Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAHAN LISTRIK
OLEH :
Energi adalah satu kata yang mempunyai makna sangat luas karena tidak ada
aktivitas di alam raya ini yang bergerak tanpa energi dan itulah sebabnya kata salah
seorang professor di Jepang bahwa hampir semua perselisihan di dunia ini dipicu, atau
berpangkal pada perebutan atas penguasaan sumber energi.
Secara umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu non-
renewable energy dan renewable energy. Sumber energi fosil adalah termasuk kelompok
yang pertama, dan ternyata sebagaian besar aktivitas di dunia ini menggunakan energi
konvensional ini.
Dari berbagai amatan tentang ketersediaan dan pengelolaan energi bila dicermati
dari waktu ke waktu, akan terlihat bahwa ternyata biaya explorasi dan exploitasi yang
cenderung selalu meningkat dengan tajam dan akhirnya energi-energi tersebut menjadi
sangat mahal dan pada titik waktu tertentu bahkan bisa habis samasekali.. Pada saat yang
sama kebutuhan akan ketersediaan energi siap pakai dalam industri dan kehidupan sehari-
hari bertambah dengan angka kelipatan yang mencemaskan para ilmuwan. Oleh karena
itulah penelitian dan pengembangan sumber energi baru sangat diperlukan terutama
energi yang ramah terhadap lingkungan, ekonomis dan ketersediaannya mencukupi untuk
kebutuhan umat manusia pada masa yang akan datang.
Untuk itu di negara-negara maju, penelitian tentang solar cell ini mendapatkan
perhatian yang sangat besar, terlebih dengan isu bersih lingkungan yang menjadi sasaran
utama negara-negara maju pada masa kini.
Adapun kegunaan yang didapat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Kegunaan teoritis
Sebagai referensi atau bahan bacaan tambahan mengenai sejarah dan hasil
1.5.Sistematika Penyajian
Karya ilmiah ini akan disajikan dalam 5 (lima) bab, setiap bab akan dibagi
lagi menjadi beberapa sub bab yang memiliki ikatan satu sama lain.
Bab I : Pendahuluan
penyajian.
artikel-artikel sebelumnya.
Bab ini akan membahas metode penulisan karya ilmiah ini dan nantinya
Bab ini akan membahas gambaran umum tentang energi matahari yang
Bab terakhir dari karya tulis ini akan mengurai simpulan dari hasil
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Menurut Bob Foster dalam bukunya yang berjudul Fisika, mendefinisikan :
“ Energi adalah sesuatu yang dapat mengubah materi sebuah benda baik dari dalam
maupun luar benda tersebut. ”
“ Energy, capacity of matter to perform work as the result of its motion or its position in
relation to forces acting on it. ”
2.1.3 Menurut Sir Issac Newton dalam buku yang berjudul The Physics, energi
didefinisikan :
2.2.1 Menurut Simon Roberts dalam bukunya yang berjudul Solar Electricity, Energi
matahari adalah :
“ All the energy that reaches the earth from the sun. “ jadi energi matahari adalah semua
energi yang mencapai bumi yang berasal dari matahari.
2.3.1 Menurut Drs.Muhaimin dalam bukunya yang berjudul Bahan-Bahan Listrik untuk
Politeknik solar cell ( sel surya ) adalah :
“ Sebuah fotovoltaik yaitu bahan semikonduktor yang mengubah secara langsung energi
cahaya menjadi energi listrik. “
2.3.2 Menurut Simon Roberts dalam bukunya yang berjudul Solar Electricity Solar cell
(sel surya) adalah :
“ The word „photovoltaic‟ cell refers to an cell that caused electric by light “
2.3.3 Menurut Encharta Encyclopedia deluxe Solar cell ( sel surya ) didefinisikan
sebagai berikut :
“ Solar cells called photovoltaics made from thin slices of crystalline silicon, gallium
arsenide, or other semiconductor materials convert solar radiation directly into
electricity. “
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya energi sinar matahari dapat
dikonversi menjadi energi elektrik yang siap guna dengan menggunakan solar cell (sel
surya)
METODE PENULISAN
Sekitar tahun delapan puluhan ketika para ahli di Indonesia menawarkan sumber
energi alternatif yang banyak digunakan di negara maju yaitu nuklir, terjadi berbagai
pertentangan pendapat dan perdebatan yang cukup panjang sehingga mengandaskan
rencana penggunaan sumber energi yang dinilai sangat membahayakan tersebut. Diantara
usulan, pemikiran dan pertanyaan yang banyak dilontarkan kala itu adalah mengapa kita
tidak menggunakan sumber energi surya. Memang tidak diragukan lagi bahwa solar cell
adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan pada
masa yang akan datang, karena penggunaan energi ini tidak menimbulkan dampak
samping yang berupa polusi selama proses konversi energi, selain itu sumber energinya
di alam tersedia hampir tanpa batas, terlebih lagi kenyataan geograpis negeri tropis
seperti Indonesia yang menerima paparan sinar matahari sepanjang tahun dengan
intensitas maksimal.
Energi sinar matahari dapat diubah menjadi arus listrik yang searah dengan
menggunakan silikon yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara
memanaskan Si itu pada tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar.
Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang
tipis atau yang disebut juga dengan sel surya fotovoltaik. Sel-sel silikon itu dipasang
dengan posisi sejajar / seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja
anti karat dan dilindungi dengan lapisan kaca atau plastik transparan. Kemudian pada
tiap-tiap sambungan sel dengan sel lain, diberi penghubung listrik. Bila sel-sel itu terkena
sinar matahari maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus /
tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu serta
luas permukaan sel itu.
Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber
(penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh
terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis
gelombang elektromagnetik yang secara spektrum dapat dilihat pada gambar 2. Oleh
karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation
yang berasal dari cahaya matahari.
Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon,
jika menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap, dipantulkan atau
dilewatkan begitu saja, dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan
membebaskan elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level
energi itu disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang
dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah
aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc)
Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang
berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu
sel surya menghasilkan tegangan 0,5 - 1 volt tergantung intensitas cahaya dan zat
semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam
sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena
daya guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru
mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai
250 Watt per m2 . Dari sini terlihat bahwa PLTS itu membutuhkan lahan yang luas. Hal
itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel
surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya yang
rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit
dibubungkan dengan jaringan listrik PLN, kemudian sebagai negara tropis Indonesia
mempunyai potensi energi surya yang tinggi, hal ini terlihat dari radiasi harian rata-rata
permukaan wilayah Indonesia yang sebesar 4,5 kWh / m2 / hari, maka itu berarti prospek
penggunaan fotovoltaik di Indonesia pada masa mendatang cukup cerah. Untuk itulah
perlu diusahakan untuk menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara sebagai berikut:
Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa mencapai derajat yang tinggi maka
foton yang berasal dari sinar matahari harus mampu diserap yang sebanyak banyaknya,
kemudian memperkecil refleksi dan rekombinasi serta memperbesar konduktivitas dari
bahannya. Untuk bisa membuat agar foton yang terserap sebanyak banyaknya, maka
absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa digunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat
dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.
Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara
seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar
60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti
akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS.
Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel yang dilaksanakan di dalam
negeri akan semakin ekonomis, hal ini terjadi karena pada kenyataannya teknologi
pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah
dikuasai.
Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, di Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan
pelaksanaan dan instalasi guna elektrifikasi untuk daerah pedesaan. Teknologi ini cukup
canggih dan memiliki keuntungan-keuntungan yaitu : harganya murah, ramah
lingkungan, mudah dipasang dan dioperasikan serta mudah dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya
fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan
relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan
inverter sesuai dengan kebutuhannya.
Pilihan yang paling diharapkan saat ini untuk dapat diproduksi secara massal
dengan harga yang murah adalah sel surya yang terbuat dari film tipis (Thin film solar
cells). Di antaranya ada tiga material yang sedang dikembangkan secara intensif yaitu :
CuInSe2 (atau paduannya seperti CuIns2 atau CuInGaSe2), CdTe dan Silikon amorf.
Tingkat efisiensi bahan-bahan tersebut sekitar 10%, sel surya film tipis ini sudah layak
untuk diproduksi massal dengan harga yang dapat bersaing dengan sumber energi listrik
yang lain. Untuk ketiga material di atas hanya dibutuhkan ketebalan sekitar satu mikron
agar membentuk sel surya yang efisien, hal ini disebabkan oleh daya serap cahayanya
yang besar.
Sel surya film tipis CdTe telah dapat diproduksi dalam bentuk modul percobaan
dengan efisiensi sekitar 10%. Sebenarnya cukup layak pula untuk diproduksi secara
massal. Persoalannya adalah material ini belum dapat diterima dengan baik karena
mengandung unsur cadmium. Dampak buruk bahan ini adalah bila rumah yang atapnya
dinstal sel surya CdTe terbakar, unsur cadmium ini akan menimbulkan polusi yang
membahayakan.
Material CuInSe2 juga sangat diharapkan agar dapat digunakan secara luas,
material dengan daya absorpsi cahaya yang besar ini, secara teoritis mempunyai efisiensi
20% bahkan lebih. Dalam skala laboratorium saat ini telah diupayakan derajat efisiensi di
atas 15%. Kesulitan dari material yang masih baru ini adalah sukarnya mengontrol
komposisi dari ketiga unsur pembentuknya terutama saat diproduksi dalam sekala yang
besar secara massal, sehingga masih akan mengahadapi kesulitan terutama dalam
memproduksi modul dengan kualitas yang sama. Mencari proses pembuatan yang murah
dan layak untuk produksi massal adalah masalah yang menjadi pusat perhatian untuk
material golongan ini.
Yang terakhir adalah silikon amorf. Material ini juga dikenal sebagai bahan dasar
pembuatan flat panel display untuk layar komputer atau televisi portabel, hal ini
dimungkinkan karena material ini bisa dikembangkan dalam ukuran besar dengan lebar
lebih dari satu meter. Film tipis silikon amorf biasanya dibuat dengan menguraikan gas
monosilane (SiH4 ) dalam plasma yang dibangkitkan oleh penguat frekuensi radio (glow
Cadmium, dengan lambang kimia Cd, Silvery-White unsur metalik yang mudah
dibentuk. Nomor atom cadmium adalah 48, unsur ini adalah salah satu dari elemen
transisi di dalam kelompok 12 atau IIB, pada daftar susunan unsur kimia dikenal sebagai
daftar Hukum Berkala.
Cadmium telah ditemukan 1817 oleh Ahli kimia Jerman Friedrich Stromeyer, ia
menemukan Cadmium di dalam lapisan / kerak dalam tungku perapian seng. Cadmium
telah digunakan sebagai material pelapis dalam perangkat pembangkit tenaga atom
karena tingginya kemampuan serap terhadap low-energy netron.
Oleh karena itulah Sulfida Cadmium digunakan juga sebagai sel photovoltaic, dan
Sulfida Cadmium juga dimanfaatkan dalam pembuatan nickel-cadmium baterei.
A new type of storage battery with a life expectancy of from 10 to 20 years was
demonstrated recently by Sonotone Corporation. The battery is half the size and will cost
half as much as conventional batteries. The grids of both positive and negative plates
consist of sintered, carbonyl-nickel powder. The active material of the positive plate
when charged is nickel oxide and that of the negative plate is cadmium. The electrolyte is
a 30 per cent by weight solution of potassium hydroxide, the specific gravity of which is
1.29 at room temperature. During charge and discharge no over-all chemical change
occurs in the electrolyte so that there are no appreciable changes in the specific gravity as
the state of a cell changes. The potential of the cell at room temperature is approximately
1.3 volts, and the terminal voltage when the cell is delivering current is about 1.2 volts.
The cells will withstand extreme conditions of temperature and can be charged at
temperatures as low as -40°F. and operate at temperatures as low as -65°F. One of the
demonstrations showed the operation of the battery under circumstances that would cause
other types to cease functioning. A nickel-cadmium unit was frozen in ice with cables
through the ice connected to an automobile-motor starter. The battery repeatedly started
the motor without difficulty. It is also unaffected by shock and vibration and is not
injured by overcharging, reversed charging, and short circuit.
Although the initial cost of this battery is greater than that of conventional types,
it is expected that the actual cost will be considerably lower because of the long life
expectancy.
Power for electronic equipment is furnished by 19,000 solar cells covering more
than 70% of the total sphere surface. They convert sunlight directly to electricity which
charges a nickel cadmium storage battery when the satellite is in sunlight. The battery
runs the equipment when Courier is in the earth's shadow.
● Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek yang cera, hal ini
karena sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit tipikal ini banyak dijumpai di
desa-desa. Untuk itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah
merealisasi penerapan sistem model hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah) dengan
kapasitas PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar 6,3 kW.
● Pada sistem hibrida antara fotovoltaik dengan Fuel Cell (sel bahan bakar), selisih
antara kebutuhan listrik pada beban dan listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik akan
dipenuhi oleh fuel cell. Controller berfungsi untuk mengatur fuel cell agar listrik yang
keluar sesuai dengan kepeluan. Arus DC yang dihasilkan fuel cell dan arus fotovoltaik
digabungkan pada tegangan DC yang sama kemudian diteruskan ke power conditioning
subsystem ( PCS ) yang berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi arus AC.
Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya tinggi sehingga dapat menghemat bahan bakar,
dan kehilangan daya listrik dapat diperkecil dengan menempatkan fuel cell dekat dengan
pusat beban.
5.1 Simpulan
Setelah mengkaji uraian pada bab-bab dan sub bab nya masing-masing, maka ada
beberapa simpulan yang dapat diambil :
1. Dunia membutuhkan sumber energi alternatif ramah lingkungan yang
ketersediaannya memadai, murah serta dapat diperbarui ( renewable energy).
2. Salah satu sumber energi yang memiliki prospek sangat menjanjikan baik dilihat
dari sisi biaya maupun dari sudut pandang lingkungan hidup dan jumlah
ketersediaannya adalah energi yang berasal dari sinar matahari.
3. Permasalahan mendasar dalam teknologi solar cell adalah kenyataan derajat
efisiensi yang sangat rendah dalam upaya pengubahan energi surya menjadi
energi listrik. Hingga saat ini efisiensi tertinggi yang berhasil dicapai tidak lebih
dari 20 persen, itupun masih dalam skala laboratoris.
4. Energi sinar matahari dapat diubah menjadi arus listrik yang searah dengan
menggunakan silikon yang tipis. Kristal Silikon berbentuk silindris yang tebalnya
0,3 mm, disebut juga dengan nama sel surya fotovoltaik.
5. Untuk menekan harga fotovoltaik dapat dilakukan dengan cara :
a. Modul Fotovoltaik
Pilihan yang paling diharapkan saat ini untuk dapat diproduksi secara massal
dengan harga yang murah adalah sel surya yang terbuat dari film tipis (Thin film solar
cells).
5.2 Saran
Keterangan gambar :
Sebuah rumah pengguna tenaga surya, di Corrales, New Mexico, lempeng datar
pengumpul tenaga surya (kanan bawah) adalah komponen penyedia energi bagi penghuni
rumah tersebut.
Keterangan gambar :
Experiments menggunakan photovoltaics yang berkesinambungan di Gurun Arizona.
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi