Vous êtes sur la page 1sur 16

ASAM DAN BASA

A. Asam
Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu
tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam
berasal
dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti masam.
Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air).
Senyawa
asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada
makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita
temukan di
dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi
membunuh kuman.
1. Sifat Asam
Bagaimanakah cara kita untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau
tidak? Untuk mengetahuinya, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh
asam
tersebut. Berikut ini akan dibahas beberapa mengenai sifat asam.
a. Rasa Asam
Pernahkah kamu makan acar mentimun? Ras kecutnya membuat
acar terasa segar dan cocok dipadukan dengan berbagai macam
masakan, seperti gulai kambing, opor ayam, dan nasi goreng. Rasa kecut
tersebut berasal dari cuka. Cuka merupakan salah satu asam yang kita
kenal dalam kehidupan sehari – hari. Nama cuka dalam ilmu kimia
adalah asam asetat (asam etanoat).
b. Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah
warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya
akan digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa
senyawa asam. Dengan menggunakan indicator.
Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus biru menjadi
merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam
dapat melepaskan ion – ion dalam larutannya yang mampu
menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik.
Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar
listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam
sulfat yang terdapat pada aki mobil.
d. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas
hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan
contoh logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan
gas hydrogen dan senyawa garam.
Reaksi :
Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang
sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu
disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam
kuat dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah
ion hydrogen yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam
yang
banyak menghasilkan air dalam larutannya (asam yang terionisasi
sempurna
dalam larutannya), sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit
menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan).
Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang terlarut
dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang terlarut,
konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat). Pada larutan
encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk
menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).
3. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan. Dalam bidang industry, asam banyak
digunakan,
antara lain dalam proses pembuatan pupuk, obat – obatan, bahan
peledak,
plastik, dan pembersihan permukaan logam – logam tertentu. Selain itu,
terdapat beberapa asam organic yang digunakan sebagai pengawet
makanan, seperti asam asetat, asam askorbat, asam propanoat, dan
asam
benzoate. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.
Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga
dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif.
Salah
satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir – akhir ini menimbulkan
masalah lingkungan yang serius.
Asam merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus senyawa
kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau
terlarut
dalam pelarut tertentu. Sehari – hari, kita sering menjumpai asam sebagai
suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut tertentu (biasanya air)
sehingga
disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut dalam sejumlah besar
volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam tersebut rendah
atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam meningkat
seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.
B. Basa
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air.
Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk
ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan
senyawa
basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita
gunakan untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari
berikut ini.
a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Apa yang kamu rasakan ketika kamu memegang sabun? Mengapa
sabun terasa licin ketika disentuh? Rasa licin pada sabun disebabkan
oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun
adalah natrium hidroksida.
Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi,
kamu tidak dianjurkan untuk memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa
atau tidak dengan cara menyentuh atau mencicipinya. Hal itu karena
basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan tanganmu teriritasi
dan terbakar.
b. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan
indicator sehingga dapat mengubah warna indicator tersebut. Basa akan
mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus
biru akan tetap berwarna biru.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar
listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam
air.
d. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat
suatu asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita
miliki akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah
menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan
membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan
(netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan
dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.
Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Tahukah kamu, mengapa pada tanah gambut sebelum ditanami
terlebih dahulu diberi kaur? Kapur merupakan salah satu contoh dari
basa yang dapat mengurangi tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit
mag terbuat dari basa magnesium hidroksida, mengapa? Konsentrasi
asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan memakan
obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat
dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yang
dapat menetralkan asam.
Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam,
basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu
sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh,
pembersih alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium
hidroksida yang berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega.
Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat membersihkan
debu.
2. Kekuatan Basa
Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan
basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa
tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Ingatlah jangan menyentuh basa
(murni
ataupun larutannya) sembarangan. Contoh senyawa yang tergolong basa
kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan
kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong
sebagai
basa lemah.
Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita
menggunakan nama kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan
kalium hidroksida (KOH).
3. Peranan Basa dalam Kehidupan
Coba amati lingkungan sekitarmu! Adakah benda – benda yang
mengandung basa? Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di
rumah maupun di industri.
Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat
dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka
bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita
sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang.
Baking soda merupakan suatu basa.
C. Sifat Keasaman dan Kebasaan suatu Zat
Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak mengetahui zat tersebut
termasuk asam atau basa, maka bagaimanakah cara kita mengetahui
sifat
keasaman atau kebasaan zat tersebut? Kita tidak selalu dapat
menggunakan
indra kita untuk memastikan dengan aman suatu zat termasuk asam atau
basa.
Ingat, beberapa asam dan bas sangat berbahaya.
Skala pH (power of hydrogen) berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7
menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam-tidak basa). Suatu
asam
memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7. Semakin nilai pH mendekati
angka 0,
maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan jika nilai pH suatu
zat
mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang).
Senyawa
basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH
mendekati nilai
14, tingkat kebasaannya semakin kuat. Sekarang kamu mengetahui
mengapa
kita mengenal asam kuat, asam lemah dan basa kuat, basa lemah.
D. Indikator
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, larutan asam dan basa akan
memberikan warna tertentu apabila direaksikan dengan indicator.
Indikator
adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan
basa.
Dengan indicator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan
basa.
Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu
asam
atau basa. Beberapa indicator terbuat dari zat warna alami tanaman,
tetapi ada
juga beberapa indicator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus
karena praktis dan harganya murah. Kita mengenal dua jenis kertas
lakmus,
yaitu lakmus merah dan biru. Pada larutan asam, kertas lakmus selalu
berwarna
merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus selalu berwarna
biru. Jadi,
larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna biru menjadi merah
dan
larutan basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai indicator. Salah
satu
tanaman yang dapat pula dijadikan sebagai indicator adalah tanaman
bunga
hydrangea. Warna bunga hydrangea bergantung pada keasaman tanah.
Bunga
hydrangea yang berwarna merah jambu (pink) akan berubah menjadi biru
apabila ditanam di tanah yang terlalu asam.
Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH.
Syarat dapat tidaknya suatu zat ddijadikan indicator asam basa adalah
terjadinya perubahan warna apabila suatu indicator diteteskan pada
larutan
asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu
digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat
pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi.
Berikut adalah indicator pH yang sering kita gunakan di laboratorium.
Indikator tersebut menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang
pH
tertentu.
No Nama Indikator Range pH Perubahan Warna
1. Fenoftalein 8,3 – 10 Tak berwarna – Merah Muda
2. Metil Oranye 3,2 – 4,4 Merah – Kuning
3. Metil Merah 4,8 – 6,0 Merah – Kuning
4. Bromtimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
5. Metil biru 10,6 – 13,4 Biru – Ungu
Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah
indicator universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas
berbagai macam indicator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai
pH
1-14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang
berupa
kertas. Paket indicator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna
standar untuk pH 1-14.
Cara menggunakan indicator universal adalah sebagai berikut :
1. Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki
nilai
pH-nya atau meneteskan indicator universal pada larutan yang diselidiki.
2. Amati perubahan warna yang terjadi
3. Bandingkan perubahan warna dengan warna standar.

Faktor mempengaruhi pH

Pada awalnya, faktor seperti bahan induk, curah hujan, dan jenis tumbuhan yang dominan
dalam menentukan pH dari tanah. Budidaya di bawah, namun, asam organik dari akar
tanaman, diulang penggunaan asam-pembentukan pupuk, tanaman pemecatan, dan
penggantian kalsium dan magnesium oleh hidrogen yang akhirnya menurunkan pH dari
tanah. Sebagian besar nitrogen fosfor dan pupuk yang digunakan sekarang adalah
pembentukan asam. Misalnya, sekitar £ 1,5 kapur yang diperlukan untuk menetralkan efek
yang berlaku 1 kilo anhydrous ammonia ke tanah. Beberapa air irigasi di dalam jumlah besar
berisi kalsium dan magnesium bicarbonates (kapur) yang membantu menetralkan efek yang
acidifying. Dengan demikian, tanah (gratis tanpa kapur) di bawah produksi menjadi semakin
asam kecuali kapur adalah artificially diterapkan atau berada di air irigasi. Ini berarti petani
harus sering memeriksa pH tanah untuk menentukan apakah mereka akan mempertahankan
tingkat keasaman tanah tepat.

4. ARTI PENTING KALIBRASI DALAM pHMETER


Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan
pH atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman
dari
Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. Yang
dapat
dinyatakan dengan persamaan:
pH = - log [H+]
Pengukuran sifat keasaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Kertas lakmus, terdapat dua jenis kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Penggunaan kertas lakmus hanya sekali pakai.Nilai pH yang terukur hanya
bersifat pendekatan, jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus merah menjadi
biru, maka dia bersifat basa, sedangkan jika suatu senyawa merubah warna kertas
lakmus biru menjadi merah, maka ia bersifat asam. Pengukuran hanya bersifat
kualitatif, hasil yang diperoleh relatif tidak begitu akurat. Kertas lakmus dengan
kombinasi beberapa indikator ada yang dapat digunakan yakni dengan pencocokan
skala, kertas lakmus jenis ini mengkombinasikan 4 indikator yang berbeda warna.
Kombinasi warna yang berbeda diberi skala 1-14 sesuai dengan pH sistem yang diukur.
b. pHmeter, keuntungan dari penggunaan pHmeter dalam menentukan tingkat keasaman
suatu senyawa adalah:
- Pemakaiannya bisa berulang-ulang
- Nilai pH terukur relatif cukup akurat
Insrumen yang digunakan dalam pHmeter dapat bersifat analog maupun digital.
Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka
diperlukan perawatan dan kalibrasi pHmeter.
Pada penggunaan pHmeter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan
pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pHmeter adalah pengukuran arsu listrik
yang
tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik di larutan. Stabilitas sensor harus selalu
dijaga dan
caranya adalah dengan kalibrasi alat. Kalibrasi terhadap pHmeter dilakukan dengan:
Larutan buffer standar : pH = 4,01 ; 7,00 ; 10,01
Penentuan kalibrasinya dapat dilakukan dengan cara:
a. Teknik satu titik, yaitu pada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi dengan buffer
standar pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00 untuk sistem netral, dan
buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa.
b. Teknik dua titik (diutamakan)
Apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2 buffer standar berupa pH 4,01 dan
7,00
Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Apabila sistem bersifat basa, digunakan 2 buffer standar berupa pH 7,00 dan 10,01
c. Teknik multi titik
Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standar.
Untuk sistem dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering terjadi ketidaknormalan elektroda,
kelemahan ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Untuk pengukuran yang
dilakukan
dalam waktu yang lama, maka diperlukan proses kalibrasi secara periodik selang 1,5 – 2
jam.
Hal ini untuk menjaga kestabilan dari alat pHmeter yang digunakan, sehingga tetap dapat
diperoleh hasil pengukuran yang bagus.
Untuk keperluan kalibrasi ini dapat menggunakan buffer pH yang ada di pasaran, skala
yang biasa digunakan adalah:
pH = 4,01 merah; pH = 7,00 hijau; pH = 10,00 biru
Yang biasa dijual di pasaran dapat berupa: larutan pH buffer, ampul pH buffer, pH
buffer
pack yang penggunaannya bisa berulang, pH buffer pouches hanya sekali pakai, tablet
pH
buffer dapat digunakan untuk 20 ml larutan, dan kapsul pH buffer dapat digunakan
untuk 100
ml larutan. Contoh dari masing-masing produk pH buffer ini disajikan pada gambar 2.
Gambar 2. Produk pH buffer yang tersedia di pasaran.
Akurasi dari nilai pH untuk setiap buffer ditentukan sebagai fungsi temperatur.
Kenaikan satu derajat temperatur menyebabkan perubahan nilai pH berkisar antara 0,01
sampai
0,02. Koreksi nilai pH dari buffer standar pada kondisi temperatur ruang pengukuran
dapat
dilihat pada tabel yang tertera di label botol.
Pemilihan jenis pH buffer mana yang harus dipilih dalam suatu pengukuran,
tergantung kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip yang harus diperhatikan
dalam
penggunaan pH buffer standar ini adalah sebisa mungkin dalam keadaan segar. Sensor
pHmeter selalu dicuci untuk menjaga akurasi alat serta mencegah kontaminasi pada pH
buffer.
Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Selain itu, untuk lebih menjaga keawetan sensor, maka perlakuan sensor apabila tidak
dipakai
harus direndam/tercelup dalam aquades.
Proses kalibrasi dan perlakuan pHmeter seperti yang diterangkan di atas akan dapat
memberikan hasil pengukuran pH yang akurat dan presisi.
5. ARTI PENTING KALIBRASI DALAM SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer
UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang
dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak
(400 –
800 nm) (Sastrohamidjojo, 1991). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan
absorbansi dari larutan sampel yang diukur.
Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-Beer,
yaitu:
A = - log T = - log It / Io = ε . b . C
Dimana : A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Koefisien ekstingsi
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis menggunakan
spektrofotometer adalah:
a) Serapan oleh pelarut
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik
selain komponen yang akan dianalisis.
b) Serapan oleh kuvet
Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan
dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik,
namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan
sampel.
Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
c) Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan)
Sama seperti pHmeter, untuk mengatasi kesalahan pada pemakaian spektrofotometer
UV-Vis maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi dalam spektrofotometer UV-Vis
dilakukan
dengan menggunakan blangko:
Setting nilai absorbansi = 0
Setting nilai transmitansi = 100 %
Penentuan kalibrasi dilakukan denganikuti prosedur sebagai berikut:
a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam sampel)
dengan kuvet yang sama.
b. Setiap perubahan panjang gelombang diusahakan dilakukan proses kalibrasi.
c. Proses kalibrasi pada pengukuran dalam waktu yang lama untuk satu macam panjang
gelombang, dilakukan secara periodik selang waktu per 30 menit.
Dengan adanya proses kalibrasi pada spektrofotometer UV-Vis ini maka akan membantu
pemakai untuk memperoleh hasil yang kaurat dan presisi.
6. PENUTUP
Proses kalibrasi secara rutin dan benar memiliki peranan penting dalam memberikan
hasil analisis dengan presisi dan akurasi yang terjaga termasuk dalam hal ini proses
kalibrasi
untuk alat pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis. Peran teknisi laboratorium sangat
diperlukan untuk menyediakan fasilitas kalibrasi meliputi bahan dan peralatan
pendukung,
serta menyiapkan prosedur kalibrasi dan standarisasi bagi para pemakai alat.
7. DAFTAR PUSTAKA
Miller, J.N and Miller, J.C., 2000, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry,
4th
ed, Prentice Hall, Harlow.
Sastrohamidjojo, H, 1991, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta.
Beran, J.A, 1996, Chemistry in The Laboratory, John Willey & Sons.
Rasa asam menunjukkan bahwa suatu bahan mengandung mengandung asam. Istilah
"asam" merupakan
terjemahan dari istilah
yang digunakan untuk hal
yang sama dalam
bahasa-bahasa Eropa
seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa
Belanda), atau Säure
(bahasa Jerman) yang
secara harfiah
berhubungan dengan
rasa masam.. Sejak ratusan tahun yang lalu, para ahli kimia telah berhasil memisahkan
berbagai jenis asam dari

sumber alami (tumbuhan dan hewan), mereka menamainya sebagai asam-asam organik.
Ketika ilmu kimia semakin berkembang,para ahli dapat membuat asam sulfat, asam
klorida asam nitrat, dan berbagai asam lainnya dari bahan mineral, yang dinamakan
dengan asam-asam mineral. Umumnya asam-asam mineral bereaksi lebih hebat daripada
asam-asam organik.

Sifat-Sifat Asam

Asam memiliki sifat sebagai berikut;

• Memiliki rasa asam.


• Mengubah warna lakmus biru menjadi merah.
• Asam bersifat korosif, dapat melarutkan berbagai jenis logam, misalnya logam
seng dan magnesium.
• Asam dapat menghantarkan listrik.
Tingkat Keasaman (pH)

Larutan asam mempunyai tingkat keasaman yang berbeda-


beda. Perbedaan tingkat keasaman dapat terjadi karena
perbedaan kepekatannya.
Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan pH. Skala pH berkisar dari 0 hingga
14 dengan ketentuan sebagai berikut.

Larutan asam mempunyai pH < 7

Larutan basa mempunyai pH > 7

Larutan netral mempunyai pH = 7

Jadi, semakin asam suatu larutan, semakin kecil pH-nya. Tingkat keasaman
berbagai macam larutan diberikan dalam table berikut,

Bahan pH
Cairan lambung 1,0
Jus lemon 2,3
Asam cuka 2,9
Anggur 3,5
Kopi hitam 5,0
Hujan asam 5,6
Urine 6,0
Air hujan 6,5
Air suling 7,0
Darah 7,4
Larutan soda kue 8,4
Larutan borak 9,2
Pasta gigi 9,9
Air soda 11,0
Larutan amonia 11,9

Tingkat keasaman dapat ditentukan menggunakan indikator pH (indikator


universal) atau dengan pH-meter. Indikator universal memberi warna berbeda
pada rentang pH yang relatif sempit.

Indikator universal
A. Asam
Kata asam berasal dari bahasa Latin “Acid” yang berarti asam. Menurut Arrhenius
asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+
HCl(l) + air → H+(aq) + Cl-(aq)
Sifat- sifat asam adalah :
♣ Asam mempunyai rasa asam
♣ Asam mengubah lakmus biru menjadi merah
♣ Bersifat korosif terhadap logam
Dalam kehidupan sehari – hari kita mengenal berbagai jenis zat yang digolongkan
sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jeruk dan asam belimbing.
B. Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Menurut Arrhenius basa adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air mengahsilkan ion OH-
NaOH(l) + air → Na+(aq) + OH-(aq)
Sifat- sifat basa adalah :
♣ Basa mempunyai rasa pahit
♣ Basa mengubah lakmus merah menjadi biru
♣ Menetralkan asam
Dalam kehidupan sehari – hari kita mengenal berbagai jenis zat yang digolongkan
sebagai basa, misalnya kapur sirih, air sabun dan air abu.
C. Indikator Asam-Basa
Asam adalah zat yang dalam larutan airnya berasa masam, sedangkan basa adalah zat
yang dalam larutannya berasa pahit. Akan tetapi, tidak semua asam ataupun basa dapat
kita cicipi begitu saja karena banyak di antara asam dan basa bersifat racun dan korosif.
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa atau netral digunakan indikator.
Kertas lakmus merupakan salah astu indicator yang dapat menentukan suatu larutan
bersifat asam atau basa. Lakmus merah merupakan indikator untuk larutan asam dan
lakmus biru merupakan indicator untuk larutan basa. Selain kertas lakmus, indikator
dalam bentuk larutan juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu larutan
bersifat asam atau basa, serta dapat menentukan kekuatan asam (derajat keasaman).

Nama Indikator Perubahan Warna


Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral
Lakmus merah Merah Biru merah
Lakmus biru Merah Biru Biru
Fenolftalein Tidak berwarna Merah Tidak Berwarna

D. Tingkat Keasaman (pH)


Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala pH, Biasanya skala pH berkisar dari 0
– 14 dengan ketentuan sebagai berikut :
• Larutan asam mempunyai pH 7
• Larutan netral mempunyai pH = 7
Jadi, semakin asam suatu larutan semakin kecil pH-nya. Larutan dengan pH = 1 memiliki
sifat 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2, larutan dengan pH = 1 memiliki
sifat 100 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 3, dan seterusnya.
Tingkat keasaman dapat ditentukan dengan menggunakan indikator pH (indikator
universal) atau dengan pH meter. Indikator universal memberi warna yang berbeda pada
rentang pH yang relatif sempit. Adapun indikator asam basa seperti kertas lakmus dan
fenolftalein, tidak dapat menunjukkan pH karena warnanya sama saja untuk rentang yang
relatif lebar.
Dengan kertas indikator universal, kita dapat mengetahui pH larutan tersebut dengan cara
mencelupkan sepotong indikator universal ke dalam larutan.
Perubahan warna indikator dicocokkan dengan tabel warna yang mempunyai trayek pH
dari 0 sampai dengan 14

2.2. Kerangka Konseptual


Salah satu penyebab kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran kimia di
sekolah adalah penerapan metode pengajaran yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan
siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasinya
adalah dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat, yaitu dengan menggunakan
metode praktikum.
Metode praktikum dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam belajar. Hal ini
disebabkan karena dalam pelaksanaan praktikum siswa dapat lebih aktif dan terlibat
secara langsung dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman teori-teori
berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh
hasil belaar yang lebih baik.
Keberhasilan penggunaan metode praktikum didukung oleh ketersediaan alat dan bahan
kimia di laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Disamping
itu keberhasilan metode ini juga bergantung pada tingkat motivasi siswa yang memadai
untuk mengamati hasil kegiatan praktikum yang dilakukannya.
A. Dasar Teori
¬ Indikator Lakmus
Untuk mengetahui suatu larutan barsifat asam, basa atau netral digunakan indikator.
Kertas lakmus merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan suatu larutan
bersifat asam atau basa. Lakmus merah merupakan indikator untuk larutan basa dan
lakmus biru merupakan indikator untuk larutan asam.
Jika ke dalam suatu larutan kita masukkan kertas lakmus merah atau biru dan ternyata
tidak terjadi perubahan warna pada kertas lakmus, maka larutan tersebut bersifat netral.
¬ Indikator Fenolftalein
Indikator fenolftalein merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa. Indikator ini berwarna merah dalam larutan basa, tetapi
tidak berwarna dalam larutan asam ataupun larutan netral
¬ Indikator Universal
Indikator lakmus hanya dapat memberikan perubahan warna dalam suatu larutan asam,
basa dan netral, tetapi dengan menggunakan indikator universal dari adanya perubahan
dapat diketahui pH suatu larutan. Indikator universal bisa dalam bentuk kertas ataupun
cairan.
Dengan kertas indikator universal, kita dapat mengetahui pH larutan tersebut dengan cara
mencelupkan sepotong indikator universal ke dalam larutan.
Perubahan warna indikator dicocokkan dengan tabel warna yang mempunyai trayek pH
dari 0 sampai dengan 14 dengan ketentuan sebagai berikut :
• Larutan asam mempunyai pH 7
• Larutan netral mempunyai pH = 7

B. Tujuan Percobaan
1. Menguji keasaman dan kebasaan larutan dengan menggunakan indikator yang sesuai
2. Mengelompokkan berbagai jenis zat / larutan ke dalam kelompok larutan asam, basa
atau netral
3. Mengetahui perbedaan keasaman larutan berdasarkan pengukuran pH

C. Alat dan Bahan


1, Alat
Tabung reaksi 10 buah
Gelas kimia 100 ml 2 buah
2. Bahan
Kertas lakmus merah / biru Detergen
Larutan gula Asam cuka
Air suling Minuman bersoda
Air kapur Air garam
Air jeruk Shampoo
Air sabun

D. Prosedur Kerja
¬ Uji asam basa dengan menggunakan kertas lakmus
1. Sediakan 10 buah tabung reaksi
2. Masukkan masing-masing bahan sebanyak 5 ml ke dalam masing-masing tabung
reaksi
3. Sediakan kertas lakmus sepanjang 1 cm dan celupkan kedalam masing-masing tabung
reaksi. Catat hasil pengamatanmu
4. Ulangi prosedur 1-3 dengan mengubah kertas lakmus merah menjadi kertas lakmus
biru

¬ Uji asam basa dengan menggunakan indikator fenolftalein


1. Sediakan 10 buah tabung reaksi
2. Masukkan masing-masing bahan sebanyak 5 ml ke dalam masing-masing tabung
reaksi
3. Ke dalam masing-masing tabung masukkan 2 tetes indikator fenolftalein. Amati
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu
¬ Uji asam basa dengan menggunakan indikator universal
1. Ke dalam 5 buah tabung reaksi masukkan masing-masing larutan gula, air suling,
minuman bersoda, larutan cuka dan air kapur
2. Kedalam masing-masing tabung reaksi celupkan sepotong indikator universal, amati
perubahan yang terjadi.
3. Cocokkan warna indikator universal dengan trayek pH, kemudian tentukan pH larutan
yang diuji

Vous aimerez peut-être aussi