Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Perencanaan Energi
Energi
Demand
Domestik Energi Produksi Kapasitas
Demand Energi yg Produksi
Dampak dari Luar Diinginkan Energi
Lingkung-
an
Aktifitas Intesitas
Pemakaian Pemakaian Produksi
Energi Energi Energi
Impor
Harga Energi
Teknologi Energi Energi Investasi
Makro Supply Tambahan
ekonomi Kapasitas
Perencanaan Energi
merupakan Interdisiplin
analisa mikro dan makro ekonomi
analisa sistem energi
analisa permintaan energi
analisa sumberdaya energi
analisa teknologi energi
analisa ekonomi teknik
analisa aspek hukum
analisa aspek lingkungan
analisa kebijakan
Cakupan Perencanaan Energi
1. Rumusan Tujuan dan Sasaran Perencanaan
2. Arahan Kebijakan dan Dasar Hukum
3. Skenario Pembangunan/Proyeksi Makroekonomi
4. Perkiraan Kebutuhan Energi
5. Kajian Sumberdaya dan Potensi Energi
6. Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Energi
7. Rencana Penyediaan Energi
8. Analisa Dampak Lingkungan
9. Rencana Pembiayaan
10. Strategi Pelaksanaan
Alur Perencanaan Energi
Skenario
Pertumbuhan
Ekonomi
Analisa Strategi
Dampak Pelaksanaan
Kebijakan Rencana
Energi Penyediaan
Energi Rencana
Pembiayaan
Kajian
Sumberdaya
Energi
Tujuan Perencanaan Energi
Menjamin penyediaan energi untuk
memenuhi permintaan energi
Mendukung pertumbuhan ekonomi
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kriteria Umum Perencanaan Energi
Keamanan pasokan energi
Energi tersedia dalam jumlah yang selalu cukup
Risiko kelangkaan energi rendah
Analisa Strategi
Dampak Pelaksanaan
Kebijakan Rencana
Energi Penyediaan
Energi Rencana
Pembiayaan
Kajian
Sumberdaya
Energi
Kebijakan Sektor Energi (1)
Kebijakan utama:
Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020 (2004)
Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025
Pengurangan Harga
Subsidi energi ekonomi Mendorong:
-diversifikasi
-konservasi
Menjamin keber-
lanjutan pasokan
energi di daerah
Peran Daerah Otonomi Daerah
di sektor energi di sektor energi
Menciptakan
nilai tambah yang
maksimal bagi
daerah
UU 22/2001 tentang Migas
Usaha sisi hulu dan hilir migas harus terpisah
Mengubah Pertamina menjadi PT
Mengakhiri penugasan Pertamina paling lambat 23
November 05
Membuka peluang masuknya pelaku baru di dalam usaha
migas
Pelaku usaha migas:
BUMN (Pertamina, PGN, dan BUMN lain)
BUMD
Swasta
Koperasi
PP 3/2005 tentang
Ketenagalistrikan
Membuka peluang berpartisipasi dalam usaha penyediaan listrik bagi:
BUMN (selain PLN)
BUMD
Swasta
Koperasi
Swadaya masyarakat
Perorangan
Masyarakat dan Pemda memberi masukan dalam perencanaan energi
nasional
Prioritas penggunaan energi setempat
Pemerintah dan Pemda menyediakan dana untuk listrik pedesaan
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota memberikan ijin usaha ketenagalistrikan
sesuai dengan kewenangannya
Menteri/Gubernur/Bupati Walikota menentukan harga listrik sesuai
kewenangannya
Sertifikasi teknis diberikan oleh asosiasi sesuai kewenangannya
Kebijakan Energi Nasional (2004)
Visi
Terjaminnya penyediaan energi untuk kepentingan nasional
Misi
Menjamin ketersediaan energi domestik
Meningkatkan nilai tambah sumber energi
Mengelola energi secara etis dan berkelanjutan termasuk
memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup
Menyediakan energi yang terjangkau untuk masyarakat tidak
mampu dan daerah belumberkembang
Mengembangkan kemampuan dalam negeri
Perpres 5/2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional
Target energi primer mix pada tahun 2025:
minyak bumi menjadi kurang dari 20%
gas bumi menjadi lebih dari 30%
batubara menjadi lebih dari 33%
biofuel menjadi lebih 5%
panas bumi menjadi lebih dari 5%
energi baru dan terbarukan menjadi lebih dari 5%
batubara cair menjadi lebih dari 2%
322.0
2,500 lainnya
minyak bumi
705.6
2,000 gas bumi
batubara
Juta SBM
1,500
856.8
1,000
44.5
484.2
500 915.6
235.9
- 125.5
2003 2025
Prolisdes 2006
Prolisdes (program listrik desa) tahun 2006 dilaksanakan bersama
oleh PLN dan Pemda.
Analisa Strategi
Dampak Pelaksanaan
Kebijakan Rencana
Energi Penyediaan
Energi Rencana
Pembiayaan
Kajian
Sumberdaya
Energi
Proyeksi Permintaan Energi
Menjadi dasar dalam perencanaan penyediaan
energi
Jika proyeksi lebih rendah daripada realisasi: terjadi
kelangkaan
Jika proyeksi lebih tinggi daripada realisasi: tidak
efisien/pemborosan
Metode perencanaan:
Analisa kondisi permintaan yang sudah terjadi
Analisa kecenderungan ke depan, kenali faktor pemicu
pertumbuhan permintaan energi
Proyeksi Permintaan Energi
Pemakaian Energi
Skenario A
Skenario B
Skenario C
Dikaitkan dengan:
pertumbuhan permintaan sebelumnya
proyeksi makroekonomi
target pertumbuhan ekonomi/pertumbuhan
sektoral
Rencana pengembangan wilayah
Kebijakan energi, misal: substitusi energi
Proyeksi Permintaan Energi
Metode Pertumbuhan
40
35
30
25
20
15 ?
10
0
1990 1991 1992 1993 1994 1995
Proyeksi Permintaan Energi
Metode Ekonometrik
Tahun Pemakaian PDB/kapita Harga Minyak
Energi (SBM) (jt Rp/orang) Tanah (Rp/liter)
1990 74,319 1.52 244
1991 72,071 1.61 258
1992 68,897 1.69 258
1993 81,037 1.77 280
1994 74,350 1.87 256
1995 77,980 2.00 236
1996 83,978 2.13 222
1997 105,590 2.17 200
1998 104,840 1.85 112
1999 94,285 1.88 110
2000 114,111 1.94 107
Diperoleh persamaan:
Q = 0,69 + 0,569(Q-1) + 7,64(PDB/kap) - 0,137(M.Tanah)
Proyeksi Permintaan Energi
Metode Intensitas
Pemakaian Energi = Aktifitas * Intensitas
Langkah-langkah perhitungan :
menentukan pembagian sektor pemakai energi,
menentukan besaran aktifitas pemakaian energi
masing-masing sektor pemakai energi,
menghitung intensitas pemakaian energi masing-
masing sektor,
menghitung permintaan energi masing-masing
sektor,
menghitung permintaan energi total.
Perkiraan Permintaan Energi
Metode Intensitas
Sektor/Subsektor Aktifitas Intensitas
Rumah Tangga Orang SBM/kapita/tahun
Komersial Juta Rp/tahun SBM/juta Rp/tahun
Industri Juta Rp/tahun SBM/juta Rp/tahun
Transport - AJR Unit/tahun SBM/unit/tahun
Transport - KA Km/tahun SBM/km/tahun
Transport - ASDP Jam/tahun SBM/jam/tahun
Transport - Laut Jam/tahun SBM/jam/tahun
Transport - Udara Km/tahun SBM/km/tahun
Perkiraan Permintaan Energi
Metode Analisa Sistem (System Dynamics)
Pemakaian
Energi
Rumah
Tangga
Jumlah Pemakaian
Harga
Penduduk energi per-
energi
kapita
Efek
Pema- perubahan
Pendapatan
kaian energi harga
per kapita
per kapita energi
normal
Efek
pendapatan
PDB
Pemakaian energi
per kapita tahun referensi
Alur Perencanaan Energi
Skenario
Pertumbuhan
Ekonomi
Analisa Strategi
Dampak Pelaksanaan
Kebijakan Rencana
Energi Penyediaan
Energi Rencana
Pembiayaan
Kajian
Sumberdaya
Energi
Jenis Energi Primer
Energi Tak Terbarukan/Energi Fosil
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara
Nuklir
Energi Terbarukan
Tenaga Air
Panasbumi
Tenaga Matahari
Tenaga Angin
Biomassa
Biogas
Bio-fuel
Dsb.
Reference Energy System
Energi Primer Transformasi Energi Final Demand Energi
BBM
Minyak bumi Kilang minyak
Rumah Tangga
Gas bumi
Gas bumi
Komersial
Batubara
Batubara
Tenaga air
Pembangkit Industri
Listrik
Listrik
Panasbumi
Investasi dan
Konstruksi
Operasi dan
Produksi
Kriteria Pengembangan
Penyediaan Energi
biaya yang terendah;
nilai tambah yang maksimal;
penyerapan tenaga kerja maksimal;
keberlanjutan penyedian energi primer;
tidak menciptakan ketergantungan thp. negara lain;
peluang alih teknologi;
menciptakan peluang bagi industri/usaha pendukung
di dalam negeri; dan
dampak terhadap lingkungan yang minimal, baik lokal
maupun global.
Rencana Penyediaan Energi
Contoh: Sektor Rumah Tangga
Penerangan Listrik
Harga dan Ketersediaan Minyak Tanah
Domestik
AC, TV, dll
Minyak Solar Harga
Keamanan Pasokan
Nilai Tambah
Memasak LPG
Diperoleh persamaan:
Q = 0,69 + 0,569(Q-1) + 7,64(PDB/kap) - 0,137(M.Tanah)
Model IO/CGE
CGE digunakan untuk menghitung dampak perubahan suatu
varibel ekonomi, khususnya terhadap PDB, inflasi, ketenagkerjaan.
CGE memodelkan keseimbangan antara :
K + L = C + I + G + (X – M)
CGE mentransformasikan Tabel IO (SAM) dasar menjadi Tabel IO
(SAM) simulasi, dengan menggunakan persamaan dan elastisitas
persamaan
elastisitas
IO dasar IO simulasi
Dari tabel IO dapat dihitung: PDB, inflasi, ketenagakerjaan, dsb.
Model MARKAL
MARKAL (Market Allocation)
dikembangkan mulai tahun 1970-an oleh
ETSAP – IEA.
MARKAL cocok digunakan untuk
melakukan optimasi teknologi, baik sisi
demand maupun supplay energi
Berbagai versi model MARKAL telah
dikembangkan di berbagai negara
Model ENPEP (1)
LOAD
BALANCE
Model LEAP
Singkatan dari Long-Range Energy Alternatives
Planning System.
Dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute-
Boston / Tellus Institute
Terdiri atas:
2 modul utama, yaitu Demand dan Transformation
2 modul tambahan, yaitu Key Variables dan Resources