Vous êtes sur la page 1sur 6

ASEAN dan Sejarahnya

ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations.


ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN berada
di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia. ASEAN didirikan tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri luar negeri dari
wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan
Singapura :
1. Perwakilan Indonesia : Adam Malik
2. Perwakilan Malaysia : Tun Abdul Razak
3. Perwakilan Thailand : Thanat Koman
4. Perwakilan Filipina : Narcisco Ramos
5. Perwakilan Singapura : S. Rajaratnam
Sedangkan terdapat negara-negara lain yang bergabung kemudian ke dalam
ASEAN sehingga total menjadi 11 negara, yaitu :
1. Brunei Darussalam tangal 7 Januari 1984
2. Vietnam tangal 28 Juli 1995
3. Myanmar tangal 23 Juli 1997
4. Laos tangal 23 Juli 1997
5. Kamboja tangal 16 Desember 1998
6. Timor Leste
16 Negara Bagian Bentukan RIS Republik Indonesia Serikat KMB -
Berdasarkan Keputusan Konferensi Meja Bundar - Sejarah Nasional

Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konfrensi meja


bundar antara Moh. Hatta, Moh. Roem dengan Van Maarseven di Den Haag
Belanda memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara RIS /
Republik Indonesia Serikat. Negara republik indonesia serikat memiliki total 16
negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan tanggal 27 desember 1949.
Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat
Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.
A. Daerah Kekuasaan RIS 1 mencakup :
- Negara Pasundan
- Republik Indonesia
- Negara Jawa Timur
- Negara Indonesia Timur
- Negara Madura
- Negara Sumatera Selatan
- Negara Sumatera Timur
B. Daerah Kekuasaan RIS 2 meliputi :
- Negara Riau
- Negara Jawa Tengah
- Negara Dayak Besar
- Negara Bangka
- Negara Belitung
- Negara Kalimantan Timur
- Negara Kalimantan Barat
- Negara Kalimantan Tenggara
- Negara Banjar
- Negara Dayak Besar
C. Daerah Kekuasaan RIS 3 adalah :
- Daerah Indonesia lainnya yang bukan termasuk negara bagian
Perlawanan Rakyat Saparua Tahun 1817 Kapitan Pattimura Maluku -
Perjuangan Sebelum Kemerdekaan
Daftar Nama Pahlawan :
- Thomas Matulesi
- Kapiten Patimura
- Kapitan Paulus Tiahahu
- Kristina Martha Tiahahu
Penduduk Ambon-Lease memiliki unsur kehidupan yang dibawa dan dipadukan
dengan budaya yang telah ada oleh VOC yaitu sistem perkebunan cengkeh, sistem
pemerintahan desa dan sistem pendidikan desa. Sistem pemerintahan terjadi
karena timbulnya daerah pemukiman baru.
Sistem perkebunan cengkeh mengharuskan menjual cengkeh rakyat ke VOC
dengan harga yang ditetapkan sepihak. Hak pengolahan tanah dibagi menjadi
tanah pekebunan cengkeh dan tanah pusaka warisan keluarga untuk ditanami
bahan pangan untuk keluarga yang menggarapnya.
Ketiga jenis sistem tersebut menyebabkan keresahan masyarakat Maluku karena :
1. Banyak terjadi korupsi.
2. Adanya kewajiban membuat ikan asin dan garam untuk kapal perang belanda.
3. Pemuda negeri banyak yang dipaksa menjadi serdadu di Jawa.
4. Diberlakukan sirkulasi uang kertas di Ambon yang didapat dari hasil penjualan
cengkeh namun untuk membeli barang di toko pemerintah harus memakai uang
logam.
5. Hukuman denda dibayar dari hasil penjualan cengkeh serta ditambah biaya
untuk kepentingan residen.
6. Penyerahan wajib leverantie bahan bangunan.
7. Adanya pelayaran hongi yang menebar penderitaan.
Tanggal 14 mei 1817 rakyat maluku bersumpah untuk melawan pemerintah
dimulai dengan menyerang dan membongkar perahu milik belanda orombaai pos
yang hendak membawa kayu bahan bangunan. Kemudian merebut benteng
Duurstede oleh pasukan yang dipimpin Kapiten Pattimura dan Thomas Matulesi.
Pattimura kemudian menyerang pasukan yang dipimpin beetjes untuk merebut
benteng Zeelandia, namun sebelum menyerang zeelandia, Residen Uitenbroek di
Haruku melkukan hal berikut :
1. Memberi hadiah kepada Kepala Desa.
2. Membentuk komisi pendakatan Kepala-Kepala Desa di Haruku.
3. Mendatangkan pasukan bala bantuan Inggris dengan Kapal Zwaluw.
Karena adanya bantuan Inggris, Kapten Pattimura terdesak masuk hutan dan
benteng-bentengnya direbut kembali pemerintah.
Rakyat nusa laut menyerah tanggal 10 November 1817 setelah pimpinannya
Kapiten Paulus Tiahahu serta putrinya Kristina Martha Tiahahu. Tanggal 12
November 1817 Kapitan Pattimura ditangkap dan bersama tiga penglimanya
dijatuhi hukuman mati di Niuew Victoria di Ambon.
Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II - Satu
Tanah Air, Bangsa dan Bahasa
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu
bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober
1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II
Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah
Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari
seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil
organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari
pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay
Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah
Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku
Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang
Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa
Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa
Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung
Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R.
Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928
pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang
menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang
oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus
menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah
Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung
Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi
utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu
kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-
pemudi Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi