Vous êtes sur la page 1sur 28

Raksasa

Dasamuka:
Kejahatan Kehutanan,
Korupsi dan Ketidakadilan
di Indonesia

exclusion zone, white area to be kept clear DO NOT PRINT BOX

telapak

exclusion zone, white area to be kept clear DO NOT PRINT BOX

MAX SIZE = N/A


MIN SIZE = 30mm
Ucapan Terima Kasih:
Dokumen ini dapat terbit berkat bantuan
finansial dari Uni Eropa. Isi dari dokumen
ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
DAFTAR ISI
Telapak/EIA dan tidak merefleksikan sikap
atau posisi dari Uni Eropa. 01 PEMBUKAAN
Telapak/EIA sangat berterima kasih
pada Sigrid Rausing Trust untuk segala
02 LOKASI KEJAHATAN
dukungannya. 04 kASUS-KASUS PENUNTUTAN HUKUM :
Laporan ini ditulis dan disunting oleh
the Environmental Investigation Agency
dan Telapak. Riset gambar oleh Tom
04 - 05 Banyak Upaya, Hasil Sama Saja
Thistlethwaite dan Ridzki R. Sigit.
06 - 09 Siapa Mengawasi Pengawas
Tata letak oleh: Dede Mulia Yusuf (Kippy)
Terima kasih pada Kippy Digital Printing 10 - 11 Operasi Hutan Lestari
yang mencetak laporan ini.
Dicetak di atas kertas daur ulang 12 - 13 Penyelundupan Merbau
Maret 2007
14 - 17 Cukong Kayu Kebal Hukum
exclusion zone, white area to be kept clear DO NOT PRINT BOX
13 Perkembangan Kasus:
18 - 21 Malaysia Tukang Tadah Barang Curian
22 - 23 Singapura – Tempat Berlindung yang Aman

24 Vonis

exclusion zone, white area to be kept clear DO NOT PRINT BOX


www.eia-international.org
MAX SIZE = N/A
Environmental Investigation
MIN SIZE = 30mm Agency
62-63 Upper Street, London N1 ONY, UK
Tel: +44(0)20 7354 7960
Fax: +44(0)20 7354 7961
email: ukinfo@eia-international.org Celebes Sea

MALA Y SIA PAPUA

telapak SIN G APO R E

IN D ONESIA
SUMAT R A

TELAPAK
Jalan Pajajaran No. 54, Bogor, Indonesia
Tel: +62 251 393 245 / 715 9902 JAVA
Fax: +62 251 393 246
email: telapak@telapak.org

www.telapak.org
COVER PHOTOGRAPHY:
Main image © Sam Lawson / EIA / Telapak
STRIP (top to bottom)
© Dave Currey / EIA / Telapak
© Orangutan Foundation
© Jago Wadley / EIA / Telapak
Source: Private
Pembukaan

© Todd Arbini
Kejahatan lingkungan dalam skala luar biasa terus penyelundupan kayu besar-besaran yang melibatkan
terungkap di seluruh bumi Indonesia. Sejak akhir aparat militer dan polisi di seantero Papua pada
1990-an, sumberdaya hutan negeri ini telah dijarah, tahun 2005. Terungkapnya skandal ini mendorong
sementara pemerintah seolah jadi penonton di pemerintah melakukan operasi besar-besaran—
pinggiran. Keuntungan besar diraup oleh segelintir operasi terbesar yang pernah ada di Indonesia
cukong kayu yang berpengaruh, tanpa dapat —untuk memerangi illegal logging.
disentuh oleh tangan hukum di Indonesia. Selama
Secara dramatis, operasi ini berhasil mengurangi
para otak kejahatan ini masih bebas berkeliaran
aliran kayu curian. Akan tetapi, 2 tahun sejak operasi
menjalankan aksinya, krisis illegal logging di
ini digelar tak ada seorang pun yang seharusnya
Indonesia akan terus berlanjut.
bertanggungjawab atas aktivitas illegal tersebut yang
Sejak tahun 2005, pemerintah telah mengambil dihukum. Dari 186 nama tersangka yang disebut
tindakan terpuji untuk mengurangi illegal logging polisi, hanya 13 yang sudah dijatuhi hukuman, itu
dan penyelundupan kayu. Akibatnya, pabrik-pabrik pun dengan masa hukuman paling lama 2 tahun.
kayu di Indonesia dan pusat-pusat pengolahan Maka, para cukong kayu skala besar pun lolos lagi.
seperti di Malaysia dan Cina tidak lagi mendapat
Analisis hasil temuan operasi penegakan hukum ini
pasokan kayu curian murah dari Indonesia sebanyak
sebetulnya secara lugas menunjukkan kegagalan
sebelumnya.
sistem hukum di Indonesia. Kerja keras aparat
Namun demikian, dampak penegakan hukum ini penegak hukum di lapangan menjadi sia-sia akibat
tetap saja dangkal meski bisa jadi pengaruhnya kelemahan penyidikan polisi, tuntutan jaksa, sampai
cukup luas. Kebanyakan yang ditangkap dalam vonis pengadilan yang patut dipertanyakan.
operasi penegakan hukum ini adalah pekerja
Kejahatan kehutanan di Indonesia melibatkan
bawahan dalam rantai produksi kayu illegal, yaitu
hubungan yang kompleks antar aktor, mulai dari
para penebang kayu di hutan, supir truk dan
cukong kayu, aparat militer dan polisi, pejabat
nakhoda kapal pengangkut kayu curian. Sementara
pemerintah dan politisi yang korup, mafia peradilan,
para cukong kelas atas tetap bebas, dan aparat militer
sampai sidikat penyelundupan internasional. Karena
dan polisi yang melindunginya juga tidak pernah
itulah, upaya presiden dan menteri kehutanan
terjangkau hukum.
menangani persoalan illegal logging pantas diakui
Pada tahun 1999, Telapak/EIA mendokumentasikan dan didukung. Akan tetapi, sepanjang sistem hukum
pencurian sistematis kayu ramim—yang terkenal gagal menjerat cukong dan aparat yang korup, upaya
mahal—di Taman Nasional Puting. Rentetan ini akan senantiasa gagal.
bukti mengarah pada keterlibatan perusahaan kayu
Struktur jaringan kejahatan ini menyerupai raksasa
Tanjung Lingga dan pemiliknya, Abdul Rasyid.
bermuka atau berkepala banyak, seperti Dasamuka
Telapak/EIA menjadikan ini sebagai uji kasus (test
dalam cerita wayang. Jika satu kepalanya terpotong,
case) keseriusan pemerintah Indonesia menangani
kepala lain akan muncul. Selama ini petugas penegak
kasus-kasus illegal logging dan membawa dalangnya
hukum di lapangan hanya sekedar menangani
ke pengadilan.
persoalan yang kasat mata atau tampak di
Sejak itu pemerintah dengan berbagai departemen permukaan saja. Jika akar persoalan dan dalangnya
dan instansi terkaitnya seperti maju mundur tidak dibasmi, ancaman terhadap kelestarian hutan
menanganinya, dan ternyata hasil test case adalah Indonesia akan terus ada.
gagal. Abdul Rasyid dan para petinggi Tanjung
Lingga tidak pernah dituntut atas kejahatan
lingkungan yang dilakukannya. Telapak/EIA
Cerita yang sama juga terjadi di Papua, dimana Maret 2007
terdapat hutan-alam-perawan terakhir di Asia-
Pasiifik. Telapak/EIA mengungkap adanya

1
© A. Ruwindrijarto / Telapak / EIA
Lokasi Kejahatan

ATAS: Sejak akhir tahun 1990-an, hutan hujan Indonesia yang perorangan yang telah termiskinkan, melainkan oleh
Taman Nasional Gunung berharga mengalami salah satu kejahatan lingkungan jaringan komersil terorganisir yang sangat sistematis
Leuser – illegal logging terjadi
di 37 dari 41 taman nasional di terbesar yang pernah ada di dunia. Dari Aceh sampai dan licin3.”
Indonesia Papua, sumberdaya hutan dijarah secara sistematis oleh Epidemi llegal logging telah merambah seluruh
kejahatan illegal logging yang merajalela dalam skala kawasan hutan negeri ini yang berfungsi penting
yang tidak ada bandingannya di pada masa lalu. sebagai daerah tangkapan air dan seharusnya dibatasi
Para cukong kayu yang begitu berkuasa yang dibekingi terhadap eksploitasi ekonomis semata, serta kawasan
dan bersekongkol dengan aparat polisi, militer dan taman-taman nasional yang dilindungi demi menjaga
pemerintah yang korup, membabat dan menyapu kekayaan dan kelestarian keanekaragaman hayati.
bersih sumberdaya hutan alam milik negara dan Laporan PBB tersebut menemukan bahwa praktek
meninggalkan jejak kehancuran. Hasil curian yang illegal logging terjadi di 37 dari 41 taman nasional di
luar biasa banyaknya itu sebagian besar dilarikan ke Indonesia.
luar negeri, dan dipakai menyokong gaya hidup super Penghancuran hutan secara sembrono ini telah
mewah para cukong kayu dan sindikat internasionalnya dituding sebagai biang keladi dari serangkaian bencana
yang diuntungkan dari permintaan kayu curian yang ekologis, seperti banjir dan tanah longsor, dan juga
tak pernah surut. menjadi ancaman terhadap habitat spesies-spesies yang
Angka penjarahan hutan lewat aksi illegal logging di terancam punah. Dalam konteks kehidupan manusia,
Indonesia mencapai 80 persen dari total tebangan kerusakan hutan ini harus dibayar mahal—berupa
kayu, yang merupakan bencana besar bagi keberadaan hilangnya penghidupan tradisional masyarakat yang
hutan negara ini1. Kehancuran hutan yang mencapai tinggal di dalam dan sekitar hutan dan tumbuhnya
2,8 juta hektar per tahun merupakan yang terparah di budaya korupsi dan kekerasan yang disebabkan
dunia.Sementara itu citra satelit juga menunjukkan 60 kepentingan besar di balik bisnis pembalakan hutan ini.
juta hektar hutan dalam kondisi rusak parah2. Tahun 2004, penjarahan hutan merambah sampai
Laporan PBB yang dikeluarkan pada bulan Februari ke ujung timur Indonesia di Propinsi Papua. Setelah
2007 mengungkapkan bahwa kerusakan yang terjadi membabat habis sebagian besar kayu berharga
ternyata lebih buruk dari perkiraan sebelumnya. Tahun di pulau-pulau lain, mafia pengusaha kayu ilegal
2002 PBB meramalkan bahwa hutan dataran rendah menyasar hutan perawan terbesar terakhir yang tersisa
di Sumatra dan Kalimantan, yang merupakan habitat di Indonesia dan Asia Pasifik. Laporan Telapak/EIA
penting bagi orangutan yang terancam punah, akan pada awal tahun 2005 merinci aktivitas besar-besaran
musnah pada tahun 2032. Lima tahun kemudian, para penyelundupan kayu mahal merbau dari Papua yang
peneliti menemukan bahwa laju pemusnahan hutan mencapai 300.000 meter kubik per bulan. Pencurian
sebetulnya telah terjadi lebih cepat yang mengarah terang-terangan ini menggunakan 20 armada kapal
pada peringatan mengerikan bahwa hutan tersebut kargo per bulan untuk mengangkut kayu ke Cina dan
akan sungguh-sungguh punah pada tahun 2022—10 India dengan keterlibatan aparat polisi dan militer
tahun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. serta sindikat penyelundup internasional4.
Mengomentari laporan itu, Wakil Sekjen PBB, Achim Setelah berbagai tindakan setengah hati dan
Steiner, menyatakan “Illegal logging menghancurkan ketidakberhasilan bertahun-tahun, terkuaknya skandal
kehidupan masyarakat lokal yang bergantung pada di Papua ini akhirnya mendorong tindakan tegas
sumberdaya hutan, sekaligus menguras kekayaan dari pemerintah Indonesia. Presiden Susilo Bambang
sumberdaya alam Indonesia melalui praktek-praktek Yudhoyono mencanangkan suatu operasi penegakan
yang tidak berkelanjutan. Pembalakan hutan pada hukum yang belum pernah ada sebelumnya,
skala sebesar ini tidak mungkin dilakukan oleh melibatkan 1.500 personel polisi, militer, aparat

2
© Dave Currey / EIA / Telapak
© Dave Currey / EIA / Telapak

kehutanan ke Papua. Aksi ini disebut dengan


Operasi Hutan Lestari II (OHL II), yang
dengan cepat menahan aliran kayu curian
dan menghentikan sebagian besar operasi
pembalakan di seluruh Papua. OHL II
ini sepertinya akan menandai tahap baru
upaya penyelamatan sumberdaya hutan

© Orangutan Foundation
Indonesia, seperti tercermin lewat pernyataan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
“Saya, kita semua, harus menyatakan perang
terhadap illegal logging. Setiap orang yang
terlibat illegal logging, siapa saja, harus
dihukum berat. Kesabaran kita sudah habis.
Lingkungan hidup kita rusak, dan ekonomi
kita juga hancur5”.
Namun, meskipun pemerintah bertekad Kesehatan. Selama separuh dekade ketika ATAS (pojok kiri atas dan pojok
untuk menjerat cukong kayu dan aparat Indonesia sedang sedang berjuang untuk kanan bawah):
korup yang terlibat illegal logging, hasil pulih dari krisis ekonomi pada tahun 1990- Hutan yang hancur, Kalimantan,
Indonesia.
operasi ini masih mengecewakan. Informasi an, illegal logging telah merampok negara Rp ATAS (kanan):
operasi yang bocor sebelum saatnya 200 trilliun (US$ 20 milyar), plus kehilangan Musnahnya hutan mengancam
mengakibatkan banyak cukong yang kabur tak ternilai besarnya dalam bentuk kerusakan kelestarian orang utan.
ke luar negeri. Sementara itu, mereka yang hutan dan kehancuran penghidupan
berhasil ditangkap pun melenggang bebas masyarakat lokal.
dari ruang sidang karena sistem peradilan
Indonesia yang terkenal korup. Dengan beberapa pengecualian, dalang
utama di balik kejahatan ini masih tak
Pada bulan November, pengadilan telah tersentuh hukum. Belum ada cukong besar
membebaskan 21 tersangka yang paling yang divonis penjara. Belum ada pejabat
penting yang tertangkap dalam OHL II, senior di jajaran militer dan kepolisian yang
yang mendorong Menhut MS Kaban ditahan. Sebagian besar para terdakwa dalam
mengeluarkan pernyataan “…bukti-bukti kasus illegal logging adalah pekerja rendahan–
yang memberatkan para tersangka sudah supir truk, operator chainsaw – atau orang
jelas. Saya curiga bahwa di balik yang asing yang dengan mudah dijadikan kambing
berkuasa ada sesuatu yang berlawanan hitam. Struktur kekuasaan di balik illegal
dengan norma-norma hukum6.” logging tetap tak terusik. Meskipun operasi
Illegal logging di Indonesia merupakan penegakan hukum telah berhasil mengurangi
kejahatan besar dalam ukuran kedahsyatan pasokan kayu ilegal, selama cukong dan
dan kenekadan. Pemerintah menaksir dalangnya dibiarkan bebas, perang melawan
kerugian negara karenanya mencapai Rp 40 illegal logging tak akan dimenangkan. Yang
trilliun (US$ 4 milyar) per tahun7. Jumlah ini lebih mengkhawatirkan, investigasi Telapak/
sekitar lima kali lipat anggaran Departemen EIA terbaru mengindikasikan illegal logging
marak kembali.
3
Kasus-kasus
Penuntutan
Hukum

© Bismo Agung / TEMPO


Banyak Upaya, Hasil sama Saja
Sejak dicanangkannya operasi penegakan hukum ini sampai ke akarnya. Beberapa elemen di
OHL II di Papua, pemerintah berulang kali dalam rancangan perpu ini termasuk penetapan
menyatakan tekadnya menghapuskan illegal hukuman minimum untuk kejahatan pembalakan,
logging di seluruh Indonesia dengan menangkap hak untuk membekukan rekening dan menyadap
para penjahat besar yang mengeruk keuntungan telepon tersangka, pembentukan pengadilan
dari hasil jarahan hutan. Guna mencapai tujuan ad-hoc, serta penerapan pembuktian terbalik
ini, pemerintah mempersenjatai diri dengan bagi para tersangka untuk membuktikan bahwa
mekanisme kerjasama antar-instansi dan berupaya hartanya diperoleh bukan dari illegal logging8.
memanfaatkan berbagai peraturan perundang- Sayangnya, pencantuman hukuman mati bagi
undangan umum dalam pemberantasan tindak cukong atau pemodal kegiatan illegal logging
pidana pencucian uang dan korupsi untuk justru melemahkan elemen lain yang lebih penting
menjerat biang penjahatnya. dan masuk akal dalam rancangan perpu ini.
Pendekatan ini secara implisit mengakui Akibatnya, perpu ini gagal memperoleh syarat
kelemahan mendasar pada Undang-Undang dukungan suara bulat dari anggota kabinet.
Kehutanan yang ada. Undang-Undang ini Setelah menjabat sebagai menteri kehutanan pada
hanya mengatur kasus yang bersifat locus delicti tahun 2004, Kaban menyatakan keyakinannya
saja, baik di hutan maupun selama transportasi. bahwa Perpu sebetulnya tidak dibutuhkan.
Meskipun disebutkan penetapan hukuman “Sebelum menetapkan Perpu, kami akan mencari
maksimum sampai 10 tahun untuk illegal alternatif lain yang lebih tepat. Menurut hemat
logging dan untuk pengangkutan kayu tanpa saya, illegal logging dapat dicegah melalui
dokumen resmi, Undang-Undang ini ternyata konsolidasi dan koordinasi antara departemen
tidak memadai untuk menuntut pihak yang kehutanan, kepolisian, kejaksaan dan pengadilan,”
sesungguhnya diuntungkan dari bisnis illegal katanya9.
logging – pemodal yang membiayai pembalakan, Beberapa substansi yang tercantum dalam
makelar yang menyewakan kapal untuk rancangan Perpu ini, seperti hukuman minimum,
menyelundupkan kayu ke luar negeri, dan pejabat sekarang muncul kembali dalam Rancangan
korup yang pura-pura tutup mata. Undang-Undang baru tentang illegal logging yang
Persoalan ini diakui juga oleh mantan Menteri diajukan pemerintah ke DPR. Satu hal penting
Kehutanan M. Prakosa. Setelah gagal dalam dalam RUU ini adalah pembentukan lembaga
pertempuran melawan para bos mafia pengusaha atau instansi khusus untuk menjerat cukong kayu
kayu, beliau berupaya membujuk pemerintah dan atau tokoh di balik (mastermind) aktivitas
yang saat itu dipimpin Presiden Megawati illegal logging10.
Sukarnoputri untuk mengeluarkan sebuah Pemerintah juga berupaya menggunakan
peraturan perundangan (perpu) yang lebih Undang-Undang pemberantasan tindak pidana
berkekuatan hukum untuk membasmi persoalan pencucian uang dan korupsi yang telah ada guna
4
melengkapi Undang-Undang Kehutanan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun
2003 tentang tindak pidana pencucian
uang, kejahatan hutan dan lingkungan
dapat dijadikan kejahatan asal. Kemudian,
Menteri Kehutanan menandatangani
kesepakatan kerjasama dengan Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) yang membangkitkan harapan
bahwa dengan melacak aliran dananya, para
cukong kayu dapat diajukan ke meja hijau.
PPATK telah mengambil langkah penting
dalam pengungkapan aliran dana yang
dihasilkan dari kejahatan, baik di dalam

© Anna Fooks / Orangutan Foundation


maupun di luar negeri. PPATK bahkan
telah mengangkat 15 kasus yang melibatkan
perwira polisi. Namun upaya ini terhambat
oleh kurangnya kewenangan dalam
penyidikan. Artinya setelah suatu transaksi
yang mencurigakan teridentifikasi, PPATK
harus menyerahkan kasusnya ke tangan
polisi untuk penyidikan lebih lanjut. PPATK
tidak dapat mengajukan kasusnya langsung
ke kejaksaan. Sampai hari ini, belum ada
seorang pun yang divonis bersalah karena seperti adanya gugus tugas daerah di ATAS:
pencucian uang dalam kasus-kasus illegal beberapa propinsi yang tingkat pencurian Operasi lapangan anti illegal
kayunya cukup tinggi. Lewat berbagai logging, Taman Nasional Tanjung
logging. Puting.
kunjungan lapangan ke lokasi-lokasi kunci
Optimisme dini bahwa kampanye melawan illegal logging dan pengolahan kayunya,
korupsi yang yang dicanangkan Presiden Telapak/EIA menyaksikan bahwa kordinasi
pada awal masa jabatannya di tahun 2004 seperti ini telah memaksa pelaku illegal
akan berhasil menuntut polisi, militer dan logging menjadi bersikap defensif dan
pejabat pemerintah yang terlibat illegal mundur setapak. Di Riau, banyak pedagang
logging pun perlahan pupus. Komisi kayu ilegal yang meninggalkan bisnis ini.
Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Di Surabaya, salah satu pusat industri kayu
timnya yang berdedikasi dan peradilan Indonesia, sekitar separuh jumlah pabrik
khususnya telah memenangkan beberapa kayu berhenti berproduksi karena kurangnya
perkara penting, namun belum berhasil pasokan bahan baku kayu. Beberapa negara
menuntut satu perkara pun yang terkait seperti China dan Malaysia yang selama ini
illegal logging. bergantung pada suplai kayu curian yang
Beberapa aturan perdagangan murah dari Indonesia juga turut terimbas
telah diberlakukan untuk mengatasi operasi ini.
penyelundupan kayu-kayu yang belum Meskipun kemajuan dalam hal volume
diolah. Pada bulan September 2001 kayu dan jumlah peralatan yang ditangkap
pemerintah Indonesia melarang ekspor dan disita cukup mengesankan, akan tetapi
kayu gelondongan, dan bulan Oktober 2004 lagi-lagi cukong besar dan pihak-pihak di
ekspor dari kayu gergajian juga dilarang. balik bisnis ilegal ini masih tak tersentuh.
Pelarangan ini ditegaskan pemerintah pada Soal mendasarnya adalah meskipun ada
bulan Februari 2006. Meskipun cukup kemauan dan komitmen tulus melalui Inpres
bergigi sebagai alat penegakan hukum, tersebut, keberhasilan pelaksanaannya
peraturan pelarangan ini tidak memiliki sangat bergantung pada kinerja beberapa
kekuatan hukum di luar Indonesia. instansi/lembaga yang terkenal paling korup
Strategi lainnya adalah dengan mewajibkan di Indonesia, yaitu kepolisian, kejaksaan dan
berbagai instansi untuk bekerja sama pengadilan.
menangani illegal logging. Pada bulan Maret Presiden sendiri terang-terangan mengakui
2005, Presiden Yudhoyono mengeluarkan adanya kelemahan akibat pelaksanaan
Instruksi Presiden tentang Pemberantasan sistem hukum yang korup ini, dan bahkan
Illegal logging kepada 18 instansi meminta masyarakat luas untuk memantau
pemerintah. Upaya ini dikoordinasikan proses pengadilan terkait illegal logging.
di bawah Menko Politik, Hukum dan “Saya sudah mengamati bahwa aparat
Keamanan, melibatkan departemen penegak hukum hanya menghukum
kehutanan, departemen pertahanan, menteri ringan mereka yang terlibat illegal logging.
hukum dan HAM, menteri keuangan, Pemerintah atau presiden tidak dapat berhak
kapolri, militer dan intelijen, dan para mencampuri proses hukum tersebut, tapi
gubernur. Koordinasi antar lembaga ini saya meminta masyarakat turut memantau
harus dilaporkan kemajuannya setiap tiga proses hukum para penjahat kehutanan
bulan ke presiden11. tersebut”, katanya12.
Inpres ini membawa hasil yang menjanjikan
dalam hal penegakan hukum di lapangan,
5
© Jago Wadley / EIA / Telapak
Siapa Mengawasi Pengawas?
Korupsi yang sistematis dalam sistem dipimpin Abdul Rasyid, seorang cukong kayu
pengadilan di Indonesia telah dikenal luas. ternama. Dokumen-dokumen pengangkutan
© EIA / Telapak

Pada tahun 2002 Pelapor Khusus dari itu menunjukkan tujuan kapal-kapal tersebut
PBB untuk Independensi para Hakim dan ke Cina, suatu pelanggaran terang-terangan
Pengacara, Dato Param Cumaraswamy, terhadap larangan ekspor kayu gelondongan
mengunjungi Indonesia dan terkejut dengan dari Indonesia15.
hasil temuannya. Beliau mengatakan: “Saya Departemen Kehutanan telah bekerja sama
tidak menyangka bahwa situasinya seburuk dengan TNI AL untuk membawa kapal-kapal
yang saya lihat. Saya pikir seharusnya sitaan tersebut ke Jakarta, sehingga kasusnya
[kebobrokan] ini tidak dapat dibiarkan sampai dapat diperkarakan jauh dari pengaruh
ATAS (dari atas ke bawah) : separah ini13”. kekuasaan Rasyid di Pangkalanbun. Ternyata,
Kantor Kejaksaan Agung RI –
minimnya sukses menuntut
Prognosis yang sangat mengerikan ini konsisten segera nampak jelas bahwa kepolisian nasional
cukong kayu. dengan temuan riset Indonesia Corruption di Jakarta dapat dengan mudah dipengaruhi
Asmar – petugas polisi dan Watch (ICW) pada tahun yang sama. ICW oleh Rasyid. Setelah penyelidikan yang
penyelundup kayu. menemukan bahwa “pengadilan bukan lagi jauh dari memuaskan oleh tim kepolisian
tempat untuk mencari keadilan, melainkan yang dipimpin oleh Brigjen Suyitno
pasar keadilan”. Laporan itu menguak fakta Landung, keluarlah dokumen sakti SP3 yang
bahwa korupsi telah melekat di setiap tingkat menghentikan penyidikan yang sedianya
– dari penyelidikan awal di polisi, tuntutan mengarah pada tuntutan pengangkutan ilegal
jaksa, sampai vonis hakim di pengadilan14. kayu gelondongan yang berpotensi diganjar
10 tahun penjara. Suyitno secara menggelikan
Aparat Kepolisian: menjelaskan bahwa kapal-kapal tersebut tidak
terbukti mengangkut kayu ilegal karena masih
Tersangka dapat membayar polisi untuk sedang memuat kayu saat ditangkap.
menangguhkan penyidikan, ini proses yang Profesionalisme Suyitno dalam menjalankan
dikenal dengan kode “86” yang akan berujung tugas layak dipertanyakan ketika pada kasus
pada dikeluarkannya SP3 (Surat Perintah yang berbeda dia dihukum 18 bulan kurungan
Penghentian Penyidikan) untuk menghentikan penjara karena terbukti menerima kendaraan
kasusnya. seharga 240-an juta rupiah (US$ 27,000)
Cara ini telah digunakan dalam perkara heboh dari seorang pengusaha yang terlibat kasus
mengenai 3 kapal pada bulan November penipuan Bank Negara Indonesia (BNI) senilai
2001. Setelah ketiga kapal kargo bernama sekitar satu milyar rupiah (US$120 juta)16.
Mandarin Sea, Rong Cheng dan Fonwa Polisi juga bisa disuap untuk memanipulasi
Star yang mengangkut 25.000 meter kubik atau menghentikan penyelidikan. Dalam
kayu gelondongan ditahan oleh armada TNI sebuah wawancara di koran, Ketua
AL di lepas pantai Kalimantan Tengah, PPATK, Yunus Husein, mengungkapkan
penelusuran dokumen menunjukkan rasa frustrasinya pada cara-cara polisi
keterkaitan antara upaya penyelundupan ini menindaklanjuti penyidikan terhadap
dengan perusahaan yang terhubung dengan transaksi yang mencurigakan, “Kami
kelompok bisnis Tanjung Lingga Group yang tidak bisa mengendalikan informasi (hasil
6
penyelidikan) setelah kasusnya diserahkan ke polisi
atau kejaksaan. Sebagai contoh, ada lebih dari 100
kasus di Aceh dimana rekening pribadi dipakai untuk
menyimpan uang negara, dan kami melaporkan lima
rekening terbesar ke polisi. Tetapi, alih-alih melakukan
penyidikan, polisi malah memeras uang itu dari orang-
orang yang disebutkan dalam laporan itu17”.
Selain mempengaruhi proses penyidikan, sejumlah
petugas kepolisian bahkan terlibat langsung dalam
aktivitas illegal logging. Pada bulan Maret 2006, tim
investigasi Telapak/EIA menelisik penyelundupan
kayu di Riau, dan bertemu dengan seorang polisi senior
berpangkat Letnan Dua di Polda Riau bernama Asmar
yang sebelumnya adalah Kapolsek di Kec. Gaung,
kawasan yang dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas
illegal logging di Riau. Ia mengaku telah menjadi polisi
selama 19 tahun, dan berkecimpung dalam bisnis kayu

© Yosep Arkian / TEMPO


selama 7 tahun. Katanya kepada tim investigasi yang
sedang menyamar tersebut “Perlu juga diketahui dulu
ya. Siapa saya sebenarnya. Saya juga petugas. Saya dulu
Kapolsek di sana [Gaung], sekarang saya di Polda Riau
(Pekanbaru). Selain sebagai polisi, saya juga berbisnis18”.
Asmar dan dua mitranya mengoperasikan armada
dengan 12 kapal menyelundupkan kayu ilegal ke
Malaysia dan Singapura. Ia menawarkan untuk
mengeluarkan kayu-kayu ilegal dari Sungai Gaung dan
juga mengatur pengapalannya melintasi Selat Malaka.
Asmar juga menyatakan kesanggupannya menjamin
kliennya memenangkan lelang kayu sitaan. Kebetulan,
ketika pertemuan ini terjadi, terdapat 8.000 meter kayu
sitaan yang akan dilelang. Ia mengklaim bahwa lelang
kayu tersebut akan dimenangkan mitra bisnisnya di
Batam.
Seorang pejabat polisi senior di Jakarta, Brigjen
Suharto, menyalahkan petugas polisi yang korup
yang mengakibatkan minimnya jumlah pendapatan
negara dari hasil lelang kayu sitaan OHL II. “Kami
menemukan bukti bahwa panitia lelang sudah mengatur

© M. Yayat Afianto / Telapak /


sedemikian rupa, sehingga pemilik sebelumnya dari
kayu-kayu sitaan itu, atau kaki-tangannya, dapat
membeli kembali kayu-kayu illegal tersebut,” jelasnya19.

Jaksa:
Jaksa Penuntut Umum memainkan peran penting
dalam menetapkan apakah seorang tersangka apakah
dihadapkan ke meja hija, apa tuntutan yang akan
dikenakan dan menyusun dakwaan untuk perkaranya.
Ada beberapa cara yang dipakai jaksa agar putusan
• Secara sengaja tidak menyiapkan ATAS (dari atas ke bawah):
pengadilan memuaskan mereka yang bersedia menyuap:
kasus yang kuat. Pada perkara Brigadir Jendral Suyitno Landung
• Secara sengaja berlama-lama menyiapkan Marthen Renouw, petugas polisi – bersalah atas korupsi.
perkaranya dengan bolak-balik mengembalikannya yang didakwa dengan tuduhan Suyitno terlibat dalam menghentikan
ke polisi (proses P19) sampai akhirnya kasus itu diam- menerima suap, jaksa gagal penyelidikan kasus MV. Fonwa Star.
diam dihentikan. Pada tahun 2004, polisi mengklaim mengungkapkan kejahatan illegal
sudah menangani 962 kasus illegal logging, tapi logging yang dilakukan oleh orang-
menjelang Maret 2005 hanya 130 dari semua kasus orang yang membayarkan suap itu.
itu yang masuk ke Kejaksaan, sementara sisanya
• Menunda upaya banding/kasasi.
masih diproses atau dikembalikan ke tangan polisi20.
Dalam kasus Renouw, jaksa gagal
• Menggunakan orang lain sebagai “stuntman” untuk untuk memasukkan berkas perkara
dituntut guna melindungi penjahat yang sebenarnya. ke Mahkamah Agung dalam
Pada kasus tiga kapal di atas, jaksa menuntut kurun waktu 14 hari, sehingga
Rachmat Nasution atas kepemilikan kayu ilegal, permohonan kasasinya ditolak.
meskipun faktanya dia bukanlah direktur Tanjung
Lingga ketika kapal-kapal tersebut ditahan.

7
© M. Santirta / TEMPO
Hakim: kubik kayu tanpa dokumen yang dimuat dalam
dua kapalnya. Sebelumnya, jaksa menuntut Asong
Jika satu kasus tetap dimajukan ke persidangan, 4 tahun penjara, namun oleh hakim dia diputus
terdakwa masih bisa mempengaruhi vonis. bebas. Mendengar putusan ini Kaban berkata:
Pengadilan Indonesia tidak menggunakan sistem “Saya curiga ada permainan kotor. Saya (juga)
juri, sehingga memastikan hakim yang “tepat” curiga ada penyimpangan hukum22”.
© Jago Wadley / EIA / Telapak

sangatlah penting dan ini dapat dilakukan Menanggapi itu, Hakim Ariwangsa menyatakan
melalui pembayaran yang sesuai lewat “makelar alasannya atas putusan tidak bersalah tersebut.
pengadilan” yang berkeliaran di sekitar ruang “Secara hukum dia (Asong) tidak bersalah karena
sidang. Setelah hakim ditunjuk, maka upaya- kapalnya belum bertolak waktu dia ditahan”.
upaya “membeli” vonis yang diinginkan dapat Hakim mengakui bahwa terdakwa tidak memiliki
dilakukan. dokumen-dokumen yang diperlukan pada waktu
Contoh-contoh putusan yang meragukan kayu tersebut dimuat—yang jelas-jelas merupakan
banyak ditemukan dalam kasus kehutanan. Pada pelanggaran menurut UU Kehutanan23.
tahun 2001, seorang manajer perkebunan di Tentu saja penilaian yang ganjil ini membuat
Riau dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan marah Menteri Kaban, yang memandang upaya-
ATAS (dari atas ke bawah):
Probosutedjo – bersalah denda sebesar Rp 250 juta (US $27,000) karena upaya penanganan illegal logging terus digerogoti.
atas penyalahgunaan Rp. membakar hutan seluas 3.000 hektar. Setelah
100 miliar (US$ 18 juta) Pada suatu pertemuan politik, dia berkata:
dana reboisasi.
naik banding, hukumannya kemudian berkurang
menjadi hanya 8 bulan. Padahal, di tempat yang “Hakim telah secara keras menghukum sopir atau
Probosutedjo pekerja sawmill, namun mereka tidak mampu
membeberkan bahwa ia sama penduduk setempat dijatuhi hukuman 2
telah menghabiskan Rp tahun penjara karena membakar lahan seluas mengetukkan palu terhadap para cukong illegal
16 milyar (US$ 1.7 juta) logging. Mungkin palu-palu mereka dibuat dari
unutk mengubah vonis dari hanya 2 hektar.
Mahkamah Agung. kayu ilegal24”.
Menanggapi kasus tersebut, Bambang Hero
Saharjo, Kepala Laboratorium Kebakaran Korupsi yang melekat di dalam pengadilan
Hutan IPB (Institut Pertanian Bogor), berkata: Indonesia menjangkau sampai ke tingkat tertinggi.
“Masalahnya adalah para pemain di belakang Pada tahun 2003 Probosutedjo, saudara tiri
layar, apakah itu aparat polisi, jaksa penuntut atau diktator Suharto, dinyatakan bersalah oleh
hakim . . . banyak dari mereka yang memandang Pengadilan Negeri Jakarta atas penyalahgunaan
kasus-kasus ini—terutama yang melibatkan Rp 100 miliar (US$10.8 juta) dana reboisasi
perusahaan—sebagai sumber pendapatan21”. dan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara. Setelah
serangkaian upaya hukum, Mahkamah Agung
Atas rentetan lepasnya kasus-kasus besar illegal
tetap mempertahankan putusan tersebut.
logging, Menhut MS Kaban pun meminta
Probosutejo kemudian membeberkan bahwa
dilakukan eksaminasi putusan ketika terdakwa
ia telah menghabiskan Rp 16 milyar (US$1.7
Prasetyo Gow alias Asong diputus bebas oleh
juta) untuk mengubah vonis, yang mana Rp 6
hakim di Pontianak, Kalimantan Barat. Asong
milyar (US$648,000) di antaranya digunakan
ditahan atas kepemilikan lebih dari 13,000 meter
untuk memperoleh pembebasan dari Mahkamah
8
Kasus Renouw – Vonis di kampung halaman
Kasus Komisaris Polisi Marthen ditangkap. Akan tetapi, baik lainnya, dan juga tidak mengumpulkan
Renouw menggambarkan gagalnya Wong Si King maupun Yudi Firmansyah bukti apa pun dari aset kekayaan
sistem pengadilan untuk menghukum berhasil lolos26. Renouw di Jakarta dan Bali (senilai
terdakwa yang berpengaruh. Renouw US$160,000) dan investasinya
bertugas sebagai polisi di Papua Sekilas ini akan menjadi kasus yang di berbagai bisnis. Jaksa hanya
selama 29 tahun dan dengan mantap mudah dan cepat diselesaikan. Renouw mengajukan tuntutan lemah, dan
membangun kekuatan pengaruhnya terbukti menerima uang dari sindikat akhirnya hakim menggunakan
mulai dari ibukota Jayapura sampai ke illegal logging, dan uang ini diterima celah ketidakhadiran saksi untuk
Sorong, pusat bisnis illegal logging di ketika sindikat ini masih beraksi, dan membebaskan Renouw. Tak hanya itu,
pulau ini. Bulan April 2005 Renouw Renouw pulalah yang seharusnya jaksa bahkan terlambat mengajukan
ditahan di Papua semasa OHL II. Guna memimpin operasi pemberantasan kasasi sehingga ditolak oleh Mahkamah
menghindari campur tangan pihak-pihak illegal logging pada saat yang sama. Agung.
tertentu di Papua, pemeriksaan Renouw Dilengkapi dengan bukti kuat, jaksa
kemudian dipindah ke Jakarta. Secara menuntut Renouw UU anti-korupsi Sebab musabab bebasnya Renouw
implisit, pemindahan ini merupakan dan UU pemberantasan tindak pidana ini diringkas dengan baik oleh Fadal
pengakuan atas besarnya pengaruh pencucian uang. Perkara ini disidangkan Alhamid, Wakil Sekertaris Dewan Adat
Renow di Papua. di PN Jayapura pada November 2006 Papua, “Dia punya pengaruh besar di
di mana jaksa menuntut hukuman tiga Papua. Dan dia punya uang”.
Sebagai bagian dari penyelidikan, tahun penjara dan denda Rp 50 juta
PPATK menemukan serangkaian (US$ 5,400)—hanya sekitar 5% dari
transaksi mencurigakan pada lima uang yang diterima lewat aktivitas yang
rekening bank atas nama Renouw. diduga korup tersebut.
Bukti-bukti ini kemudian diserahkan
ke polisi untuk ditindaklanjuti, namun Dalam pembelaannya, Renouw berkilah
hanya satu rekening saja yang disidik, bahwa uang tersebut dikirim oleh
yakni rekening atas nama Renouw di “teman-temannya” sebagai pinjaman
BNI cabang Jayapura. Terungkap bahwa membiayai operasi anti illegal logging
terjadi 16 kali transfer mencurigakan polisi. Meskipun pembelaan ini tidak
di rekening tersebut pada rentang masuk akal, hakim justru membebaskan
September 2002 sampai Desember 2003. Renouw dari semua tuduhan. Hakim
berdalih bahwa karena saksi kunci

© Telapak / EIA
Total transfer ini semuanya berjumlah
Rp 1,06 milyar (US$120, 000). Yudi Firmansyah—yang masih
menghilang—tidak bisa dihadirkan di
Uang tersebut ditransfer oleh orang- persidangan maka tuntutan jaksa tidak
orang yang terkait dengan dua dapat dibuktikan. Mengomentari hal
perusahaan yang melakukan aktivitas ini, ahli hukum berpendapat bahwa
illegal logging di Bintuni, Papua Barat, bukti yang ada sebenarnya cukup kuat
yakni Wong Si King, bos PT. Marindo untuk menghukum Renouw meski tanpa
Utama Jaya dan Yudi Firmansyah, kesaksian Yudi Firmansyah27.
direktur PT Sanjaya Makmur—anak
perusahaan Marindo Utama Jaya. Kasus Renouw secara jelas
Pada Januari 2004 kedua perusahaan menunjukkan berbagai cara sistem
ini digerebek pihak berwenang di pengadilan meloloskan seorang
Bintuni. Lebih dari 15.000 meter tersangka yang berpengaruh dari jerat
kubik gelondongan merbau disita, 15 hukum. Polisi gagal mengarahkan
orang berkewarganegaraan Malaysia penyidikan ke rekening Renouw
© Telapak / EIA

ATAS (dari atas ke bawah):


Aktivitas illegal logging Marindo di Bintuni.
KIRI:
© Harry Gunawan / Telapak / EIA

BNI Cabang Jayapura—dimana rekening


Renouw menerima Rp 1,06 milyar (US$
120,000) dari para pencuri kayu.

9
© Conservation International Indo-
ATAS (dari atas ke bawah):
400.000 meter kubik kayu yang
disita selama OHL II
Operasi
Hutan Lestari -
Kesempatan yang Tersia-sia
Pencanangan Operasi Hutan Lestari II bulan orang berkebangsaan Malaysia dan 1 orang
Maret 2005 menandai satu fase menentukan dalam berkebangsaan Korea. Nama-nama tersebut
perang melawan illegal logging. Dengan skala mencakup semua level dalam rantai illegal logging,
operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya— mulai dari nahkoda kapal, supir truk, penebang,
1.500 personil dengan anggaran Rp 12 milyar pejabat dinas kehutanan, manajer camp, aparat
(US$1.3 juta)—untuk pertama kalinya pemerintah polisi dan militer berpangkat rendah sampai
menyatakan tekad memutus jejaring kekuatan perwira menengah, bahkan bos-bos perusahaan
yang ada di balik perusakan hutan yang selama besar yang terlibat illegal logging di Papua. Perwira
ini terjadi di Papua dengan memburu pemodal polisi yang mengepalai OHL II, Komisaris Besar
(atau cukong) dan aparat militer serta polisi yang Ismerda Lebang, menyatakan “Hasil operasi ini
melindunginya. lebih baik dari operasi sebelumnya. Kebanyakan
Operasi yang berakhir Mei 2005 membuahkan tersangka kali ini adalah pemodal, tidak hanya
hasil yang mengesankan. Hampir 400.000 meter operator lapangan atau pelaku kecil28”.
kubik kayu yang disita—setara dengan 3% Pada bulan April para pengamat mencermati
dari total keseluruhan kayu bulat tropis yang bahwa mayoritas tersangka yang ditangkap selama
diperdagangkan di dunia per tahun— berikut OHL II adalah pemain kecil, dan tidak terdapat
ratusan buldoser, kapal dan tongkang. Operasi satu pun perwira tinggi baik militer maupun polisi
ini mengguncang industri kayu secara global. yang ditangkap29. Lebih dari setahun setelah
Harga kayu bulat merbau di Surabaya meningkat OHL II berakhir, pengadilan di Papua bahkan
tajam, dari Rp 1 juta (US$120) per meter kubik membebaskan 18 perkara besar yang sampai di
pada bulan November 2004 menjadi Rp 2,75 juta tingkat pengadilan. Hal inilah yang membuat
(US$320) pada bulan Juni 2005. Di Shanghai, Kapolri Jendral Sutanto mengungkapkan rasa
pasar terbesar merbau illegal di dunia, harganya frustrasinya. ”Kami sangat kecewa dengan apa
meningkat dua kali lipat dalam enam bulan, yang terjadi di Papua. Awalnya kami berharap
mencapai harga di atas US$500. pengadilan akan menjatuhkan hukuman berat para
Tidak disangkal bahwa operasi ini berhasil terdakwa sehingga menjadi contoh bagi pelanggar
menurunkan secara drastis aliran kayu ilegal hukum pada masa yang akan datang”, katanya30.
keluar Papua. Tetapi bila proses hukum terhadap Berikut contoh putusan-putusan bebas yang
para tersangka yang teridentifikasi selama OHL kontroversial:
II dianalisis, efektivitas dan dampak operasi ini
• Tang Tung Kwong, General Manager Wapoga
terhadap sindikat kayu curian perlu dipertanyakan.
Mutiara Industries yang didakwa karena
Dari 186 tersangka yang disebut polisi, sebanyak menampung 2.000 batang kayu bulat ilegal. Dia
172 orang berkebangsaan Indonesia, 13
10
dituntut berdasarkan UU No. 41/1999
tentang Kehutanan. Jaksa menuntut
hukuman enam tahun penjara. Hakim

© Dave Currey / EIA / Telapak


Hanung Iskandar, Maryono, dan Andi
Infaidan membebaskan terdakwa dari
semua tuntutan.
• Tan Eng Kwee, General Manager Wapoga
Mutiara Timbers. Dia didakwa karena
menadah kayu bulat ilegal. Jaksa menuntut
hukuman tujuh tahun penjara berikut
denda Rp 1 milyar (US$108,000). Dalam
putusannya dia terbukti melanggar UU
kehutanan, tetapi hakim memutus bahwa
pelanggaran itu bukan perbuatan kriminal,
sehingga dia dilepaskan dari segala tuntutan
hukum.
• Andi Rasid didakwa menyelundupkan

© Paul Redman / EIA / Telapak


kayu dari Papua. Jaksa menuntut hukuman
delapan tahun penjara. Hakim FX
Sugiarto, Majedi, dan Deny Sugiarto
membebaskan Rasid. Hal ini mendorong
Menteri Kehutanan MS Kaban
mengajukan kasus ini ke Komisi Yudisial
Indonesia.
Hingga bulan Januari 2007 hanya 13
hukuman yang dijatuhkan, dan hukuman
penjara terlama yang diberikan hanya Pendek kata, operasi ini gagal mencapai ATAS (dari atas ke bawah):
dua tahun31. Tidak ada cukong besar, tujuannya menghancurkan struktur kekuatan Illegal logging telah merampok
sumberdaya alam milik
bos-bos kayu ataupun aparat polisi dan di balik bisnis illegal logging di Papua. Bahkan masyarakat Papua
militer yang dipenjara. Seperti biasa, hanya para cukong dan perwira-perwira menengah
pemain-pemain kecil dan pelaku tingkat yang dikenai status tersangka pun bukanlah
rendah dari rantai illegal logging –operator pemain sesungguhnya. Sindikat yang
chainsaw,penebang dan nahkoda kapal yang sesungguhnya sampai ke level tinggi di militer,
jadi korban operasi penegakan hukum ini. polisi, dan politisi di Jakarta. Tetapi tautan ini
tidak pernah ditelisik karena mereka terlalu
Para tersangka yang pernah diidentifikasi berkuasa.
Telapak/EIA juga lolos dari jerat hukum.
Perwira militer Kapten CPM Kaspar Sebagai contoh, pada bulan Februari
Ohoiwirin yang terlibat dalam aktivitas 2005, Shelman Siu, pedagang kayu yang
penebangan kayu ilegal di tanah adat berbasis di Hong Kong yang terlibat dalam
masyarakat Knasimos yang juga teridentifikasi penyelundupan merbau dari Papua ke
sebagai tersangka lewat OHL II bahkan tidak China menceritakan kepada investigator
pernah diajukan ke pengadilan. Pedagang Telapak/EIA mengenai rencananya menjalin
dan penyelundup besar Heng Ijat Hong alias hubungan baru dengan militer Indonesia
Ahong jangankan ditahan, diperiksa saja tidak untuk melindungi bisnisnya. Dalam sebuah
pernah32. email dia menulis:
Pelajaran mahal dari OHL II adalah “Saat ini, saya punya pembeli dari
peringatan keras bahwa sistem peradilan Zhangjiagang dan Shanghai yang akan
Indonesia yang ada sekarang tidak bergabung dengan saya dan (bersama-sama)
mampu menangkap cukong-cukong besar sedang mengusahakan jalur koneksi baru yang
(mastermind) illegal logging, terbukti lewat memiliki hubungan baik dengan petinggi
pengalaman-pengalaman pahit di atas. Angkatan Darat.”
Terlebih lagi, telah berkembang bukti- Informasi terkini mengindikasikan bahwa
bukti mengenai korupsi besar-besaran sindikat (penebangan dan perdagangan)
dalam pelelangan kayu sitaan selama kayu ilegal sedang menggalang kekuatan
operasi. Seorang perwira senior di Mabes kembali. Penduduk setempat Papua
Polri mengaku bahwa lelang kayu hanya menginformasikan maraknya kembali aktivitas
menghasilkan Rp 40 milyar (US$ 4 juta), jauh illegal logging di daerahnya. Investigasi
di bawah target Rp 2 trilyun (US$ 220 juta), Telapak/EIA menunjukkan bahwa meski
yang sebagian besar disebabkan keterlibatan beberapa kelompok penyelundup masih
polisi dalam mengatur penjualan19. Korupsi tetap berusaha menyelundupkan kayu bulat
seperti ini tergambar secara baik lewat yang dimuat dalam kapal-kapal, kini merbau
sindiran para penduduk terhadap polisi yang pun diselundupkan secara rahasia dalam
beroperasi dalam rangka OHL II “datang kontainer. Artinya, meski telah ada OHL II,
dengan M-16 (baca: senjata M-16) lantas ancaman terhadap hutan Papua masih tetap
pulang dengan 16 M (baca: 16 milyar).” berlangsung.

11
Source: Private
Penyelundupan Merbau –
ATAS:
Gudang CV Lido – kayu merbau
curian menunggu diangkut ke

Marak Kembali
China

Pada bulan November 2005, investigator Ricky Sumandi membawa investigator


Telapak/EIA di Guangzhou, China bagian Telapak/EIA ke daerah industri Gresik, dekat
selatan menyaksikan bahwa banyak pedagang Surabaya, dimana mereka diperkenalkan kepada
kayu yang tidak sanggup menjual merbau mitra bisnisnya Ricky Gunawan, direktur
karena harganya yang sangat mahal dan tidak Jasa Perdagangan dan Pameran Surabaya.
mampu mendapatkan suplai dari Indonesia. Ricky Gunawan memaparkan dengan bangga
Karenanya mereka terpaksa beralih pada kelihaiannya melanggar hukum dan menyuplai
merbau dari Papua New Guinea dan mencari merbau ilegal dengan leluasa berkat koneksinya.
spesies pengganti dari Afrika. Ia mengaku mengapalkan sampai 3.000 meter
Namun di awal tahun 2006 muncul pertanda kubik kontainer merbau gergajian kasar (air-
bahwa aliran kayu merbau ilegal dari Indonesia dried rough sawn timber) per bulan ke China.
kembali memasuki pasar internasional, Sembari menunjukkan lokasi, dia menjelaskan
seiring dengan penggunaan metode-metode bahwa kayu-kayu tersebut digergaji di Gresik.
dan rute baru oleh para penyelundup. Alih- Kayu-kayu tersebut dimasukkan ke kontainer
alih mengapalkan kayu bulat langsung dari di lima gudang di sekitarnya, dan selanjutnya
Papua seperti sebelumnya, kini para sindikat dikapalkan ke pelabuhan Shanghai, Huangpu,
menyelundupkan kayu gergajian dan kayu balok Shenzhen, Guangzhou dan Shantou di China.
merbau dalam kontainer-kontainer pelayaran ke Sekitar 50 kontainer dikirim setiap bulannya
China dan India. oleh Ricky Gunawan kepada dua pembeli
utamanya, satu dari Singapore dan satunya dari
Pada bulan November 2006 investigator Hong Kong.
Telapak/EIA mendokumentasikan pola-pola
penyelundupan baru ini dan memastikan Koneksinya di kantor pabean pelabuhan
apakah penyelundupan dari Papua telah bangkit Surabaya menjamin mulusnya pengapalan
kembali. Penyelidikan dipusatkan di Surabaya— kontainer ilegal tersebut. Sumandi
pelabuhan terbesar dan pusat pengolahan kayu menambahkan bahwa pada bulan Agustus
utama di Indonesia—dan Singapura, negara 2006 ekspor mereka hentikan sementara
yang menjadi basis banyak pedagang dan setelah kontak mereka di pabean memberitahu
makelar yang terlibat dalam pembelian kayu akan ada inspeksi di pelabuhan. “Kami telah
ilegal Indonesia dan perdagangannya di pasar menyuplai selama satu setengah tahun. (selama
internasional. itu) Hanya selama dua minggu kami tidak
menyuplai. Itu karena ada pemeriksaan dari
Di Surabaya, investigator Telapak/EIA pemerintah pusat. Tapi, hal seperti itu tidak
bertemu dengan Ricky Sumandi, direktur CV berlangsung lama karena mereka (pihak pabean)
Lido. Ricky mengungkapkan bahwa CV Lido butuh duit juga...semua orang butuh duit. Ini
beroperasi bersama beberapa perusahaan lain berlaku sampai ke tingkat atas.”
di Surabaya, membentuk suatu jaringan terpadu
yang mampu membeli kayu bulat merbau dari Sepanjang pertemuan, para investigator juga
Papua, melakukan penggergajian di beberapa diajak melihat-lihat tempat penumpukan log
lokasi di Surabaya dan menyuap pabean untuk (log yard) milik perusahaan Primazeta Mandiri,
mengapalkan kontainer berisi merbau ke China. dimana kayu-kayu sindikat ini disimpan.

12
Investigator Telapak/EIA juga diajak melihat gelondongan tersebut kemudian dibongkar
gudang milik Gunawan yang tak jauh di pelabuhan Kuantan, di pantai timur
letaknya, dimana terdapat sejumlah besar Semenanjung Malaysia, dan kemudian
tumpukan merbau gergajian yang menunggu diangkut dengan truk menuju tempat-tempat
dimuat ke dalam kontainer untuk dikirim ke penggergajian di pantai barat.
China. Dia mengungkapkan bahwa dia tidak membeli
Menarik mencermati pengakuan jaringan langsung kayu gelondongan dari sumbernya
Lido yang menyatakan telah beroperasi di Papua, tetapi dia mempercayakannya pada
selama 18 bulan, yang berarti bahwa operasi koneksinya yang akan membawa kayu merbau
mereka dimulai ketika OHL II hampir dengan aman ke Malaysia. Kemudian dia
berakhir. Jika satu sindikat yang diungkap menyebutkan empat tokoh kunci di Malaysia
Telapak/EIA mampu mengapalkkan 3.000 yang dapat melakukan hal ini.
meter kubik per bulan, maka total volume Selama perbincangan, dia menegaskan bahwa
kayu merbau ilegal yang diselundupkan perusahaan-perusahaan Malaysia berdagang
dari Surabaya tentulah signifikan dan dapat merbau mendapat sebagian besar pasokannya
mencapai puluhan ribu meter kubik per bulan, dari Indonesia, meskipun kayu-kayu
yang disamarkan lewat pengapalan ratusan gelondongan ditempeli stiker putih—tanda
kontainer dan diloloskan oleh petugas pabean bagi kayu yang berasal dari Malaysia—ketika
yang korup. tiba di Malaysia.
Di Singapura yang merupakan pusat “Orang membawanya (masih) dari Indonesia.
penghubung ke perdagangan kayu regional, Saat ini, saya mendapat dari pemasok utama
investigator Telapak/EIA mendapatkan sebab mereka mempunyai koneksi yang baik
bukti-bukti rute penyelundupan baru dengan di Indonesia … merbau ini dari Indonesia,
tongkang yang membawa merbau dari tapi karena kayu-kayu ini ilegal bilang saja
Papua ke Malaysia, di mana kayu-kayu asalnya dari Malaysia”, katanya.
tersebut ditransfer dalam perjalanan dan
pada akhirnya masuk ke tempat-tempat Pertemuan di Surabaya dan Singapura di
penggergajian di bagian barat negara itu. atas menegaskan bahwa merbau ilegal telah
diselundupkan lagi keluar Papua dengan
Telapak/EIA pun merancang pertemuan menggunakan metode dan rute yang berbeda.
dengan perusahaan SPB Cons Marine & Meski skalanya masih lebih kecil dibandingkan
Imports Exports, satu dari beberapa firma di jumlah kayu yang diselundupkan pada
Singapura yang diidentifikasi menawarkan tahun 2004, tingkat penyelundupannya terus
balok dan gergajian merbau yang tak meningkat,
jelas asal-usulnya. Direkturnya “Prince”
Santhana Krishnan Elavarasan, baru saja Upaya memerangi penyelundupan merbau
kembali ke Singapura setelah mengunjungi dapat ditingkatkan secara dramatis dengan
sawmill-nya di Port Klang, Malaysia, dimana memasukkan merbau dalam daftar
dia menunjukkan merbau kepada calon Convention on International Trade in
pembelinya. satu kiriman berisi 2.000 meter Endangered Species (CITES) Appendix III.
kubik kayu bulat merbau yang diselundupkan Tindakan itu akan membolehkan penyitaan
dari Papua. Ia menjelaskan bahwa untuk oleh pelabuhan di luar negeri terhadap
bulan November saja dia menanti kiriman pengangkutan merbau yang tidak dilengkapi
5.000 meter kubik merbau curian dari Papua. lisensi CITES. Sebenarnya Indonesia telah
setuju untuk mendaftarkan spesies ini ke daftar
Elavarasan menjelaskan bagaimana tongkang- CITES pada pertengahan tahun 2005, dan
tongkang bermuatan merbau keluar dari rencana ini telah mendapatkan dukungan dari BAWAH (dari kiri ke kanan):
Papua dengan tujuan palsu ke Kalimantan, negara-negara kunci, termasuk China. Akan ”Prince” sang pengusaha kayu
Indonesia. Kapal-kapal tersebut kemudian dari Singapura yang berdagang
tetapi, sulit dipahami mengapa pemerintah kayu merbau curian dari Papua.
dialihkan ke Sarawak atau Sabah di Indonesia sendiri belum mewujudkan langkah Cina tetap menjadi pasar terbesar
Malaysia dan barang kirimannya distempel ini. kayu merbau selundupan dari
seolah berasal dari Malaysia. Kayu-kayu Indonesia.
© Julian Newman / EIA / Telapak
Source: Private

13
© Sam Lawson / EIA / Telapak
Cukong Kayu Kebal Hukum
ATAS:
Penegakan hukum
biasanya gagal menangkap
penjahat sesungguhnya.
Dengan permasalahan kronis dalam sistem peradilan kekuatan di ibukota Manokwari. Saat dia ditangkap
Indonesia, tidaklah mengejutkan jika para cukong oleh tim OHL II pada bulan Maret, dia menjabat
besar yang melakukan kejahatan kehutanan dalam sebagai Kepala Dinas Kehutanan Irian Jaya Barat. Dia
skala besar tidak pernah ditahan, apalagi disidangkan. dilaporkan bersalah dalam pelanggaran pemberian
Mereka sangat kaya dan banyak koneksi—yang ijin penebangan kayu dan dihukum enam bulan
menempatkan mereka di atas hukum. penjara. Tetapi dia segera dibebaskan dengan alasan
Sejak pertama kali daftar cukong-cukong kayu yang aneh, bahwa proses pengadilannya telah berlangsung
dicari dipublikasikan tahun 2000, presiden, para selama enam bulan sehingga dia tidak harus
menteri dan Kapolri bergonta-ganti, namun tetap saja menjalani hukumannya, meskipun dia tidak ditahan
hasilnya menyedihkan—yaitu segepok kasus dengan selama persidangan. Setelah bebas dia membagikan
tuntutan lemah. Kisah perburuan penjahat kayu besar kaos T-shirt di seluruh Manokwari dengan tulisan
di Indonesia merupakan satu kegagalan besar aparat “Korban OHL II”. Dia bahkan menjadi Sekretaris
penegakan hukum dan sistem peradilan di negeri ini. Daerah (Sekda) yang menjadikannya orang paling
berkuasa di propinsi itu saat proses pemilihan gubernur
Orang pertama yang mencoba menangkap para berlangsung.
cukong itu adalah Suripto, saat menjabat sebagai
Sekretaris Jendral Departemen Kehutanan. Di bulan Segera setelah menjabat sebagai menteri kehutanan
Oktober 2000 dia mempublikasikan daftar 14 sindikat, pada bulan Oktober 2004, Kaban dilaporkan
termasuk 18 individu yang dia nyatakan sebagai para menyerahkan daftar 19 nama para cukong kayu
boss dari illegal logging di negeri ini33. Daftar yang terbesar ke Kejaksaan Agung. Pada Februari 2005,
diserahkan ke Kejaksaan Agung ini mencakup mereka daftar itu telah berkembang menjadi 59 nama dan
yang terlibat pencurian kayu dari Sumatera hingga telah dikirimkan ke Kepolisian. Menhut MS Kaban
Papua. Pada saat keluar dari Departemen Kehutanan menyampaikan kepada komisi di DPR (Dewan
pada tahun berikutnya, tidak ada satu pun target yang Perwakilan Rakyat) “Kami telah melaporkan nama-
ditangkap. Namun, di akhir tahun 2001 hukuman tiga nama pengusaha kepada dua Instansi tersebut
bulan dijatuhkan secara in abcentia (terdakwa tidak tetapi belum ada respon apa pun”35. Sampai bulan
hadir di persidangan) pada salah satu cukong, yaitu September 2006, tidak ada satu pun dari daftar tersebut
Ali Jambi, sementara seorang pejabat senior kehutanan yang ditahan36.
di Papua, yaitu Marthen Rumadas, dipindahkan dari Banyak nama dari daftar pengusaha yang dilaporkan
jabatannya34. Menhut MS Kaban juga merupakan target utama
Kasus Rumadas sangat menarik karena menunjukan dalam daftar yang disampaikan Suripto. Pada bulan
tidak adanya konsistensi penegakan hukum di November 2004 Mabes Polri menyampaikan
Indonesia. Pada saat daftar nama buron yang disusun perkembangan penangkapan tersangka37.
Suripto muncul, Rumadas adalah pejabat senior Laporan lainnya menyebutkan 50 nama teratas
di Dinas Kehutanan Sorong, Papua, dan didakwa cukong kayu, namun bukan itu yang penting. Tidak
mengkoordinasikan penyelundupan kayu dari Papua soal berapa panjang atau pendeknya daftar itu,
Barat. Tak lama setelah diperiksa oleh polisi Sorong yang tampak adalah bahwa mereka yang masuk
pada bulan Mei 2001, dia dipanggil oleh Menteri dalam daftar tersebut dengan mudah bisa lepas dari
Kehutanan dan dimutasikan dari jabatannya sebagai tangkapan. Meskipun banyak dari nama-nama di
kepala dinas kehutanan. daftar tersebut telah memindahkan uangnya ke luar
Pada tahun 2005 Rumadas beraliansi dengan tokoh- negeri dan berbisnis di persembunyian yang aman di
tokoh berkuasa dalam rangka pembentukan propinsi negara tetangga Singapura, mereka sering pulang ke
baru Irian Jaya Barat, dan sibuk membangun basis Indonesia untuk mengawasi kepentingan bisnisnya.

14
STATUS DARI PENJAHAT KEHUTANAN YANG DICARI, NOVEMBER 2004
James Tan (aka Melakukan illegal logging di Taman Nasional Gunung Leuser. Kasus ditutup karena kurangnya bukti.
Acan)
Abdul Rasyid Terlibat dalam illegal logging di Taman Nasional Tanjung Kasus ditutup karena kurangnya bukti.
Puting.
Ali Jambi Menyelundupkan kayu dari Riau, Sumatra ke Malaysia dan Buronan, dihukum tiga bulan oleh pengadilan di
Singapura. tahun 2001.
Aweng Menyelundupkan kayu dari Riau. Keberadaannya tidak diketahui.
Chris Chandra Melakukan illegal logging di Kalimantan Timur. Hukuman percobaan.
Halim Menyelundupkan kayu dari Sumatra Selatan ke Malaysia. Dibebaskan oleh pengadilan.
Marthen Rumadas Penyelundupan kayu dari Papua. Hukuman percobaan.
Ramli Ompong Melakukan illegal logging di Kalimantan Timur. Kasus ditutup karena kurangnya bukti.
Tanoto Santoso Melakukan illegal logging di Sumatra. Hukuman enam bulan penjara.
Sundono Salim Menjadi perantara pada perdagangan kayu ilegal. Keberadaannya tidak diketahui.
Eddy Sutaryo Melakukan pemalsuan dokumen kayu. Hukuman percobaan.
Yongkie Menyelundupkan kayu dari Papua. Keberadaannya tidak diketahui.

© EIA / Telapak

Catatan panjang dari kegagalan polisi menahan Adelin Lis dipulangkan untuk dihadapkan ke ATAS :
para cukong kayu terkenal dapat diilustrasikan pengadilan38. Kapal Asean Premier
oleh salah satu kasus besar illegal logging – ditahan di Papua tahun
Kenyataan bahwa Lis bahkan tidak termasuk 2002 bermuatan kayu
yang dilakukan oleh Adelin Lis. Dia didakwa dalam daftar penebang liar papan atas dan illegal senilai US$ 2 juta.
melakukan illegal logging di Sumatra Utara dan akhirnya tertangkap oleh staf kedutaan
Tidak ada tuntutan hukum.
menghilang selama dalam penyelidikan polisi. Di memperlihatkan betapa menyedihkan upaya
bulan September 2006 dia mendatangi kedutaan polisi untuk menangkap cukong besar yang masih
besar Indonesia di Beijing untuk memperbaharui bebas berkeliaran di Indonesia. Kurangnya
paspornya. Pejabat kedutaan yang cermat koordinasi tampak mencolok antara kepolisian
mencurigai mengapa di usianya yang ke 50 tahun dan departemen kehutanan dalam penetapan
dia masih berstatus pelajar di China dan setelah target utama juga menunjukkan kurang efektifnya
di periksa ternyata Adelin Lis masuk dalam daftar Inpres NO. 4 tahun 2005. Pembentukan gugus
pencarian orang (DPO) di Kepolisian Sumatra tugas (task force) yang punya yang lebih besar
Utara. Upaya penahanan yang dramatis terjadi untuk memburu penjahat kayu papan atas adalah
karena dia mencoba kabur dengan bantuan solusinya.
anggota gengnya. Staf kedutaan melawan dan

15
© Telapak / EIA
Abdul Rasyid – Di Atas Hukum
Abdul Rasyid dan perusahaan Tanjung
Lingga Group milik keluarganya
diidentifikasi pertama kali oleh Telapak/
EIA sebagai dalang dibalik illegal logging
yang merajalela di Taman Nasional
Tanjung Puting, Kalimantan Tengah
tahun 199939.
Rasyid dilahirkan di kota dekat

© Sam Lawson / EIA / Telapak


Pangkalanbun. Berlatar belakang
keluarga sederhana, dia membangun
bisnis bernilai milyarannya dengan illegal
logging. Melalui koneksinya yang cerdik
dengan para pejabat pemerintah dan
militer, Rasyid dapat menjarah kayu
ramin yang bernilai tinggi di taman
nasional dengan leluasa, dan secara
de-facto menjadi boss di Pangkalanbun.
Dari bisnis ilegalnya dengan menjual
kayu curian dia meraup sekitar Rp
300 milyar (US$30 juta) per tahun. penyelundupan kayu internasional
Pendapatan sebesar itu mendukung gaya yang dikelola dari Hongkong. Rasyid
hidupnya yang mewah, dengan rumah dan teman dekatnya Heng Ijat Hong
besar dan uang untuk mendatangkan alias Ahong memanfaatkan koneksinya
bintang-bintang dari Jakarta dengan untuk mengumpulkan kayu bulat curian

© Sam Lawson / EIA / Telapak


pesawat sewaan untuk menyanyi di dan memastikan bahwa operasinya
pestanya. tidak diganggu oleh aparat. Makelar di
Ketika pada tahun 2000 namanya Singapura dan Hongkong kemudian
muncul dalam daftar Suripto, dia akan mencari pembeli dari pasar
mengalihkan operasi harian kerajaan internasional untuk perdagangan gelap
kayunya kepada tiga keponakannya— ini, dan menghasilkan keuntungan sekitar
yaitu Sugianto, Agustiar dan Yadi—dan US$100 per meter kubik untuk Rasyid
memulai karir politiknya menjadi yang dimasukkan ke rekeningnya di bank
anggota MPR (Majelis Permusyaratan Singapura.
Rakyat) utusan propinsi Kalimantan Upaya mendorong penyidikan serius
Tengah. terhadap Rasyid serta aset kekayaannya
Dia masih memainkan pengaruh besar terbukti tidak berhasil. Meskipun ada ATAS (dari kiri ke kanan): Abdul Rasyid.
meski telah mundur dari aktivitas laporan hak kekebalannya sebagai Taman Nasional Tanjung Puting. Rakit kayu
anggota parlemen telah dicabut oleh curian.
harian bisnisnya. Saat tiga kapal kargo
ditangkap di Pangkalanbun yang Presiden Abdurrahman Wahid pada
membawa kayu yang berkaitan dengan tahun 2001, tidak ada penyidikan serius
baik oleh kepolisian maupun kejaksaan di Singapura untuk berdagang kelapa
Tanjung Lingga pada bulan November sawit40.
2001, dia menggunakan pengaruhnya agung.
untuk memastikan agar penyidikannya Saat ini Rasyid hanya sedikit terlibat Meluasnya perkebunan kelapa sawit
dihentikan. Tak lama kemudian, Rasyid dalam bisnis kayu Tanjung Lingga, meski yang tidak terkendali telah diidentifikasi
lebih banyak menghabiskan waktunya di para keponakannya masih mengapalkan sebagai ancaman terbesar yang dihadapi
Singapura, dimana dia membeli sebuah kayu gergajian ilegal dari Pangkalanbun. Taman Nasional Tanjung Puting,
rumah seharga Rp 20 milyar (US$ 2 juta) Tahun 2004 Rasyid telah beralih ke dan tidaklah mengejutkan bila Rasyid
di daerah elit Newton Circus. bisnis yang menguntungkan dengan beralih ke bisnis ini. Sekali lagi dia
resiko kecil yaitu bisnis perkebunan mendapatkan keuntungan dari rusaknya
Kasus tiga kapal memaparkan hutan Kalimantan Tengah yang semakin
bagaimana Rasyid dan Tanjung Lingga kelapa sawit. Ia mendirikan perusahaan
Kalimantan Export and Import berbasis menipis.
membentuk suatu tautan dalam bisnis
16
© Telapak / EIA
Ali Jambi – Raja Ramin
Ali Jambi adalah nama samaran dari
Hap Ali, seorang pengusaha penyelundup
kayu yang juga menggunakan nama-
nama lain yaitu Jambi Lee, Ali Yulianto,
Ali Bunton dan Jenggo. Ali, berusia 37
tahun kelahiran Propinsi Jambi, Sumatra,
mendapat penghasilan tinggi dari bisnis
pengapalan kayu ramin menyeberangi

© Telapak / EIA
Selat Malaka ke Singapura dan Malaysia.
Nama Ali ada di daftar yang dikeluarkan
Suripto bulan Oktober 2000, dan pada
pertengahan 2001 polisi daerah Riau,
wilayah utama illegal logging kayu ramin,
mengumumkan bahwa penyidikan
terhadap Ali Jambi dinyatakan selesai.
Dia dijatuhi hukuman tiga bulan penjara,
tetapi sebelum dihukum dia sudah
melarikan diri41.

© Dave Currey / EIA / Telapak


Meskipun statusnya sebagai buronan, Ali
Jambi dapat mempertahankan aliran kayu
ramin ilegal keluar dari hutan rawa Riau.
Investigator EIA/Telapak, pada tahun
2001 menyaksikan armada kecil kapal
kayu Indonesia berlayar ke pelabuhan
Malaka. Pedagang lokal mengungkapkan
bagaimana kayu ramin dapat diperoleh
di Riau hanya dengan harga Rp 200.000
(US$ 20) per meter kubik dan dijual di
Malaka dengan harga Rp 1.600.000 (US$ kayu membawa ramin gergajian kasar “Jenggo” telah pindah ke Singapura.
160) per meter kubik—suatu keuntungan dari Riau. Sampai di pelabuhan kayu Investigasi selanjutnya di sekitar wilayah
yang amat besar bagi mereka yang punya dikeringkan, dimasukkan dalam kontainer tersebut mengungkapkan bahwa meski Ali
koneksi untuk menyelundupkannya dan dikapalkan ke China. Jambi tidak lagi terlihat aktif di Gaung,
dengan aman melintasi selat sempit42. Agen perkapalan di pelabuhan teman-teman dekatnya masih terlibat
Pada waktu itu Ali Jambi menjalankan 60 mengidentifikasi penyuplai utama ramin dalam penyelundupan kayu.
armada kapal kayu yang menyeberangkan illgal adalah “Jambi Lee”. Mereka Dari beberapa percakapan lanjutan,
ramin dengan mulus berkat koneksinya di menyebutnya sebagai “Raja Ramin” yang terlihat bahwa Ali sekarang membagi
Angkatan Laut dan Pabean di Sumatra. Di bertanggung jawab atas semua ramin waktunya antara Singapura tempat
ulang tahunnya yang ke 30, dia dilaporkan yang diselundupkan keluar dari Riau. dimana dia menikmati status permanent
telah menghasilkan jutaan dollarnya yang Dia disebut-sebut memegang posisi senior resident-nya, dan Peninsular Malaysia,
pertama. di suatu organisasi kejahatan, memiliki di mana ia menampung suplai kayu
Di tahun 2001, Ali Jambi yang dalam koneksi kuat untuk menghindari campur ilegal dari teman-temannya yang berada
pelarian mungkin merasa kalau bisnis tangan aparat Indonesia dan memiliki di Riau dan memasukkannya ke pasar
gelapnya mulai diketahui secara luas dan, rumah mewah di Sumatra, Batam dan internasional. Sementara itu, kepolisian
pindah ke Singapura dan mendirikan Singapura43. Riau menegaskan bahwa dia masih berada
perusahaan serta tinggal di daerah ekslusif. Bulan Maret 2006, investigator Telapak/ dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Pada akhir tahun 2003, investigator EIA mengunjungi daerah Kuala Gaung di
Telapak/EIA menemukan jejak Ali Riau yang merupakan titik rawan aktivitas ATAS (dari atas ke bawah):
Jambi di pelabuhan Pasir Gudang, Johor, ilegal. Di salah satu cabang utama sungai Ali Jambi.
Malaysia. Di pelabuhan ini, aktivitas Gaung, tim investigator mengunjungi Ramin illegal yang disuplai Ali Jambi,
pengiriman kayu ramin yang sangat sawmill utama Ali Jambi, yang bernama pelabuhan Pasir Gudang, Malaysia, 2003.
menguntungkan berkembang. Kapal-kapal Ramindo. Meskipun terlihat tidak aktif, Gelondongan ramin illegal tiba di Malaka,
Malaysia, 2001.
seorang mandor berkata bahwa bossnya
17
© Sam Lawson / EIA / Telapak
PERKEMBANGAN KASUS
Bukan hanya cukong kayu domestik yang bukti mengenai impor besar-besaran kayu
memperoleh keuntungan dari rusaknya merbau ilegal dari Papua, pemerintah
hutan Indonesia. Industri kayu global China menolak untuk bertindak.
diperkirakan menyerap sekitar 30 juta meter Ketika pemerintah Indonesia berusaha
kubik kayu illegal dari Indonesia setiap menjalankan perjanjian ini pada tahun
tahun selama paruh pertama dekade ini, 2005, mereka diberitahu bahwa pemerintah
dan menutup mata terhadap aspek ilegal China masih belum memilih kementerian
dari bahan bakunya. mana yang harus menangani illegal logging.
Semua pihak terlibat dalam kejahatan ini, Upaya-upaya membangun sistem kerjasama
mulai dari negara-negara dengan industri dalam penegakan hukum di Asia Timur
© Sam Lawson / EIA / Telapak

pengolahan kayu utama di region ini— tidak banyak membawa hasil, meski
khususnya Malaysia, China, dan Vietnam— perdagangan lintas batas kayu ilegal senilai
yang hidup dari kayu curian Indonesia, Rp 25 trilliun (US$2.5 milyar) terjadi setiap
sampai ke pasar konsumen utama di Eropa, tahunnya45. Harapan terbaik di ajang
Amerika, dan Jepang yang membeli produk kerjasama internasional adalah inisiatif
kayu yang berasal dari sumber ilegal . Uni Eropa melalui Penegakan Hukum,
Tata kelola dan Perdagangan Sektor
Analisis rantai suplai kayu curian Kehutanan (Forest Law Enforcement,
menunjukkan besarnya keuntungan yang Governance, and Trade—FLEGT). Melalui
diraup negara-negara di luar Indonesia. FLEGT diharapkan akan ada Perjanjian
ATAS (dari atas ke bawah):
Sebuah penelitian di tahun 2004 Kemitraan Sukarela (Voluntary Partnership
Zhangjiagang, China. Pelabuhan
perdagangan kayu gelondongan tropis mengungkapkan kayu merbau curian dari Agreement—VPA) dengan negara-negara
terbesar di dunia. Papua yang dihargai Rp 1,2 juta (US$ 120) utama penghasil kayu yang mana kelak
Kayu Indonesia diselundupkan ke per meter kubik ketika dimuat di kapal, hanya kayu legal yang telah terverifikasi
Malaysia.
berlipat harganya menjadi Rp 2,4 juta yang dapat memasuki pasar Uni Eropa.
(US$ 240) pada saat ia tiba di pelabuhan di Baik Indonesia dan Malaysia telah memulai
China. Sesudah diolah menjadi lantai kayu proses negosiasi dengan Uni Eropa,
dan dijual di Eropa atau Amerika, harganya dan diharapkan dapat menandatangani
melonjak menjadi Rp 20 juta (US$ 2,000)44. perjanjian tersebut pada tahun 2007.
Dengan keuntungan sebesar itu tidaklah Sayangnya VPA dengan Indonesia tidak
mengherankan bila upaya-upaya dapat terjadi lebih cepat – antara Oktober
meyakinkan negara-negara lain untuk 2005 dan September 2006 negara-negara
mengembalikan pengiriman kayu curian Uni Eropa mengimport kayu gergajian
dari Indonesia hampir tidak mengalami senilai Rp 700 milyar (US$ 70 juta) dari
kemajuan. Sebagai contoh, China Indonesia, meskipun sudah ada larangan
menandatangani kesepakatan dengan ekspor untuk produk tersebut46.
Indonesia pada tahun 2002 untuk
bekerjasama memecahkan permasalahan
illegal logging dan perdagangannya, namun
ketika dihadapkan dengan setumpuk

18
Kuala
Lumpur
Port Klang

Kuala
Linggi

Rupat Batu Pahat

Pasir
S. Bukit Gudang
Jurong Port
Batu
S. Siak Tanjung
SIN G APO R E
Kechil Balai Karlmun
Batam
Island

Pekanbaru
S. Kampar

R IAU

S. Gaung

Malaysia – Penadah Barang Curian


Merebaknya penyelundupan kayu ilegal dari yang telah dilarang ekspornya di Indonesia. ATAS:
Indonesia ke Malaysia telah terdokumentasi Sejumlah besar kayu gergajian Indonesia PETA: Rute penyelundupan
dengan baik. Bertahun-tahun kayu bulat dan mengalir memasuki Malaysia tanpa bisa kayu ilegal dari Riau, Indonesia
ke Semenanjung Malaysia.
gergajian mengalir keluar dari Sumatera dihalangi penegak hukum (Malaysia) karena
menuju pelabuhan-pelabuhan di Malaysia tidak punya daya mencegahnya.
Barat: Batu Pahat, Kuala Linggi, Muar
dan Port Klang. Kebanyakan kayu-kayu
ini menyuplai industri pengolahan kayu Penyelundupan melintasi
Malaysia, sedangkan sejumlah besar lainnya selat Malaka
juga ditransfer ke negara ketiga seperti China.
Serangkaian investigasi yang dilakukan oleh
Menyikapi keprihatinan dunia internasional Telapak/EIA di propinsi Riau dan pesisir
terhadap pencucian kayu ilegal yang barat Peninsular Malaysia antara bulan
dilakukan Malaysia, pemerintah Malaysia Maret dan Juni 2006 mengungkapkan bahwa
melakukan tindakan terpuji dengan meskipun ada upaya penegakan hukum di
mengeluarkan larangan impor kayu bulat kedua belah pihak, penyelundupan kayu
Indoensia pada bulan Juni 2002. Larangan ini masih mengakar dan tetap marak
kemudian diperluas hingga mencakup seluruh
kayu balok dengan penampang lebih besar Sejumlah besar kayu dari Kuala Gaung,
dari 60 inci persegi pada pertengahan tahun Sungai Bukit Batu dan Pulau Rupat di Riau
2003. dikapalkan setiap hari menuju pelabuhan
Batu Pahat dan Pasir Gudang di Johor, Kuala
Sejak itu, penegakan peraturan tersebut Linggi di Melaka, dan Pelabuhan Klang
menghasilkan berbagai sukses di di Selangor. Kebanyakan kayu ilegal ini
Semenanjung Malaysia,di mana para adalah kayu gergajian kasar. Telapak/EIA
petugas Malaysian Timber Industry Board juga mendokumentasikan kayu balok dan
(MTIB), Malaysian Maritime Enforcement ramin yang memasuki pelabuhan-pelabuhan
Agency dan pabean melakukan serangkaian Malaysia, yang melanggar larangan impor
penyitaan. Namun demikian, penyelidikan Malaysia.
Telapak/EIA terkini di Sumatera dan
Semenanjung Malaysia mengungkapkan Riau – Penegakan Hukum
bahwa penyelundupan kayu masih meluas,
di mana upaya-upaya penegakan hukum yang Sporadis
justru dilemahkan oleh industri kayu yang
menolak berhenti berdagang kayu curian dari Selama seminggu investigasi di daerah pesisir
Indonesia. pantai Riau, Telapak/EIA melihat dampak
membaiknya penegakan hukum di beberapa
Terlebih, meskipun pemerintah Indonesia daerah, seperti Dumai dan Bengkalis,
telah meminta langsung, pemerintah Malaysia sedangkan di daerah Indragiri Hilir bisnis
masih menolak perluasan produk larangan penyelundupan terlihat tak terpengaruh
impornya hingga mencakup kayu gergajian operasi penegakan hukum di propinsi ini.
19
Kebanyakan industri kayu di Indragiri Hilir kepada seorang pedagang Malaysia di Batu
terpusat di sepanjang Sungai Gaung. Meskipun Pahat.
pada awalnya di kebanyakan sawmill yang
dikunjungi menyatakan bahwa kayu tidak Di Pulau Rupat, yang merupakan pusat
lagi dapat diekspor, tapi tak lama kemudian illegal logging kayu ramin pada tahun-tahun
mereka mengungkapkan bagaimana sejumlah sebelumnya, para investigator diberitahu
“agen-agen” kunci di daerah tersebut dapat bahwa bisnis ramin menjadi semakin sulit, dan
mengapalkan kayu ilegal secara teratur ke kapal-kapal harus berlayar pada malam hari
pelabuhan Batu Pahat, Pasir Gudang dan untuk menghindari kecurigaan. Di kota Lechak
Jurong di Singapura. seorang pedagang bernama Aiseng menjelaskan
bagaimana dia dan dua rekannya masih
Para investigator dikenalkan pada salah menyelundupkan kayu ke pelabuhan Kuala
satu agen – Haji Aziz, yang berbasis di Linggi melalui koneksi yang baik dengan aparat
kota Tembilahan dan digambarkan sebagai militer setempat. Dia menyebutkan salah satu
“penyelundup paling lihai di Gaung”. Dia pelanggannya di Kuala Linggi yaitu perusahaan
mengungkapkan bahwa empat kapalnya secara Lee Beng Koh Enterprise. Lalu investigator
berkala menyelundupkan kayu dan mengajak dikenalkan dengan koramil setempat yang
investigator melihat salah satu kapalnya yang menjelaskan bahwa bisnis penyelundupan kayu
sedang bersiap-siap untuk berangkat. Kapal masih bisa berlangsung selama ada koneksi
kayu besar bermuatan lebih dari seratus ton dengan personil militer yang tepat. Dia juga
kayu gergajian dengan tujuan Batu Pahat itu memaparkan bagaimana di Pulau Rupat ada
telah dipesan oleh seorang pedagang Malaysia pembagian wilayah kekuasaan di antara aparat
yang merupakan pelanggan tetap. Aziz tentara dan marinir yang korup.
© EIA / Telapak

© EIA / Telapak
ATAS (dari kiri ke kanan): menjelaskan bagaimana kelapa ditumpuk diatas
Kelapa yang digunakan kayu untuk menyamarkan muatan dan bercerita SEMENANJUNG Malaysia
untuk menyamarkan kayu
selundupan. Sungai Gaung,
bahwa biaya untuk mengantar kayu tersebut - Banyak pihak yang
adalah sekitar Rp 1 juta per ton (US$108),
pusat penyelundupan kayu di
Riau. sudah termasuk uang suap sepanjang jalan. Menutup Mata
Pedagang lain yang ditemui Telapak/EIA Meneruskan investigasi di Riau, investigator
adalah aparat polisi yang korup yang bernama berangkat ke Semenanjung Malaysia untuk
Asmar. Dia menawarkan untuk mencarikan menindaklanjuti petunjuk-petunjuk yang
kayu dan sekaligus mengatur keamanan diperoleh dari pedagang Indonesia. Tim
transportasinya baik itu ke Pasir Gudang atau berkunjung ke Kuala Linggi dan Port Klang,
dermaga Jurong di Singapura. Dia dan dua dan mendapatkan bukti adanya satu jaringan
rekan bisnisnya menjalankan armada yang pedangang yang rapi masih sibuk mengimpor
terdiri dari 10 kapal dan membayar uang suap kayu illegal dari Indonesia.
sebesar Rp 40 juta (US$4,000) sekali jalan,
khusunya di daerah Tanjung Balai Karimun Di pelabuhan Kuala Linggi, investigator
dan Pulau Batam dimana kapal-kapal berlayar memasuki dermaga Tasik Fajar, dimana
tak jauh dari garis pantai. banyak pengapalan kayu ilegal dari Indonesia
didokumentasikan pada tahun-tahun yang lalu.
Lebih jauh ke utara, Telapak/EIA mengunjungi
beberapa pedagang didaerah Bengkalis. Situasi di sekitar pelabuhan cukup tegang
Beberapa orang menyatakan bagaimana dikarenakan adanya operasi penegakan hukum
penegakan hukum yang lebih tegas telah yang dipicu campur tangan anggota parlemen
mempengaruhi operasi mereka, dimana mereka setempat bernama Mohammad Said bin Yusof
harus menyembunyikan kayunya di daerah dalam suatu aksi penyitaan kayu.
terpencil sepanjang Sungai Bukit Batu sampai Seorang pekerja di dermaga menjelaskan ada
situasi menjadi lebih aman. Seorang pedagang tujuh pedagang berbeda yang secara berkala
bernama Zamhur mengklaim bahwa ia tetap membawa kayu Indonesia melalui Tasik Fajar,
mengapalkan ramin terlarang secara berkala
20
© Sam Lawson / EIA / Telapak
di mana yang terbesar adalah perusahaan Sewaktu di Kuala Linggi Telapak/EIA
Lee Beng Koh Enterprise. Firma ini sendiri diberitahu bahwa kayu balok yang tiba
dilaporkan menerima lebih dari 2.000 ton di pelabuhan kemudian dimuat ke dalam
kayu Indonesia setiap bulan. Lebih lanjut truk dan diangkut menuju utara ke Port

© Sam Lawson / EIA / Telapak


para investigator menemui Ah-Chan dari Klang, salah satu terminal kontainer utama
Lee Beng Koh yang menegaskan bahwa Malaysia.
penyitaan terhadap salah satu kiriman
kayu selundupannya oleh pabeanlah yang Para investigator bergerak menuju Port
memicu campur tangan anggota parlemen Klang dan bertemu dengan Jack Nguik,
tersebut. Pedagang-pedagang kayu di direktur perusahaan Jimwood, yang secara
pelabuhan telah menjadi semakin resah berkala mengapalkan kayu ramin yang
akibat aksi penegakan hukum oleh pabean, ada dalam daftar CITES ke Eropa dan
berpaling kepada anggota parlemen tersebut Asia. Nguik bercerita bahwa ia sering
untuk minta tolong. Ah-Chan menegaskan: membeli ramin gergajian Indonesia yang
“Dia bekerja untuk kami. Semua kapal diimpor secara ilegal dari pedagang lokal

© Hakcipta Terpelihara / Foto BER-


kami di bawah pengawasannya.... di Semenanjung Malaysia, dan bahwa ia
selama pemilihan umum, kamilah yang mampu mengekspornya secara tersamar
memberinya uang.” seolah-seolah berasal dari Malaysia dengan
cara mencampur kayu tersebut dengan
Kasus Said bin Yusof, anggota parlemen ramin asli Malaysia.
mewakili Jasin (daerah yang meliputi
pelabuhan Kuala Linggi), menunjukkan Nguik mengajak investigator Telapak/
bagaimana kepentingan kekuatan politik EIA ke sebuah sawmill dekat Port Klang
juga terlibat dalam perdagangan kayu bernama Turbo Fame. Sepanjang
ilegal Indonesia ke Kuala Linggi yang terus kunjungan, para pedagang di Turbo Fame
berlangsung. Cerita ini mulai terkuak ketika menjual 12 ton kayu ramin gergajian kepada
seorang pabean melaporkan bagaimana Nguik, yang menegaskan bahwa semuanya
anggota parlemen ini telah memintanya berasal dari Indonesia. Catatan perusahaan
mengungkap bahwa direktur lain Jimwood ATAS (dari atas ke bawah):
untuk “menutup sebelah mata” terhadap Bongkar muatan kayu Indonesia di
pengiriman kayu Indonesia yang telah termasuk Menteri Lingkungan Riset dan
pelabuhan Kuala Linggi.
melanggar hukum Malaysia47. Teknologi terdahulu yaitu Datuk Seri Law Truk mengangkut kayu Indonesia dari
Hieng Ding. Ini sekali lagi menunjukkan Kuala Linggi ke Port Klang, Malaysia.
Skandal politik yang terjadi ini sampai ke pengaruh politik tingkat tinggi yang Anggota Parlemen dari Jasin, Said bin
kantor Perdana Menteri Malaysia. Anggota dinikmati pedagang Malaysia yang berbisnis Yusof.
parlemen dari Jasin tersebut mengaku kayu ilegal dari Indonesia50.
bahwa ia hanya ikut campur untuk
menolong bisnis lokal: “Meskipun saya Selama di Port Klang Telapak/EIA
pernah menjadi agen ekspedisi 14 tahun mengumpulkan informasi yang
yang lalu, saya menemui petugas pabean menunjukkan bagaimana kayu balok
dalam kapasitas sebagai anggota parlemen ilegal asal Indonesia ditransfer menuju
untuk menolong pengusaha,” ujarnya48. China (transshipped) melalui pelabuhan
ini. Sekembalinya ke sawmill Turbo Fame,
Namun investigasi yang dilakukan para investigator menyaksikan sebuah
Telapak/EIA terhadap perusahaannya truk tiba dengan membawa kayu balok
mengungkap bahwa Yusof memiliki berukuran lebih dari yang diijinkan. Pemilik
kepentingan pribadi dalam menghambat perusahaan tersebut mengkonfirmasi bahwa
upaya penegakan hukum yang dilakukan kayu tersebut berasal dari Indonesia yang
pabean. Perusahaan ekspedisinya, Binyu Sof akan digergaji dan dikapalkan keluar negeri.
Enterprise, menangani semua pengiriman Di lokasi setempat yang dijalankan oleh
kayu Indonesia yang tiba di Kuala Linggi. pedagang Alan Chong, Telapak/EIA juga
Terlebih lagi, dia juga adalah direktur menyaksikan kayu balok Indonesia dimuat
perusahaan Pelabuhan Kuala Linggi ke dalam kontainer untuk diekspor ke
(Melaka), yang mengoperasikan dermaga China.
Tasik Fajar49.

21
© EIA / Telapak
ATAS :
Distrik bisnis di Singapura
– kerahasiaan dijamin.
SingapUrA – Tempat Persembunyian
yang Aman
Negara pulau kecil Singapura merupakan mengejutkan, yaitu sebesar Rp 870 trilyun
mitra utama dalam kejahatan hutan yang (US$87 milyar), lebih tinggi dari dana APBN
terjadi di Indonesia. Uang yang diperoleh dari Indonesia tahun 2006. Meski sebagian dari
illegal logging di cuci melalui bank-bank yang kekayaan ini diperoleh lewat usaha-usaha
menjamin kerahasiaan, perusahaan-perusahaan yang sah, sejumlah besar lainnya didapat dari
pengapalannya mengangkut kayu ke luar negeri, kejahatan yang dilakukan di Indonesia. Para
dan para pedagang kayunya menjual kayu- pejabat Indonesia telah mencatat kasus-kasus di
kayu curian di pasar internasional. Pemerintah mana setidaknya ada 200 orang yang berhutang
Indonesia mengkritik kurangnya kerjasama kepada negara bersembunyi di Singapura selama
pemerintah Singapura dalam upaya anti tujuh tahun terakhir52.
pencucian uang dan ekstradisi para pelarian. Andy Xie, seorang bankir yang teliti,
Studi terbaru mengenai jutawan di kawasan mengungkapkan pandangan pribadinya
Asia Pasifik menunjukkan bahwa dari 55.000 mengenai keberhasilan finansial Singapura
penduduk kelas atas (“High Net Worth dalam sebuah email kepada para koleganya
Individuals”) di Singapura, sejumlah 18.000 yang kemudian bocor. Xie, mantan ekonom
berasal dari Indonesia. Sementara di Indonesia kepala pada perusahaan Morgan Stanley,
sendiri hanya ada sekitar 17.000 yang masuk menulis “Sesungguhnya, Singapura mengalami
kategori jutawan itu. Para jutawan Indonesia kesuksesan karena menjadi pusat pencucian
lebih memilih tinggal di Singapura ketimbang uang bagi pengusaha dan pejabat pemerintah
di negaranya sendiri karena berbagai alasan, Indonesia yang korup53.”
tapi satu yang terpenting adalah karena asas Dapat diduga upaya-upaya memperoleh kembali
kerahasiaan sistem perbankannya. Studi ini uang haram yang disimpan di Singapura
mengutip seorang bankir yang menyatakan: kerap gagal. Yunus Husein, kepala PPATK
“Dalam mengikuti kerahasiaan perbankan Indonesia, berkata: “Sangat sulit memperoleh
model Switzerland, hanya Luxembourg yang informasi dari Singapura. Ketika kami meminta
bahkan baru mulai menyamai Singapura,” dan pertolongan mereka [menemukan] uang itu,
menambahkan bahwa pemerintah Singapura mereka selalu mengatakan…itu bukan masalah
menjamin kerahasiaan klien bagi mereka yang mereka54.”
memilih untuk menyimpan uangnya di bank
negeri ini51. Singapura memiliki peraturan dalam
negeri yang kuat dibawah Undang-Undang
Total asset orang-orang kaya Indonesia yang Pencegahan Pencucian Uang (Prevention of
tinggal di Singapura mencapai jumlah yang Money Laundering Act) pada tahun 2002.
22
© Robin Ong / TEMPO

© EIA / Telapak
Elemen pokok dalam Undang-Undang itu – biasanya dua atau tiga putaran sudah cukup – ATAS (dari kiri ke kanan):
adalah prakarasa “Kenalilah Nasabahmu”, suatu dan tetap saja perjanjian ini belum ditandatangani. Sukanto Tanoto – warga
persyaratan legal yang mewajibkan satu lembaga Taktik penundaan terbaru Singapura adalah papan atas Singapura.
keuangan untuk melaporkan transaksi yang menuntut perjanjian ekstradisi ditandatangani Rumah mewah Tanoto di
Singapura.
mencurigakan kepada pihak berwenang. Namun bersamaan dengan ditandatanganinya perjanjian
skema ini hanya berlaku bagi transaksi yang pertahanan55.
terkait dengan kejahatan serius atau terorisme, Banyak pelaku kejahatan keuangan terbesar
dan pendapatan yang diperoleh dari illegal logging melarikan diri ke Singapura. Skandal Bantuan
kelihatannya tidak berada dalam cakupan Undang- Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) terjadi diakhir
Undang ini. 1990-an, pada puncak krisis ekonomi di Asia
Baru-baru ini ini pemerintah Indonesia Tenggara. Bank sentral memberikan $13.5 milyar
menggunakan konvensi PBB Melawan Korupsi ke 48 bank di Indonesia untuk menghindarkan
(UN Convention Against Corruption) untuk mereka dari kebangkrutan. Sekitar 99% dari dana
meminta bantuan pmerintah Inggris membekukan ini disalahgunakan oleh pemilik bank. Dana ini
rekening bank yang berhubungan dengan Tommy adalah uang negara yang dicuri di saat rakyat
Soeharto, anak mantan presiden Indonesia. Dalam Indonesia menghadapi krisis dan masa sulit56. Agus
kaitannya dengan Singapura, kerja sama seperti Anwar, Direktur Bank Pelita, dituntut melakukan
ini tidak dapat dilakukan karena Singapura belum pencurian sebesar Rp 1,89 trilyun (US$210
meratifikasi konvensi ini. juta). Ia segera pindah ke Singapura di mana dia
Investigasi yang dilakukan Telapak/EIA memperoleh kewarganegaraan baru. Sementara
mengungkapkan bahwa bank-bank Singapura pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab
lebih disukai dalam pembukaan Letter of Credit karena gagal menangkap para tersangka sebelum
(LoC) untuk sejumlah besar transaksi yang mereka kabur, adanya perjanjian ekstradisi antara
melibatkan kayu bulat Indonesia. Pada tahun 2004 Indonesia-Singapura akan mendukung upaya-
pedagang kayu Hongkong Shelman Siu bercerita upaya reformasi sistem peradilan di Indonesia.
kepada investigator bahwa sebagian besar pembeli Taipan kuat lainnya yang menemukan tempat
China melakukan pembayaran untuk kayu merbau perlindungan di Singapura adalah Sukanto
ilegal dari Papua melalui bank-bank di Singapura. Tanoto, yang baru-baru ini digelari sebagai orang
Analisis aktivitas taipan kayu Abdul Rasyid terkaya Indonesia dengan aset keluarga mencapai
menunjukkan bahwa serangkaian pembayaran Rp 254,5 trilyun (US$28 milyar)57. Sukanto
untuk kayu ilegal mengalir masuk ke rekening dicari polisi dalam kaitannya dengan tutupnya
pribadinya di Singapura dan rekening bisnis salah Unibank pada tahun 2001. Bank miliknya ini
satu mitranya. Meskipun Rasyid membeli properti bangkrut dengan hutang sebesar Rp 3,9 trilyun
di Singapura, ia tidak memilih untuk melepas status (US$429 juta). Meskipun ada instruksi cekal
sebagai permanent resident di Singapura, suatu yang dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk
tindakan yang diikuti oleh Ali Jambi. Status seperti mencegahnya ke luar negeri, Sukanto berhasil
ini dapat diperoleh melalui investasi senilai sekitar diam-diam melarikan diri ke Singapura.
setengah juta dollar Amerika dan bukti sebagai Sukanto juga pemilik dari Raja Garuda Mas
seorang “berlatar belakang pengusaha”. Group, termasuk perusahaan pulp and paper yang
Tidak adanya perjanjian ekstradisi antara bertempat di Singapura yang bernama Asia Pacific
dua negara tetangga ini menambah daya Resources International Holding Ltd. (APRIL).
tarik Singapura bagi para buronan Indonesia. Perusahaan ini membuka lahan yang sangat luas
Pemohonan untuk melakukan perjanjian ini di Sumatera untuk menyuplai pabrik pengolahan
telah diajukan pemerintah Indonesia dari tahun bubur kertasnya dan pada beberapa kesempatan
1970-an, namun negosiasi formalnya baru dimulai dituduh menerima kayu dari hutan dengan nilai
pada awal tahun 2005. Pembicaraan antara kedua konservasi tinggi dan dari sumber-sumber ilegal di
negara telah berlangsung selama sembilan putaran dalam taman-taman nasional58,59.
23
© Dave Currey / EIA / Telapak
Vonis
Sistem peradilan Indonesia telah gagal menuntut para pelaku yang mendalangi • Memberikan kewenangan yang lebih besar
maraknya wabah illegal logging di seluruh negeri. Sejak tahun 2005 pemerintah pada PPATK dan Departemen Kehutanan
telah mengambil langkah-langkah yang patut dihargai untuk mengurangi illegal dalam menyelidiki kasus illegal logging.
logging dan penyelundupan kayu. Tindakan semacam ini telah berdampak pada
terhadap operasi penebangan di lapangan, namun tidak sampai menyentuh • Secara formal meminta kepada negara-
struktur kekuasaan di balik penjarahan kayu. Perkembangannya belakangan ini negara mitra perdagangan kayu untuk
masih rapuh. Hasil Intelijen menunjukkan bahwa penyelundupan kayu meningkat membuat aturan yang mencegah import
lagi karena para cukong kayu sadar bahwa mereka kebal hukum. Diperlukan kayu gergajian kasar dari Indonesia.
tindakan secepatnya untuk melawan para pencuri kayu dan melindungi hutan
Indonesia yang tersisa. • Menempatkan merbau dalam daftar
Appendix III Convention on International
Pemerintah Indonesia Trade in Endangered Species (CITES),
seharusnya: dengan pembatasan kuota ekspor untuk
• Membentuk Satuan Khusus untuk mengejar merbau olahan.
penjahat kayu kelas kakap. Tim ini
seharusnya terdiri dari pejabat-pejabat kunci PEMERINTAH MALAYSIA
dari Kepolisian, Militer, Kejaksaan Agung, SEHARUSNYA :
Departemen Kehutanan, PPATK dan KPK.
• Mengeluarkan peraturan pelarangan impor
• Menyetujui draft Undang-Undang kayu gergajian Indonesia.
Pemberantasan Illegal logging sebagai
prioritas. Pemerintah Singapura
• Melakukan kajian independen terhadap seharusnya:
putusan-putusan pengadilan terbaru dalam
• Menanda tangani perjanjian ekstradisi
kasus-kasus ilegal logging.
dengan Indonesia
• Mempublikasikan secara terbuka dakwaan
• Meratifikasi Konvensi PBB melawan
dan putusan pengadilan tentang kasus illegal
Korupsi
logging.
• Menambah persyaratan skema “Kenalilah
• Mendorong masyarakat sipil untuk
Konsumenmu” pada bank-banknya untuk
mengawasi proses persidangan atas kasus
menyertakan transaksi mencurigakan yang
illegal logging.
terkait illegal logging.
• Melatih hakim dan jaksa penuntut umum
untuk memahami Undang-Undang Negara Konsumen Kayu
Kehutanan, Undang-Undang Anti Tindak Utama seharusnya :
Pidana Pencucian Uang dan Undang-
Undang Pemberantasan Tindak Pidana • Memberlakukan Undang-Undang
Korupsi dengan lebih baik. pelarangan impor dan penjualan kayu dan
produk kayu yang diperoleh secara ilegal di
• Melatih petugas pabean di pelabuhan untuk
negara asalnya.
mendeteksi pengiriman kayu ilegal dalam
kontainer.

24
REFERENSI
1. Tacconi L, Obidzinski K, Agung F, yang Sedang Diproses Penyelidikan atau
“Learning Lessons to Promote Certification Pengadilan dalam Rangka Penanggulangan
and Control Illegal logging in Indonesia”, Penebangan Liar”, October 2000.
CIFOR 2004. 34. Jakarta Post, “Action Taking Against Illegal
2. Suripto (Member of Commission 1, Loggers”, 16th May 2001.
Indonesian Parliament), “Transnational 35. Laksamana Net, “SBY Orders Arrest of IL
Crime of Illegal logging”, presentation to Bosses”, 23rd February 2005.
EIA/Telapak workshop, September 2006. 36. Tempo Magazine, “Fallen in the Forests”,
3. Xinhua, “Illegal logging Destroying Last 25th September 2006.
Strongholds of Orangutans in Southeast 37. Kompas, “Indonesia Police Name 12 Illegal
Asia: UN report”, 6th February 2007. Timber Barons”, 12th November 2004.
4. EIA/Telapak, “The Last Frontier”, 2005. 38. Tempo Magazine, “Razing the Batang
5. Agence France Presse, 7th March 2005. Gadis Forest”, 2nd October 2006.
6. Tempo Magazine, “Money and Influence”, 39. EIA/Telapak, “The Final Cut”, 1999.
20th November 2006. 40. Singapore Registry of Companies and
7. Tempo Magazine, “The Rape of Merbau”, Businesses, 2006.
7th March 2005. 41. Kompas, “Indonesia Police Name 12 Illegal
8. Rancangan Peraturan Pemerintah Timber Barons”, 12th November 2004.
Penngganti Undang-Undang Tentang 42. EIA/Telapak, “Timber Trafficking”, 2001.
Permberantasan Tindak Pidana Penebangan 43. EIA/Telapak, “Profiting from Plunder”,

© Sam Lawson / EIA / Telapak


Pohon di Dalam Hutan Secara Ilegal, 2004. 2004.
9. Laksamana Net, “Indonesia’s Illegal 44. EIA/Telapak, “The Last Frontier”, 2005.
logging Regulation Axed?”, 22nd October 45. EIA/Telapak, “Stemming the Tide”, 2005.
2004. 46. Eurostat, 2007.
10. Rancangan undang-undang Perbarantasan 47. New Straits Times, “Customs Ignored MP’s
Tindak Pidana Penebangan Pohon di Dalam Request”, 4th May 2006.
Hutan Secara Ilegal, 2005. 48. The Star, “‘I asked department to be
11. Republic of Indonesia Presidential lenient’”, 5th May 2006.
Instruction no. 4, 2005. 49. Companies Commission of Malaysia, 2006.
12. Asia Pulse, “President Concern over Light 50. Companies Commission of Malaysia, 2006.
Punishment for Log Thieves”, 8th October
2006. 51. Capgemini & Merrill Lynch, “Asia-Pacific
Wealth Report” 2006.
13. Jakarta Post, “RI judiciary worse than first
52. Tempo Magazine, “New Heaven for

© Nick Lyon / Cockroach Productions


thought: UN rapporteur”, 22nd July 2002.
Indonesian Millionaires”, 24th October
14. Indonesia Corruption Watch, “Lifting the
2006.
Lid”, 2002.
53. Bloomberg, “Singapore Pundit in Hot Water
15. EIA/Telapak, “Above the Law”, 2003.
Over Email”, 6th October 2006.
16. Star (Malaysia) 11th October 2006.
54. Dow Jones, “Indonesia Anti-Money-
17. Jakarta Post, “We Cannot Force Parties to Laundering Head Criticizes Singapore”,
Comply with the Law”, 20th November 29th May 2006.
2006.
55. Jakarta Post, “Indonesia, Singapore
18. EIA/Telapak, confidential investigation Disagree over Extradition, Defence
report, June 2006. Treaties”
19. Jakarta Post, “Bad cops undermine illegal 12th February 2007.
logging raids”, 19th December 2005. 56. Asia Times, “Indonesia Wins One in War
20. Tempo Magazine, “Mountain of Cases, on Corruption”, 15th January 2006.
Molehill of Trials”, 7th March 2005. 57. Forbes Asia, September 2006.
21. Tempo Magazine, “The Person Most 58. Friends of the Earth, “Paper Tiger, Hidden
Responsible is Minister Kaban”, 6th Dragons 2: April Fools”, February 2001.
November 2005. 59. Walhi, Jikalahari, “Eyes of the Forest
22. Tempo Magazine, “Clear Cut Guilt”, Investigative Report”, July 2006.
22nd November 2005.
23. Sahlan Said SH, Catatan Kritis Atas
Putusan Pengadilan Negeri Pontianak No.
453/PID.B/2004/PN.PTK, 2005.
24. Antara, “Minister Complains of Weak Law
Enforcement on Illegal Loggers”,
26th January 2006.
25. Jakarta Post, “Probosutedjo Admits to
Bribing Judges”, 12th October 2005.
26. Jakarta Post, “15 Malaysians detained for
illegal logging”, 30th January 2004.
27. Tempo Magazine, “Money and Influence”,
20th November 2006.
28. Jakarta Post, “Officials Hail Anti-illegal
logging Operation”, 7th May 2005.
29. Tempo Magazine, “A Costly Experiment?”,
© Try Harijono / KOMPAS

2th April 2005.


30. Jakarta Post, “Police, Minister Upset by
Illegal logging Verdicts”, 5th July 2006.
31. Kompas, “Combating IL Needs
Commitment from Supreme Court”, 25th
January 2005.
32. EIA/Telapak, “The Last Frontier”, 2005.
33. Secretary-General, Ministry of Forestry,
“Daftar Orang-orang yang Diduga dan
telapak
Telapak
Jalan Pajajaran No. 54
Bogor T. +62 251 393 245 /715 9902 telapak@telapak.org
Indonesia F. +62 251 393 246 www.telapak.org
Printed on Recycled Paper

exclusion zone, white area to be kept clear DO NOT PRINT BOX


Designed by Revolting | www.wearerevolting.co.uk

62-63 Upper Street PO Box 53343


London N1 0NY UK Washington DC 20009 USA ukinfo@eia-international.org
T. +44 (0) 20 7354 7960 T. +1 202 483 6621 usinfo@eia-international.org
F. +44 (0) 20 7354 7961 F. +1 202 986 8626 www.eia-international.org

exclusion zone, white area to be kept clear DO NOT PRINT BOX

MAX SIZE = N/A


MIN SIZE = 30mm

Vous aimerez peut-être aussi