Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Anemia
Mohamad Amirul Azwan B. Mohamed Yusof
102009270
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat 11470
amirul.yusof@yahoo.co.uk
+6281808235709
_________________________________
Pendahuluan
Page | 1
Anamnesa
Anamnesis atau wawancara seputar stroke biasanya dilakukan
antara dokter dengan penderita dana atau keluarga penderita.
Anamnesis ditujukan untuk mengetahui kondisi penderita baik
secara umum atau seputar penyakitnya
Antara pertanyaan yang dapat ditanyakan berupa seperti berikut
Identitas pasien
Keluhan utama
Adakah pasien sering merasa lelah?
Adakah pasien sering pengsan?
Adakah pasien menghisap es? (phagophagia)
Keluhan tambahan
Adakah pasien merasa kurang senang (anxietas)?
Adakah pasien sering kebas-kebas?
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat diet. Vegetarian tidak mendapat asupan besi yang cukup
Riwayat pica
Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat perdarahan?
Adakah riwayat hipertensi?
Adakah riwayat diabetes mellitus
Obat-obatan
Adakah pasien mempunyai alergi?
Adakah pasien mengkosumsi obat
Apakah baru-baru ini pasien mengkonsumsi trombolitik?
Riwayat keluarga dan social
Page | 3
dahulu
perlu
ditanyakan
mengenai
bagaimana
riwayat
menstruasinya. (1) apa sering merasa pusing dari dulu?;(2) apakah ada
gangguan saluran pencernaan?(3) apakah ada riwayat trauma atau
pendarahan saluran cerna?;(4) jika sedang menstruasi, berapa kali
mengganti pembalut?;(4) jangan lupa juga untuk ditanya apakah sedang
mengonsumsi obat obatan seperti obat jantung, obat diabetes,
antibiotic, dan sebaginya?.
riwayat
sosialnya
bagaimana,
terutama
mengenai
diet,
Pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK
pallor pada membrane mucous. Selain itu, pasien dapat juga takikardi,
takipnea, hipotensi dan anoxia2 Terkadang, dapat juga dijumpai kelainan
splenomegaly.3
2.1
Pemeriksaan Penunjang
Uji Hematokrit
Uji hematokrit (HCT) mungkin dilakukan terpisah atau sebagai bagian dari
hitung darah total. Uji hematokrit mengukur presentase melalui volume
dari sel darah merah (SDM) konsentrasi dalam suatu sampel darah
lengkap; misalnya, suatu HCT 40% menunjukkan bahwa 100 ml darah
mengandung 40 ml SDM konsentrat. Konsentrat diperoleh dengan
melakukan sentrifugasi darah lengkap yang telah diberi antokoagulan
dalam tabung kapiler sehingga sel darah merah dikonsentratkan tanpa
hemolisis.
Nilai Rujukan
HCT biasanya diukur secara elektronis. Hasilnya 3% lebih rendah dari
pada pengukuran manual, yang menempatkan plasma dalam kolom SDM
konsentrat. Nilai rujukan bervariasi, bergantung pada tipe sampel,
laboratorium yang melakukan uji, usia, dan jenis kelamin pasien. Sebagai
berikut :
Neonatus : 55%-68%
Page | 5
Temuan Abnormal
HCT yang rendah mengarahkan pada dugaan adanya anemia, hemodilusi,
atau kehilangan darah masif. HCT yang tinggi menunjukkan adanya
polisitemia atau hemokonsentrasi akibat kehilangan darah dan dehidrasi.
Hitung Retikulosit
Retikulosit merupakan SDM yang tidak berinti dan belum matang, serta
tetap berada dalam darah perifer selama 24 48jam pada saat proses
pematangan SDM terjadi. Retikulosit umumnya lebih besar dari SDM yang
matang. Pada hitung retikulosi, retikulosit dalam sampel darah lengkap
dihitung dan ditunjukan dalam presentasi dari hitung SDM total. Karena
metode penghitungan retikulosit manual menggunakan hanya sedikit
sampel, nilainya mungkin tidak tepat dan harus dibandingkan dengan
hitung SDM atau hematokrit.
hipoproloferatif
dari
anemia
hiperproloferatif.
Juga
untuk
Nilai Rujukan
Retikulosit membetuk 0,5%-2,5% hitung SDM total. Pada bayi, hitung
retikulosit yang normal berkisar dari 2%-6% pada saat lahir, yang
menurun ke kadar dewasa dalam 1-2 minggu.
Temuan abnormal
Page | 6
Hemoglobin Total
Hemoglobin total digunakan untuk mengukur jumlah Hb yag dtemukan
dalam setiap desiliter (dl atau 100ml) whole blood. Uji tersebut biasanya
merupakan
bagian
dari
hitung
darah
lengkap.
Konsentrasi
Hb
Tujuan uji ini adalah mengukur beratnya anmeia atau polisitemia dan
untuk memantau respons terhadap terapi. Juga untuk memperoleh data
untuk penghitungan MCH dan MCHC.
Nilai Rujukan
Konsentrasi Hb bervariasi bergantung pada jenis sampel yang diambil
serta usia dan jenis kelamin :
Temuan abnormal
Konsentrasi Hb yang rendah mungkin menunjukkan anmeia, perdarahan
yang baru terjadi, atau retensi cairan, yang menyebabkan hemodilusi.
Page | 7
Kadar
Hb
yang
tinggi
mengarahkan
pada
dugaan
adanya
Nilai Rujukan
Indeks yang diperiksa meliputi volume korpuskular rata-rata (MCV),
hemoglobin korpuskular rata-rata (MCH), dan konsentrasi hemoglobin
korpuskular rata-rata (MCHC).
MCV, rasio antara HCT (volume packed red cell) dengan hitung SDM
mencerminkan ukuran rata-rata dari eritrosit dan menunjukkan apakah
SDM
berukuran
kecil
(mikrositik),
besar
(makrositik),atau
normal
Temuan abnormal
Page | 8
asam
deoksiribonukleat
folat
atau
vitamin
turunan,
atau
B12,
gangguan
retikulositosis.
sintesis
asam
Karena
MCV
dari
protein-protein
yang
melekat
dan
direaksikan
dengan
Page | 9
Diagnosis
Page | 10
keganasan limforetokuler)
c) Paroxysmal cold hemoglobinuri
Page | 11
- Idiopatik
- Sekunder (viral dan sifilis)
d) AIHA atipik
- AIHA test antiglobulin negative
- AIHA kombinasi tipe hangat dan dingin
e) AIHA diinduksi obat
f) AIHA diinduksi aloantibodi
- Reaksi hemolitik transfuse
- Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
dan
komplemen
(C3d,
fragmen
C3
yang
terdegradasi)
atau
anti-I memiliki VH4-34. Pada umumnya aglutinin tipe dingin ini terdapat
pada titer yang sangat rendah, dan titer ini meningkat pesat pada fase
penyembuhan infeksi. Antigen I/i bertugas sebagai reseptor mikoplasma
yang
akan
menyebabkan
perubahan
presentasi
antigen
dan
Page | 13
disertai
eritrofagositosis.
urtikaria.
Tes
Coombs
Lab.
Hemoglobinuria,
sferositosis,
positif,
antibodi
Landsteiner
Donath
yaitu
hapten/
penyerapan
obat
yang
melibatkan
antibodi
protein
nonimunologis
terkait
obat
akan
antibodi akan membuat stabil dengan melekat pada obat atau membran
eritrosit. Beberapa antibodi tersebut memliki spesifisitas terhadap antigen
golongan tertentu seperti Ph, Kell, Kidd, atau I/i. Pemeriksaan Coombs
biasanya
positif.
Setelah
aktifasi
komplemen
terjadi
hemolisis
karena
absorpsi
nonimunologis,
imunoglobulin,
komplemen,
secara berat, mendadak, dan disertai gagal ginjal. Bila pasien sudah
pernah terpapar obat tersebut, maka hemolisis sudah dapat terjadi
pada pemajanan dengan dosis tunggal.
2. Laboratorium, anemia, retikulosis, MCV
tinggi,
tes
Coomb
Differential diagnosis.
Anemia
hemolitik
autoimun
perlu
dibedakan
denga
anemia
Etiologi
Etiologi bagi penyakit masih kurang diteliti/diketahui namun dapat
dipastikan
penyakit
ini
dimediasi
oleh
autoantibodi
dari
system
komplemen.
Warm AIHA:
Idiopathic:
autoantibodi
IgG,
atau
komplemen
(C3d)
dan
Secondary: antibody dihasilkan oleh kelainan limfoproliferasi (nonHodgkin limfoma, kronik limfositik leukemia), penyakit autoimun
(SLE)
Cold agglutinin:
Page | 16
Patofisiologi
Perusakan sel-sel eritrosit yang diperantarai antibodi ini terjadi
melalui aktivitas sistem komplemen, aktifasi mekanisme seluler atau
kombinasi keduannya.
terjadilah
hemolisis
intravaskuler
yang
ditandai
dengan
Antibodi-antibodi
yang
memiliki
kemampuan
mengaktifkan jalur klasik adalam IgM, IgG1, IgG2, IgG3. IgM disebut
sebagai agglutinin tipe dingin, sebab antibodi ini berikatan dengan
antigen polisakarida pada permukaan sel darah merah pada suhu di
bawah suhu tubuh. Antibodi IgG disebut agltinin hangat karena
beraksi dengan antigen permukaan sel eritrosit pada suhu tubuh. 3
- Aktifasi komplemen jakur klasik. Reaksi diawali dengan
dengan reaksi C1 suatu protein yang dikenal sebagai recognition
unit. C1 akan berikatan dengan kompleks imun antigen antibodi
Page | 17
penghancur
membrane.
Kompleks
penghancur
yang
diperantarai
sel.
Immunoadherance,
terutama
yang
Epidemiologi
Insiden dari AIHA tipe hangat sekitar 1 dari total 75-80.000
populasi
di
USA.
AIHA
tipe
hangat
dapat
muncul
pada
usia
pertengahan
dan
lanjut,
atau
Paroxysmal
Faktor resiko
Tiada predileksi gender, usia dan genetic, namun sering dijumpai pada
pasien dengan riwayat keluarga menghidap penyakit autoimun.1
Manifestasi klinis
Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Hangat
Gejala dan tanda: Onset penyakit tersamar, gejala anemia terjadi
perlahan-lahan, ikterik, dan demam. Pada beberapa kasus dijumpai
perjalanan penyakit mendadak, disertai nyeri abdomen, dan anemia
berat. Urin berwarna gelap karena terjadi hemoglobinuria. Ikterik terjadi
pada 40% pasien. Pada AIHA idiopatik splenomegali terjadi pada 50-60%,
hepatomegali terjadi pada 30%, dan linfadenopati terjadi 25% pasien.
Hanya 25% pasien tidak disertai pembesaran organ dan limfonodi.
Laboratorium:
Hemoglobin
sering
dijumpai
dibawah
g/dl.
semua sel eritrosit normal. Autoantibody tipe hangat ini biasanya bereaksi
dengan antigen pada sel eritrosit pasien sendiri, biasanya antigen Rh.
Penatalaksanaan
Anemia Hemolitk Autoimun Tipe Hangat
Menyingkirkan penyebab yang mendasari misalnya metildopa dan
fludarabin. Kortikosteroid : 1-1,5 mg/kgBB/hari, beberapa pasien akan
memerlukan terapi rumatan dengan steroid dosis rendah, namun bila
dosis perhari melebihi 15mg/hari maka pertahankan kadar Hmt dan perlu
segera dipertimbangkan terapi dengan modalitas lain. Splenektomi
untuk pasien yang tidak berespon baik atau gagal dengan steroid (tidak
bisa dengan tappering dosis selama 3 bulan). Imunosupresi (Azatriopin
50-200mg/hari, Siklofosfamid 50-150 mg/hari), asam folat dapat diberi
pada kasus yang berat, tranfusi darah jika anemia berat (pada kondisi
yang mengancam jiwa) dan dapat digunakan immunoglobulin dosis tinggi
tetapi hasilnya tidak sebaik pada ITP.
Page | 20
untuk
mengurangi
antibodi
IgM
secara
teoritis
bisa
Komplikasi2,3
Page | 21
Pencegahan7,8
Pencegahan primer
bila demam.
Lakukan pemeriksaan jika keluarga anemik. 5
Prognosis
Hanya sebagian kecil pasien mengalami penyembuhan komplit dan
sebagaian besar memiliki perjalanan penyakit yang berlangsung kronik,
namun tekendali. Survival 10 tahun berkisar 70%. Anemia, DVT, emboli
pulmo, infark lien, dan kejadian kardiovaskuler lain bisa terjadi selama
periode penyakit aktif. Mortalitas selama 5-10 tahun sebesar 15-25%.
Prognosis pada AIHA sekunder tergantung penyakit yang mendasari.
Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Dingin. Prognosis dan survival. Pasien
dengan sindrom kronik akan memliki survival yang baik dan cukup stabil. 34
Page | 22
Daftar Pustaka
1. J.F Lambert, U.E Nydegger. Geoepidemiology of autoimmune hemolytic anemia.
Autoimmunity reviews 9 (2010) Elsevier publication; 2010
2. B.C Gehrs, R.C Friedberg. Autoimmune hemolytic anemia. American Journal of Hematology
69:258-27; 2002
3. C.Edwards, I. Boucher. Davidsons principle and practice of medicine. Edisi 16. ELBS; 1992.
hlm 708-710
4. J. E. Maakaron, E. C. Besa; 2011. Anemia. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview, 19 April 2015
5. G. Akpek, D. McAneny, L. Weintraub. Comparative response to Slenectomy in Autoimmune
hemolytic anemia. American Journal of Hematology; 1999
6. S. J. Mcphee, M. A. Papadakis. Current medical diagnosis and treatment. 5h ed. California:
McGraw-Hill Companies, Inc; 2011.chapter 13
7. D. Provan, C. R. Singer, T. Baglin. Oxford handbook of clinical haematology. Edisi 2 :
Oxford university Press; 2004. Hlm 56-58
Page | 23