Vous êtes sur la page 1sur 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

derajat. Kesehatan masyarakat dalam rangka kualitas hidup manusia dan

kehidupan masyarakat. Peningkatan kualitas hidup ini dimiliki sejak dini,

yaitu sejak manusia berada dalam kandungan, bahkan di Negara-negara yang

sudah maju dimulai sejak preconception. Realitas yang dihadapi bangsa

Indonesia hingga saat ini adalah rawannya kesehatan ibu dan anak.

Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian ibu (AKI), angka

kematian perinatal (AKP) dan angka kematian Neo Natal (AKN). Angka

kematian ibu dikatakan adalah yang tertinggi diantara Negara-negara ASEAN

dan kurang lebih 50 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara

maju. (Depkes RI, 1997)

Berdasarkan atas definisi diatas kematian ibu digolongkan menjadi :

Kematian obstetrik langsung (direct obstetnic death).

Kematian obstetric tidak langsung (indirect obstetric death)

Kematian yang tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan

(associated death). Misalnya hipertensi, diabetes mellitus, karena kanker

ganas dsb.

1.1.1 Angka kematian Ibu :

(1) Pada tahun 1988 angka kematian ibu di Indonesia adalah 450 per

100.000 kelahiran (Simposium Kesejahteraan Ibu 1988). Data

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN

1
2

(5 – 142 per 100.000) dan 50 – 100 kali lebih tinggi bila

dibandingkan dengan Negara maju.

(2) Pada 1994 survey demografi di Indonesia menyatakan bahwa

angka kematian ibu sebesar 390 per 100.000 kelahiran dan

diperkirakan menurun sampai 250 per 100.000 pada tahun 2000.

(3) Data tentang kematian maternal akibat tumor dalam bentuk

neoplasme di Negara kita masih sangat langka yang ada

umumnya laporan dari rumah-rumah sakit yang mencatat

penderita yang memeriksakan diri (booked cases), tentunya setiap

rumah sakit banyak perbedaan, sedangkan data-datanya yang ada

diluar RS tidak pernah ada laporan.

1.1.2 Masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh hal-

hal sebagai berikut :

1. Terlambat mengenali tanda-tanda dini karena kurangnya

penyampaian informasi yang dapat mendukung pencegahan dan

penyembuhan.

2. Masalah-masalah sistem rujukan.

3. Masalah-masalah pelayanan yang tidak adekwat akibat geografi,

ekonomi, adat istiadat dan pendidikan pada masyarakat.

WHO melalui monitoring dari berbagai bagian dunia

memperkirakan bahwa “maternal mortality” dapat dihindari dengan teknologi

dan health education (WHO).


3

Health Education di Indonesia disebut “Penyuluhan kesehatan masyarakat”

yang pada hakekatnya adalah bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan

dengan pendekatan pendidikan.

Penemuan dini benjolan pada payudara atau tumor merupakan upaya penting

dalam penanggulan tumor payudara yang berbentuk neoplasma jinak atau

ganas (kanker).

Walaupun tumor ganas (kanker) payudara jarang terjadi, tetapi lebih

bijaksana jika wanita mulai usia 20 tahun membiasakan diri untuk sekali

sebulan memeriksa payudaranya sendiri. Keuntungannya ialah pada usia

muda sudah dapat belajar meraba payudaranya, mengetahui bentuknya,

sehingga setiap diketemukan kelainan dapat segera diketahui.

Hari-hari yang baik untuk memeriksa payudara sendiri adalah hari pertama

haid karena pada saat itu payudara mengendor, sehingga jika ada benjolan

mudah dapat diraba dan pemeriksaan payudara sendiri ini dapat diteruskan

sampai usia lanjut.

Penemuan dini benjolan payudara dari ibu-ibu yang belum pernah

mendapat informasi dilakukan dengan penyuluhan kesehatan tentang

pemeriksaan payudara sendiri yang biasa disebut “SADARI’.

Wanita yang tampak sehat dan tidak ada keluhan pada payudaranya, belum

tentu ia tidak terkena kanker payudara. Karena itu sebaiknya periksa payudara

sendiri dan lakukan secara rutin (Cahyani, 2000).

Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan deteksi dini kanker

payudara antara lain adalah kurangnya pengetahuan dan kebudayaan yang


4

telah membuat payudara sebagai bagian tubuh yang paling penting dan ini

akan mempersulit persoalan jika seseorang akan kehilangan payudaranya dan

merupakan suatu keadaan yang memalukan di sebagaian komunitas public

(Long, 2003 hal. 24).

Kanker payudara adalah penumbuhan ganas yang menduduki rangking nomor

2 dari insiden semua tipe kanker di Indonesia. Angka kejadian kanker

payudaara terbanyak setelah umur 50 tahun dan jarang terjadi pada umur

sebelum 30 tahun dan pada usia lanjut jarang dijumpai. Penyebabnya belum

diketahui. Faktor endogen yang diduga memegang peranan dalam proses

kejadian ini adalah karena faktor hormone estrogen. Namun bagaimana

mekanisme kejadiannya belum jelas diketahui.

1.1.3 Faktor resiko untuk mendapatkan kanker payudara adalah :

1. Adanya penderita kanker payudara dalam keluarga

2. Pada wanita dengan kanker rahim

3. Wanita yang tidak pernah menyusui

4. Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara lebih besar

pada wanita yang mempunyai benjolan-benjolan pada payudara

sebab benjolan jinak dapat menjadi ganas.

1.1.4 Dampak :

1. Jika benjolan di payudara ternyata ganas, pengangkatan payudara

hampir selalu merupakan pengobatan yang paling baik. Tidak

hanya merupakan kemungkinan sembuh yang paling besar tetapi


5

juga dapat mencegah kesulitan yang dapat timbul jika tumor

dapat menjalar.

2. Pembedahan ialah pengobatan yang paling baik untuk

menyembuhkan kanker, belum ada untuk kanker payudara yang

tetap dan kekal dan sekaligus tidak memberi banyak gejala

sampingan. Penyinaran kanker payudara yang kurang efektif

hingga tidak dapat mengganti pembedahan. Tapi penyinaran

sesudah pembedahan sering dihadapkan sebagai pencegahan

atau tambahan pengobatan jika mungkin masih ada sel-sel

kanker yang tertinggal. Penyinaran pertama sering sudah

dilakukan waktu penderita masih di rumah sakit, penyinaran

seterusnya dilakukan secara berobat jalan.

3. Walaupun pengangkatan payudara itu untuk tiap-tiap wanita sukar

dapat diterima, tapi masing-masing wanita berbeda pula

menanggapinya, tidak ada jawaban yang tepat selain kecemasan

karena mempunyai kanker juga merasa kehilangan karena

operasi itu akan mengangkat sebagian dari tubuhnya yang

dikenal berharga.

1.1.5 Solusi :

Batasan stadium yang masih operabel atau kurabel dengan tindakan

operatif tergantung stadium yaitu modifikasi mastektomi alternatif

lain dapat dilakukan tehnik Breast Conserving Therapy. Pemeriksaan


6

payudara sendiri (SADARI) merupakan upaya prefentif terhadap

keganasan kanker payudara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu

masalah yaitu apakah ada pengaruh pemberian penyuluhan tentang

pemeriksaan payudara sendiri terhadap keikutsertaan deteksi dini kanker

payudara pada ibu usia 20-49 tahun di Desa Talang, Kec. Rejoso Kab.

Nganjuk tahun 2009 ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum :

Memperbaiki pragonose kanker payudara ialah dengan

diagnose dini melalui pemeriksaan payudara sendiri atau Sadari

apabila ada kecurigaan sebaiknya segera lakukan pemeriksaan klinis.

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1. Mengidentifikasi pemberian penyuluhan kesehatan tentang

periksa payudara sendiri oleh ibu-ibu usia 20-49 tahun di

desa Talang, Kec. Rejoso, Kab. Nganjuk

1.3.2.2. Mengidentifikasikan keikutsertaan ibu usia 20-49 th dalam

melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebelum dan


7

sesudah untuk kelompok yang tidak diberikan penyuluhan,

tetapi hanya diberikan leaflet.

1.3.2.3. Pengaruh Penyuluhan Tentang pemeriksaan payudara

sendiri terhadap keikutsertaan deteksi dini kanker payudara

pada ibu usia 20-49 th di Desa Talang, Kec. Rejoso, Kab.

Nganjuk.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Individu

Sebagai informasi agar dapat melakukan pemeriksaan payudara

sendiri sebagai upaya untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara.

1.4.2. Bagi Masyarakat

Mencegah timbulnya masalah kesehatan maternal dengan pencegahan

(preventif), peningkatan kesehatan promotif dan penyembuhan

(curatif)

1.4.3. Bagi Insitusi kesehatan (Puskesmas Rejoso)

Dapat meningkatkan metode penyuluhan kesehatan yang efektif

kepada individu, kelompok dan masyarakat tentang SADARI.

1.4.4. Bagi Peneliti

Menghasilkan fakta empiris, generalisasi empiris, konsep-konsep dan

teori-teori merupakan komponen dari ilmu pengetahuan.


8

HOME STATISTICS

Jl. A.R. Saleh 27 Nganjuk

Melayani:

Olah data statistik

Bimbingan skripsi, tesis, PTK

untuk ilmu ekonomi, manajemen, akuntansi, hukum, pendidikan,

kebidanan, keperawatan, dll.

0358 - 7633979

Vous aimerez peut-être aussi