Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Krisnawan SR
NIM. K2508060
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis
menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan
karya tulis dengan judul Penerapan Metode Lesson Study Dalam Pembentukan
Pendidikan yang berkarakter.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan lomba Duta
FKIP UNS 2010. Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini penulis dapat
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini. Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Keluarga tercinta di Ngemplak, Boyolali.
2. Rekan-rekan seperjuangan di Lingkar Studi Pendidikan BEM FKIP UNS.
3. Rekan-rekan sejawat di Pendidikan Teknik Mesin UNS.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan
dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin dan semoga karya tulis ini
bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima
dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Surakarta,13April2010
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PE NDAHULUAN
1. Rumusan Masalah
Berpijak pada permasalahan diatas, selanjutnya masalah dapat dirumuskan
yaitu,” Bagaimana metode yang efektif digunakan untuk mewujudkan
pendidikan yang berkarakter?”.
1. Tujuan Penulisan
Selain dengan permasalahan diatas, tujuan penulisan karya ilmiah ini
adalah sebagai solusi dan inovasi metode pembelajaran yang dapat
mewujudkan sistem pendidikan yang berkarakter.
1. Manfaat Penulisan
Setelah berbagai masalah diatas diperoleh jawabannya, maka diharapkan
hasil penulisan ini bermanfaat, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
2. Dapat menambah pengetahuan pendidik tentang metode pendidikan yang
efektif dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter.
3. Dapat mengetahui metode pendidikan yang memiliki karakter.
4. Manfaat Praktis
5. Bagi guru, dapat membimbing siswa-siswinya ke arah yang lebih kreatif,
cerdas, dan maju.
6. Bagi siswa, dapat memahami pola pembelajaran yang lebih berkarakter.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAU AN PUSTAKA
Metode pengajaran dari kata “Metho” yang berarti melalui atau melewati,
sehingga metode pengajaran berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan tertentu dalam hal ini tujuan pengajaran (Bambang
Prawiro,1991).
Jadi metode pengajaran merupakan suatu alat (di samping alat lain seperti
alat penilaian, alat peraga) yaitu alat untuk meyampaikan bahan pelajaran dalam
rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Semakin majunya ilmu tentang mengajar (Metodologi Pengajaran), maka
ada kriteria jenis metode modern dan metode tradisional. Kriteria yang
dipergunakan pada umumnya adalah keaktifan siswa, metode dan dasar psikologis
dari metode-metode itu.
Menurut W.Gulo (2002:1) bahwa metode pengajaran adalah berbagai
metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar
(W.Gulo,2002:1).
Secara umum metode-metode itu dapat digolongkan ke dalam 2 jenis
(Bambang Prawiro,1991) :
1. Metode interaksi secara individual.
2. Metode interaksi secara kelompok.
Program pengajaran adalah perangkat kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang kita sebut dengan tujuan instruksional
(W.Gulo,2002:1). Sehingga, dibutuhkan suatu perencanaan dalam pelaksanaan
program suatu program pengajaran.
Definisi dari Prof. Dr. De Queljy dan prof. Gazali MA. Pembelajaran
adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan
tepat. Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang
memperhatikan bahwa diantara murid ada perbedaan individual, sehingga
memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila semua murid dianggap sama
kemampuan dan kemajuannya, maka bahan pelajaran yang diberikan pun akan
sama dengan kenyataan.
Secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan
moral, nama atau reputasi (Hornby dan Panwell,1972:49). Menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter
artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian (Kamisa,1997:281).
Dalam Dorland’s Pocket Medical Dictionary (1968:126) dinyatakan bahwa
karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Di dalam
kamus psikologi dinyatkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik
tolak etis atau morl, misalnya kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan
dengan sifat-sifat relative tetap (Dali Gulo,1982:29).
Dan dapat dinyatakan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental
atau moral, akhlah atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus
yang membedakan dengan individu lain (M. Furqon,2009:9).
BAB III
PE MBAHASAN MA TERI
Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study
menjaga agar siswa selalu menjadi detak jantung kegiatan pengembangan
profesi guru. Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan
cermat meneliti proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara mengamati
hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu, anak-anak akan
tidak di kelas.
profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif
peneliti praktik kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang
1. Tahap Perencanaan.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada pada kelas yang
akan digunakan untuk kegiataan lesson study dan alternatif pemecahannya.
Identifikasi masalah dan pemecahan tersebut berkaitan dengan pokok bahasan
(materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan materi pelajaran,
karakteristik siswa dan suasana kelas, metode atau pendekatan pembelajaran,
media, alat peraga dan evaluasi proses serta hasil belajar.
Selanjutnya dilakukan diskusi tentang pemilihan materi pelajaran,
pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa serta
jenis evaluasi yang akan digunakan. Pada saat tersebut akan muncul pendapat
dan sumbang saran dari para guru dan pakar. Pada tahap ini pakar dan guru
senior dapat mengemukakan hal-hal baru yang perlu diketahui dan diterapkan
oleh guru dalam proses pembelajaran nanti.
Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar
observasi, terutama penentuan-penentuan indikator-indikator selama proses
pembelajaran berlangsung, baik yang dilihat dari guru dan siswanya.
Indikator-indikator tersebut disusun berdasarkan pada rencana pembelajaran
yang dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan yang akan dimiliki siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil identifikasi masalah dan pemecahan tersebut, selanjutnya
disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri atas:
1. Satuan Pelajaran (SP)
2. Petunjuk mengajar guru (teaching guide)
3. Lembar kerja sisiwa (LKS)
4. Media atau alat peraga pembelajaran
5. Lembar penilaian proses dan hasil pembelajaran
6. Lembar observasi. (Sukirman, 2005)
Penyusunan rencana pembelajaran ini dapat disusun oleh seorang guru
atau beberapa orang guru yang sebelumnya telah ada kesepakatan tentang
aspek-aspek pembelajaran yang telah direncanakan. Hasil penyusunan rencana
tersebut perlu didiskusikan dengan guru lain dan pakar dalam kelompoknya
untuk disempurnakan.
1. Tahap Implementasi dan Observasi.
Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana
pembelajaran yang telah disusun, pakar dan guru lain melakukan observasi
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu
dilakukan rekaman video (audio visual) yang meng-close up kejadian-kejadian
khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
1. Tahap Refleksi.
Pada tahap ini guru melakukan implementasi rencana pembelajaran
diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan
pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun siswa yang dihadapi. Selanjutnya
observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisa data observasinya,
terutama menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung pembelajaran yang
disertai dengan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran. Akhirnya, guru
yang melakukan implementasi tersebut akan memberikan tanggapan balik atas
komentar para observer. Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini, adalah
mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran tersebut, apakah telah
sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa? Jika
belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode
pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya?
Pertimbangan –pertimbangan ini selanjutnya digunakan untuk perbaikan
rencana pembelajaran selanjutnya.
Robinson (2006) mengusulkan ada delapan tahap berdasarkan pada
banyaknya kegiatan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study, yakni:
1. Pemilihan topik lesson study
2. Melakukan reviu silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan
pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang
ada dalam buku pelajaran. Selajutnya bekerja dalam kelompok untuk
menyusun rencana pembelajaran.
3. Setiaptim yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara kelompok lain
memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran
yang lebih baik.
4. Guru yang ditunjuk oleh kelompok menggunakan masukan-masukan
tersebut untuk memperbaiki rencana pembelajaran.
5. Guruyang ditunjuktersebutmempresentasikanrencanapembelajarannya
di depan semua anggota kelompok lesson study untuk mendapatkan
balikan.
6. Guru yang ditunjuk tersebut memperbaiki kembali secara lebih detail
rencana pembelajaran dan mengirimkan pada semua guru anggota
kelompok, agar mereka tahu bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan
di kelas.
7. Para guru dapat mempelajari kembali tentang rencana pembelajaran
tersebut dan mempertimbangkannya dari berbagai aspek pengalaman
pembelajaran yang mereka miliki, khususnya difokuskan pada hal-hal
yang penting seperti : hal-hal yang akan dilakukan guru, pemahaman
siswa, proses pemecahan oleh murid, dan kemungkinan yang akan
terjadi dalam implementasi pembelajarannya.
8. Guru yang ditunjuk tersebut melaksanakan rencana pembelajaran di
kelas, sementara guru yang lain bersama dosen/pakar mengamati sesuai
dengan tugas masing-masing untuk memberi masukan pada guru.
Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaan
pembelajaran, untuk memperoleh masukan dari guru observer, dan
akhirnya komentar dari dosen atau pakar luar tentang keseluruhan proses
serta saran sebagai peningkatan pembelajaran, jika mereka mengulang di
kelas masing-masing atau untuk topik yang berbeda.
Dari delapan tahapan di atas tampak adanya upaya penyusunan dan
perbaikan rencana pembelajaran yang berulang-ulang untuk memperoleh
rencana pembelajaran yang terbaik.
2005 tentang Guru dan Dosen. Upaya peningkatan guru bukan hanya kegiatan
satu kegiatan yang sangat tepat untuk dapat dimasukkan dalam kegiatan
(MGMP) tidak lain dan tidak bukan adalah lesson study. Karena dengan
lesson study, para guru akan melakukan proses pembelajaran secara kolegial
Pertama, para guru akan lebih terbuka dengan dunia luar. Ruang
kelasnya tidak dikunci sendiri untuk tidak boleh menerima guru lain untuk
melihat apa saja yang dilakukan guru itu setiap hari kerja dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru itu, juga perlu melihat apa yang
Kedua, para guru akan saling belajar dan saling bekerjasama dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajarannya melalui peningkatan
pemahaman bukan hanya tentang materi, tetapi juga metode, media dan alat
bantu pembelajaran, tetapi juga teknik penilaian yang digunakan dalam proses
Ketiga, dengan praktik terbaik tersbut, para guru akan dilatih untuk dapat
usulan tentang saran perbaikan yang diberikan oleh koleganya, juga melalui
study ini adalah proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, yang
achievement).
3. Lesson Study memiliki nilai ganda dalam hal bernutung bagi anak, siswa,
saling mengenal dan saling kasih sayang dan bagi yang “ diberi” anak,
dan meningkatkan sifat terbuka, saling kasih dan sayang “Asah, Asih dan
Asuh”. Dapat sebagai ajang atau wahana penyadaran bahwa hidup ini
sangat terbatas, guru tidak merasa paling hebat dan sempurna, tidak
bersedia menerima kritik dan saran. Akan tetapi dengan lesson study,
diberi masukan, kritik dan saran. Guru yang diberi saran tidak merasa
bagi guru yang memberi kritik dan saran juga bukan merasa sebagai
malaikat yang sok merasa paling benar dan paling tahu. Pendidik yang
memberi kritik dan saran tentu juga harus secara baik, beretika dengan
alkaqul karimah.
maka karakter yang tengah dibentuk akan berlangsung dengan cepat. Dengan
adanya Lesson Study, kegiatan pembelajaran siswa akan dapat dikontrol dan
BAB IV
PE NUTUP
1. Kesimpulan
yang baik antara guru pengajar. Lesson study merupakan metode yang mampu
meningkatkan kualitas keprofesionalan seorang guru sekaligus metode yang
mampu meningkatkan kerjasama antara guru. Metode ini terdiri dari tiga tahap
Study, maka pendidikan yang berkarakter akan lebih mudah tercapai karena
1. Saran
1. Agar suatu proses pembelajaran hasil yang optimal maka semua komponen
2. Salah satunya pengeloaan kelas dengan Model Lesson Study. Model Lesson
berkarakter.
bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
http://roebyarto.multiply.com/journal/item/18/LESSON_STUDY
http://www.suparlan.com
http://edu-articles.com/category/lesson-study