Vous êtes sur la page 1sur 5

AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

Rabu, 16 Juni 10

Oleh: Husnul Yaqin, Lc. 


(Editor: Abdurrahman Nuryaman) 

KHUTBAH PERTAMA : 

‫ل لَ ُه‬ ِ ‫ن يَ ْه ِد ِه هللا فَاَل ُم‬


َّ ‫ض‬ َ ‫س ِي ّئَاتِ أَ ْع‬
ْ ‫ َم‬،‫مالِ َنا‬ َ ‫ِن‬ ْ ‫س َنا َوم‬ ِ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْن ُف‬ُ ‫ِن‬
ْ ‫ َونَ ُع ْو ُذ بلله م‬،‫س َت ْغف ُِر ُه‬
ْ َ‫س َت ِع ْي ُن ُه َون‬
ْ َ‫م ُد ُه َون‬
َ ‫ح‬
ْ َ‫م َد هلل ن‬ َ ‫إِنَّ ا ْل‬
ْ ‫ح‬
 .‫س ْول ُُه‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬
ُ ََ ُ ُ ْ َ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ًا‬
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬
َّ َ ُ ‫م‬ َّ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ َ
ُ َ ْ ‫ َو‬،‫ك لَ ُه‬
‫أ‬ َ ‫ش ِر ْي‬ ْ ‫ش َه ُد أَنْ اَل اله إال هللا َو‬
َ ‫ح َد ُه اَل‬ ْ َ‫ أ‬،‫ِي لَ ُه‬ َ ‫هاد‬ َ ‫ِل فَاَل‬
ْ ‫ضل‬ْ ‫ن ُي‬ ْ ‫َو َم‬

  َ‫مون‬ ُ ِ‫ُّسل‬ْ ‫ن إِال َّ َوأَن ُتم م‬ َّ ُ‫موت‬ ُ َ‫ه َوال َ ت‬ ِ ِ‫ق تُقَات‬ َّ ‫ح‬َ ‫ِين َءا َم ُنوا اتَّ ُقوا هللا‬ َ ‫يَاأَيُّهاَ الَّذ‬
‫هللا الَّذِي‬
َ ‫وا‬ ‫ق‬ُ َّ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫و‬َ ‫ء‬
ً ‫آ‬‫ِس‬
َ ‫ن‬ ‫و‬
َ ‫ا‬ ‫ر‬
ً ‫ِي‬ ‫ث‬‫ك‬َ ً ‫ال‬‫ا‬‫ج‬َ ‫ر‬
ِ ‫ا‬‫م‬َ ‫ه‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫م‬
ِ َّ‫ث‬ ‫ب‬
َ ‫و‬
َ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ج‬
َ ‫و‬
ْ ‫ز‬
َ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ن‬
ْ ‫م‬ِ ‫ق‬َ َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫و‬
َ ‫ة‬
ٍ ‫د‬َ ‫ح‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫س‬
ٍ ‫ف‬ْ َ ‫ن‬ ‫ِن‬
ْ ‫م‬
ّ ‫ُم‬ ‫ك‬ ‫ق‬َ َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫ِي‬‫ذ‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ُم‬
ُ ‫ك‬ َّ ‫ب‬ ‫ر‬
َ ‫وا‬ ‫ق‬
ُ َّ ‫ت‬‫ا‬ ُ ‫يَاأَيُّ َها ال َّن‬
‫اس‬
 ‫ُم َرقِيبًا‬ ْ ‫م إِنَّ هللا َكانَ َعلَ ْيك‬ َ ‫حا‬ َ ‫ه َواْأل َ ْر‬ ِ ِ‫سآ َءلُونَ ب‬ َ َ‫ت‬
‫سولَ ُه َفق َْد فَا َز َف ْوزًا‬ ُ ‫هللا َو َر‬
َ ِ‫ُم َو َمن ُيطِع‬ ْ ‫ُم َو َي ْغف ِْر لَك‬
ْ ‫ُم ُذ ُنو َبك‬ ْ ‫مالَك‬ َ ‫ُم أَ ْع‬ْ ‫ِح لَك‬ْ ‫صل‬ ْ ‫ ُي‬. ‫سدِيدًا‬ َ ً ‫ِين َءا َم ُنوا اتَّ ُقوا هللا َوقُولُوا َق ْوال‬ َ ‫َياأَيُّ َها الَّذ‬
 ‫َعظِيمًا‬

 :‫أَ َّما بَ ْع ُد‬


،‫ة‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ة‬َ ‫ث‬ ‫د‬‫ح‬ ‫م‬ ‫ل‬‫ك‬ُ ‫و‬ ،‫ا‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫َا‬ ‫ث‬
ٌ َ ْ ِ ٍ َ ْ ُ َّ َ َ ُ َ ْ ُ ِ ْ ُ‫د‬‫ح‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫م‬ُ ‫أْل‬‫ا‬ ‫ر‬ ‫ش‬
َّ َ َ ‫و‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ي‬‫د‬ ‫ه‬ ‫ي‬‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬
ٍ َّ َ ُ ُ ْ َ ِ ْ َ َ ْ َ َ‫ر‬‫ي‬ ‫خ‬‫و‬ ‫هللا‬ ‫اب‬ ‫ت‬‫ك‬ ‫ث‬
ُ َِ ِ ِْ َ ‫ي‬ ‫د‬‫ح‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ َ‫ق‬ ْ َ‫ف َِإنَّ أ‬
‫ص َد‬
.‫لم‬
ْ ‫س‬ َ ‫ه َو‬ ِ ِ‫حب‬ َ ‫ َو َعلَى أله َو‬،‫حم ٍد‬
ْ ‫ص‬ َ ‫صل َعلَى ُم‬ َ ‫ اللهم‬.‫ار‬
ِ ‫ة فِي ال َّن‬ ٍ َ‫ضاَل ل‬
َ ‫ل‬ ٌ َ‫ضاَل ل‬
َّ ‫ َو ُك‬،‫ة‬ َ ‫ة‬ ٍ ‫ل بِ ْد َع‬َّ ‫َو ُك‬

Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Di hari yang penuh berkah ini, mari kita menghadapkan hati kita kepada Allah, membuka hati
dan pikiran untuk sejenak menyi-mak nasehat khutbah yang kami harapkan dapat
menambahkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala. 

Ma'asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Jika kita perhatikan dan kita melihat secara sepintas saja, apa yang terjadi saat ini ditengah
masyarakat Muslimin, maka kita akan mendapatkan fenomena yang seharusnya menjadikan
kita semua prihatin akan umat ini. Ini mesti kita lakukan, agar kita mawas diri dan berusaha
menjadikan diri kita tidak termasuk golongan mereka yang telah melampaui batas. 

Sekian banyak bentuk kesyirikan, kezhaliman, kejahatan, kemaksiatan yang dengan begitu
mudah kita temukan di sekitar kita. Contohnya praktek syirik sudah menjadi suatu yang biasa
dilakukan orang. Bahkan dukun, para normal, tukang ramal, ahli zodiak, dan orang-orang
semacam mereka, yang jelas-jelas melaku-kan praktek kesyirikan, dianggap sebagai tokoh
panutan dan me-miliki tempat terhormat di tengah masyarakat. Contoh lain di antara kaum
Muslimin sudah tidak bisa lagi menghargai nyawa seseorang, tidak bisa menghargai harta orang
lain, dan bahkan tidak bisa meng-hargai kehormatan manusia. Padahal itu semua telah
dilindungi oleh Islam, dan tidak boleh diganggu. Semua itu terjadi karena mereka telah
meninggalkan Agama yang hanif ini, menuruti hawa nafsu, terpedaya dan tertipu oleh bujuk
rayu setan serta gemerlap-nya kehidupan dunia. 

Di sisi lain Di antara kaum Muslimin tidak lagi memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap
saudaranya sesama Muslim, tidak perduli dengan kejadian dan kondisi yang ada, sehingga
segala bentuk kemungkaran semakin hari tumbuh subur, dan sebaliknya segala bentuk
kebaikan mulai terkikis dan asing dihadapan manusia. Orang-orang yang ingin selalu konsisten
dan istiqamah menjalankan Agama dengan benar menjadi asing di tengah masyarakatnya.
Sikap keIslaman yang baik terkesan batil dan begitu juga sebaliknya. Yang sunnah dan sesuai
dengan contoh Rasulullah dianggap sebagai sikap beragama yang ekstrim, dan sebaliknya yang
bid’ah dianggap sebagai jalan kebenaran sejati. 

Semua itu adalah karena yang menjadi tolak ukur beragama adalah perasaan dan keridhaan
manusia, bukan keridhaan Allah. Padahal Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam telah
memperingatkan kita semua dari sikap timpang semacam ini dalam sabda beliau,

 .‫اس‬
ِ ‫ط هللا َو َكلَ ُه هللا إِلَى ال َّن‬
ِ ‫خ‬
َ ‫س‬
َ ِ‫اس ب‬
ِ ‫ضا ال َّن‬
َ ‫س ِر‬ َ ‫ن ا ْل َت‬
َ ‫م‬ ِ ‫ َو َم‬،‫اس‬
ِ ‫اس َك َفا ُه هللا ُم ْؤنَ َة ال َّن‬
ِ ‫ط ال َّن‬
ِ ‫خ‬
َ ‫س‬
َ ِ‫ضا هللا ب‬
َ ‫س ِر‬ َ ‫ن ا ْل َت‬
َ ‫م‬ ِ ‫َم‬
"Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (mengacuhkan) kebencian manusia maka Allah
mencukupkannya dari beban manusia, dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan
(mengesampingkan) kemurkaan Allah maka Allah akan menguasakan manusia atas
dirinya." (HR. at-Tirmidzi no. 2414 dan dishahihkan oleh al-Albani). 

Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Sebegitu hebat kemungkaran yang telah dianggap biasa ditengah masyarakat kita, sampai yang
baik menjadi suatu yang dianggap aneh. Orang yang rajin shalat berjamaah aneh, kaum
Muslimah yang mengenakan hijab sesuai syariat aneh, rajin ketempat-tempat pengajian aneh,
laki-laki Muslim yang memanjangkan jenggot aneh, laki-laki Muslim yang memotong
pakaiannya agar tidak isbal aneh, dan semua yang sebenarnya adalah tepat sebagaimana yang
diridhai Allah, menjadi suatu yang aneh dan asing. Maka sungguh benar Rasulullah Sallallahu
'Alahi Wasallam manakala beliau bersabda,

 . ‫ِي‬
ْ ‫س َّنت‬
ُ ‫ِن‬
ْ ‫ِي م‬
ْ ‫ِن بَ ْعد‬
ْ ‫اس م‬ َ ‫ِح ْونَ َما أَف‬
ُ ‫ْس َد ال َّن‬ ُ ‫صل‬ َ ‫ الَّ ِذ ْي‬،ِ‫ َفطُ ْوبَى لِ ْل ُغ َربَاء‬،‫ما بَ َدأَ غَ ِر ْيبًا‬
ْ ‫ن ُي‬ َ ‫سيَ ُع ْو ُد َك‬ ْ ِ ‫بَ َدأَ اإْل‬
َ ‫ساَل ُم غَ ِر ْيبًا َو‬

"Islam mulanya dianggap aneh (asing) dan akan kembali dianggap asing seperti semula. Maka
kabar gembira yang besar bagi orang-orang yang dianggap aneh (asing), yaitu, orang-orang
yang memperbaiki (menjalankan dengan baik) perkara-perkara Sunnahku yang telah dirusak
setelahku oleh orang-orang." (HR. Ahmad dan Muslim). 

Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Karenanya, merupakan tugas dan kewajiban setiap Muslim untuk selalu menjaga kemurnian
Agama, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan mencegah setiap bentuk kemungkaran.
Tentunya kita pernah membaca dan mendengar permisalan yang pernah disampaikan oleh
Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam, sebagaimana beliau bersabda :

َ‫كان‬َ ‫س َفلَ َها َف‬ْ َ‫م أ‬ ْ ‫ض ُه‬ُ ‫ها َو َب ْع‬ َ ‫م أَ ْعاَل‬ْ ‫ض ُه‬
ُ ‫اب َب ْع‬
َ ‫ص‬َ َ‫ة فَأ‬ٍ ‫س ِف ْي َن‬َ ‫م ْوا َعلَى‬ ُ ‫اس َت َه‬ْ ‫َل َق ْو ٍم‬ ِ ‫مث‬ ُ ‫ِم َعلَى‬
َ ‫ح ُد ْو ِد هللا َوا ْل َواقِعِ فِ ْي َها َك‬ ِ ‫َل ا ْلقَائ‬
ُ ‫َمث‬
ْ‫ن َف ْو َق َنا؛ فَإِن‬
ْ ‫م نُ ْؤ ِذ َم‬ْ َ‫خ ْر ًقا َول‬
َ ‫ص ْيبِ َنا‬ َ ‫ لَ ْو أَنَّا‬:‫م َفقَالُ ْوا‬
ِ َ‫خ َر ْق َنا فِي ن‬ ْ ‫ن َف ْوق َُه‬ ْ ‫ما ِء َم ُّر ْوا َعلَى َم‬ َ ‫ِن ا ْل‬
َ ‫اس َت َق ْوا م‬
ْ ‫س َفلِ َها إِذَا‬ ْ َ‫ن فِي أ‬ َ ‫الَّ ِذ ْي‬
 .‫م ْيعًا‬ ِ ‫ج‬ َ ‫ج ْوا‬َ َ‫ج ْوا َون‬
َ َ‫م ن‬ ْ ‫خ ُذ ْوا َعلَى أَ ْي ِد ْي ِه‬
َ َ‫م ْيعًا َوإِنْ أ‬ ِ ‫ج‬ َ ‫م َو َما أَ َرا ُد ْوا‬
َ ‫هلَ ُك ْوا‬ ْ ‫ه‬ُ ‫َي ْت ُر ُك ْو‬

"Perumpamaan orang yang teguh dalam menjalankan hukum-hukum Allah dan orang yang
terjerumus di dalamnya, adalah seperti sekolompok orang yang berada di dalam sebuah kapal,
ada yang mendapatkan tempat di atas melewati orang-orang yang di atas, dan ada yang
memperoleh tempat di bawah. Sedang yang di bawah jika mereka membutuhkan air minum,
mereka harus naik ke atas, maka mereka berkata: 'Lebih baik kita melobangi tempat di bagian
kita ini, supaya tidak mengganggu kawan-kawan kita yang di atas'. Rasulullah bersabda, 'Maka
jika mereka yang di atas membiarkan mereka, pasti binasalah semua orang yang ada di dalam
perahu tersebut, namun apabila mereka mencegahnya mereka semua akan selamat'." (HR. Al-
Bukhari no. 2493) 

Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Jika kita renungkan dengan dalam perumpamaan agung yang disabdakan oleh Nabi Sallallahu
'Alahi Wasallam ini, yaitu seorang hamba Allah yang paling mengetahui tentang keadaan
umatnya, tentang sebab-sebab kemuliaan dan kerusakan yang akan terjadi pada mereka
berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu Wata'ala, maka kita akan mendapatkan gambaran
yang jelas tentang agungnya keutamaan mengajak orang kepada kebaikan dan mencegah dari
perbuatan jahat dan mungkar, yang kita kenal dalam istilah Amar Ma`ruf Nahi Munkar. 

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman,

  ِ‫ْمنك َِر َوتُ ْؤم ُِنونَ بِاهلل‬


ُ ‫ن ال‬
ِ ‫ف َوتَ ْن َه ْونَ َع‬ َ ‫اس تَ ْأ ُم ُرونَ بِا ْل‬
ِ ‫م ْع ُرو‬ ِ ‫ت لِل َّن‬
ْ ‫ج‬ ْ ‫ة ُأ‬
َ ‫خ ِر‬ ٍ ‫خ ْي َر ُأ َّم‬
َ ‫م‬
ْ ‫ُنت‬
ُ ‫ك‬

"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (Ali Imran:110). 
Al-Allamah As-Sa'di mengomentari ayat ini dengan mengatakan; "Allah Subhanahu Wata'ala
memuji umat ini sebagai umat yang paling baik yang Allah ciptakan untuk umat manusia. Dan
itu, karena Allah menyempurnakan Iman bagi diri mereka, yang dengan iman itu mereka
melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah, dan menyempurnakan mereka untuk orang
lain dengan amar ma'ruf dan nahi munkar, yang di sana mencakup mendakwahi manusia untuk
kembali kepada Allah. Dengan inilah maka umat Islam ini adalah umat terbaik." Dan sebaliknya
Allah melaknat orang-orang yang kafir dari kalangan Ahli Kitab, karena mereka membiarkan
kemungkaran terjadi di tengah mereka. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman,

َ ‫ كَا ُنوا ال َ َي َت َنا‬. َ‫ص ْوا َّوكَا ُنوا َي ْع َت ُدون‬


‫ه ْونَ َعن‬ َ ‫ما َع‬
َ ِ‫ك ب‬
َ ِ‫م َذل‬
َ ‫ن َم ْر َي‬
ِ ‫ِيسى ا ْب‬
َ ‫او َد َوع‬
ُ ‫ن َد‬ َ ‫ل َعلَى ل‬
ِ ‫ِسا‬ َ ‫س َراءِي‬ ْ ِ‫ِين َك َف ُروا مِن َبنِى إ‬
َ ‫ِن الَّذ‬ َ ‫لُع‬
َ ‫مُّنك ٍَر َف َعلُو ُه لَبِئ‬
  َ‫ْس َما كَانُوا يَ ْف َعلُون‬

"Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang
demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain
tidak saling melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah
apa yang selalu mereka perbuat itu." (Al-Ma`idah: 78-79). 

Ini menunjukkan bahwa membiarkan kemungkaran dan ke-maksiatan adalah salah satu sifat
orang-orang yang dilaknat Allah. 

Al-Allamah as-Sa'di rahimhullah berkata, setelah menafsirkan ayat ini, 

"Hal itu (perbuatan mereka yang diam terhadap kemungkaran) menunjukkan sikap
meremehkan perintah Allah, dan bahwasanya berbuat maksiat kepadaNya adalah suatu yang
ringan bagi mereka. Seandainya mereka memiliki rasa pengagungan kepada Rabb mereka,
niscaya mereka tidak akan menabrak apa-apa yang diharamkan Allah, dan niscaya mereka akan
marah terhadap apa yang dimurkai Allah. Dan sesungguhnya diam terhadap kemungkaran
-padahal mampu untuk merubahnya- adalah sikap yang mendatangkan hukuman; karena
mendiamkan kemungkaran akan menimbulkan kerusakan-kerusakan yang besar: 

Di antaranya : Itu menunjukkan sikap meremehkan dan menganggap enteng kemaksiatan. 

Di antaranya : Itu akan menumbuhkan keberanian bagi orang-orang yang gemar melakukan
maksiat dan orang-orang fasik untuk semakin berani melakukan maksiat, bahkan secara
terang-terangan. 

Di antaranya : Apabila kemungkiran dibiarkan, maka ilmu Agama akan semakin redup di
tengah masyarakat dan kejahilan justru akan semakin merajalela, karena apabila kemaksiatan
demi kemaksiatan begitu saja dilakukan orang, dan dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha
untuk merubahnya, maka masyarakat yang memang minim dengan ilmu agama akan
menganggap itu semua sebagai suatu yang bukan maksiat.

Di antaranya : Mendiamkan maksiat boleh jadi akan menyebabkan kemaksiatan menjadi suatu
yang bagus dalam pandangan masyarakat luas, sehingga sebagian masyarakat akan meniru
perbuatan pelaku maksiat karena menganggapnya sebagai sesuatu yang bagus." (Dikutip
dari Tafsir as-Sa'di secara ringkas dan adaptasi, Ali Imran: 78-79). 

Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Karena itu, Amar Ma'ruf Nahi Munkar adalah kewajiban setiap Muslim yang paling utama, yang
akan menjadi jalan keselamatan dan menghindarkan dari murka Allah, di dunia maupun di
akhirat. Amar Ma'ruf Nahi Munkar harus tegak, dalam segala sekala sosial; individu, keluarga,
masyarakat, nasional bahkan interna-sional. Kita harus senantiasa ingat bahwa Amar Ma'ruf
Nahi Munkar adalah perintah Allah Subhanahu Wata'ala, yang mana Allah menjanjikan
keberuntungan bagi kita bila ditegakkan. Perhatikan FirmanNya,

  َ‫ِحون‬
ُ ‫ْم ْفل‬
ُ ‫م ال‬
ُ ‫ه‬ َ ِ‫ْمنك َِر َو ُأ ْوالَئ‬
ُ ‫ك‬ ُ ‫ن ال‬
ِ ‫ف َويَ ْن َه ْونَ َع‬
ِ ‫م ْع ُرو‬ wَ ‫خ ْي ِر َويَ ْأ ُم ُر‬
َ ‫ون بِا ْل‬ َ ‫ُم ُأ َّم ُُة يَ ْد ُعونَ إِلَى ا ْل‬
ْ ‫َو ْل َتكُن ّمِنك‬

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (Ali Imran: 104). 
Lebih dari itu, amar ma'ruf nahi munkar adalah salah satu di antara sifat-sifat esensi seorang
Mukmin sejati, dan karenanya Allah menjanjikan rahmat bagi mereka. Allah Subhanahu
Wata'ala berfirman,

‫هللا‬
َ َ‫صال َ َة َو ُي ْؤ ُتونَ ال َّزكَا َة َو ُيطِي ُعون‬
َّ ‫ِيمونَ ال‬
ُ ‫ْمنك َِر َو ُيق‬
ُ ‫ن ال‬
ِ ‫ف َو َي ْن َه ْونَ َع‬
ِ ‫م ْع ُرو‬ wَ ‫ض َي ْأ ُم ُر‬
َ ‫ون بِا ْل‬ ُ ‫م أَ ْولِ َي‬
ٍ ‫آء َب ْع‬ ْ ‫ض ُه‬ ُ ‫ات َب ْع‬ُ ‫ْم ْؤ ِم َن‬
ُ ‫ْم ْؤم ُِنونَ َوال‬ ُ ‫َوال‬
ُُ ‫حك‬
 ‫ِيم‬ َ ‫يز‬ ٌ ‫هللا َع ِز‬
َ َّ‫هللا إِن‬ُ ‫م‬
ُ ‫ه‬
ُ ‫م‬ُ ‫ح‬
َ ‫ر‬
ْ ‫ي‬
َ ‫س‬
َ ‫ك‬
َ ِ ‫ئ‬َ ‫ال‬ ‫و‬
ْ ُ
‫أ‬ ‫ه‬
ُ َ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫َو َر‬

"Dan orang-orang Mukmin, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian
yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan Shalat, menunaikan Zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (At-
Taubah: 71). 

Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah 

Kepedulian kita untuk merubah kemungkaran, adalah salah satu di antara barometer keimanan
kita. Coba kita simak dengan baik sabda Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam berikut ini: 

Dari Ibnu Mas'ud radiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda,

‫ِن‬
ْ ‫ُف م‬
ُ ‫خل‬ َّ ُ‫ ث‬،ِ‫ه َويَ ْق َت ُد ْونَ بِأَ ْم ِره‬
ْ َ‫م إِنَّ َها ت‬ ِ ِ‫س َّنت‬
ُ ِ‫خ ُذ ْونَ ب‬ُ ‫اب يَ ْأ‬
ٌ ‫ح‬ َ ‫ص‬ْ َ‫اريُّ ْونَ َوأ‬ِ ‫ح َو‬َ ‫ه‬ِ ِ‫ِن ُأ َّمت‬ ْ ‫ِي إِاَّل َكانَ لَ ُه م‬ ْ ‫ة ق َْبل‬ ٍ ‫ي بَ َعث َُه هللا فِي ُأ َّم‬ ٍ ّ ِ‫ِن نَب‬ ْ ‫َما م‬
‫ ف َُه َو‬،ِ‫ِسانِه‬ َ ‫م بِل‬ ْ ‫ه‬ُ ‫ه َد‬ َ ‫جا‬َ ‫ن‬ ْ ‫ َو َم‬،‫ِن‬ ٌ ‫م بِيَ ِد ِه ف َُه َو ُم ْؤم‬ ْ ‫ه‬
ُ ‫ه َد‬َ ‫جا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ َ ‫ َف‬w‫خلُ ْوفٌ يَ ُق ْولُ ْونَ َما اَل يَ ْف َعلُ ْونَ َويَ ْف َعلُ ْونَ َما اَل ُي ْؤ َم ُر ْونَ ؛‬ ُ ‫ِم‬ ْ ‫بَ ْع ِده‬
  .‫ل‬
ٍ ‫خ ْر َد‬َ ‫حبَّ ُة‬َ ‫ن‬ ِ ‫ما‬َ ‫ِن اإْل ِ ْي‬َ ‫س َو َرا َء ذلك م‬ َ ‫ِن َولَ ْي‬
ٌ ‫ِ ف َُه َو ُم ْؤم‬،‫ه‬ ِ ‫م بِ َق ْل ِب‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫ه َد‬
َ ‫جا‬
َ ‫ن‬ ْ ‫ِن َو َم‬ٌ ‫ُم ْؤم‬

"Tidaklah seorang Nabi yang diutus oleh Allah sebelumku, melainkan dari umatnya, dia memiliki
para pembela yang setia dan sahabat-sahabat yang mengikuti Sunnahnya dan mengikuti
perintahnya, kemudian setelah itu datanglah orang-orang yang mengatakan apa yang tidak
mereka perbuat, dan justru melakukan apa yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka
barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya, maka dia adalah seorang Mukmin,
barangsiapa yang memerangi mereka dengan lisannya, maka dia juga seorang Mukmin, dan
barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka dia juga seorang Mukmin, dan
tidak ada iman yang lebih rendah dari itu meskipun sebesar biji sawi." (HR. Muslim no. 50). 

Kita memohon kepada Allah agar diberi kekuatan bashirah, kekuatan hati, kekuatan ilmu,
kekutan lisan untuk membedakan antara yang hak dan yang batil, yang ma'ruf dan yang
mungkar, kemudian kita bersama-sama menegakkan yang ma'ruf dan memberantas segala
bentuk kemungkaran dan kebatilan. Dengan harapan semoga Allah menggolongkan kita sebagai
Mukmin sejati, melimpahkan rahmat bagi kita, dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang
beruntung. 

ْ َ‫ِي هذا َوأ‬


‫س َت ْغف ُِر هللا‬ ُ ‫ أَ ُق ْو‬.‫س َن ُه‬
ْ ‫ل َق ْول‬ ْ َ‫ل َفيَ َّتبِ ُع ْونَ أ‬
َ ‫ح‬ َ ‫م ُع ْونَ ا ْل َق ْو‬
ِ ‫س َت‬ َ ‫ج َعلَ َنا هللا م‬
َ ‫ِن الَّ ِذ ْي‬
ْ َ‫ن ي‬ ِ ‫ن ا ْلك َِر ْي‬
َ ‫م َو‬ ِ ‫ُم فِي ا ْل ُق ْرآ‬ْ ‫ِي َولَك‬ْ ‫ك هللا ل‬ َ ‫بَا َر‬
 ‫ن‬َ ‫م ْي‬
ِ ِ‫سل‬ ْ ‫ْم‬
ُ ‫م ْيعِ ال‬
ِ ‫ج‬ ْ ‫ِي َولَك‬
َ ِ‫ُم َول‬ ْ ‫ل‬

KHUTBAH KEDUA : 

  َ‫ش ِر ُك ْون‬ ُ ‫ه َولَ ْو ك َِر َه ا ْل‬


ْ ‫م‬ ِ ّ ‫ن ُك ِل‬ ِّ ‫ْه َر ُه َعلَى ال‬
ِ ‫د ْي‬ ِ ‫ـق لِ ُيظ‬
ِّ ‫ح‬ َ ‫ن ا ْل‬ ِ ‫س ْولَ ُه بِال ُْه َدى َو ِد ْي‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫س‬ َ ‫ِي أَ ْر‬
ْ ‫م ُد هلل الَّذ‬ ْ ‫ح‬َ ‫اَ ْل‬
 ‫ل هللا‬ ُ ‫س ْو‬ ُ ‫مدًا َر‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم‬
ْ َ‫ش َه ُد أَنْ اَل اله إِال َّ هللا َوأ‬ ْ َ‫أ‬
 )) َ‫مون‬ ُ ِ‫ُّسل‬ َ
ْ ‫ن إِال َّ َوأن ُتم م‬ َّ ُ‫موت‬ُ َ‫ه َوال َ ت‬ ِ ِ‫ق تُقَات‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ِين َءا َم ُنوا اتَّ ُقوا هللا‬ َّ َ َ
َ ‫(( يَاأيُّها الذ‬: ‫ل هللا تعالى‬ َ ‫قَا‬
  .‫ن‬َ ‫م ِع ْي‬ َ ‫ج‬ْ َ‫ه أ‬ ِ ِ ‫حا ب‬
َ ‫ص‬ ْ َ‫م ٍد َو َعلَى أله َوأ‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ل َعلَى ُم‬ ِّ ‫ص‬ َ ‫اللهم‬
 :‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
 ‫سلِيمًا‬ ْ َ ‫ت‬ ‫وا‬ ّ
‫ِم‬ ‫ل‬ ‫س‬
ُ َ َ ْ ‫و‬ ‫ه‬ِ ‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫وا‬ ُّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫م‬
َُ َ َ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ِين‬ ‫ذ‬ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ُّ ‫ي‬ َ ‫آأ‬
َ َ ِ ّ ِ َّ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ َ‫ون‬ ُّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ه‬
َ ُ ُ َ ‫ت‬ َ
‫ك‬ ِ ‫ئ‬َ ‫ال‬ ‫م‬
َ ‫هللا َو‬
َ َّ‫إِن‬

‫ك َعلَى‬ ْ ‫ار‬
ِ ‫ اللهم َب‬.‫م ْي ٌد َمجِ ْي ٌد‬ ِ ‫ح‬ َ ‫ك‬ َ َّ‫ إِن‬،‫م‬ َ ‫ه ْي‬
ِ ‫ل إِ ْب َرا‬ ِ ‫ َو َعلَى آ‬،‫م‬ َ ‫ه ْي‬ِ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا‬ َ ‫صلَّ ْي‬ َ ‫ما‬ َ ‫ َك‬،‫م ٍد‬ َّ ‫ح‬َ ‫ل ُم‬ ِ ‫ َو َعلَى آ‬،‫م ٍد‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ل َعلَى ُم‬ ِّ ‫ص‬ َ ‫اللهم‬
 .‫م ْي ٌد َمجِ ْي ٌد‬ ِ ‫ح‬ َ ‫ك‬ َ َّ‫ إِن‬،‫م‬َ ‫ه ْي‬ ِ ‫ل إِ ْب َرا‬ِ ‫ َو َعلَى آ‬،‫م‬ َ ‫ه ْي‬ِ ‫ْت َعلَى إِ ْب َرا‬ َ ‫ما بَا َرك‬ َ ‫ َك‬،‫م ٍد‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ل ُم‬ ِ ‫ َو َعلَى آ‬،‫م ٍد‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ُم‬
‫ َربَّ َنا آتِ َنا فِي‬،‫ن‬ َ ‫ِن ا ْل‬
َ ‫خاس ِِر ْي‬ َ ‫نم‬ َّ َ‫م َنا لَ َنكُون‬ ْ ‫ح‬ َ ‫ِـر لَ َنا َوتَ ْر‬
ْ ‫م تَغْـف‬ ْ َ‫س َنا َوإِنْ ل‬ َ ‫م َنا أَ ْن ُف‬ ْ َ‫ َربَّ َنا ظَل‬،ِ‫مات‬ َ ِ‫سل‬ ْ ‫ْم‬ ُ ‫ن َوال‬ َ ‫م ْي‬ ِ ِ‫سل‬ ْ ‫ْم‬ ُ ‫ِـر لِل‬
ْ ‫اللهم اغْ ـف‬
‫ِن‬
ْ ‫كم‬ َ ِ‫ اللهم إِنَّا نَ ُع ْو ُذ ب‬.‫ك ال ُْه َدى َوال ُّتقَى َوا ْل َع َفافَ َوا ْل ِغ َنى‬ َ ُ‫سأَل‬ ْ َ‫ اللهم إِنَّا ن‬.‫ار‬ ِ ‫َاب ال َّن‬ َ ‫س َن ًة َوقِ َنا َعذ‬ َ ‫ح‬ َ ‫خ َر ِة‬ ِ ‫س َن ًة َوفِي اآْل‬ َ ‫ح‬ َ ‫ال ُّد ْنيَا‬
‫صلى هللا َعلَى نَبِ ِي ّ َنا‬ َ ‫ َو‬.‫ن‬ ِ َ‫ب ا ْل َعال‬
َ ‫م ْي‬ ِ ّ ‫م ُد هلل َر‬ ْ ‫ح‬ َ ‫ن ا ْل‬ ِ َ‫ َوآخ ُِر َد ْع َوانَا أ‬.‫ك‬ َ ‫ط‬ ِ ‫خ‬
َ ‫س‬ َ ِ‫م ْيع‬ ِ ‫ج‬ َ ‫ك َو‬ َ ِ‫مت‬ َ ‫جا َء ِة نِ ْق‬َ ‫ك َو ُف‬ َ ِ‫ل َعافِيَت‬ ِ ‫ح ُّو‬ َ َ‫ك َوت‬َ ِ‫مت‬ َ ‫ل نِ ْع‬ ِ ‫َز َوا‬
َ َّ‫سل‬
  .‫م‬ َ ‫ه َو‬ ِ ‫ح ِب‬ ْ ‫ص‬ َ ‫ه َو‬ ِ ِ‫م ٍد َو َعلَى آل‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ُم‬
( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi Kedua, Darul Haq,
Jakarta. Diposting oleh Wandy Hazar S.Pd.I )

Vous aimerez peut-être aussi