Vous êtes sur la page 1sur 12

Makalah

PENDIDKAN ISLAM DAN PERGURUAN TINGGI


Diajukan Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

DISUSUN
KELOMPOK XIII

1. NURHALIZA
2. MISNAH JUWITA
3. FAUZIAH
4. HERLINA

SEMESTER : I (SATU)
JURUSAN : SI (PAI)

Dosen Pengampu : H. MULYADI, S.Ag, M.Si

SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM (STAI)


AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2009/2010
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan sistem pendidikan perguruan Tinggi perlu di ketahui dahulu
apakah fungsi dari perguruan tinggi.
Demikian pula fungsi belajar, berikut tuntunan dan ujianyang diakhiri
dengan evaluasi belajar, kesemua itu memerlukan suatu perenungan yang
tepat agat tidak menimbulkan pikiran yang tidak dapat mengenal sesuatu
tuntutan pendidikan di universitas / perguruan tinggi.
Karena semua itu tercakup dalam suatu proses yang sebut belajar
maka seharusnyalah kita meningkatkan efisiensi belajar kita dengan cara
sistematis dan berprogram yang mencatat kita menjadi manusia pencari
kebenaran

B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pendidiakn diperguruan tinggi
2. Apa peranan dan manfaat ilmu pendidikan diperguruan tinggi bagi
masyarakat disekitar kita.

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah “Penulis ingin mengetahui
bagaiman pentingnya ilmu pendidikan diperguruan tinggi serta dampaknya
baik dari segi positif maupun negatif”

3
BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

A. BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI


Memasuki dunia perguruan tinggi berarti melibatkan diri dalam situasi
hidup dan situasi akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa
yang pernah dialami dalam lingkungan sekolah lanjutan atas, perguruan
tinggi bukanlah sekedar lanjutan dari sekolah lanjutan atas, tetapi merupakan
suatu yang hakiki dari taraf pendidikan tinggi itu sesuai tuntutan pendidkan
tinggi itu.
Sejalan dengan perubahan dalam masyarakatnya mahasiswa yang
mengalami pancaroba dalam dirinya menuju taraf kedewasaanya dengan
demikian dari mahasiswa diharapkan adanya jiwa yang bebas terbuka
pikiran yang aktif, kritis dan kreatif terhadap segala hal serta tidak menjadi
bingung di tengah-tengah percaturan pendapat dan kaidah-kaidah yang asing
yang dipelajari.
Tokoh filsuf aristoteles membedakan pola berfikir manusia atas 2 macam
yaitu :
a. Pola berpikir apriori (sebelum empiris) yaitu suatu pola berfikir subjektif
yang menganggap pendapatnya sendiri sajalah yang benar dan selalu
bersikap menolak setiap pendapat dari pihak lain tanpa suatu alasan
rasional.
b. Pola berfikir aposteriori (sesudah empiris) yaitu suatu pola berfikir yang
bertentangan dengan yang apriori yang mendasarkan pikiran atas
pengalaman saling menghargai dan beroientasi kepada kebenaran
objektif.

B. ARTI BELAJAR
Para pedagog dan psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan prilaku, perilaku mengundang arti yang sangat luas,

4
meliputi pengetahuan kemampuan berfikir, skill / keterampilan, penghargaan
terhadap sesuatu sikap, mental dan semacamnya, karena belajar merupakan
suatu proses, ia membutuhkan waktu serta usaha, dan usaha itu
memerlukan waktu, cara dan metode.
Cara belajar itu bersifat individual (suatu cara yang tepat bagi
seseorang belum tentu tepat pula bagi orang lain), dalam arti yang
berhubungan dengan aspek khusus tertentu, misal kebiasaan, membaca,
waktu belajar dan hal lain yang bersifat teknis.
Sesuatu proses belajar haruslah praktis dan lansung artinya yang
bersangkutan sendirilah yang harus dipelajari melakukannya tanpa
perantara, bila ingnin mempelajari sesuatu hal.

C. UNSUR BELAJAR
Ada tiga unsur belajar
1. Motif untuk belajar
2. Tujuan yang akan dicapai
3. Situasi yang mempengaruhi
a. Motif untuk belajar
Motif belajar adalah sesuatu yang mendorong individu untuk
berprilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku tanpa motif
seseorang tak dapat belajar, karena dengan hal tersebut dapat memberi
semangat dan arah dalam belajar.
Karena motif ini merupakan keinginan yang akan
dipenuhi/dipuaskan, maka ia timbul bila ada rangsangan, baik karena
adanya kebutuhan (needs) maupun adanya minat (interest) terhadap
sesuatu.
b. Tujuan yang akan dicapai
Tujuan merupakan suasana akhir suatu perbuatan memasuki
perguruan tinggi ingin mencapai sarjana dibidangnya, bahkan lebih jauh
lagi, berkaitan dengan ingin hidup bahagia, material maupun mental
spritual

5
c. Situasi yang mempengaruhi
Adapun pemilihan bidan studi yang sesuai dengan keadaan diri
sendiri, banyak menunjang efisiensi belajar, disamping itu faktor
penunjang lainnya adalah :
a. Keadaan diri sendiri (Individu yang unik)
b. Keadaan / situasi belajar
c. Keadaan proses belajar
d. Keadaan guru / dosen yang memberi pelajaran
e. Keadaan teman bergaul dan belajar
f. Keadaan program pendidikan yang ditempuh

D. TUJUAN BELAJAR
Seorang pedagog mengutamakan metode dan kondisi yang dapat
meningkatkan efesiensi belajar. Terdapat 3 buah tujuan belajar yaitu :
1. Pengumpulan / akumulasi pengetahuan
2. Penanaman konsep dan kecekatan
3. pembentukan sikap-sikap dan tingkah laku
Bagi seorang penganut teori gestalt mendasarkan hakikat belajar pada
penemuan hubungan unsur didalam ikatan Gestalt/ keseluruhan, selanjutnya
teori modern lebih memperluas pengertian belajar itu yang mempunyai 5
(Lima) buah sifat / karakteristik sebagai berikut :
a. Belajar terjadi dalam situasi yang berarti secara individual
b. Motivasi sebagai daya penggerak
c. Hasil pelajaran adalah kebulatan pola tingkah laku
d. Pelajara menghadapi situasi secara pribadi
e. Belajar adalah mengalami

E. UNSUR EMOSI DALAM PROSES BELAJAR


Sejak abad pertengahan di Eropa tanpak pengajaran formal dilakukan
ditempat yang bersuasana tidak beremosi karena pengertian proses belajar
itu identik dengan kegiatan intelek atau daya kognitif dipihak lain berpendapat

6
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang memerlukan segenap kehidupan,
melihat daya kognitif, efektif, dan emosi bahkan ada kecendrungan untuk
menempatkan emosi sebagai faktor utama.
Dalam abada ke-20 ini telah dilakukan penyelidikan secara
eksperimental dengan penemuan adanya unsur emosi yang berbentuk
negatifpun (hukuman) dapat mempertinggi prestasi belajar, juga ditemukan
kenyataan bahwa bila kadar emosi melewati garis kritik, maka pengaruhnya
akan berbalik menjadi menhambat proses belajar.

F. PRISTIWA BELAJAR
Terdapat beberapa pandangan tentang belajar yaitu
a. Belajar dapat dipandang sebagai hasil yang dipandang
adalah timbulnya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang dipelajari
b. Belajar dapat dipandang sebagai fungsi salah satu aspek
utamanya ialah motivasi, yaitu konsepsi yang fungsional dalam
menjelaskan sifat-sifat tertentu yang dinamis dan memberi arah dalam
belajar
c. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diperhatikan
oleh pengajar adalah pola-pola perubahan tingkah laku selama
pengalaman belajar berlansung dan karena ditekankan perhatian pada
daya-daya mendinamiskan.

G. FAKTOR FISIOLOGIS DALAM BELAJAR


Salah satu faktor yang memberikan kondisi tertentu pada peristiwa
belajar adalah faktor fisiologik, panca indra manusia sebagai pintu gerbang
pengetahuan karena menghubungkan manusia dengan dunia luar melalui
susunan urat saraf yangsangat menakjubkan.
Selanjutnya kekelahan mental dan kelelahan fisik ( otot-otot) kelelahan
fisik/ fisiologik terjadi karena didalam badan manusia terdapat subtansi yang
meracun pada kesalahan mental terutama adanya kelesuan dan kebosanan
sehingga berakibat hilangnya minat dan dorongan untuk berpestasi.

7
H. FAKTOR PENUNJANG EFISIENSI BELAJAR
Dalam hal ini ada 3 (Tiga) faktor yang berpengaruh sebagai berikut :
a. Kesiapan (readiness) untuk belajar
b. Minat dan konsentrasi dalam belajar
c. Keteraturan waktu dan disiplin dalam belajar

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peranan Ilmu pengetahuan diperguruan tinggi, sangatlah
pentingdikehidupan kita dengan demikian dari mahasiswa diharapkan adanya
jiwa yang bebas terbuka, pikiran yang aktif, kritis, dan kreatif, terhadap segala
hal serta tidak menjadi bingung ditengah-tengah percaturan pendapat dan
kaidah asing yang dipelajari

B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan kepada pembaca
dapat memahami dan mengerti dari ilmu pendidikan dan perguruan tinggi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nasutionm Prof, Drs, MA, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara
Salam, H, Burhanuddin, Prof, MM, Cara belajar yang diperguruan Tinggi,
Jakarta : PT, Rineka Cipta.

10
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan mengucapkanpuji syukur kepada Allah SWT, kami dari kelompok XIII
dapat membuat makalah yang berjudul “ Pendidikan Islam dan Perguruan
Tinggi” adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini diajukan sebagai
tugas kelompok mata kuliah sejarah pendidikan Islam

Kami sebagai kelompok XIII Menyadari di dalam pembuatan makalah ini


masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kami sangat
mengharakan kritik dan sarannya.

Wassalam
Tembilahan, 31 Oktober 2009

Kelompok XIII

i 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
Pendidikan Islam dan Perguruan Tinggi.......................................... 2
A. Belajar diperguruan Tinggi ......................................................... 2
B. Arti Belajar .................................................................................. 2
C. Unsur Belajar.............................................................................. 3
D. Tujun Belajar............................................................................... 4

E. Unsur Emosi dalam Proses Belajar............................................ 4


F. Peristiwa belajar.......................................................................... 5
G. Faktor fisiologis Dalam Belajar................................................... 5

H. Faktor Penunjang Efisiensi Belajar............................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8

12
ii
ii

Vous aimerez peut-être aussi