Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat
dirumah sakit.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan
dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.
1. Biodata
2. Penanggung Jawab
3. Data psikososial
a. Kecemasan / ansietas
i. Kaji penyebab kecemasan
¬ Yang berhubungan dengan perpisahan.
¬ Lingkungan baru ( Rumah sakit)
¬ Stranger anxity ( Perawat, dokter dan petugas RS yang lain)
¬ Perubahan dalam interaksi teman sebaya.
ii. Kaji manifestasi fisik
¬ Kegelisahan
¬ Palpitasi
¬ Semburat merah atau pucat
¬ Diaporosis
¬ Insomnia
¬ Peningkatan frekwensi jantung
¬ Perubahan intonasi suara
¬ Gemetar
¬ Peningkatan frekwensi pernafasan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimanan seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak
ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
1. Fase denial
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah.
2. Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
d. Perilaku agresif.
3. Fase bergaining / tawar- menawar.
a. Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya “
seandainya saya hati-hati “.
4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah, akhirnya saya
harus operasi “
PENGKAJIAN
Data yang dapat dikumpulkan adalah:
a. Perasaan sedih, menangis.
b. Perasaan putus asa, kesepian
c. Mengingkari kehilangan
d. Kesulitan mengekspresikan perasaan
e. Konsentrasi menurun
f. Kemarahan yang berlebihan
g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
i. Reaksi emosional yang lambat
j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas.
INTERVENSI :
Tujuan Umum;
¬ Klien mampu melakukan hubungan interpersonal tanpa hambatan.
Tujuan khusus;
Klien mampu;
a. Mengungkapkan perasaan berduka
b. Menjelaskan makna dari kehilangan
c. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai.
d. Membina hubungan baru yang bermakna.
e. Mendapatkan dukungan keluarga dalam mengatasi kehilangan.
Tindakan keperawatan ;
1.1. lakukan pendekatan dengan prinsip hubungan perawat – klien yang terapiutik
• Empati dan perhatian
• Jujur dan tepati janji
• Terima klien apa adanya
1.2. Beri dorongan klien mengungkapkan perasaan berdukanya
1.3. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien, jangan menghukum / menghakimi.
5.1. Diskusikan dengan keluarga tentang proses berduka yang dialami klien dan ajarkan pada
keluarga tahapan berduka serta cara untuk mengatasinya.
5.2. Anjurkan keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien, mendengarkan ungkapan
klien berkaitan dengan pengalaman kehilangan.
EVALUASI
Respon klien dinilai berdasarkan pertanyaan dibawah ini :