Vous êtes sur la page 1sur 3

Menjadi Trainer Sukses

Meskipun pelatihan tampak seperti profesi glamor bagi sebagian orang, tetapi seperti
profesi lain menjadi seorang trainer memiliki tantangan tersendiri. Memiliki keterampilan
untuk menjadi trainer hanya merupakan salah satu prasyarat. Persyaratan lain yang jauh
lebih sulit bagi seorang trainer sukses adalah memiliki ketenangan mental dan emosional.
Pelatihan adalah profesi yang menuntut dua hal ini. Oleh karena itu seorang trainer
membutuhkan energi output yang konstan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama
proses pelatihan pada Balai Diklat Kehutanan dan penelusuran beberapa pustaka, agar
seorang menjadi trainer yang berhasil beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Memiliki rasa humor. Humor adalah salah satu cara untuk membuat peserta tertarik
untuk terus mengikuti jalannya pelatihan.
2. Penguasaan materi. Materi menjadi penting untuk dikuasai oleh seorang trainer,
karena materi adalah hal yang disampaikan ke peserta untuk dikuasai. selain
penguasaan materi perlu juga dikuasai bagaimana menyampaikan materi tersebut.
pemilihan metode maupun gaya penyampaian menjadi hal yang penting, karena di
sinilah kunci pemahaman peserta terhadap materi yang ada. dengan penyampaian
yang baik, keberterimaan materi dapat dirasakan penuh oleh peserta. penyampaian
yang baik tentu saja ditunjang dengan penguasaan materi yang baik. cara mudahnya
adalah dengan mempelajari slide materi, memperbanyak lagi sumber atau refernsi
mengenai materi tersebut, baik dari buku maupun dengan ngobrol dengan trainer
yang telah berpengalaman.
3. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, hindari penggunaan jargon/istilah
tertentu. Karena peserta pelatihan merupakan orang-orang dari berbagai macam
rupa, umur dan latar belakang, maka seorang trainer yang baiknya menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
4. Hadapi peserta dengan luwes, tidak kaku, kikuk atau “nervous”. Jika trainer sudah
kikuk rencana pelatihan yang sudah dipersiapkan bisa jadi terlupakan. Untuk itu
persiapan mental sebelum berhadapan dengan peserta sangat penting. Agar
program pelatihan berjalan sesuai rencana, catatan kecil mengenai alur pelatihan
dapat pula dipersiapkan
5. Berikan waktu yang cukup bagi peserta untuk berpikir dan menjawab. Oleh karena
itu waktu belajar dapat dibuat fleksibel dengan kebutuhan peserta tetapi tetap
mempertimabngkan kesinambungan program pelatihan
6. Perhatikan kondisi diri sendiri. Hal ini merupakan pegangan untuk merasakan situasi
peserta. Jika trainer merasakan suatu kebosanan, biasanya peserta juga memilki
perasaan serupa
7. Perhatikan bahasa tubuh peserta.

Memiliki beberapa kemampuan diatas belumlah cukup untuk modal menjadi seorang
trainer. Seperti profesi lain ada hal-hal lain yang harus dipersiapkan agar seseorang dapat
menjadi trainer yang berhasil. Berikut adalah beberapa aspek yang sebaiknya dipersiapkan
untuk menjadi trainer yang berhasil :

 Seorang trainer harus bersedia bekerja lebih dari hari 8 jam. Meskipun program
pelatihan dapat dijadwalkan dari pukul 9.00 pagi sampai dengan pukul 17.00 sore,
seorang trainer mungkin akan datang ke ruang pelatihan jauh lebih awal daripada
9.00 dan tinggal lebih lama dari pukul 17.00 sore. Sebuah sesi pelatihan yang
disiapkan dengan baik membutuhkan ruang yang cukup untuk berpikir dan persiapan
bahan. Jika trainer tiba di ruang pelatihan pada waktu yang sama dengan peserta
pelatihan, trainer akan merasa tidak teratur dan tidak siap. Trainer bahkan dapat
mulai terlambat karena persiapan menit-menit terakhir.
 Seorang trainer juga harus siap untuk tinggal lebih lama dari setelah waktu pelatihan
telah berakhir. Prinsip yang sama juga berlaku setelah program pelatihan telah
berakhir. Biasanya, trainer bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua
peralatan yang digunakan untuk pelatihan dikeluarkan dari ruangan, trainer
mungkin harus mengawasi penggantian meja dan kursi. Bahkan trainer mungkin
perlu untuk merapikan ruangan. Selain itu, banyak peserta tinggal setelah waktu
pelatihan berakhir agar mereka bisa mengajukan pertanyaan karena mereka tidak
ingin bertanya di depan seluruh peserta. Mereka berharap trainer berada di sana dan
siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dalam suasana yang hangat.
Selain itu, Trainer juga mungkin harus menyelesaikan detail kecil pekerjaan pada
pada akhir pelatihan seperti menambahkan catatan untuk handout pelatihan, ulasan
presentasi Power Point untuk hari berikutnya, merevisi jadwal pelatihan untuk hari
berikutnya, tugas-tugas administrasi yang belum lengkap, berkas bahan pelatihan,
mengirim beberapa bahan pelatihan tambahan kepada peserta, atau mempersiapkan
flip chart untuk hari berikutnya.
 Seorang trainer harus siap untuk berdiri sepanjang hari. Trainer sering tidak memiliki
kesempatan untuk duduk karena harus memfasilitasi pelatihan. Seorang trainer
biasanya harus berdiri selama semua presentasi dan selama sebagian besar diskusi.
Bahkan ketika para peserta dalam kelompok kecil, trainer berpindah dari satu
kelompok ke kelompok siap untuk menjawab pertanyaan, mengatasi masalah, atau
tahu kapan harus beralih ke topik berikutnya.
 Seorang trainer harus siap unruk menanggapi segala kejadian tak terduga. Untuk
persiapan yang matang sekalipun seorang trainer harus sigap untuk segala sesuatu
yang dapat terjadi dalam sesi pelatihan. Trainer harus siap untuk menanggapi
pertanyaan-pertanyaan dan peristiwa-peristiwa yang tak terduga. Terkadang Trainer
harus fleksibel karena agenda yang direncanakan bisa saja berjalan tidak sesuai
dengan kebutuhan peserta. Seorang trainer yang baik menyesuaikan agenda dan
perubahan materi sehingga memenuhi kebutuhan peserta. Seorang trainer yang
efektif juga membaca peserta dan menyesuaikan tingkat pelatihan tersebut agar
sesuai dengan tingkat pemahaman peserta.
 Seorang trainer harus siap untuk melakukan pelatihan walaupun berada pada kondisi
yang kurang fit. Pelatihan sering dilakukan dengan cara tatap muka untuk waktu
yang cukup lama dan sering peserta pelatihan melakukan perjalanan jauh untuk
menghadiri pelatihan. Oleh karena itu, trainer harus mampu hadir antusias bahkan
ketika kurang fit. The show must go on!
 Seorang trainer harus siap untuk terus memberi tanpa mengharapkan untuk
menerima sesuatu sebagai imbalan. Trainer sering dilihat oleh orang lain sebagai
"penyembuh" - orang-orang yang selalu memiliki jawaban dan yang dapat
melakukan "sihir." Sebaliknya, trainer biasanya tidak dianggap sebagai orang-orang
yang mempunyai kebutuhan mereka sendiri. Akibatnya, peserta sering berharap
dengan mengikuti program pelatihan Trainer bisa melepaskan beberapa beban dari
dada mereka. Bahkan, terkadang trainer harus rela kehilangan waktu untuk istirahat
dan makan siang karena harus mendengarkan peserta yang ingin mendiskusikan
masalah pribadinya.
 Seorang trainer harus siap menjadi teladan sempurna sepanjang waktu. Adalah tugas
seorang trainer untuk mengajar yang "benar" cara untuk melakukan sesuatu. Trainer
juga harus siap untuk mempraktekkan apa yang disampaikan. Trainer menjalankan
risiko kehilangan kredibilitas jika tidak dianggap contoh sempurna dari apa yang
mereka ajarkan. Dan, karena tidak ada yang sempurna, trainer juga harus mengakui
hal itu ketika mereka melakukan kesalahan. Trainer tidak bisa membiarkan peserta
untuk meninggalkan sesi latihan dengan informasi yang salah.
 Seorang trainer harus siap mengatasi masalah logistik dan peralatan pelatihan
secara tiba-tiba. Walaupun mungkin telah ada yang bertanggungjawab untuk
menyiakan ruangan dan pengaturan peralatan, itu menjadi masalah trainer jika
sesuatu tidak dapat berfungsi. Seorang trainer harus siap menghadapi peralatan
rusak, kamar yang tidak diatur, pelayan yang mengatakan Trainer tidak pernah
memesan kamar, bahan pelatihan yang tidak datang, materi yang salah ketik atau
salah susun, atau kekacauan secara umum. Seorang trainer yang baik membutuhkan
akuntabilitas penuh untuk memastikan bahwa semua logistik dari program pelatihan
telah siap.
 seorang trainer harus siap menjadi “gudang berjalan”. Perlengkapan dan peralatan
pelatihan yang telah siap sedia terkadang menjadi hal yang jarang terjadi, adalah
lebih mungkin bahwa trainer akan menjadi orang yang bertanggung jawab untuk
memastikan itu semua tersedia. Menyiapkan, menyusun, membongkar, dan
merapikan peralatan pelatihan (dan kemudian melakukannya lagi) hanyalah bagian
kecil dari pekerjaan trainer.
 Seorang trainer harus mampu mendorong peserta pelatihan untuk berkomitmen
untuk mengaplikasikan hasil dari program pelatihan
 Seorang trainer juga harus mampu memberikan anjuran yang menggugah. Peserta
pelatihan tidak akan belajar dengan efektif jika dalam proses pelatihan mereka
mereka tidak diberi anjuran yang jujur dan menggugah. Trainer yang berhasil harus
mampu untuk memberikan anjuran seperti ini, bahkan jika anjuran itu merupakan hal
yang berat bagi peserta
 Seorang trainer harus mampu mengatasi kegagalan proses pelatihan,
mengidentifikasi masalah, mencari solisi dan membuat perbaikan. Tidak setiap
program pelatihan berjalan dengan sukses. Bahkan, ada yang benar-benar buruk.
trainer yang berhasil adalah mereka yang menganalisis apa yang salah dalam sesi
yang buruk dan kemudian merancang program perubahan sehingga menjadi lebih
baik untuk pelatihan waktu berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dummies.2010. having what it takes to be a trainer.


http://www.dummies.com/how-to/content/having-what-it-takes-to-be-a-
trainer.html.diakses pada tanggal 20 agustus 2010 pukul 10.32 WITA

Sulistyaadhi. 2010.menjadi trainer


inspiratif.http://sulistyaadhi.wordpress.com/2008/07/31/menjadi-trainer-
inspiratif.html.diakses pada tanggal 23 agustus 2010 pukul 14.00 WITA

Wahyono, E.H, Murdyatmoko, K, Surya, A, Malmsteen, Z, Sudarno, N,


Anas.s.2010. Bahan Ajar Pelatihan Fasilitator Pendidikan Konservasi
Alam.

Vous aimerez peut-être aussi