Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH
APRIYANTI
01.07.486
APRIYANTI
ABSTRAK
Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 1995 hampir
semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal do Negara berkembang atau
berpenghasilan rendah. Lebih dari dua pertiga kematian adalah BBLR yaitu berat
lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta
persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua
terjadi di Negara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara pendidikan dan paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009. Diharapkan dari
analisis faktor-faktor tersebut dapat dijadikan masukan bagi institusi pelayanan
kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian ini merupakann
penelitian menggunakan cross sectional yang dikumpulkan dalam waktu
bersamaan dengan menggunakan check list. Uji statistik yang dipakai adalah uji
chi-square. Sampel yang diambil menggunakan teknik random sampling dari
populasi yang berjumlah 3.139 ibu yang melahirkan. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui variabel independen pendidikan dan paritas dan variabel dependen
(BBLR). Data dianalisa dengan analisa univariat yaitu distribusi frekuensi
variabel independen dan dependen serta analisa bivariat menggunakan uji statistik
chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan 355
responden didapatkan responden ibu yang BBLR sebesar 100 (28,2%) responden
dan ibu yang melahirkan tidak BBLR sebesar 225 (71,8%) responden sedangkan
berdasarkan pendidikan ibu yang pendidikan tinggi sebesar 180 (50,7%) dan
pendidikan rendah sebesar 175 (49,3%). Sehingga paritas tinggi sebesar 35,8%
dan paritas rendah sebesar 228 (64,2%). Hasil uji statistik menunjukkan ada
hubungan yang bermakna pendidikan ibu dengan kejadian BBLR dimana nilai p
value 0,002 lebih kecil α = 0,05 dan adanya hubungan yang bermakna antara
paritas ibu terhadap kejadian BBLR dimana nilai p value = 0,008 lebih kecil dari
α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang melahirkan BBLR
dari responden yang cara penanggananya lebih baik. Bagi petugas kesehatan agar
selalu memberikan penyuluhan mengenai kejadian berat badan lahir rendah,
sehingga dapat menggurangi angka kejadian BBLR.
APRIYANTI
ABSTRACT
According to estimates the World Health Organization (WHO) in 1995 nearly all
(98%) of the five million neonatal deaths do low-income developing countries.
More than two-thirds of the deaths are low birth weight is birth weight less than
2500 grams. Globally there are estimated 25 million births per year in which 17%
are low birth weight and nearly all occurred in developing countries. The purpose
of this study to determine the relationship between maternal education and parity
at delivery with LBW General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin
Palembang Year 2009. Expected from the analysis of these factors can be used as
input to health care institutions in improving the quality of care. This study uses
cross sectional study merupakann collected at the same time by using the check
list. The statistical test used was chi-square test. Samples taken using random
sampling techniques from the population of 3139 mothers who gave birth. This
analysis was conducted to determine the independent variables of education and
parity and the dependent variables (LBW). Data were analyzed by univariate
analysis of the frequency distribution of the dependent and independent variables
and bivariate analysis using chi square test with significance level 0.05. The
results showed 355 respondents showed that respondents LBW mothers of 100
(28.2%) respondents and mothers who give birth are not LBW for 225 (71.8%)
respondents, while based on maternal education is higher education for 180
(50.7%) and low education for 175 (49.3%). Thus amounted to 35.8% of high
parity and low parity of 228 (64.2%). Statistical analysis showed there was a
significant relationship between maternal education with LBW p value of 0.002
which is smaller α = 0.05 and there were significant relations between maternal
parity on the incidence of LBW in which the p value = 0.008 is smaller than α =
0.05 , so it can be concluded that the respondents who gave birth to LBW of
respondents penanggananya way better. For health workers in order to always
provide counseling about low birth weight incidence, so it can menggurangi
incidence of LBW.
bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr .Definisi ini
bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi
sepertiganya menjadi salah satu tujuan utama “ A World Fit For Children”
hingga tahun 2010 sesuai deklarasi dan rencana kerja United Nations
saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 50 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2003, ini memang bukan gambaran yang indah, karena masih
minggu (259 hari), 2)Term, yaitu mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau
unur antara 259-293 hari, 3) Post-term, yaitu lebih dari 42 minggu (294
hari) (Manuaba,2007).
pada tahun 1961 telah mengganti istilah Premature baby dengan low birth
weight baby (bayi dengan berat badan lahir rendah = BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi berat kurang dari 2500 gram pada waktu
kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid yang teratur ; 2) bayi small
for gestational age (SGA) : bayi yang kurang dari berat badan yang
20 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun, ada satu neonatus meninggal.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Selatan berada pada angka 107 per
100.000 kelahiran hidup. Hampir mencapai target sasaran yang akan dicapai
Bayi (AKB) pada tahun 2007 yaitu per 1000 kelahiran hidup, pada tahun
2008 4 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 sekitar 2 per 1000
Palembang, angka kejadian BBLR pada tahun 2007 adalah 142 kasus BBLR
dari 3.337 bayi yang dilahirkan pada tahun 2008 adalah 233 kasus BBLR
dari 2439 bayi yang dilahirkan dan pada tahun 2009 sebesar 313 kasus
adanya data yang ada, Maka penulis ingin melakukan penelitian dengan
penelitian ini adalah masih tingginya kejadian Berat Badan Lahir Rendah
dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum
bersalin dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah
Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
2. Diketahuinya hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan
tentang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan sebagai pengalaman proses
Sasaran penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan oleh ibu- ibu
dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
(Prawirohardjo, 2006).
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia masa kehamilan. BBLR biasa terdiri atas
BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur dan BBLR cukup bulan / lebih
apabila tidak dikelola sesuai dengan standar pelayanan medis akan berakibat
fatal. Sementara BBLR yang cukup / lebih bulan pada umumnya organ
perawatannya (Purwanto,2009).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram)
(Hanifa,2006).
1. Menurut Hanifa (2006), WHO (1979) membagi umur kehamilan menjadi tiga
kelompok, yaitu
waktu lahir,yaitu:
b. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan
c. Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan
a. Pramunitas murni
b. Dismaturitas
2.1.3 Etiologi
hipertensi, umur kehamilan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak
b. Faktor janin: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini
kurang bulan / premature dan bayi lahir kecil untuk masa kehamilan. Pada
umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mempunyai uterus menahan janin,
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari pada waktunya
bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur
semakin kurang baik. Kelompok Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini sering
2. Panjang < 45 cm
7. Kulit tipis transparan, rambut lanugo masih banyak, lemak kulit kurang
Oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Pada
keadaan ini air susu ibu dipompa atau dengan cara diberi susu botol
yang lebih sering dalam jumlah susu yang lebih sedikit. Frekuensi
perhari.
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
hari.
lain, akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematik yang agak
berbeda dengan bayi lainnya maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini.
ultrasografi. Bila bayi lahir melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan
Yang Diteliti
a. Pendidikan
banyak pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) hingga
bahwa ibu mempunyai peranan yang cukup penting dalam kesehatan dan
2008).
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik
masalah kesahatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu
dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah
a. Pendidikan
terdapat 115 (51,6%) yang mengalami kejadian BBLR dan dari 223 ibu
BBLR.
b. Paritas
responden (71,1,%) dan pada ibu yang memiliki paritas rendah sebesar
Prognosis bayi dengan berat badan lahir rendah ini tergantung dari
masa gestasi/ makin rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematian),
kurun waktu kekamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil
yang diduga beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
yang bergizi sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil resiko tinggi
sedini mungkin untuk menurunkan resiko lahirnya bayi berat badan lahir
rendah.
( 20-34 tahun ).
d. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam mereka
antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian –
Bagan 3.1
Variabel Independen Variabel Dependen
Pendidikan
Kejadian BBLR
Paritas
3.2 Definisi Operasional
3.2.2.1 Pendidikan
3.3 Hipotesis
1. Ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian Berat
2. Ada hubungan bermakna antara paritas ibu bersalin dengan kejadian Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) dirumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
METODE PENELITIAN
secara ilmiah, sistematis dan logis, yang mana di dalam penelitian ini
dan paritas sedangkan variabel dependen adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
(Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang
Tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang Tahun
2010.
4.3 Sampel Penelitian
Sampling.
sebagai berikut :
N
n = (Notoatmodjo, 2005).
1 + N(d2)
n= 3139
1 + 3139 (0,052)
1 + N (d)2
3139
n=
1 + 3139 (0,000252)
3139
n=
1 + 7.84
3139
n=
8.84
n = 355
N = Besar populasi
n = Besar sampel
(Notoatmodjo, 2005)
a. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari suatu lembaga atau
record Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.
4.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
menggambil data dari “Medical Record” di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui. Data yang telah
diteliti satu persatu untuk mengetahui apakah data tersebut sudah lengkap,
data ke komputer.
Setelah semua Check List ke tabulasi penuh dan benar, juga sudah
dengan cara memasukkan data dari Check List kedalam program komputer.
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
dependen dan jika nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel
HOESIN PALEMBANG
Faximile : 0711351318
E-mail : rsmh@plasa.com.rsmh.@telkom.net.id
5.4. Visi, Misi dan Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
a. Visi
b. Misi
berkualitas tinggi.
- Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang
c. Motto
d. Tujuan
di bidang kesehatan.
Mohammad Ali (Dr. Lei Kiat Teng). Dengan biaya pemerintah pusat.
Pada tanggal 03 Januari 1957 rumah sakit ini mulai operasional, yang
dan rawat inap dengan fasilitas 78 tempat tidur dan baru beberapa waktu
kemudian memiliki pelayanan Laboratorium, Apotik, Radiologi dan
Sakit Vertikal (RS Penerima Negara Bukan Pajak) menjadi Rumah Sakit
Hoesin Palembang.
sedia kala.
2006.
Sejalan dengan kebijakan Departemen Kesehatan RI bahwa semua
rehabilitasi medis dan fisio terapi dan poliklinik kesehatan jiwa dan
psikologi.
penyakit dalam dan lantai III pelayanan One Day Care & One Day
traumatik bagi Umum dan Jamsostek, disamping itu instalasi rawat darurat
penyakit akut yang dapat dipanggil sewaktu-waktu (24 jam on call) yang
dilengkapi dengan berbagai alat penunjang medik serta para petugas medik
5.6.4. Jenis Pelayanan yang ada di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Echo Cardiography (ATL Apro Gee CX 200), Hotter Monitoring (HP Seri
Coronary Angiography.
lain : paket premium, paket prioritas, paket platinum dan paket khusus
Tabel 5.1
1. PNS
2. Non PNS
2) Non Medis 77
Jumlah 1739
Tabel 5.2
Sekolah Dasar 84
Starata I 470
Starata II 488
Starata III -
Jumlah 1739
6. Apoteker : 7 orang
(kejadian BBLR). Data distribusi dalam bentuk tabel dan teks yang akan
1. Variabel Dependen
dimana hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut ini.
Tabel 6.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2009
100 responden (28,2%) dan ibu yang melahirkan tidak BBLR sebesar
a. Pendidikan Ibu
SMA) untuk lebih jelas dari hasil dapat dilihat pada tabel 6.2
dibawah ini.
Tabel 6.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Bersalin di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Tahun 2009
(49,3%).
paritas ibu bersalin dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan
responden (64.2%).
ada hubungan yang bermakna jika p Value > 0,05 berarti tidak ada
Tabel 6.4
Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pendidikan Dengan
Kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Dr.Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2009
Kejadian BBLR
Tidak Jumlah
No Pendidikan BBLR Kemaknaan
BBLR
n % n % N %
1. Tinggi 37 20,6 143 79,4 180 100
0,002
2. Rendah 63 36,0 112 64,0 175 100
(Bermakna)
Jumlah 100 255 355
Tabel 6.5
Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Paritas Ibu Bersalin
Dengan Kejadian BBLR di Rumah Sakit Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2009
Kejadian BBLR
Jumlah
No Paritas BBLR Tidak BBLR Kemaknaan
n % n % N %
1. Tinggi 47 37.0 80 63,0 127 100
0,008
2. Rendah 53 23.2 175 76.8 228 100
(Bermakna)
Jumlah 100 255 355
Pada bab ini akan dibahas pada penelitian yang ditunjang dari
beberapa teori pada ahli yang telah diuraikan sebelumnya. Penelitian ini
dan hanya terbatas antara variabel independen (Pendidikan dan paritas) dan
sebanyak 355 ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad
Check List.
yaitu kelompok responden melahirkan BBLR (< 2500 gram) dan tidak
kejadian BBLR di mana nilai p Value 0,002 lebih kecil dari α = 0,05
pendidikan ibu dengan kejadian BBLR. Hal ini dikarenakan oleh pendidikan
ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu bersalin dengan kejadian
BBLR di mana nilai p Value 0,008 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga dapat
simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas ibu
Melly Astuti (2008), dirumah sakit umum pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Tahun 2009. bahwa ada hubungan yang bermakna antara Paritas
ibu dengan kejadian BBLR. Hal ini dikarenakan oleh Paritas seseorang ibu
dapat dicegah dengan asuhan obstetrik lebih baik. Sedangkan risiko pada
menurun, dan sel – sel otot yang mulai melemah sehingga ibu memiliki
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
(28,2%) ibu dan yang melahirkan tidak BBLR sebesar 255 responden
(71,8%).
2. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian BBLR
pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
3. Ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan kejadian BBLR pada
ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
tahun 2009 nilai p Value = (0,008) lebih kecil dari α = 0,05 (α = 0,05)
kejadian BBLR.
menentukan judul sebaiknya menentukan masalah yang layak dan relevan untuk
diteliti.
Astuti,Melly.2007.
Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang
Blogjoeharno.blogspot.com./2008/os/berat-badan-lahir-rendah-bblr.htm.
Diakses 6 Maret 2010
Hartono,P.Sutanto,dkk.2006.
Berat Badan Lahir Rendah BBLR.html Diakses 6 Maret 2010
IDAI.2004.
Bayi Berat Badan Ikahir Rendah dalam Standar Layanan Medis
Kesehatan Anak: Edisi 1 Jakarta. http://idai.os.id
Kuliah Kebidanan.2008.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (http://www.kuliah kebidanan.com,
diakses 3 Maret 2010.
Notoatmodjo,S.2005.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Reneka Cipta : Jakarta
Purwanto.E.R.2009.
Sebab dan Konsekuensi BBLR. (http://www.google.com diakses
06 Maret 2010.
Prawirohardjo, Sarwono.2006.
Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Rahayu, Sri.2008.
Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang.
Record, Medical. 2009. Berat Badan Lahir Rendah BBLR.html
Diakses 6 April 2010