Vous êtes sur la page 1sur 14

Perilaku Konsumen & Produsen

Sulimah – (2KA14 / 11108883)

2010

Universitas Gunadarma
Teori Organisasi Umum 2
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang teori organisasi umum 2.

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang perilaku konsumen dan perilaku
produsen. yang didapat dari browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber
lainnya sebagai wujud tugas SAP dari mata kuliah Teori Organisasi Umum 2.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan teman-teman.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB III & IV. PERILAKU KONSUMEN
1.1 Pendahuluan .............................................................................. 1
1.2 Pendekatan Perilaku Konsumen................................................... 2
1.3 Konsep Elastisitas ....................................................................... 2
BAB V. PERILAKU PRODUSEN
2.1 Produsen dan Fungsi produksi..................................................... 4
2.2 Produksi Optimal ........................................................................ 7
2.3 Least Cost Combination .............................................................. 8
Daftar Pustaka ................................................................................................. 12

ii
BAB III & IV
PERILAKU KONSUMEN

1.1 Pendahuluan
Konsumen adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan aktivitas
konsumsi . Aktivitas konsumsi yang dilakukan konsumen dapat berupa kegiatan
yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .
Efek dari aktivitas konsumsi ini adalah berkurangnya nilai barang sebagian atau
seluruhnya .

Dalam aktivitas konsumsinya , konsumen harus memiliki penghasilan agar ia dapat


memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkannya .
Dengan kata lain , keinginan konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa
harus disesuaikan dengan kemampuan keuangannya .

Tingkat konsumsi seseorang bernbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya.


Semakin banyak barang dan jasa yang dikonsumsi , maka semakin tinggi pula
tingkat kesejahteraannya dan demikian pula sebaliknya .

Selain itu , perilaku konsumen memiliki kaitan yang sangat erat dengan nilai guna
(utility) barang ataupun jasa . Artinya , konsumen akan membeli suatu barang atau
jasa karena barang atau jasa tersebut dapat memperoleh kepuasan atau
kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang – barang. Jika
kepuasan itu makin tinggi, maka makin tinggi pula nilai gunanya (utility-nya).

1
1.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
• Pendekatan Kardinal
Pendekatan kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan
seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan , akan tetapi juga dapat diukur .
Oleh karena itu menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik . Inilah
yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan cardinal , yang terkenal pula dengan sebutan teori
konsumen dengan pendekatan marginal klasik atau marginal utility approach

• Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal menggunakan asumsi yang lebih realistik . Dengan
menggunakan konsepsi kurva tak acuh teori konsumen yang menggunakan
pendekatan ordinal tersebut tidak lagi perlu menggunakan asumsi bahwa
kepuasan atau guna seseorang dapat diukur . Sebaliknya kemungkinannya
untuk tetap dapat diperbandingkan tinggi rendahnya kepuasan seseorang ,
dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh , masih dapat dipenuhi .

1.3 Konsep Elastisitas;


Pendekantan kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang
tidak hanya dapat diperbandingkan , akan tetapi juga dapat diukur . Oleh karena
itu menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi
tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik . Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang menggunakan
pendekatan cardinal , yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen dengan
pendekatan marginal klasik atau marginal utility approach

2
1.3.1 Elastisitas Harga (The Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah
permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain
merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang
diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan
hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun
dan sebaliknya.

1.3.2 Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)


Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada
harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang
subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.

1.3.3 Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)


Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer
akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya
pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan.

3
BAB V
PERILAKU PRODUSEN

2.1 Produsen dan Fungsi produksi


Teori produksi menyebutkan bahwa kepuasan produsen diperoleh dengan
memaksimumkan keuntungan produksi (maksimation of profit).
• Proses produksi : rangkaian dari kegiatan-kegiatan produksi.
• Proses distribusi : rangkaian dari kegiatan-kegiatan distribusi
• Proses konsumsi : rangkaian dari kegiatan-kegiatan konsumsi
• Kegiatan produksi : kegiatan menciptakan/meningkatkan kefaedahan

Produksi : Proses mempergunakan unsur-unsur produksi dengan maksud


menciptakan faedah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia
ada dua : barang-barang dan jasa. Barang : alat penemuan kebutuhan manusia
yang tampak. Jasa : alat penemuan kebutuhan manusia yang tidak tampak tapi
dapat dirasa Barang ekonomi : Barang-barang yang diperoleh dengan
mengorbankan sesuatu.
Dalam ilmu ekonomi, teori produksi dalam analisis dibedakan pada dua
pendekatan, yaitu :
1. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dengan
demikiadalam analisis faktor-faktor lainnya dianggap tetap.
2. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi
suatu barang dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan modal)
dapat diubah yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
yang tersebut.
4
Pada prinsipnya kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen-produsen
dalam pendekatannya dibagi 3 bagian :
• Jangka pendek (short run) :
(1). Waktunya cukup pendek sehingga ada factor input tetap(fixed input)
(2). teknologi yang digunakan tidak berubah (konstan),
(3). satu siklus produksi dapat diselesaikan.
• Jangka panjang (long run) :
(1). Tidak ada input tetap lagi, hanya input variable (variable input) saja
yang ada,
(2). Teknologi konstan.
• Jangka sangat panjang (very long run) :
Teknologi berubah, dan biasanya tidak hanya membicarakan satu fungsi
produksi saja.

Fungsi produksi, yaitu suatu hubungan mathematis yang menggambarkan


suatu cara dimana jumlah dari hasil produksi tertentu tergantung dari jumlah
input tertentu yang digunakan. Suatu fungsi produksi memberikan
keterangan mengenai jumlah output yang mungkin diharapkan apabila
input-input dikombinasikan dalam suatu cara yang khusus. Macam-macam
kombinasi ini banyak macamnya. Macam hasil produksi dan banyaknya hasil
produksi yang akan diperoleh tergantung pada (merupakan fungsi dari pada)
macam dan jumlah input yang digunakan.

Fungsi produksi umumnya ditulis sebagai Y = f (X), dimana Y menunjukkan


hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan : "tergantung" yaitu
"suatu fungsi dari"; dan huruf X menunjukkan suatu input yang digunakan.
Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 maka fungsi produksi
tersebut dapat dituliskan : Y = f(X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn
merupakan jenis input yang digunakan.
Asumsi-asumsi dari fungsi produksi tersebut adalah :
5
• Fungsi produksi bersifat kontinyu
• Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel di
dalamnya
• Derevasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu
• Fungsi produksi harus relevan (bernilai positip) baik untuk input X
maupun output Y
• Penggunaan tehnologi adalah maksimal pada tingkatnya.

Jenis-jenis Fungsi Produksi


1. Constant return, hubungan yang menunjukkan jumlah hasil produksi
meningkat dengan jumlah yang sama untuk setiap kesatuan
tambahan input.

Kurva Constant Returns

2. Increasing return: Hubungan dimana kesatuan tambahan input


menghasilkan suatu tambahan hasil produksi yang lebih besar dari
kesatuan-kesatuan sebelumnya.

6
Kurva Increasing Returns

3. Decreasing return: Hubungan yang mana kesatuan-kesatuan


tambahan input menghasilkan suatu kenaikan hasil produksi yang
lebih kecil dari kesatuan-kesatuan sebelumnya.

Kurva Decreasing Returns

2.2 Produksi Optimal


Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit
badan usaha yang mempunyai tujuan sama yaitu : “mencapai keuntungan yang
maksimum”.

7
Cara Memaksimumkan Keuntungan
Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan antara hasil penjualan
dan biaya rpoduksi mencapai tingkat yang paling besar.
Masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah :
• Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk
mencapai tingkat produksi yang tinggi. Sehingga perlu memperhatikan
fungsi produksi, yaitu hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat
produksi yang diciptakannya.
• Komposisi faktor produksi yang bagaimana meminimumkan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu.
Produsen perlumemperhatikan :
o Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang
akan digunakan.
o Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh
faktor produksi yang ditambah tersebut.

2.3 Least Cost Combination


Konsep efisiensi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari aspek teknis dan
dari aspek ekonomis. Konsep efisiensi dari aspek teknis dinamakan konsep
efisiensi teknis.
Efisiensi teknis maksimum dicapai pada saat dicapai produk rata-rata
maksimum. Tingkat pemakaian faktor produksi yang menghasilkan produk
rata-rata maksimum, secara teknis dipandang sebagai tingkat produksi
optimum. Untuk menentukan tingkat efisiensi dan produksi optimum secara
teknis ini cukup dengan diketahuinya fungsi produksi.
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis
atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya
menggunakan konsep ini.
Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi
dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum.
8
Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi
ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada
syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga harga input-output.
Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan ()
dapat ditulis : = PY.Y - Px.X, di mana Y = jumlah produk; PY = harga
produk; X = faktor produksi; Px = harga factor produksi. Agar supaya p
mencapai maksimum maka turunan pertama fungsi tersebut harus sama
dengan nol atau dapat ditulis sebagai berikut:

NPM adalah nilai produk marginal. Ingat, dY/dX = produk marginal. Jadi
jelaslah bahwa untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut
konsep efisiensi ekonomis diperlukan dua syarat , yaitu:
(1) Syarat keharusan (necessary condition) : hubungan teknis antara produk
dan factor produksi atau fungsi produksi;
(2) Syarat kecukupan (sufficiency condition) : nilai produk marginal dari
faktor produksi
yang dipakai harus sama dengan harga satuan faktor produksi itu.
Masalah yang dihadapi produsen atau pengusaha dalam kasus ini adalah
kombinasi mana dari penggunaan dua faktor produksi itu yang memerlukan
biaya tertendah untuk menghasilkan suatu jumlah produk tertentu ( least
cost combination).
Untuk menjawab masalah tersebut perlu pemahaman beberapa konsep:
(1) Isoquant atau isoproduct atau kurve produksi sama;
Isoquant adalah kurve yang menunjukkan berbagai kemungkinan
kombinasi dua input variabel untuk menghasilkan tingkat output
tertentu.
Isoquant mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan Indifference
Curves. Cembung kearah origin, menurun dari kiri atas ke kanan

9
bawah, kurve yang terletak lebih kanan atas menunjukkan tingkat
output yang lebih tinggi.

Lereng Isoquan = –dX2/dX1=MP1/MP2

(2) Daya substitusi marginal atau marginal rate of technical substitution


(MRTS);
Daya substitusi marginal dari X1 untuk X2 ( MRTSX1X2)
didefinisikan sebagai jumlah penggunaan X2 yang harus dikurangi
apabila terdapat penambahan penggunaan satu unit X1 untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu.
Dapat dikatakan pula bahwa MRTS adalah slope (sudut
kemiringan) dari isoquant.

(3) Isocost atau price line atau garis harga.


Untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya produksi. Untuk analisis meminimumkan
biaya produksi perlu dibuat garis biaya sama atau garis harga
atau isocost. Garis harga adalah garis yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi dua macam faktor produksi (misal : X1
dan X2) yang dapat diperoleh dari sejumlah modal tertentu
(misal : M). Untuk membuat garis harga ini diperlukan data (a)
harga faktor-faktor produksi yang dipergunakan, dan (2) sejumlah

10
modal yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi yang
dipergunakan.
Jika tersedia modal sebanyak M dan harga X1 adalah P1 dan
harga X2 adalah P2 maka persamaan garis harga dapat dicari
sebagai berikut: M = P1X1 + P2X2 ;

 Persamaan Garis Harga

Keseimbangan dicapai dengan prinsip output max. atau minimalisasi biaya.


Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yg paling
murah dengan syarat MRTS

DAFTAR PUSTAKA
Sriyanto, Teori Ekonomi Mikro
staff.gunadarma.ac.id
file.upi.edu

11

Vous aimerez peut-être aussi