Vous êtes sur la page 1sur 3

Nama : Ika Rahmawati

NIM : 08720013

Prodi : Sosiologi

REVIEW

Istilah grounded theory nampaknya sulit dicari padanannya


dalam bahasa Indonesia, rasanya memang telalu gegabah apabila
memaksakan ingin memaksakan satu istilah baru pada suatu bidang
ilmu yang sudah dikenal, sehingga dalam tulisan ini tetaap
digunakan istilah grounded theory .

Menurut penggagasnya (glaser dan stauss) kekhasan dari


metode yang ditemukan tersebut dibandingkan dengan metode
enelitian kualitatif lainnya adalah dari penghasilan teori belaskan
data. Tetapi dalam tulisan Stren, rasanya lebih jelas terungkap
perbedaan grounded theory dengan metode-metode pendekata
dalam penelitian kualitatif yang lain adalah :

1. Kerangka kerja konseptualnya dihasilkan dari data, bukan dari


kajian terdahulu, walaupun demikian kajian terdahulu juga
selalu mempengaruhi hasil akhir penelitian.
2. Peneliti yang menggunakan metode grounded theory selalu
berusaha memperoleh proses-proses domain yang ada dalam
situasi sosial, bukan menguraikan unit sosial yang diteliti.
3. Setiap bagian dari data dibandingkan dengan bagian data
yang lain guna menemukan model kategori jawaban yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Pengumpulan data dilapangan dapat dimodifikasi sedemikian
rupa sejalan dengan pengembangan model kategorisasi,
proposes, dan dalil yang ditemukan dilapangan guna
mengembangkan teori baru, dan
5. Peneliti tidak mengikutu penggunaan langkah-langkah linier,
melainkan bekerja dengan matriks diman proses-proses
penelitian dilakukan secara simultan.

Menurut Suparlan, landasan berpikir pendekatan kuatitatif


adalah filsafat positivism yang dikembangkan oleh Emile Durkheim
yang menyatakan bahwa tindakan-tindakan manusia mewujudkan
gejal-gejala sosial yang disebut sebagai fakta sosial. Fakta sosial ini
denamakan sebagai representasi kolektif yang dibedakan dari
representasi individu. Fakta sosial in harus dipelajari secara objektif
ayitu dengan cara memandangnya sebagai suatu benda.

Sedangkan mengenai pendekatan kualitatif, Suparlan


menyatakan bahwa landasn berpikir penelitian kualitatif mengacu
pada pemikiran Max Weber, yang mengatakan bahwa pokok
penelitian sosiologi bukanlah gejala-gejala sosial sebagai bentuk-
bentuk maupun nilai-nilai subtantif, melainkan pada makna-makna
yang berada dibalik tindakan-tindakan perorangan yang
mewujudkan gejala-gejala sosial tersebut. Oleh karena itu, metode
utama dalam sosiologinya Max Weber adalah verstehen atau
pemahaman.

Terlepas dari pada itu, perubahan yang terjadi pada kalangan


peneliti sosial, enjadian perubahan pula pada aspek pemanfaatan
metode grounded theory , seperti :

1. Kombinasi metode grounded theory dengan metode lain,


kegiatan ini akan menghasilkan ragam-ragam metode
grounded theory dalam berbagai pokok masalah dan disiplin
keilmuan.
2. Prosedur yang digunakan dalam metode ini mungkin
akanlebih dielaborasi, prosedur ini akan disesuaikan dengan
subtansi kajian ayng terus akan di kembangkan.
3. Berbagai teori atau interpretasi akan terus dikembangkan
oleh ilmuan yang berbeda dan dari disiplin ilmu yang berbeda
pula. Sebagai suatu konsekuensi logis, metode grounded
theory akan menjadi metode yang universal, memilikio
kekuatan yang mampu membahas masalah dalam cakupan
luas, kompleks dan memiliki keunikan.
4. Aplikasi komputer akan lebih banyak digunakan, terutama
unutk membuat matriks, pembobotan masalah dan
kategorisasi yang diperoleh dilapangan.

Strauss dan Corbi dalam Denzin and Lincoln, menjelaskan


tentang adanya bebagai kecendrungan dan perubahan yang terjadi
pada masa kini. Perhatian dan perubahan itu mencakup suatu
bentuk sikap yang ada pada kalangan peneliti sosial, yaitu :

1. Meningkatnya perhatian dan minat pada penelitian ilmu sosial


dan perhatian untuk menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif.
2. Kecendrungan untuk ter-fragmentasinya ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu prilaku. Keadaan ini membuat ilmu sosial menjadi
terlepas dari konteks kebudayaannya dan ilmu prilaku tidak
dapat diamati secara lebih empirik dalam prolaku keseharian.
3. Mulai kelihatan meningkatnya minat pada model interpretasi
teoritis pada analisis data,penelitimulai memilih untuk
mengadakanpengkajian kritis terhadap data-data yang
diperoleh. Tidak hanya keterangan yang diperoleh melalui
data, peneliti mencari keterangan lain di balik data-data yang
ada (lewat Metode Triangulasi). Tampaknya, justru informasi
yang ada di balik fakta(beyond the-facts) akan memberikan
sejumlah temuan yang menarik.
4. Berkembangnya aplikasi komputer yang dibarengi dengan
meningkatnya penggunaan aplikasi komputer dalam ilmu-ilmu
sosial dan humaniora.

Vous aimerez peut-être aussi