Vous êtes sur la page 1sur 5

NAMA : YURDANI

NPM : 10.01.0080.P-IH
MATA KULIAH : NEGARA HUKUM DAN
DEMOKRASI

Pengertian Negara Hukum

Negara Hukum disebut Rechtsstaat / Rule of Law bersumber dari pengalaman demokrasi
konstitusional di Eropa abad 19 dan 20. Negara demokrasi pada dasarnya adalah negara
hukum.Indonesia adalah negara hukum; seperti tertuang dalam UUD 45 ps 1(3)

Bagaimana dengan definisi Negara Hukum itu tersebut? Ada beberapa pendapat dari beberapa para
ahli tentang definisi Negara Hukum, yaitu :

a. E. M. Meyers
Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah
laku manusia dalam masyarakat dan menjadi pedoman sebagai penguasa-penguasa dalam melakukan
tugasnya.

b. Immanuel Kant
Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan diri kehendak bebas dari orang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.

Negara Hukum Eropa Kontinental


Negara Hukum Eropa Kontinental ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Tujuan Negara hukum menurut
Kant adalah menjamin kedudukan hukum dari individu-individu dalam masyarakat. Konsep Negara
hukum ini dikenal dengan Negara hukumliberal atau Negara hukum dalam arti sempit atau
“nachtwakerstaat” Dikatakan Negara hukum liberal, karena Kant dipegaruhi oleh faham liberal yang
menentang kekuasaan absolute raja pada waktu itu.

Dikatakan Negara hukum dalam arti sempit, karena pemerintah hanya bertugas dan mempertahankan
hukum dengan maksud menjamin serta melinungi kaum “Boujuis” (tuan tanah) artinya hanya ditujukan
pada kelompok tertentu saja.

Dikatakan Nechtwakerstaat ( Negara penjaga malam ), karena Negara hanya berfungsi menjamin dan
menjaga keamana dalam arti sempit ( kaum Borjuis).

Menurut Kant, untuk dapat disebut sebagai Negara hukum harus memiliki dua unsur pokok, yaitu :
~ adanya perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia
~ adanya pemisahan kekuasaan

Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata model Negara hukum ini belum memuaskan dan belum
dapat mencapai tujuan, kalau hanya dengan 2 unsur tersebut tidaklah cukup. Maka Negara hukum
sebagai pahamliberal berubah ke faham Negara kemakmuran ( Welvaarstaat atau Social Service
State) yang dipelopori oleh “FJ STAHL”.

Menurut Stahl, seuatu Negara hukum harus memenuhi 4 unsur pokok, yaitu :
~ adanya perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia
~ adanya pemisahan kekuasaan
~ pemerintah haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum
~ adanya peradilan administrasi

Pada suatu welvaarstaat tugas pemerintah adalah mengutamakan kepentingan seluruh rakyat. Dalam
mencampuri urusan kepentingan rakyat pemerintah harus dibatasi oleh undang-undang. Apabila timbul
perselisihan antara pemerintah dengan rakyat akan diselesaikan oleh peradilan administrasiyang
berdiri sendiri. Peradilan ini harus memenuhi dua persyaratan yaitu pertama, tidak memihak ke pihak
manapun dan yang kedua, petugas-petugas peradilan ini haruslah terdiri dari orang yang ahli dalam
bidang-bidang tersebut.

Negara Hukum Anglo Saxon (Rule Of Law)


Negara Anglo Saxon tidak mengenal Negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau menganut
apa yang disebut dengan “ The Rule Of The Law” atau pemerintahan oleh hukum atau government of
judiciary.

Menurut A.V.Dicey, Negara hukum harus mempunyai 3 unsur pokok :

1. Supremacy Of Law
Dalam suatu Negara hukum, maka kedudukan hukum merupakan posisi tertinggi, kekuasaan harus
tunduk pada hukum bukan sebaliknya hukum tunduk pada kekuasaan, bila hukum tunduk pada
kekuasaan, maka kekuasaan dapat membatalkan hukum, dengan kata lain hukum dijadikan alat untuk
membenarkan kekuasaan. Hukum harus menjadi “tujuan” untuk melindungi kepentingan rakyat.

2. Equality Before The Law


Dalam Negara hukum kedudukan penguasa dengan rakyat dimata hukum adalah sama (sederajat),
yang membedakan hanyalah fungsinya, yakni pemerintah berfungsi mengatur dan rakyat yang diatur.
Baik yang mengatur maupun yang diatur pedomannya satu, yaitu undang-undang. Bila tidak ada
persamaan hukum, maka orang yang mempunyai kekuasaan akan merasa kebal hukum. Pada
prinsipnya Equality Before The Law adalah tidak ada tempat bagi backing yang salah, melainkan
undang-undang merupakan backine terhadap yang benar.

3. Human Rights
Human rights, meliputi 3 hal pokok, yaitu :
a. the rights to personal freedom ( kemerdekaan pribadi),
yaitu hak untuk melakukan sesuatu yang dianggan baik badi dirinya, tanpa merugikan orang lain.
b. The rights to freedom of discussion ( kemerdekaan berdiskusi),
yaitu hak untuk mengemukakan pendapat dan mengkritik, dengan ketentuanyang bersangkutan juga
harus bersedia mendengarkan orang lain dan bersedia menerima kritikan orang lain.
c. The rights to public meeting ( kemerdekaan mengadakan rapat),
kebebasan ini harus dibatasi jangan sampai menimbulkan kekacauan atau memprovokasi.

Paham Dicey ini adalah merupakan kelanjutan dari ajaran John Locke yang berpendapat bahwa :
1. manusia sejak lahir sudah mempunyai hak-hak azasi.
2. tidak seluruh hak-hak asasi diserahkan kepada Negara dalam kontrak social.

Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo saxon adalah keduanya
mengakui adanya “Supremasi Hukum”.

Perbedaannya adalah pada Negara Anglo Saxon tidak terdapat peradilan administrasi yang berdiri
sendiri sehingga siapa saja yang melakukan pelanggaran akan diadili pada peradila yang sama.
Sedangkan negara hukum Eropa Kontinental terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri.

Hubungan Negara Hukum Dan Demokrasi

Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa negara demokrasi pada
dasarnya adalah negara hukum. Namun, negara hukum belum tentu negara demokrasi. Negara hukum
adalah salah satu ciri dari negara demokrasi. Franz Magnis Suseno (1997) menyatakan adanya 5
gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri negara demokrasi tersebut adalah :
1. Negara hukum
2. Pemerintah di bawah control nyata masyarakat
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Prinsip mayoritas
5. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

Berdasarkan perkembangannya, tumbuhnya negara hukum, baik formal maupun materiil bermula dari
gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara demokrasi yang berdasarkan atas konstitusi. Adapun
demokrasi sebagai sikap hidup ditunjukkan dengan adanya perilaku yang taat pada aturan main yang
telah disepakati bersama pula.

Ciri-Ciri Negara Hukum Menurut Sistem Hukum Anglosaxon & Eropa Kontinental

Berikut adalah ciri - ciri dari sistem Anglosaxon dan Eropa Kontinental. .

ANGLO SAXON
Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan
keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem
hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali
Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan system
hukum ini bersamaan dengan sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara
tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya
Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga
memberlakukan hukum adat dan hukum agama.

Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada masyarakat pada
negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan
prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.

EROPA KONTINENTAL
Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai
ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut
oleh hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara yang menganut
sistem hukum ini.
• Adanya suatu sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.
• Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum atau
peraturan perundang-undangan.
• Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara).
• Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.
• Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle) yang bebas dan mandiri,
dalam arti lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada di bawah pengaruh
eksekutif.
• Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga negara untuk turut serta
mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah.
• Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumberdaya yang
diperlukan bagi kemakmuran warga negara.
Unsur-unsur negara hukum ini biasanya terdapat dalam konstitusi. Oleh karena itu, keberadaan
konstitusi dalam suatu negara hukum merupakan kemestian. Menurut Sri Soemantri, tidak ada satu
negara pun di dunia ini yang tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar. Negara dan
konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Negara Hukum Indonesia

1. Landasan Yuridis.

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum sekarang ini tertuang dengan jelas pada
pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Perubahan ketiga, yang berbunyi ’’Negara Indonesia adalah negara hukum ’’.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia kita temukan dalam bagian penjelasan umum UUD
1945 tentang sistem pemerintah negara , yaitu sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)

2. Prinsip Negara Hukum Indonesia.

Indonesia berdasarkan UUD 1945 berikut perubahan-perubahannya adalah negara hukum artinya
negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka. Negara hukum didirikan
berdasarkan ide kedaulatan hukum sebagai kekuasaan tertinggi

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH ada dua belas ciri penting dari negara hukum diantaranya
adalah : supremasi hukum, persamaan dalam hukum, asas legalitas, pembatasan kekuasaan, organ
eksekutif yang independent, peradilan bebas dan tidak memihak. peradilan tata usaha negara,
peradilan tata negara, perlindungan hak asasi manusia, bersifat demokratis, sarana untuk mewujudkan
tujuan negara, dan transparansi dan kontrol sosial

3.Perwujudan Negara Hukum Indonesia.

Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik negara hukum Pancasila tampak pada unsur-unsur yang ada
dalam negara Indonesia, yaitu sebagai berikut :
• Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan;
• Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara;
• Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana ter-akhir;
• Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Berdasarkan penelitian Tahir Azhary, negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berkut :
• Ada hubungan yang erat antara agama dan negara;
• Bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa;
• Kebebasan beragama dalam arti positip;
• Ateisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang;
• Asas kekeluargaan dan kerukunan.
Meskipun antara hasil penelitian Hadjon dan Tahir Azhary terdapat perbedaan, karena terdapat titik
pandang yang berbeda. Tahir Azhary melihatnya dari titik pandang hubungan antara agama dengan
negara, sedangkan Philipus memandangnya dari aspek perlindungan hukum bagi rakyat. Namun
sesungguhnya unsur-unsur yang dikemukakan oleh kedua pakar hukum ini terdapat dalam negara
hukum Indonesia. Artinya unsur-unsur yang dikemukakan ini saling melengkapi.

Negara Hukum Formil dan Materiil

Sekali lagi ada beberapa pendapat tentang "negara hukum formil dan materiil itu sendiri. ."

Profesor Utrecht membedakan antara Negara hukum formil atau Negara hukum klasik, dan negara
hukum materiel atau Negara hukum modern. Negara hukum formil menyangkut pengertian hukum
yang bersifat formil dan sempit, yaitu dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis. Sedangkan
yang kedua, yaitu Negara Hukum Materiel yang lebih mutakhir mencakup pula pengertian keadilan di
dalamnya. Karena itu, Wolfgang Friedman dalam bukunya ‘Law in a Changing Society’ membedakan
antara ‘rule of law’ dalam arti formil yaitu dalam arti ‘organized public power’, dan ‘rule of law’ dalam arti
materiel yaitu ‘the rule of just law’.

Tipe Negara Hukum


Tipe negara yang ditinjau dari sisi hukum adalah penggolongan negara-negara dengan melihat
hubungan antara penguasa dan rakyat. Negara hukum timbul ebagai reaksi terhadap kekuasaan raja-
rajayang absolute. Ada 3 tipe Negara hukum, yaitu :

a. tipe Negara Hukum Liberal


Tipe Negara hukum Liberal ini menghandaki supaya Negara berstatus pasif artinya bahwa warga
Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara. Penguasa dalam bertindak sesuai dengan
hukum. Disini kaum Liberal menghendaki agar penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan
dalam bentuk hukum, serta persetujuan yang menjadi penguasa.

b. tipe Negara Hukum Formil


Negara hukum Formil yaitu Negara hukum yang mendapatkan pengesahan dari rakyat, segala
tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan undang-undang. Negara
Hukum formil ini disabut juga dengan Negara demokratisyang berlandaskan Negara hukum.

c. tipe Negara Hukum Materiil


Negara Hukum Materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari Negara Hukum Formil;
tindakan penguasa harus berdasarkan undang-undang atat berlaku asas legalitas, maka dalam negara
hukum Materiil tindakan dari penguasa dalam hal mendesak demi kepentingan warga Negara
dibenarkan bertindak menyimpang dari undang-undang atau berlaku asas Opportunitas.

Vous aimerez peut-être aussi