingkat praktik. Konsep ini selalu dinyatakan dalam
kenyataan dengan cara mengadakan pemberontakan kepada tatanan
kekuasaan yang menyebabkan ketidakadilan dan kesengsaraan. Ia selalu
sebuah mobilisasi massa dalam meraih sekaligus menciptakan tatanan yang
dianggap lebih baik dari tatanan yang ada.
Sebagai sebuah gerakan harapan, gerakan Ratu Adil berpretensi universal,
artinya ia merangkum dan menjelaskan secara universal sejarah manusia
secara keseluruhan. Sejarah bergerak dari zaman Kertayuga (jaman
keemasan) di masa lampau yang merosot menjadi Kaliyuga (zaman edan) di
masa kini, untuk akhirnya bergerak lagi menuju Kertayuga (di mana gemah
ripah loh-jinawi, murah sandang lan papan, tata-titi-tentrem, karta-rahatdja )
Wacana Ratu Adil merupakan pencarian solusi yang bersifat restrotif,
penyelamatan, nativistis, atau milenaristis. Ratu Adil adalah gambaran
rakyat akan datangnya sebuah era keemasan, sebuah utopia, namun utopia
yang berasal dari masa lampau. Dalam masyarakat tradisonal, tidak ada ide
yang sungguh-sungguh fututistik. Masyarakat yang tradisional hanya
oleh
perjuangan
bersama
mencapai
kemerdekaan
9
Terbentuknya PNI bukan hanya merupakan suatu langkah maju baru yang
penting bagi perjuangan nasional Indonesia. Bagi diri Soekarno, ini berarti
pengakuan baru. Darinya akhirnya ia mendapatkan suatu wadah organisasi
yang kemampuan kepemimpinanya dapat diuji dan dikembangkan
Tidak diragukan bahwa Soekarno senang dengan posisi dan tanggung
jawabnya yang baru. Dari kedudukan penting sebagai ketua PNI ini,
Soekarno dapat mengamati situasi perjuangan nasional dan mencoba
menyusun kembali menuriut caranya sendiri. Ia yakin, dan ini ada benarnya
bahwa ia adalah orang yang cocok untuk peranan itu yang tidak mungkin
dilaksanakan orang lain. Soekarno bukan saja orang yang berkepala dingin
dan tidak cepat kehilangan akal, tetapi ia juga memiliki kemahiran yang luar
biasa dalam berpidato, dapat menarik dan membakar semangat para
pendengarnya dengan bayangan kebahagian hari depan.
Soekarno adalah seorang tokoh revolusioner yang romantis dan mungkin
saja ia telah salah hitung kekuatannya sendiri dan kekuatan gerakan yang
diciptakannya. Jika jalannya sang waktu memang telah menunjukkan bahwa
PNI bukanlah tandingan Belanda. Tetapi pemikiran untuk menciptakan suatu
gerakan massa yang didasarkan atas sikap nonkooperasi terhadap Belanda
adalah cara yang realistis untuk melaksanakan perjuangan nasional itu.
Karangan Mencapai Indonesia Merdeka (Maret 1932) mempunyai banyak
persamaan dengan Indonesia Menggugat. Lembaran-lembaran pertama
memaparkan perbedaan antara imperialisme tua dan baru dan pandangan
yang sama bahwa surplus modal menyebabkan penjajahan dan penghisapan
kekayaan tanah jajahan. Macam-macam uraian serupa itu kembali
10
dengan
teori
Marx
tentang
tahap-tahap
revolusi.
pembangunan
dan
pembentukan
adalah
anarki,
Sebaliknya
dapat menjalankan tugas revolusi sampai tujuan akhir, dan revolusi tersebut
harus memiliki kader-kadernya sendiri, dengan pemahaman yang benar serta
bersemangat.
Revolusi Indonesia menuju pada Sosialisme
Revolusi Indonesia menuju kepada Dunia Baru tanpa penghisapan
manusia yang satu atas manusia yang lainnya
Revolusi Indonesia Indonesia menuju kepada Dunia Baru tanpa
penghisapan bangsa yang satu atas bangsa yang lain
Setelah keluarnya Dekrit 5 Juli 1959, Indonesia kembali kepada UUD 1945.
Dalam ekonomi berlaku pasal 33, dimana negara menguasai sumber daya
ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Penegasan dari
Soekarno tentang berlakunya pasal ini disampaikan dalam pidatonya,
Penemuan Kembali Revolusi Kita pada tahun 1959, dengan disebutkan
bahwa Indonesia akan membangun dengan kekuatan modal sendiri, secara
berencana dengan pimpinan di tangan negara. Modal sendiri diartikan modal
nasional yang bersifat progresif. Modal luar dijadikan pelengkap dengan
syarat tidak mengikat secara politik dan militer dan berbentuk pinjaman luar
negeri. Sasaran terdekatnya adalah melakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan modal asing Belanda di Indonesia. Nasionalisasi dilakukan
dengan tujuan merombak jalur distribusi barang dan produksi barang.
Karena selama ini perusahaan-perusahaan Belanda melakukan monopoli
terhadap distribusi barang dan ekspor dari dan ke Indonesia. Di samping itu
juga bertujuan untuk mendapatkan devisa dalam perdagangan untuk
menciptakan neraca pembiayaan luar negeri yang seimbang.
15
melihat
kemandegan
program
Ekonomi
Terpimpin
dan
kaki sendiri). Masa berdikari adalah masa penegasan posisi negara dalam
bidang ekonomi. Negara sebagai penjelmaan dari masyarakat diharapkan
menguasai seluruh perangkat ekonomi yang mendatangkan pendapatan pada
negara. Kehendak tersebut telah disampaikan Soekarno dalam Tavip (Tahun
Vivere Pericoloso), meskipun begitu kehendak itu tidaklah mudah
dilaksanakan karena pertentangan politik semakin tajam. Rasa curiga antara
kekuatan politik berubah menjadi pertentangan terbuka dalam bentuk relireli massa dan provokasi politik.
Usaha untuk membanting stir pembangunan yang bersifat agak komprimistis
ke arah lebih radikal terbentur pada realitas struktur ekonomi itu sendiri.
Ekonomi Indonesia yang selama ini linkage dengan ekonomi internasional
dalam bentuk finance capital seketikia lumpuh ketika hubungan modal itu
putus. Dengan demikian, sektor produksi Indonesia pada tahun 1964 dan
1965 mengalami kemunduran yang sangat berarti karena hilangnya modal
operasional di berbagai sektor perekonomian, Sektor yang masih bisa hidup
hanya tinggal perdagangan dan impor.
Dengan kembali ke UUD 1945 Indonesia bermaksud memilih jalan
sosialisme untuk membangun masyarakat dan negara. Untuk itu, di tempuh
Ekonomi Terpimpin. Ekonomi Terpimpin sebagaimana yang dimaksud oleh
Soekarno dan disetujui oleh MPRS dan DPA bertolak dari prinsip negara
sebagai pusat ekonomi dengan menguasai alat produksi, distribusi, dan
modal. Dalam prinsipnya Ekonomi Terpimpin bertujuan untuk membangun
perekonomian nasional yang kukuh dengan melaksanakan pertanian dan
industrialisasi. Terutama pada industri berat. Industri yang dikembangkan
18
menciptakan
kekuatan
produksi
sendiri.
Untuk
itu
diadakan
besar-besaran,
seperti
rencana
tahun,
membutuhkan
Soekarno mengemukakan .
Panca Azimat adalah pengejawantahan daripada jiwa nasional kita,
konsepsi nasional kita yang terbentuk disepanjang sejarah 40 tahun
lamanya Azas nasakom (nasionalis, agama dan komunis) lah yang lahir
lebih dulu dalam tahun 1926. Azimat kedua adalah azimat Pancasila yang
lahir pada bulan Juni 1945 .Azimat Ketiga adalah Azimat Minipol
USDEK, yang baru lahir 14 tahun lamanya mengalami masa republik
Indonesia Merdeka Azimat keempat adalah Azimat Trisakti yang baru
lahir tahun yang lalu .Azimat kelima adalah azimat berdikari, yang
terutama aku canangkan .
Dalam pidato Soekarno yang terkenal Tahun Vivere Pericoloso (Tavip)_
Soekarno menformulasikan baha ada 6 hukum Revolusi, yaitu bahwa
revolusi harus mengambil sikap tepat terhadap lawan dan kawan, harus
dijalankan dari atas dan bawah, bahwa destruksi dan kontruksi harus
dijalankan sekaligus, bahwa tahap pertama harus dirampungkan terlebih
dahulu kemudian tahap kedua, bahwa harus setia pada Program Revolusi
sendiri yaitu Manipol, dan bahwa harus punya soko guru, punya pimpinan
21
dan
lahirnya
reformasi
Deng
Xiaoping
yang
mulai
Sementara
itu respon
terhadap
neo-liberalisme
mengambil
bentuk
25
Bibliografi
Abdulgani, Roeslan. 1965. Sosialisme Indonesia. Jajasan Prapantja
Alfian. 1978. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta :
PT Gramedia
Al-Rahab, Amiruddin. 2014. Ekonomi Berdikari Sukarno. Depok :
Komunitas Bambu.
Jati, Wasisto Raharjo. Soekarno dan Third-Worldism. Prisma, Vol 32,
No. 2 & 3, 2013, Hlm. 165 173.
Lane, Max. 2007. Bangsa Yang Belum Selesai. Indonesia, Sebelum
dan Sesudah Soeharto. Jakarta : Reform Institute
Legge, John D. 1985. Sukarno. Sebuah Biografi Politik. Jakarta :
Penerbit Sinar Harapan.
Ningsih, Widya Fitria, Politik Memori dan Ideologisasi Sejarah Nasional :
Masa Soekarno dan Soeharto, dalam Budiawan (ed) 2013. Sejarah
dan Memori . Titik Simpang dan Titik Temu. Yogyakarta : Ombak.
Hlm. 1 20.
Paharizal. 2014. Trisakti Bung Karno untuk Golden Era Indonesia.
Yogyakarta : Media Pressindo.
26
27