Vous êtes sur la page 1sur 8

Resum hal 161

Penggunaan transportasi massal tidak hanya digunakan bis, tetapi terdapat

beberapa moda yang cukup efisien untuk digunakan angkutan massal, terutama

angkutan massal yang terus digunakan pada jarak pendek atau Mass Rapid

Transport (MRT)

pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MRT sangat efisien dan

efektif dari segi kapasitas angkut, walaupun secara biaya investasi sangat mahal,

terutama metro subway atau kereta bawah tanah.

Pengguaan transportasi umum, tidak selamanya berhasil dilakukan untuk menekan

efisiensi sistem transportasi nasional. Beberapa faktor yang dapat diidentifikasi

kurang berkembangnya sistem transportasi umum menurut Lloyd Wright adalah

sebagai berikut :

1. inconvenience in terms of location of stations and frequency of service.

2. Failure to service key origins and destinations

3. fear of crime at stations and within buses

4. lack of safety in terms of driver ability and the road-worthiness of buses

5. service is much slower than private vehicles, especially when buses make

frequent stops

6. overloading of vehicles makes ride uncomfortable

7. public transport can be relatively expensive for some developing-nation

households

8. poor quality or non existent infrastucture (e.g., lack of shelters, unclean


vehicles,etc.)

9. lack of an organised system structure and accompanying maps and

information make the systems difficult to use .

10. Low status of public transit services.

Kurngnya minat masyarakat menggunakan transportasi umum, tidak hanya terjadi

di indonesia. Menurut Wedel Cox, di beberapa negara eropa pengguna transportasi

umum lebih banyak para manula. Transportasi umum gagal dalam mengalihkan

para pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Fakta tersebut merupakan

alasan utama bagi dicabutnya subsidi bagi transportasi umum. Kebijakan yang

diambil oleh pemerintah dalam mencabut subsidi para transportasi umum,

sebenarnya kurang begitu tepat. Karena transportasi adalah suatu kebutuhan

masyarakat. Pemerintah harus berperan besar dalam mengatasi kendala yang

menjadi hambatan optimalisasi sistem transportasi umum, khususnya transportasi

umum di perkotaan (urban transportation)

2. transportasi perkotaan

menurut maulang dan robin melaporkan bahwa ketidakseimbangan pertumbuhan

jalan dan kendaraan di beberapa kota besar, sepeti semarang misalnya dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan dan kemacetan lalulintas. Menurut cox

dalam buku yang ditulis DR. Bambang Istianto HP.M.Si. Menyatakan bahwa

selama ini para pejabat perhubungan memuji secara teori, transportasi umum telah

terbukti kehandalannya dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, pencemaran udara

dan pemakaian energi. Tetapi pada akhirnya pembuktian tersebut gagal di

lapangan. Kegagalan tersebut diakibatkan dua faktor yaitu terlalu menggebor-


gemborkan kemampuan transportasi umum dan penggunaan biaya. Transportasi

umum dikatakan berhasil, apabila dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat

dan terbukti secara teori harus lebih realistik serta pemakaian sumber daya harus

lebih efektif. Kemacetan yang ditimbulkan dapat menimbulkan berbagai dampak,

yaitu :

1. kerugian waktu dan bahan bakar kendaraan bermotor. Kemacetan lalu

lintas dapat menimbulkan kerugian, bagi pengguna kendraan bermotor,

baik dari segi waktu maupun dari segi kerugian pemborosan bahan bakar.

Dalam keadaan kemacetan lalu lintas waktu tempuh dalam suatu

perjalanan akan lebih lama, padahal waktu tersebut dapat digunakan unruk

kegiatan kegiatan yang produktif. Disamping itu dalam keadaan

kemacetan lalu lintas, kendaraan akan lebih banyak menggunakan bahan

bakar. Hal ini akan menyebabkan biaya operasional kendaraan menjadi

lebih banyak.

2. Polusi udara disebabkan kendaraan bermotor. Adapun komponen utama

polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yaitu Karbon

Monoksida(CO),karbon dioksida (CO2) Hidro karbon (HC), Nitrogen

oksida, timah (Pb) dll.

Olehkarena itu agar dampak buruk tersebut tidak semakin buruk, maka diperlukan

berbagai usaha dari semua pihat terutama kebijakan pemerintah untuk mengurangi

efek polusi kendaraan bermotor.

Menurut cox, pemerintah perlu memperhitungkan alternatif kebijakan

transportrasi umum sebagi berikut : “dalam mengatasi tantangan lingkungan pada


transportasi umum, strategi yang harus dipilh harus mehasil hasil yang terbaik.

Dari strategi yang mahalsampai yang termurah, termasuk pembangunan sistem

kereta api, pembangunan busway yang mengambil jalur kendaraan lainnya,

prioritas angkutan umum pada jalan-jalan di perkotaan, menambah frekuensi yang

teratur pada daerah yang kurang penumpang dan jadwal yang teratur pada daerah

yang kurang penumpangnya, pengabungan pelayanan mini bus, dan permintaan

dunia bisnis.

Adapun penjabaran sistem transportasi perkotaan adalah sebagi berikut :

1. Visi Transportasi Perkotaan (Sistrankot) , visi sistrankot adalah “

terselenggaranya transportasi perkotaan yng efisien dan berkualitas dalam

menunjang pergerakan orang atau barang dengan keseimbangan antara

angkutan umum dan pribadi dalam rangka perwujudan pertumbuhan

ekonomi, lingkungan dan sosial.

2. Maksud dirumuskannya sistrankot adalah : 1) sebagai bahan dalam

menentukan arah kebijaksanakan pembangunan dan pengembangan sistem

transportasi perkotaan ; 2) sebagi pedoman dalam perencanaan tahapan

sistem transportasi perkotaan

3. Tujuan Sistrankot yaitu : 1) memberikan pedoman dan arahan bagi

wilayah perkotaan dalam pelaksanan pembangunan dan pengembangan

sistem transportasinya; 2) sebagai bahan dan pedoman dalam

mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem

transportasi di wilayah perkotaan.

4. Menurut Sistrankot, salah satu indikator yang memadai bagi kota moderen
adalah tersedianya sara transportrasi yang memadai bagi transportasi

warga kota. Fungsi, peran serta masalah yang ditimbulkan oleh sarana

transportrasi ini semakin ruwet seiring dengn kemajuan teknologi dan

pertumbuhan penduduk.

Namun di lain pihak permasalahan yang sering mengemuka pada lalu lintas

perkotaan, sangat bergantung kepada kebijakan yang diambil oleh pemerintah

tentang sistem transportasi umumnya. Kebijakan pemerintah dalam transportrasi

umum , paing sedikit menyangkut 8aspek kegiatan yaitu 1) kebijakan tarif, 2) rute

dan koneksitas antar rute; 3) jumlah rute dan permasalahan perijinan trayek; 4)

Spesifikasi, pengawasan dan pelaksanaan standar pelayanan; 5) Koordinasi 6)

pengumpulan dan manajemen data; 7) manajemen konflik; 8) Rekomendasi

pengembangan kebijakan transportasi umum.

Kebijakna pemerintah dalam meningkatkan pelayanan transportrasi umum

mempunyai 3 indikator. Menurut Report, indikator tersebut ialah :

1. Punctually and reability (ketepatan waktu dan kehandalan )

2. Access (akses)

3. Safety and comfort. (keamanan dan kenyaman)

selanjutnya Misao sugaswara dalam buku yang ditulis DR. Bambang Istianto

HP.M.Si. Mengemukakan 5 strategi umumuntuk mengatasi berbagai kendala

transportasi, yaitu :

1. evaluation of the function of public transportation facilities such as

railways and buses ( evaluasi fungsi transportasi umum seperti kereta api

dan bis)
2. easier change-over between railways and buses (kemudahan untuk

mengganti roda moda transportasi antara kereta dan bis)

3. control on pessenger cars (pembatasan penunmpang kendaraan pribadi)

4. new fare systems to encourge use of public transportation ( sistem tiket

harga tiket yang mendukung digunakannya transportasi umum)

5. provision of information about using public transportation (kebijakan

tentang informasi tentang penggunaan transportasi umum (kampanye

pemakaian kendaraan umum)

berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan

dan pertumbuhan kota -kota besar seprti halnya kota semarang, perlu kiranya

penataan transportasi umum yang ramah lingkungan dan efisien, dapat mencegah

kemacetan, dan sebagai sarana pelayanan publik yang baik. Selain itu kota

semarang yang merupakan basis dari kota pendidikan dan perdagangan yang pesat

, sekaligus jalur lintas perdagangan perlu kiranya penataan transportasi merupakan

prioritas utama pemerintah. Oleh karena itu berbagi upaya dilakukan dengan

berbagi macam setrategi . Seperti misalnya strategi manajemen capasity,

manajemen priority dan manajemen permintaan (traffic demand management).

LANJUTAN TDM

TDM menambah pilihan perjalanan , dan mendorong orang yang bepergian untuk

memilih moda yang memilih moda yang paling efisien untuk setiap perjalanan

mereka. TDM tidak menghilangkan perjalanan dengan mobil karena mobil adalah

moda terbaik untuk jenis perjalanan tertentu, tapi ia secara signifikan cenderung
akan terjadi terutama di kawasan perkotaan. TDM kadang-kadang dikritik karena

menerapkan pembatasan yang tidak adil terhadap perjalanan dengan lalu lintas

mobil akan mengatur diri sendiri dengan cara yang tidak efisien melalui

kemacetan, penumpukan kendaraan, masalah parkir dan resiko kecelakaan.

TDM yang terencana dengan baik mengatur ruang dan tempat parkir secara

efisien , memperbaiki pilihan perjalanan, yang pada akhirnya membuat semua

orang gembira termasuk orang yang beralih dari mobil pribadi ke moda alternatif

dan mereka yang tetap mengemudi. Ada potensi yang benar untuk menerapkan

manajemen mobilitas untuk membantu menangani masalah transportasi di negara

sedang berkembang, dalam banyak kasus, TDM yang efektif selama tahap awal

pembangunan bisa menghindari masalah yang akan muncul jika masyarakat

menjadi sangat tergantung kepada mobil. Ini bisa membantu mendukung sasaran

ekonomi, sosial dan lingkungan negara-negara sedang berkembang.

Strategi TDM

TDM dapat menjadi salah satu alternatif pengaturan lau lintas, strategi

manajemen lalu lintas ini perlu dilakukan perencanaan secara komerherensif,

perencanaan yang baik dan lengkap akan memberikan hasil yang baik. Adapun

strategi yang diterapkan dalam TDM sebagi berikut :

a. manajemen Tata Guna Lahan

smart growth adalah istilah umum penggunaan lahan yang menciptakan pola-pola

penggunaan lahan lebih mudah dicapai yang mengurangi jumlah perjalanan yang

diperlukan untuk mendapatkan alternative dari perluasan kota yang tidak


terkendali. Manajemen tata guna lahan dapat dilakukan sebagai berikut :

1). perencanan strategis, mencipyakan sebuah visi komunitas yang harus

didukung oleh keputusan transportasi dan penggunaan lahan individual.

2). Mendukung pembangunan yang berorientasi pada angkutan umum.

3). Mengatur demi efisiensi. Mendorong parkir bersama, dan strategi

manajemen parkirnya.

b. perencanaan Angkutan tidak bermotor

transportasi tidak bermotor (juga dikenal dengn transportasi aktif dan transportasi

yang digerakkan manusia) termasuk jalan kaki naik sepeda, kereta dorong dan

kereta hewan. Perjalanan dengan kendaraan tidak bermotor penting bagi sistem

transportasi yang beragam. Moda kendaraan bermotor penting dan sebagian besar

perjalanan angkutan umum termasuk link jalan kaki perbaikan transportasi

kendaraan tidak bermotor sering menjadi masalah salah satu cara yang paling

efektif untuk mendorong pemakaian kendaraan umum.

c. manajemen Road Princing

Road princing berati bahwa pemakai kendaraan bermotor membayar langsung

untuk penggunaan jalan atau mengemudi dikawasan tertentu. Strategi ini

mempunyai tujuan yakni menciptakan pendapatan dan manajemen kemacetan.

Road princing harus diimplementasikan bersamaan dengan perbaikan opsi

transportasi sehingga konsumen memiliki alternatif yang layak. Karena

Vous aimerez peut-être aussi