Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jalan Ahmad Yani 70, Bogor 16161
ABSTRAK
Gambaran selama ini menunjukkan bahwa implementasi program pembangunan pertanian relatif menjadi ranahnya
para pemangku kepentingan utama yang secara signifikan berpengaruh atau memiliki posisi penting atas
keberlangsungan kegiatannya. Sementara itu, peran pemangku kepentingan lainnya yang terkena dampak, baik
positif (penerima manfaat) maupun negatif (di luar kesukarelaan) dari suatu kegiatan, relatif kurang dilibatkan
secara hakiki. Oleh karena itu, pemahaman terhadap keberadaan (eksistensi) pemangku kepentingan mutlak
diperlukan. Tulisan ini memaparkan kajian tentang eksistensi berikut penelaahan pemangku kepentingan dalam
implementasi program pembangunan pertanian. Beberapa aspek penting dalam analisis pemangku kepentingan
berkaitan dengan proses identifikasi, partisipasi, dan fasilitasi. Peran pemangku kepentingan seyogianya diwujudkan
dalam wadah (forum) organisasi guna penyamaan persepsi, jalinan komitmen, keputusan kolektif, dan sinergi
aktivitas dalam menunjang kelancaran program pembangunan pertanian.
Kata kunci: Pemangku kepentingan, analisis, pembangunan pertanian
ABSTRACT
Empirically, key stakeholders who significantly influence or have a central position towards its activities relatively
dominated implementations of agricultural development programs. Meanwhile, the role of other stakeholders who
are positively affected (beneficiaries) as well as negatively influenced (out of voluntary action) is a less essentially
involved. Thus, understanding the existence of stakeholders is considered necessary. This paper reviewed the
existence of stakeholders and its role in agricultural program implementation. Some important aspects in stakeholder
analysis were anchored in the process of identification, participation, and facilitation. Concretely, the role of
stakeholders should be organized in stakeholders’ forum to create equal perception, commitment network, collective
decision, and synergic activity to ensure the implementation of agricultural development programs.
Keywords: Stakeholders, analysis, agricultural development
▲
harus dihindari dan dikelola guna mem-
perlancar pelaksanaan pembangunan
Fungsional Pemberdayaan pertanian. Faktor-faktor tersebut antara
▲
lain berkaitan dengan waktu dan dana,
dominasi dan perbedaan pendapat para
pemangku kepentingan, ketersediaan
Partisipasi Partisipasi
informasi, keterampilan instruktur pe-
▲
sebagai alat sebagai tujuan
latihan, dan kemacetan implementasi
kegiatan. Oleh karena itu, perlu diperhati-
Kerja sama Inisiasi kan dan dipahami beberapa aspek seperti
▲
informasi tindakan visi, perencanaan, tujuan dan sasaran,
masukan, tindakan, hasil, dan perolehan
hasil operasionalisasi kegiatan pemba-
Penggalian Penggalian Penggalian Analisis perubahan
ngunan pertanian (Gambar 2).
▲
▲
informasi informasi informasi dan intervensi
Gambaran mengenai proses pem-
belajaran dan keterlibatan pemangku
kepentingan dalam implementasi program
Gambar 1. Karakteristik tingkat kedalaman partisipasi. pembangunan pertanian dapat dilihat
pada Gambar 3. Proses tersebut meliputi:
1) persiapan (identifikasi dan pemaduan
pemangku kepentingan, identifikasi
Tabel 4. Anak tangga dan tingkat kelompok partisipasi masyarakat dalam kerangka kerja dalam hal pengembangan
implementasi program/kegiatan pembangunan partisipatif. informasi, pemahaman terhadap pengelola
dan pengguna sumber daya, dan pemilih-
Urutan Tangga partisipasi Tingkat kelompok partisipasi an opsi kegiatan), 2) implementasi (andil,
1 Penanganan Non-partisipasi penggunaan, dan stimulasi pengetahuan),
2 Terapi dan 3) evaluasi terhadap proses dan per-
3 Informasi Partisipasi dorongan (tokenism) olehan hasil pelaksanaan program pem-
4 Konsultasi bangunan pertanian (Arthur dan Garaway
5 Konsiliasi 2005).
6 Kemitraan Partisipasi berdasarkan kekuatan warga
7 Pendelegasian kekuatan masyarakat (power of citizen)
8 Pengawasan oleh masyarakat
Implementasi Analisis
Sumber: Arnstein (1969). Pemangku Kepentingan
Hasil kegiatan kerja dalam hal elemen penting lainnya yaitu informasi,
pengembangan informasi
teknologi, dan kebijakan perlu mendapat-
kan perhatian dalam analisis pemangku
Persiapan kepentingan.
▼ Program/kegiatan ▲
Pemahaman terhadap
pengelola/pengguna
Penggunaan pengetahuan sumber daya Identifikasi Pemangku
Kepentingan
Pemilihan opsi kegiatan
▼
Status sosial ekonomi Anggaran dan pengawasan Secara konseptual, Ballit et al. (1997) me-
Organisasi, konsensus, dan kepemimpinan Kekuasaan dan kepemimpinan
ngemukakan bahwa penyediaan informasi
boleh dikatakan lebih bersifat permintaan
Pengawasan terhadap sumber daya strategis Pengawasan terhadap sumber daya strategis
(demand driven) dibandingkan penawar-
Pengaruh informal terhadap sesama Keberadaan tenaga-tenaga spesialis an (supply driven). Oleh karena itu, pe-
pemangku kepentingan
nyediaan informasi seyogianya berbasis
Tingkat ketergantungan antarpemangku Kemampuan negosiasi kebutuhan pemangku kepentingan. Hal
kepentingan
demikian tidak hanya dimaksudkan untuk
Sumber: Crosby (1992). meningkatkan aksesibilitas pemangku
kepentingan terhadap informasi, tetapi
▼ ▲
▼
Identifikasi pemangku
▲
kepentingan Integrasi
peran/tugas ▼ ▼
▼ ▲ Monitoring/evaluasi
Tanggung jawab pemangku Peran/tugas peran/tugas
pemangku
▲
Informasi dan ▲ ▲
▼
pelatihan
▲
Transparansi kebijakan ▲
▼
▲
Persepsi pemangku
▼
kepentingan
Transparansi/peningkatan informasi
Peningkatan kegiatan
Gambar 4. Integrasi dan interaksi pemangku kepentingan dalam implementasi program/kegiatan pembangunan.
Forum
Komunikasi
monitoring, dan evaluasi, 3) pengorgani-
▼
▲
▲ ▲ ▲