Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(online)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28214/3/Chapter%20II.pdf
diakses pada 29 april 2016
Lingkungan fisik kota terbentuk oleh berbagai unsur tiga dimensi: sifat
rancangan; lokasi dan kaitan posisi elemen satu dengan elemen lainnya,
merupakan faktor penentu kejelasan ciri-sifat lingkungan tersebut (Sudrajat, 1984
dalam arif, 2010). Meskipun unsur pembentuk lingkungan perkotaan di berbagai
tempat pada dasarnya relatif sama, tetapi susunannya selalu berlainan, sehingga
bentuk, struktur dan pola lingkungan yang dapat dipahami dan dicerna manusia
pada tiap lingkungan kota senantiasa berbeda-beda. Kota Malang merupakan
pusat ekonomi, pusat informasi, komunikasi, pendidikan, dan lain sebagainya.
Namun Kota Malang sepertinya bukan merupakan pusat dari kebersihan
lingkungan, karena masih banyak ditemui degradasi lingukngan yang ditemui di
Kota Malang. Seringkali orang mengibaratkan kota sebagai tong sampah jauh
berbeda dengan keadaan pedesaan dimana lingkungannya masih bersih dan asri.
Namun beginilah fakta kota malang, kota penuh dengan kesemrawutan, polusi,
dan kurangnya kesadaran penduduknya terhadap lingkungan. Idealnya sebuah
kota besar seperti Kota Malang harus memiliki tata kota yang baik, menyediakan
ruang publik dan taman kota sehingga keseimbangan lingkungan dapat diperoleh.
Ruang terbuka hijau adalah suatu pemanfaatan lahan yang dikhusukan untuk
tanaman, atau area hijau. Tanaman hijau menjadi sangat langka di perkotaan,
tergerus oleh aliran pembangunan dan hutan tembok.
Ruang terbuka hijau sebaiknya memenuhi 30-40% dari total luas wilayah.
Hal ini penting untuk menjaga dan mempertahankan ketersediaan air bersih, udara
bersih, dan tanah yang subur. Ruang terbuka hijau dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan lingkungan, dengan banyaknya tanaman yang tumbuh di tengah
kota maka akan mengurangi polusi udara. Seperti yang kita tahu apabila polusi
udara dibiarkan dan semakin meningkat kadar polusinya, maka kesehatan
masyarakat yang tinggal di perkotaan akan terancam. Inilah mengapa ruang
terbuka hijau sangat dibutuhkan di setiap kota, hal ini juga telah diatur dalam
Undang-Undang Penataan Ruang tahun 2007.
Hutan kota merupakan salah satu komponen yang penting dalam
ekosistem kota. Selain berfungsi sebagai penjaga tata air, hutan kota juga
mempunyai fungsi mencegah terjadinya erosi tanah, mengatur iklim, dan tempat
tumbuhnya berbagai plasma nutfah yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. RTH berfungsi ekologis, yang menjamin
keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH
yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota. RTH
fungsi ini merupakan perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia
dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi
lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah
nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan
Arif, Lukman. Kebijakan perencanaan ruang terbuka hijau di kota medan. (online)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28214/3/Chapter%20II.pdf
diakses pada 29 april 2016