Vous êtes sur la page 1sur 3

Amaliah Ramadhan I

Oleh : H. Mas’oed Abidin

Ada peluang menggiurkan dibulan Ramadhan ini. Ada kasih sayang


Allah membelenggu setan hingga memudahkan manusia untuk bertarung.
Ada rahmat dan berkah saat pintu neraka ditutup dan seluruh pintu kebaikan
dibuka. Ada kesempatan yang mungkin takkan berulang kembali.
Ramadhan merupakan bulan berkah, kalau manusia mengetahui, maka
semua bulan akan dijadikan nilainya sama dengan Ramadhan. Manusia
diciptakan Allah dengan perangkat yang lengkap, kepada kebaikan maupun
kepada kesalahan. Tergantung manusia untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas
yang telah diberikan Allah tersebut. Untuk bisa memenangkan pertempuran
diperlukan kerja keras. Sayang, kacamata manusia terlalu buram untuk
membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Allah Maha Tahu akan kelemahan-kelemahan manusia sehingga dengan
rahmat dan kasih sayang-Nya Allah menurunkan bulan yang bisa
dimanfaatkan manusia untuk kembali menyusun kekuatan.
Namun manusia ternyata kurang pintar dalam memanfaatkan
kesempatan yang dijalani dengan setengah-setengah, bahkan tak
melaksanakan ibadah sama sekali.
Terdapat amalan-amalan utama di bulan Ramadhan :
Pertama, menjaga perut. Manusia kadang tak sadar telah menjadikan perut
sebagai tuhannya. Kerja keras dari pagi hingga petang tidak lain karena takut
perut tak diisi makanan enak. Disayangkannya hidup bahagia dengan perut
yang kenyang. Padahal awal keburukan berasal dari perut. Orang yang
kekenyangan biasanya mudah tergoda untuk menjadi malas, tak bisa
mengendalikan syahwat, dan sulit merasakan nikmatnya ibadahnya.
Kedua, menjaga lisan. Sahabat Umar pernah,“Tidaklah seseorang itu banyak
berbicara melainkan banyak salahnya. Dan tidaklah banyak salahnya melainkan banyak
dosanya. Dan tidaklah banyak dosanya melainkan masuk neraka”. Begitu banyak
dosa yang ditimbulkan lidah : Memfitnah, menggunjing orang, berdusta,
memaki dan lain-lain.
Ketiga, menjaga pandangan. Pandangan kepada lawan jenis ibarat panah-panah
beracun. Racun berbisa berupa perpanjangan angan-angan yang bisa
menjatuhkan manusia kejurang kebinasaan. Allah maha tahu segala
pandangan manusia yang berbau maksiat.
Keempat, memperbanyak ibadah. Setiap amal kebajikan di Ramadhan dilipat
gandakan pahalanya. Amalan sunnah di Ramadhan sama nilainya dengan
ibadah wajib di luar Ramadhan. Sedangkan ibadah wajib yang dilaksanakan di
Ramadhan berpahala tujuh kali lipat dari pahala ibadah wajib di luar
Ramadhan.

Amaliah Ramadhan II
Oleh : H. Mas’oed Abidin

Dari beberapa hadits Nabi Muhammad SAW disimpulkan ada amalan-


amalan tertentu untuk lebih diperbanyak, khususnya di Ramadhan. Amalan-
amalan tersebut antara lain.

1). Sedekah memberi makan kepada orang yang sedang berpuasa. Hadist
nabi menegaskan ”Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka (puasa) di
bulan Ramadhan, maka dia mempunyai pahala sebagaimana (orang) yang
berpuasa tanpa berkurang sedikitpun”. (H.R. Akhmad dan Turmudzi)

2). Qiyamul-Lail, sholat malam. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang


melaksanakan Qiyamul-Lail di Ramadhan atas dasar iman dan ikhlas pasti
diampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (H.R. Bukhari Muslim).

3). Tilawatil-Qur’an. Rasulullah bersabda ”Puasa dan sholat malam membela si


hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Ya robbi, saya halangi ia untuk makan
dan minum disiang hari ’. Dan Al Quran juga berkata, ‘Aku rintangi ia untuk
tidur di malam hari’. Maka jadikanlah kami penolongnya.” (H.R. Ahmad dan
Nasai).

4). I’tikaf di Masjid, bermakna berdiam di mesjid untuk mendekatkan diri


kepada Allah dengan beribadah padaNya. Rasulullah selalu beri’tikaf
terutama 10 malam terakhir Ramadhan. “Masjid adalah rumah untuk setiap
orang yang bertaqwa dan Allah bertanggung jawab akan memberi rahmat kepada
orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya, dan ia akan melewati jembatan
keridhaan Allah SWT.” (diriwayatkan Thabrani).

5). Umrah, tawaf dan sa’i. “Umrah di bulan Ramadhan menyamai pahala haji
bersamaku, “kata nabi SAW. Pada riwayat lain dijelaskan, “Dari umrah satu
ke umrah lainnya merupakan penghapus dosa diantara keduanya”.

Ramadhan terlalu mahal untuk dilewatkan begitu saja. Untuk menyambut dan
mengisinya perlu persiapan khusus, terutama faktor mental. Rasulullah
mempersiapkan Ramadhan dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan
sebelumnya, Sya’ban. Selain itu, pengalaman di Ramadhan lalu seharusnya
dijadikan pelajaran agar Ramadhan tahun ini lebih bermakna.

Vous aimerez peut-être aussi