Vous êtes sur la page 1sur 6

Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

ANALISA KARAKTERISTIK PERGERAKAN KE KAWASAN INDUSTRI ROKOK


DI KABUPATEN KUDUS
(STUDI KASUS KAWASAN MEGAWON KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS)

Sutomo2, Bambang Riyanto3, Ismiyati3

ABSTRACT

The development of activity centers located in Kudus makes the town the most frequently visited
area for that kind of activities. The residents of areas around Kudus work in the town because Kudus
is an industrial and trade center. The number of people visiting and work in the town then causes the
occurrence of settlement regions in Kudus. Amongst the types of industry that grow in Kudus are
rattan manufacture, wood-made furniture, the industry of sack production, industries in the field of
electronics such as the manufactures of active speakers, television, television tube, radio, tape-
recorder, paper industry and printing, textile and cigarette industries.

One of the industries that become the main icon of Kudus is cigarette industry, even the huge range
of the industry in the town emerge a popular slogan of “Kudus Kota Kretek” or “Kudus the Cigarette
Town.” It is understandable since the industry of cigarette is considerably huge. It is noted that from
this cigarette industry, as many of 100.000 work forces have been employed in the industry that
spread in many factories and braks throughout the region. The braks here refer to places in which the
cigarettes are produced manually using human capital. The activities in the braks are the processes of
rolling the cigarettes, cutting the tip of tobacco so that will be neater and packing the cigarettes.
Currently, the biggest cigarette industry is PT. Djarum with total number of work forces more than
50,000 men which are distributed in lots of braks region throughout Kudus. The entire braks owned
by PT. Djarum is 25 with production capacities approximately 58,000,000 cigarettes per day.

One of the braks of PT. Djarum located in Megawon has the biggest number of employees. The
Megawon region that is situated in the subdistrict of Jati, Kudus is one of the regions that become the
location of cigarette brak of PT. Djarum. The brak in the Megawon region itself has 8000 employees
with production capacity of 9,000,000 cigarettes a day.

The problem in this research is how the trip attraction habit pattern to the Megawon region in the Jati
subdistrict, Kudus, considering the number of work forces that mobile to the region is high enough. It
is also that the Megawon is a settlement region, so that it needs an identification of trip attraction
habit pattern in the region. It is hoped, therefore, that the identification will provide an advantage to
increase the development and arrangement of the region in Megawon, Kudus as well as the need of
means and infrastructure of transportation.

The administrative area of Kudus regency constitute of areas as large of 42,515,664 hectare that
administratively consists of 9 subdistricts, 124 villages, and 7 sub-subdistricts. The town is situated
on the regional transportation lane of Semarang-Kudus-Surabaya, Jepara-Kudus-Surakarta.

PENDAHULUAN terbesar di 25 brak dengan kapasitas produksi


mencapai 58.000.000 batang per hari. Jumlah
tenaga kerja terbanyak berada di Kawasan
Salah satu industri yang menjadi ikon utama
Megawon yang menampung sekitar 8.000
di Kota Kudus adalah industri rokok, bahkan
tenaga kerja dengan kapasitas sekitar
karena begitu besarnya industri rokok di
9.000.000 batang perhari.
Kudus sampai ada slogan yang menyatakan
“Kudus Kota Kretek”. Industri rokok yang
terbesar saat ini adalah Djarum dengan jumlah Permasalahan dalam penulisan penelitian ini
tenaga kerja lebih dari 50.000 orang yang adalah bagaimana pola perilaku pergerakan ke

1. PILAR Volume
2. Alumnus S2 Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro
3.4 Dosen Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Jl. Hayam wuruk No.5 Semarang
Pilar
Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

Kawasan Megawon Kecamatan Jati Kabu- a. Jenis tata guna lahan (jenis penggunaan
paten Kudus, mengingat jumlah tenaga kerja lahan).
yang melakukan perjalanan ke kawasan ter- b. Jumlah aktifitas (dan intensitas) pada tata
sebut cukup tinggi. guna lahan tersebut.

Analisa Regresi Berganda dilakukan untuk Pergerakan penduduk untuk mencapai satu
menguji atau mengetahui hubungan yang kuat tempat tujuan tertentu melahirkan apa yang
antara tenaga kerja yang digunakan sebagai disebut sebagai perjalanan. Karakteristik per-
variabel tidak bebas dengan dua atau lebih jalanan penduduk yang dihasilkan tentu akan
faktor-faktor yang mempunyai hubungan berbeda satu sama lain, tergantung dari tujuan
paling kuat dengan jumlah tenaga kerja pada perjalanan itu sendiri.
setiap analisa regresi tunggal yang kemudian Berbagai karakteristik perjalanan yang terjadi
dipakai sebagai variabel bebas. (dikenal dengan lalu lintas) sebenarnya
merupakan fungsi dari (Bruton, 1985) :
Dari hasil penelitian ini ada beberapa faktor 1. Pola dan perkembangan guna lahan kota.
yang merupakan karakteristik tenaga kerja 2. Karakteristik sosial ekonomi pelaku
yang dapat menyebabkan tarikan perjalanan perjalanan.
ke Kawasan Megawon. 3. Sifat dan kemampuan sistem perangkutan
yang ada.
Moda angkutan umum adalah moda yang
paling banyak digunakan oleh tenaga kerja di BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN
Kawasan Megawon, yaitu sebanyak 67,18 %.
Adanya tenaga kerja yang bertempat tinggal di Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut
lokasi yang belum terlayani membuat mereka tergantung pada dua aspek tata guna lahan :
dalam sekali perjalanan dapat berganti moda ƒ Jenis tata guna lahan
angkutan sebanyak 2 (dua) kali. Jarak tempat ƒ Jumlah aktifitas (dan intensitas) pada tata
tinggal tenaga kerja dengan Kawasan guna lahan tersebut
Megawon sebagian besar adalah berjarak 3
km sampai dengan 5 km. Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemu-
kiman, pendidikan dan komersial) mempunyai
Berdasarkan hasil analisa, maka diperlukan ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda :
peningkatan saran dan prasarana di Kawasan ƒ Jumlah arus lalu lintas
Megawon dengan cara penataan rute untuk ƒ Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk atau
melayani tenaga kerja yang bertempat tinggal mobil)
di lokasi yang cukup jauh, misalnya ƒ Lalu lintas pada waktu tertentu (kantor
Kecamatan Undaan dan Kecamatan Gebog. menghasilkan arus lalu lintas pada pagi
dan sore hari, pertokoan menghasilkan
Kemudian mengusahakan adanya perkem- arus lalu lintas di sepanjang hari)
bangan kawasan perumahan untuk pemu-
kiman untuk tenaga kerja sehingga mereka Jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan
dapat mempunyai rumah yang lebih dekat oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil
dengan Kawasan Megawon dan diharapkan dari fungsi parameter sosial dan ekonomi ;
dapat mengurangi biaya transportasi yang seperti contoh di Amerika Serikat (Black,
disebabkan oleh pergantian moda anggutan 1978).
yang lebih dari 1 (satu) kali ƒ 1 ha perumahan menghasilkan 60-70 per-
gerakan kendaraan per minggu
ƒ 1 ha perkantoran menghasilkan 700 per-
TINJAUAN PUSTAKA TATA GUNA gerakan kendaraan per hari
LAHAN ƒ 1 ha tempat parkir umum menghasilkan
12 pergerakan kendaraan per hari

Jumlah dan pola perjalanan yang terjadi dalam Bangkitan perjalanan bukan saja beragam
kota atau dapat disebut dengan pola bangkitan dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat
dan tarikan perjalanan tergantung pada dua aktifitasnya. Semakin tinggi tingkat penggu-
aspek tata guna lahan : naan sebidang tanah, semakin tinggi perge-

Pilar
Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

rakan arus lalu lintas yang dihasilkannya. tanah adalah kepadatannya


Salah satu ukuran intensitas aktifitas sebidang

. METODOLOGI PENELITIAN

Pola Perilaku Pergerakan Ke Kawasan


Industri
( Studi kasus Kawasan Megawon Kudus)

Observasi Lapangan Studi Pustaka

Rancangan Sampling

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :


- Penghasilan keluarga
- Siteplan Kawasan Megawon
- Asal/alamat/status tempat tinggal
- Tata Guna lahan Kawasan Megawon
- Jenis kelamin, umur,anggota keluarga
- Jumlah Tenaga kerja
- Kepemilikan kendaraan,moda yang
- Jumlah kapasitas produksi rokok
digunakan
- Trayek angkutan umum
- Jumlah pergerakan ,maksud perjalanan
- Jumlah/ jenis armada per trayek
- Status dalam keluarga

Analisa Data

Identifikasi Pola Pergerakan

Pola Perilaku Pergerakan ke Kawasan Industri Rokok Kawasan


Megawon Kota Kudus

Kesimpulan dan Rekomendasi

PENDEKATAN PENELITIAN Pola perilaku pergerakan bisa didapat


melalui survei wawancara rumah tang-
ga, survei wawancara di tepi jalan,
Penulisan tugas akhir ini lebih dititik
survei angkutan barang dan survei
beratkan pada pengidentifikasian pola
angkutan umum. Tamin OZ (2000).
pergerakan perjalanan ke Kawasan
Dalam survei wawancara tersebut, bebe-
Megawon Kabupaten Kudus. Yang
rapa informasi berikut sangat dibu-
merupakan perjalanan dari rumah atau
tuhkan yaitu, usia dan jenis kelamin,
pemukiman ke kawasan industri.
pekerjaan, pendapatan, pemilikan
Dengan demikian karakter pergerakan
kendaraan, dan intesitas pergerakan, di
tersebut adalah pergerakan yang ber-
mana hal-hal tersebut akan dibuat
basis rumah untuk kepentingan bekerja
prioritasnya sehingga lebih jelas.
ke brak rokok di Kawasan Megawon.
Informasi lainnya yang juga bisa ditan-
yakan dalam pengidentifikasian karak-

Pilar
Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

teristik perjalanan , misalnya jenis tata Observasi lapangan ini dilakukan di


guna lahan waktu berangkat dan tiba, lokasi studi yaitu kawasan Megawon
tujuan pergerakan, dan moda trans- .Sebagai tempat lokasi studi secara khu-
portasi yang digunakan. Pengambilan sus adalah pada brak rokok PT.Djarum
sample 100% sangatlah tidak mungkin untuk mendapatkan pengetahuan gam-
karena membutuhkan biaya yang sangat baran umum tentang kondisi lapangan.
besar, tenaga yang sangat banyak ,dan Pada kegiatan akan dilakukan hal-hal
waktu proses yang sangat lama. sebagai berikut :
1. Pengamatan visual terhadap
situasi yang akan diteliti.
Variabel-variabel yang dianggap mem-
2. Wawancara dengan sumber
pengaruhi atau penentu tarikan perja-
.
lanan ke Kawasan brak rokok Megawon
Melalui observasi lapangan ini diperoleh
beserta batasan-batasannya adalah
data-data yang diperlukan untuk men-
sebagai berikut :
dapat informasi atau keterangan tentang
¾ Tujuan Perjalanan
daerah penelitian serta jumlah tenaga
¾ Tempat Tinggal
kerja atau populasinya
¾ Pemilihan Moda
¾ Kepemilikan Kendaraan
Rancangan Sampling
¾ Periode Lama Kunjungan
¾ Status Sosial
Langkah selanjutnya yang akan dilaku-
¾ Tingkat Pendapatan per bulan
kan adalah penentuan rancangan samp-
¾ Jumlah Lalu Lintas
ling, hal ini dilakukan untuk mencari
¾ Jumlah Tenaga Kerja
jumlah sample yang digunakan pada
penelitian pola perilaku pergerakan ke
ALUR PIKIR METODOLOGI
Kwasan Megawon. Untuk menentukan
PEMECAHAN MASALAH
jumlah sample, digunakan metode atau
cara Krecjie. Dikarenakan metode ini
Alur pemikiran metodologi pada pene-
adalah metode yang paling praktis tetapi
litian pola perilaku pergerakan ke
dengan tingkat kepercayaan 95 % yang
Kawasan industri yang mengambil lo-
berarti sampling error yang terjadi tidak
kasi studi Kawasan Megawon Kudus
lebih dari 5 % dari data yang ada.
dengan pengambilan sample pada brak
rokok PT.Djarum adalah sebagai
Pengumpulan Data
berikut :
Pengumpulan data merupakan langkah
Permasalahan
selanjutnya setelah tahap persiapan
dalam penelitian pola perilaku perge-
Melihat perkembangan Kota Kudus
rakan ke Kawasan Megawon Kabupaten
yang semakin pesat, khususnya perkem-
Kudus
bangan pada Kawasan Megawon yang
1. Data Primer
menjadi magnet untuk menarik orang-
2. Data Sekunder
orang ( sekitar lebih dari 8000 tenaga
3. Rekapitulasi Data
kerja) melakukan perjalanan ke sana
4. Analisa Data
karena ada industri rokok, maka penulis
5. Identifikasi Karakteristik
bermaksud untuk menganalisa bagai-
6. Kesimpulan dan Saran
manakah pola perilaku pergerakan yang
ada pada Kawasan Megawon Kudus.
LINGKUP DAERAH PENELITIAN
Observasi Lapangan

Pilar
Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

Lokasi studi secara umum di Kecamatan banyak 67,18 %. Adanya


Jati, Kabupaten Kudus Propinsi Jawa tenaga kerja yang bertempat
Tengah dan secara khusus di Kawasan tinggal di lokasi yang belurn
Megawon yaitu pada brak rokok terlayani oleh angkutan umum,
PT.Djarum Kudus membuat mereka dalam sekali
perjalanan dapat berganti
moda angkutan sebanyak 2
TEKNIK ANALISIS DATA (dua) kali yaitu sebesar 37,40
OUTPUT %. Untuk tenaga kerja yang
seperti itu mereka bclurn bisa
Kabupaten Kudus merupakan wilayah meminimalkan biaya pengelu-
seluas 42.515,644 hemtar , yang secara aran untuk transportasi tiap
administrative terdiri dari 9 kecamatan, bulannya.
124 desa dan 9 Kelurahan. 2. Jarak tempat tinggal tenaga
kerja dengan Kawasan Mega-
TENAGA KERJA PADA won sebagian besar adalah
PERUSAHAAN ROKOK DJARUM berjarak antara 3 Km sampai
dengan 5 Km yaitu 25, 64 %
PERHITUNGAN JUMLAH dengan status rumah pada
SAMPEL umumnya adalah rumah pri-
badi sebanyak 64,61 %.
Dengan data jumlah tenaga kerja yang Sedangkan untuk prosentase
didapat dari Kantor HRD PT.Djarum tipe rumah tinggal kos-kosan,
sebagai populasi, maka dapat diperoleh kontrak, mess dan lainnya
jumlah data yang diperlukan agar dapat adalah sebesar 35,39 % hal
memenuhi jumlah minimal data yang ini menunjukan bahwa sebe-
mencukupi dan memenuhi persyaratan. narnya tenaga kerja masih
Metode yang dipakai untuk penentuan banyak yang belum memiliki
jumlah sampel yang diperlukan adalah rumah pribadi. Dan mereka
dengan Cara Metode Krecjie dengan pada umumnya mencari tem-
menetapkan tingkat kepercayaan (level pat tinggal yang dekat dengan
of confidence) sebesar 95% yang berarti lokasi Kawasan Megawon
sampling error yang terjadi tidak lebih supaya dapat meminimalkan
dari 5% dari data yang ada. biaya pengeluaran untuk
transportasi.
KESIMPULANDAN
REKOMENDASI REKOMENDASI

KESIMPULAN Berdasarkani hasil analisa, maka


disarankan beberapa hal sebagai berikut:
Dari hasil analisa statistik ada beberapa 1. Peningkatan sarana dan pra-
faktor yang merupakan karakteristik sarana di Kawasan Megawon,
tenaga kerja yang dapat menyebabkan misalnya dengan penataan rute
tarikan perjalanan Kawasan Megawon. untuk melayani tenaga kerja
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini yang bertempat tinggal di
dapat disimpulkan sebagai berikut; lokasi yang, cukup jauh misal-
1. Moda angkutan umum adalah nva Kecamatan Undaan dan
moda yang paling banyak Kecamatan Gebog. Selain
digunakan oleh tenaga kerja dapat melayani terhadap para
Kawasan Megawon, yaitu se- tenaga kerja, juga diharapkan

Pilar
Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

dapat lebih meminimalisir Pariwisata Situs Ratu Boko


pengeluaran biaya transportasi Yogyakarta)
untuh para tenaga kerja. Miro, Fidel,(1997) Sistem Transportasi
2. Mengusahakan adanya pen- Kota: Teori Dan Konsep Dasar.
gembangan kawasan peruma- Penerbit Tarsito Bandung.
han, atau permukiman untuk Miro, Fidel, (2005), Perencanaan
tenaga kerja sehingga mereka Transportasi, Penerbit Erlangga,
dapat mempunyai rumah atau Jakarta.
tempat tinggal yang lebih Morlok, edward K, (1998), Pengantar
dekat dengan Kawasan Teknik Dan Perencanaan
Megawon sehingga diharap- Transportasi (Terjemahan Johan
kan dapat mengurangi biaya K. Hainim), Penerbit Erlangga
transportasi terutama dise- Jakarta.
babkan oleh pergantian moda Nasution, H.M.N (1998) Manajemen
angkutan yang lebih dari l Transportasi, Ghalia Indonesia
(satu) kali. Jakarta
Salim, H.a Abbas, (2002), Manajeman
Transportasi PT. Raja Grafindo
KEPUSTAKAAN Persada, Jakarta
Sugiyono (2002), Statiska Untuk
Black, John, (1985) Urban Transport Penelitian. CV. Alfabetha
Planinng, Croom Helm, Bandung.
London Swastono S, (2000), Tarikan Perjalanan
Bruton, Michael J. ; Introduction to Kekampus Perguruan Tinggi
Transportation Planning and (Studi Kasus Kampus UGM)
Co. Ltd; London Dalam Forum Studi
Direktorat Jenderal Perhubungan Transportasi Antar Perguruan
Darat,(1995), Menuju Lalu Tinggi Prosiding Simposium III
Lintas Dan Angkutan Jalan Yogyakarta Universitas Gajah
Yang Tertib, PT.Zaiyan Mada
Putra/Putra Perdana Desain Tamin O.Z (2003) Perencanaan Dan
,Jakarta Permodelan Transportasi
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Penerbit ITB Bandung.
(2002), Kebijakan Pengelolaan Warpani, Suwardjoko (1990).
Jaringan Transportasi Jalan, Merencanakan Sistem
Bandung. Perangkutan Penerbit. ITB
Masrianto (2004) Tesis Analisa Bandung.
Karakteristik Tarikan Wells, G.R.(1969) Traffic Engineering
Perjalanan Pengunjung Obyek an Introduction, Grifin, London
Pariwisata (studi kasus: Obyek
.

Pilar

Vous aimerez peut-être aussi