Ada satu pengertian yang sangat populer di masyarakat bahwa guru
adalah singkatan dari digugu dan ditiru. Meskipun secara ilmiah
pengertian tersebut tidak memiliki landasan ilmiah yang kuat, tetapi secara logika bisa diterima oleh semua orang bahwa seorang guru adalah orang yang pantas untuk digugu dan ditiru dalam segala hal, baik dalam segi keilmuan maupun dalam segi prilaku. Karena itu, apapun yang dilakukan oleh seorang guru, biasanya menjadi sorotan dalam masyarakat, jika ada seorang guru yang melakukan suatu kebaikan, mereka akan mengatakan, "Pantas, memang dia seorang guru", tetapi jika dia melakukan suatu perbuatan yang kurang berkenan maka mereka akan mengatakan, "Wong guru kok seperti itu". Oleh karena itu, sesungguhnya tuntutan seorang guru dalam masyarakat, sangat besar baik dari sisi keilmuan maupun sosial kemasyarakatan.
Mengingat tuntutan peran sosial dan kemasyarakatan guru yang
sedemikian itulah maka seorang guru, dituntut memiliki kreativitas yang lebih daripada masyarakat biasa, terutama dalam menjalankan tugas- tugasnya sebagai seorang guru. Diperlukan keberanian untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran, eksperiman, menemukan teori- teori baru, menggunakan metode-metode baru dalam pembelajaran, dan sebagainya. Guru yang memiliki sifat-sifat seperti inilah yang saya sebut dengan guru yang berwirausaha.
Memang kata wirausaha biasanya selalu dikaitkan dengan masalah bisnis
dalam bidang-bidang yang menghasilkan uang, seperti berdagang, bekerja di luar mengajar dan sebagainya, tetapi dalam pengertian yang terbaru, kata wirausaha tidak hanya memiliki makna bisnis, seperti yang dikatakan oleh David Osborne (1992) dalam Reinventing Government bahwa wirausaha adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan dari sesuatu yang memiliki produktivitas rendah kepada produktivitas tinggi, sehingga dalam konteks ini, siapa pun bisa disebut seorang wirausahawan manakala dia mampu meningkatkan produktivitas, dari sesuatu yang bernilai ekonomis rendah kepada sesuatu yang bernilai ekonomis tinggi, termasuk seorang guru.
Berangkat dari pengertian di atas, maka menjadi seorang guru yang
berwirausaha bukan berarti harus mencari kerja sambilan menjadi pedagang atau yang lainnya, tetapi menjadi guru yang dapat meningkatkan produktivitas sekolah dan para siswanya lebih tinggi dari sebelumnya. Seorang guru yang berwirausaha, bukanlah guru yang hanya menjalankan tugasnya sebagai penyampai pelajaran kepada siswa, melainkan guru yang selalu berusaha untuk memperbaiki kinerjanya dan tidak puas dengan hasil kerja yang telah dicapainya selama ini.
Maclalland mengatakan bahwa seorang wirausahawan memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya adalah pantang menyerah, tidak puas dengan hasil yang telah dicapai, berani menghadapi resiko dan berani mencoba sesuatu yang baru. Seorang guru yang berwirausaha adalah guru yang memiliki karakteristik seperti seorang wirausahawan dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai guru. Dia tidak pernah menyerah dalam mencapai tujuan yang diinginkannya, selalu mencoba hal-hal baru untuk meningkatkan pencapaian siswa-siswanya agar lebih baik, tidak puas dengan hasil yang telah dicapai dan selalu mencoba hal-hal yang baru yang dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Jika jiwa seperti itu telah dimiliki oleh seorang guru, maka dialah seorang guru yang berwirausaha. Selamat mencoba untuk menjadi guru yang berwirausaha….! Wallahu a’lam bi shawab.